OLEH :
NAMA : OKTA RINA
NPM : 172426051 SPP
TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita semua, terutama rahmat kesehatan dan kekuatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ METABOLISME
KARBOHIDRAT DALAM SISTEM PENCERNAAN “ tepat pada waktu yang di
tentukan.
Makalah yang kami susun ini membahas tentang defenisi karbohidrat,
metabolism karbohidrat ,serta dalam kehudupan sehari-hari. Makalah ini kami susun
atas rekomendasi tugas dari dosen dengan mata kuliah BIOKIMIA, tetapi kami juga
akan menjadikannya referensi untuk di pelajari kemudian hari.
Sebagai penyusun, kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan , karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan . Oleh karena itu, kami mohon partisipasi bagi pembaca untuk memberikan
kritik serta saran kepada kami demi penyempurnaan pada penyusunan makalah
berikutnya.
PENYUSUN
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber
energi yang utama bagi organisme hidup. Dalaakanan kita, karbohidrat terdapat
sebagai polisakarida yang dibuat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis.
Tumbuhan merupakan gudang yang menyimpan karbohidrat dalam bentk
amilum dan selulosa. Amilum digunakan oleh hewan dan manusia apabila ada
kebutuhan untuk memproduksi energi. Di samping dalam tumbuhan, dalam
tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat yang merupakan sumber
energi, yaitu glikogen.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses
hidrolisis, baik dalam mulut, lambung maupun usus. Hasil akhir proses
pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa serta
monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini kemudian diabsorbsi melalui
dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia.
Proses inilah yang mempunyai peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi
kimia yang terjadi dalam sel ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan
dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh apabila banyak glukosa yang
teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dal;am hati akan
mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Sebaliknya apabila suatu
reaksi tertentu menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada reaksi lain yang
dapat menghambat produksi tersebut. Dalam hubungan antar reaksi ini enzi-
enzim mempunyai peranan sebagai pengatur dan pengendali. Proses kimia yang
terjadi dalam sel ini disebut metabolisme. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dijelaskan satu persatu tentang proses metabolisme karbohidrat, sehingga
pembaca akan lebih mengerti.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan metabolisme, karbohidrat, dan metabolisme
karbohidrat?
b. Berapa macam proses metabolisme karbohidrat pada tubuh manusia
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat yaitu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Terdiri atas unsur C, H, O dengan
perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat banyak terdapat
pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik.
Sedangkan pada tumbuhan, untuk sintesis CO2 dan H2O akan menghasilkan
amilum / selulosa melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat
menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. Karbohidrat
merupakan sumber energi dan cadangan energi yang diproses melalui proses
metabolisme.
Banyak sekali makanan yang kita makan sehari-hari adalah sumber
karbohidrat seperti nasi, singkong, umbi-umbian, gandum, sagu, jagung,
kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya.
6
Rumus umum karbohidrat yaitu (CH2O)n, sedangkan yang paling banyak
kita kenal yaitu glukosa dengan rumus C6H12O6, sukrosa dengan rumus
C12H22O11, selulosa dengan rumus (C6H10O5)n.
C. Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme mengakar pada kata “metabole” dari bahasa Yunani yang berarti
berubah. Dalam dunia ilmu pengetahuan, secara sederhana metabolisme diartikan
sebagai proses kimiawi yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup yang
bertujuan untuk menghasilkan energi. Proses metabolisme karbohidrat secara
garis besar terdiri dari dua cakupan yakni reaksi pemecahan atau katabolisme dan
reaksi pembentukan atau anabolisme. Pada proses pembentukan, salah satu unsur
yang harus terpenuhi adalah energi. Energi ini dihasilkan dari proses katabolisme.
Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk
struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis
protein.
2. Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas,
biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi,
seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif
3. Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan
metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik
dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.
Metabolisme karbohidrat pada manusia terutama :
Glikolisis, yaitu oksidasi glukosa atau glikogen menjadi piruvat dan
asam laktat melalui Embden-Meyerhof Pathway (EMP)
Glikogenesis, yaitu sintesis glikogen dari glukosa.
7
Glikogenolisis, yaitu pemecahan glikogen, pada hepar hasil akhir
adalah glukosa, sedangkan di otot diubah menjadi piruvat dan asam
laktat
Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat atau siklus asam sitrat
adalah suatu jalan bersama dari oksidasi karbohidrat, lemak dan
protein melalui asetil-Ko-A dan akan dioksidasikan secara sempurna
menjadi CO2 & H2O
Heksosa Monofosfat Shunt atau siklus pentosa fosfat adalah suatu
jalan lain dari oksidasi glukosa selain EMP dan siklus Krebs.
Glukoneogenesis, yaitu pembentukan glukosa atau glikogen dari zat-
zat bukan karbohidrat
Oksidasi asam piruvat menjadi asetil Ko-A, yaitu lanjutan dari
glikolisis serta menjadi penghubung antara glikolisis dan siklus Krebs.
8
Monosakarida : terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis
oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
Monosakarida yang paling sederhana ialah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton. Sedangkan monosakarida yang penting bagi tubuh adalah
glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis
ataupun berbeda. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air
sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida. Contoh dari disakarida
adalah maltosa (glukosa+glukosa), laktosa (glukosa+galaktosa), dan sukrosa
(glukosa+fruktosa).
Oligosakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan 3 – 10 monosakarida.
Misalnya trisakarida dan tetrasakarida.
Polisakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan lebih dari 10 molekul-
molekul monosakarida, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang mempunyai
struktur rantai lurus maupun bercabang. Misanya amilum, glikogen, dekstrin,
dan selulosa.
9
Glikolisis merupakan proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu
glukosa yang mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana,
yaitu asam piruvat yang mempunyai 3 atom C.
Reaksi ini berlangsung di dalam sitosol (sitoplasma).
Reaksi glikolisis mempunyai sembilan tahapan reaksi yang dikatalisis oleh
enzim tertentu,
Dari sembilan tahapan reaksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua fase,
yaitu fase investasi energi, yaitu dari tahap 1 sampai tahap 4, dan fase
pembelanjaan energi, yaitu dari tahap 5 sampai tahap 9.
Pertama-tama, glukosa mendapat tambahan satu gugus fosfat dari satu
molekul ATP, yang kemudian berubah menjadi ADP, membentuk glukosa 6-
fosfat.
Setelah itu, glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim menjadi isomernya, yaitu
fruktosa 6-fosfat. Satu molekul ATP yang lain memberikan satu gugus
fosfatnya kepada fruktosa 6-fosfat, yang membuat ATP tersebut menjadi ADP
dan fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6-difosfat. Kemudian, fruktosa 1,6-
difosfat dipecah menjadi dua senyawa yang saling isomer satu sama lain,
yaitu dihidroksi aseton fosfat dan PGAL (fosfogliseraldehid atau gliseraldehid
3-fosfat).
Tahapan-tahapan reaksi diatas itulah yang disebut dengan fase investasi
energi.
Selanjutnya, dihidroksi aseton fosfat dan PGAL masing-masing mengalami
oksidasi dan mereduksi NAD+, sehingga terbentuk NADH, dan mengalami
penambahan molekul fosfat anorganik (Pi) sehingga terbentuk 1,3-
difosfogliserat.
Kemudian masing-masing 1,3-difosfogliserat melepaskan satu gugus
fosfatnya dan berubah menjadi 3-fosfogliserat, dimana gugus fosfat yang
dilepas oleh masing-masing 1,3-difosfogliserat dipindahkan ke dua molekul
ADP dan membentuk dua molekul ATP.
10
Setelah itu, 3-fosfogliserat mengalami isomerisasi menjadi 2-fosfogliserat.
Setelah menjadi 2-fosfogliserat, sebuah molekul air dari masing-masing 2-
fosfogliserat dipisahkan, menghasilkan fosfoenolpiruvat.
Terakhir, masing-masing fosfoenolpiruvat melepaskan gugus fosfat
terakhirnya, yang kemudian diterima oleh dua molekul ADP untuk
membentuk ATP, dan berubah menjadi asam piruvat.
Setiap pemecahan 1 molekul glukosa pada reaksi glikolisis akan
menghasilkan produk kotor berupa 2 molekul asam piruvat, 2 molekul
NADH, 4 molekul ATP, dan 2 molekul air.
Akan tetapi, pada awal reaksi ini telah digunakan 2 molekul ATP, sehingga
hasil bersih reaksi ini adalah 2 molekul asam piruvat (C3H4O3), 2 molekul
NADH, 2 molekul ATP, dan 2 molekul air.
Walaupun empat molekul ATP dibentuk pada tahap glikolisis, namun hasil
reaksi keseluruhan adalah dua molekul ATP. Ada dua molekul ATP yang harus
diberikan pada fase awal glikolisis. Tahap glikolisis tidak memerlukan oksigen.
B. Dekarboksilasi Oksidatif
Setiap asam piruvat yang dihasilkan kemudian akan diubah menjadi
Asetil-KoA (koenzim-A). Asam piruvat ini akan mengalami dekarboksilasi
sehingga gugus karboksil akan hilang sebagai CO2 dan akan berdifusi keluar sel.
Dua gugus karbon yang tersisa kemudian akan mengalami oksidasi sehingga
gugus hidrogen dikeluarkan dan ditangkap oleh akseptor elektron NAD+.
Gugus yang terbentuk, kemudian ditambahkan koenzim-A sehingga menjadi
asetil-KoA. Hasil akhir dari proses dekarboksilasi oksidatif ini akan menghasilkan
2 asetil-KoA dan 2 molekul NADH. Pembentukan asetil-KoA memerlukan
kehadiran vitamin B1. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui betapa
pentingnya vitamin B dalam tubuh hewan maupun tumbuhan.
11
C. Siklus Krebs
Proses selanjutnya adalah daur asetil-KoA menjadi beberapa bentuk sehingga
dihasilkan banyak akseptor elektron. Selain disebut sebagai daur asam sitrat,
proses ini disebut juga daur Krebs. Hans A. Krebs adalah orang yang pertama kali
mengamati dan menjelaskan fenomena ini pada tahun 1930. Setiap tahapan dalam
daur asam sitrat dikatalis oleh enzim yang khusus. Berikut adalah tahapan yang
terjadi dalam daur asam sitrat.
Asetil-KoA akan menyumbangkan gugus asetil pada oksaloasetat sehingga
terbentuk asam sitrat. Koenzim A akan dikeluarkan dan digantikan dengan
penambahan molekul air.
Perubahan formasi asam sitrat menjadi asam isositrat akan disertai pelepasan
air.
Asam isositrat akan melepaskan satu gugus atom C dengan bantuan
enzim asam isositrat dehidrogenase, membentuk asam α-
ketoglutarat. NAD+ akan mendapatkan donor elektron dari hidrogen untuk
membentuk NADH. Asam α-ketoglutarat selanjutnya diubah menjadi suksinil
KoA.
Asam suksinat tiokinase membantu pelepasan gugus KoA dan
ADP mendapatkan donor fosfat menjadi ATP. Akhirnya, suksinil-
KoA berubah menjadi asam suksinat.
Asam suksinat dengan bantuan suksinat dehidrogenase akan berubah menjadi
asam fumarat disertai pelepasan satu gugus elektron. Pada tahap ini, elektron
akan ditangkap oleh akseptor FAD menjadi FADH2.
Asam Fumarat akan diubah menjadi asam malat dengan bantuan
enzim fumarase.
Asam malat akan membentuk asam oksaloasetat dengan bantuan enzim asam
malat dehidrogenase. NAD+ akan menerima sumbangan elektron dari tahap
ini dan membentuk NADH.
Dengan terbentuknya asam oksaloasetat, siklus akan dapat dimulai
lagi dengan sumbangan dua gugus karbon dari asetil KoA.
12
D. Transfer Elektron
Selama tiga proses sebelumnya, dihasilkan beberapa reseptor elektron yang
bermuatan akibat penambahan ion hidrogen. Reseptor-reseptor ini kemudian akan
masuk ke transfer elektron untuk membentuk suatu molekul berenergi tinggi,
yakni ATP. Reaksi ini berlangsung di dalam membran mitokondria. Reaksi
ini berfungsi membentuk energi selama oksidasi yang dibantu oleh
enzim pereduksi. Transfer elektron merupakan proses kompleks yang
melibatkan NADH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide), FAD (Flavin Adenine
Dinucleotide), dan molekul-molekul lainnya. Dalam pembentukan ATP ini, ada
akseptor elektron yang akan memfasilitasi pertukaran elektron dari satu sistem
ke sistem lainnya.
Enzim dehidrogenase mengambil hidrogen dari zat yang akan diubah oleh
enzim (substrat). Hidrogen mengalami ionisasi sebagai berikut : 2H → 2H+ +
2e (Elektron).
NADH dioksidasi menjadi NAD+ dengan memindahkan ion hidrogen kepada
flavoprotein (FP), flavin mononukleotida (FMN), atau FAD yang bertindak
sebagai pembawa ion hidrogen. Dari flavoprotein atau FAD, setiap proton
atau hidrogen dikeluarkan ke matriks sitoplasma untuk membentuk
molekul H2O.
Elektron akan berpindah dari ubiquinon ke protein yang mengandung besi dan
sulfur (FeSa dan FeSb) → sitokrom b → koenzim quinon → sitokrom b2
sitokrom o → sitokrom c → sitokrom a → sitokrom a3, dan terakhir diterima
oleh molekul oksigen sehingga terbentuk H2O. .
13
No Proses Akseptor ATP
2. Siklus Krebs
E. Glikogenesis
Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa
menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati.
Lintasan diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon
terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan
karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir siklus Cori. Penyimpangan
atau kelainan metabolisme pada lintasan ini disebut glikogenosis.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
14
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam
reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 1-fosfat↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat↔Enz-P + Glukosa 6-
fosfat
Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk
membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh
enzim UDPGlc pirofosforilase.
UDPGlc + PPi↔UTP + Glukosa 1-fosfat
Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik
akan menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga
membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim glikogen
sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut glikogen
primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya
dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
F. Glikogenolisis
Glikogenolisis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh,
selain glukoneogenosis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam
plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada glikogenolisis,
glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen fosforilase,
glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang berperan pada
lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
15
Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-
fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini
enzim lain, glukosa 6 fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk
glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.
Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk respirasi
sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam / tersimpan dalam bentuk
ATP.
G. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh,
selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam
plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan
glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi dengan substrat yang merupakan produk
dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam laktat, asam
oksaloasetat, terkecuali:
Fosfopiruvat + Piruvat kinase + ADP → Piruvat + ATP
Fruktosa-6P + Fosfofrukto kinase + ATP → Fruktosa-1,6-BPt + ADP
Glukosa + Heksokinase + ATP → Glukosa-6P + ADP
Enzim glikolitik yang terdiri dari glukokinase, fosfofruktokinase, dan
piruvat kinase mengkatalisis reaksi yang ireversibel sehingga tidak dapat
digunakan untuk sintesis glukosa. Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak
reversibel tersebut, maka proses glukoneogenesis berlangsung melalui tahap
reaksi lain. Reaksi tahap pertama glukoneogenesis merupakan suatu reaksi
kompleks yang melibatkan beberapa enzim dan organel sel (mitokondrion), yang
diperlukan untuk mengubah piruvat menjadi malat sebelum terbentuk
fosfoenolpiruvat.
16
H. Proses Glukoneogenesis
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke
hati. Disini asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian
reaksi dalam suatu proses yang disebut glukoneogenesis (pembentukan gula
baru).
Dengan adanya tiga tahap reaksi yang tidak reversible tersebut, maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap reaksi lain, yaitu :
17
Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glikosa-6-fosfat dengan
katalisglukosa-6-fosfatase.glukosa-6-fosfat + H2O ↔ glukosa + fosfat.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber
energi yang utama bagi organisme hidup.karbohidrat terdapat sebagai
polisakarida yang dibuat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis.
Tumbuhan merupakan gudang yang menyimpan karbohidrat dalam bentk
amilum dan selulosa. Amilum digunakan oleh hewan dan manusia apabila
ada kebutuhan untuk memproduksi energy
3.2 Saran
Mempelajari tentang BIOKIMIA sangat penting bagi kehidupan sehari hari
di dalam ilmu KESEHATAN untuk itu belajarlah dengan rajin.
19