Anda di halaman 1dari 7

Lembar Tugas Mandiri

Farmakokinetika Teori
Question Based Learning – 1 dan 2
oleh Afiza Aryani, 1406544854
Farmakokinetika - A

1. Jelaskan perjalanan obat di dalam tubuh untuk pemberian obat tablet!


Jawab:
Perjalanan obat di dalam tubuh ditandai dengan proses ADME (Absorpsi, Distribusi,
Metabolisme, dan Ekskresi). Ketika obat (tablet) diberikan ke tubuh kita dengan rute oral, maka
obat itu akan melewati saluran pencernaan atas seperti mulut, kerongkongan, dan hingga akhirnya
menuju ke lambung lalu ke usus. Pada lambung dan usus inilah, peristiwa absorpsi terjadi.
Absorpsi dapat terjadi di lambung atau usus, tergantung dari pH dan polaritas dari senyawa obat
tersebut. Apabila suatu obat bersifat asam, maka dalam suasana asam di lambung (pH 1-3), obat
akan lebih terabsorpsi karena obat tersebut masih dalam bentuk molekul di dalam lambung.
Namun, apabila suatu obat bersifat basa, maka dalam suasana asam di lambung, obat tidak akan
terabsorpsi (karena obat sudah berbentuk ion), melainkan akan terabsorpsi di usus karena obat
tersebut masih dalam bentuk molekul pada suasana basa (pada pH usus: 7-8).

Absorpsi obat pada organ pencernaan usus atau lambung dilakukan dengan prinsip difusi pasif
dan transport aktif. Difusi pasif adalah pergerakan molekul dari tempat berkonsentrasi tinggi
menuju tempat berkonsentrasi rendah dengan perantara membran sel tanpa disertai energi.
Setelah sediaan obat masuk ke dalam tubuh kita dan melewati saluran pencernaan, absorpsi pun
terjadi untuk mengambil fraksi obat tersebut ke dalam jaringan atau sirkulasi sistemik.

Selanjutnya, fraksi obat yang sudah berada di jaringan atau sirkulasi sistemik tersebut dialirkan
menuju tempat target kerja obat yang disebut dengan distribusi. Setelah sudah menuju target,
fraksi obat tersebut akan diubah menjadi metabolit dengan proses metabolisme. Metabolisme
terbagi menjad dua tahap. Metabolisme tahap pertama hanya terjadi proses metilasi, sedangkan
pada metabolisme tahap kedua dilanjutkan dengan konjugasi menggunakan sulfat, glukuronat,
dan glutation agar senyawa obat menjadi lebih polar. Setelah proses metabolisme obat terjadi,
akan terdapat sisa fraksi obat yang tidak terpakai dan akhirnya akan dikeluarkan melalui organ-
organ ekskresi. Sisa fraksi obat akan dikeluarkan dalam bentuk urin, keringat, feses, dan lain-lain.
Proses ini dinamakan ekskresi.

2. Jelaskan konstanta eliminasi dan waktu paruh pada reaksi order satu dan reaksi order nol!
Jawab:
 Konstanta eliminasi dan waktu paruh pada reaksi order satu dipengaruhi oleh jumlah atau
konsentrasi obat yang ada. Waktu yang diperlukan untuk obat tereliminasi setengahnya
(waktu paruh) adalah konstan. Konstanta eliminasi reaksi order satu ini menyatakan
jumlah dari masing-masing proses metabolism dan proses ekskresi.
k = k m + ke
k: konstanta eliminasi reaksi order satu
km = konstanta laju proses metabolisme order satu
ke = konstanta laju proses ekskresi order satu

 Konstanta eliminasi dan waktu paruh pada reaksi order nol mengikuti kaidah kinematika
non linear. Sehingga, hal ini mengakibatkan pada setiap konsentrasi konstanta eliminasi
tidak akan konstan. Waktu paruhnya pun juga tidak konstan seperti reaksi order satu.
Waktu paruhnya berbeda-beda dipengaruhi oleh dosis. Sehingga, jika dosis meningkat,
maka akan terjadi penjenuhan sistem enzim yang berpengaruh pada sistem enzim.

3. Jelaskan model farmakokinetika yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika obat
dalam tubuh!
Jawab:
Secara umum, ada dua model farmakokinetika yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinetika obat dalam tubuh yaitu model kompartemen dan model farmakokinetika fisiologis.
Kedua model yang telah disebutkan akan dijelaskan sebagai berikut:
 Model Kompartemen
Model kompartemen adalah sebuah model farmakokinetika yang menggambarkan proses
absorpsi, distribusi, dan eliminasi. Proses metabolisme tidak digambarkan pada model
kompartemen ini. Model ini dapat memberikan gambaran mengenai proses fisiologis yang
terjadi setelah obat masuk ke dalam tubuh dikarenakan kesetimbangan massa obat di dalam
tubuh dan jumlah obat yang dieliminasi dan diekskresikan di dalam tubuh diperhitungkan
secara akurat. Model farmakokinetika seperti ini dapat menentukan nasib obat secara
kuantitatif dengan melihat data konsentrasi obat di dalam plasma dan data obat yang
dikeluarkan melalui urin.
 Model Fisiologis
Model fisiologis adalah sebuah model farmakokinetika yang menggambarkan proses
distribusi dan eliminasi (ekskresi) obat di dalam tubuh. Penggambaran proses ini distribusi
dan eliminasi ini dilihat berdasarkan aliran darah dan organ yang dapat dilalui oleh suatu obat
di dalam tubuh. Pada model farmakokinetika fisiologis ini, tidak seperti model kompartemen
untuk melihat data-data kuantitatif mengenai jumlah obat di dalam plasma dan urin, kita
dapat melihat konsentrasi obat yang sesungguhnya tanpa harus melihat data-data tersebut.

4. Jika obat terdistribusi dalam satu kompartemen apakah artinya tidak ada obat yang berada dalam
jaringan?
Jawab:
Di dalam model kompartemen satu, jika suatu obat diinjeksikan ke dalam satu kompartemen,
maka obat tersebut akan terdistribusi ke dalam kompartemen tersebut secara homogen.
Begitupula dengan proses eliminasi yang terjadi, berlangsung segera setelah obat dimasukkan ke
dalam tubuh. Selain itu, di dalam model kompartemen satu, berlaku pula ketentuan mengenai
volume distribusi dan volume vaskular fisiologis. Apabila volume distribusi lebih besar daripada
volume vaskuler fisiologis, maka obat akan berada di dalam jaringan. Sebaliknya, apabila volume
vaskuler fisiologis lebih kecil daripada volume distribusi, maka obat akan berada di dalam
jaringan ekstraseluler kecuali jaringan hati, ginjal, paru-paru, dan jantung.

5. Sebutkan parameter farmakokinetik yang Anda ketahui, jelaskan masing-masing definisi dan cara
menghitungnya!
Jawab:

Sumber: Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, 5th Edition

 Laju (dD/dt), adalah kecepatan reaksi suatu obat


 Konstanta laju reaksi order nol (k0), adalah konstanta penguraian obat pada reaksi order nol.
 Konstanta laju reaksi order nol (k), adalah konstanta penguraian obat pada reaksi order satu.
 Dosis obat (D0), adalah dosis suatu obat
 Konsentrasi obat dalam plasma (Cp), adalah banyaknya obat yang terlarut dalam plasma
 AUC (Area Under Curve), adalah area yang terbentuk di bawah kurva. Dihitung dengan
rumus, AUC = konsentrasi x waktu.

 Clearance atau klirens, adalah ukuran dari obat yang tereliminasi dari tubuh tanpa
mengidentifikasi mekanisme atau proses. Dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:

 Waktu paruh (t1/2), adalah waktu yang dibutuhkan obat untuk berkurang pada setengah
bagiannya. Dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
Waktu paruh pada reaksi order satu

Waktu paruh pada reaksi order nol

Anda mungkin juga menyukai