Anda di halaman 1dari 6

Teknologi Sediaan Padat

Rangkuman VI (Rabu, 18 Mei 2016)


Afiza Aryani (1406544854)
Kelas : Rabu Siang (Teksol-A)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Dosen : Dr. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Apt

Sesi 1
Menurunkan Disolusi Obat
Obat lepas cepat harus memiliki disolusinya yang segera. Sehingga apabila teknik disolusinya
tidak segera, harus dipercepat laju disolusinya. Sebaliknya, untuk obat lepas lambat, ia harus
memiliki disolusinya yang lambat. Sehingga, zat aktif harus diturunkan laju disolusinya.

Mengingat persamaan kecepatan disolusi Noyes-Whitney:

Untuk menurunkan laju disolusi, dilakukan dengan cara memperbesar ukuran partikel dan
menurunkan luas permukaan dari obat. Atau dapat juga diberikan suatu bahan untuk
memperlambat proses disolusi. Menjadikan obat dalam bentuk slowly dissolving matrix.
Menyalut obat dengan dissolving film menjadi sediaan obat salut terdisolusi.

Repeat Action Drug Delivery Systems


Ada sediaan obat yang mirip dengan obat sustained release bernama repeat action drug.
Secara pemakaian, obatnya sama seperti obat sustained release. Contohnya adalah seseorang
mengonsumsi obat 1x sehari (ibarat: proporsi 75 x 1), tetapi profil obatnya sama mengonsumsi
obat dengan proporsi 25 x 3. Jadi, proporsi obat 25 x 3 itu dibuat menjadi 1 sediaan tablet.

Obat repeat action dibuat dengan cara granulasi dengan bahan hidrofobik kemudian disalut
kembali dengan penyalut yang larut pada pH yang berbeda yang menyediakan pelepasan yang
pulsatile atau disebut dengan repeat action melewati area yang berbeda pada saluran
gastrointestinal.

Sediaan obat sustained-release terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan proses difusinya, yaitu:
• Reservoir Systems
• Matrix Systems
• Bioerodible SR Systems
Teknologi Sediaan Padat
Rangkuman VI (Rabu, 18 Mei 2016)
Afiza Aryani (1406544854)
Kelas : Rabu Siang (Teksol-A)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Dosen : Dr. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Apt

Reservoir Systems

Bentuk dan prinsipnya seperti kapsul lunak, tetapi ketika dilarutkan di dalam air, obat dengan
reservoir system tidak akan larut. Zat aktifnya terdapat di tengah. Untuk dapat melakukan
pelepasan zat aktif, harus melewati proses difusi pada lapisan luar atau membran difusi. Setelah
itu, zat aktif dapat memberikan efek dengan pelepasan. Kesimpulannya adalah zat aktif terdapat di
tengah dari sediaan dan dikelilingi oleh polimer film yang inert. Coating tidak larut, tetapi hanya
sebagai membran difusinya. Lapisan luarnya diberi polimer. Polimer yang digunakan untuk
sistem reservoir adalah ethylcellulose dan kopolimer poly(ethylacrylate, methylmethacrylate,
trimethylammoniummethacrylate chloride), contohnya adalah eudragit RS and RL.

Keterangan:
Lapisan luar
Zat Aktif

Hukum Fick’s untuk Difusi

 Hukum Pertama Fick’s à Transport Massa

J = -D (dC/dx)

Mengasumsikan bahwa dC/dx tidak berubah dengan waktu, maka dC/dt = 0

 Hukum Kedua Fick’s à Perubahan Konsentrasi

dC/dt = D (d2C/dx2)

à d2C/dx2 = 0 à dC/dx konstan

Sink Condition

Konsentrasi obat di dalam saluran gastrointestinal dapat dibuat konstan karena konsentrasi obat
di dalam saluran gastrointestinal sangat rendah dibandingkan konsentrasi obat pada reservoir.
Selain itu, hal itu juga disebabkan karena obat yang dilepaskan diabsorbsi ke dalam tubuh,
sehingga konsentrasi obat di dalam saluran gastrointestinal harus diturunkan.

Berdasarkan properti dari obat yang berdifusi, terdapat dua kasus yang dapat dipertimbangkan,
yaitu:
Teknologi Sediaan Padat
Rangkuman VI (Rabu, 18 Mei 2016)
Afiza Aryani (1406544854)
Kelas : Rabu Siang (Teksol-A)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Dosen : Dr. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Apt

1. Zat aktif yang bersifat hidrofilik akan terdifusi secara lambat melalui polimer membran
dibandingkan dengan membran difusi stagnant layer, sehingga membran polimer yang
mengontrol laju pelepasan obat.

2. Zat aktif hidrofobik akan terdifusi secara lambat pada membran difusi aqueous stagnant
layer dibandingkan membran polimer, sehingga membran stagnant layer yang
mengontrol pelepasan obat.

Dijelaskan pula adanya grafik mengenai burst effect and lag time, seperti yang tertera pada
gambar berikut

Sesi 2
Matrix System
Pada sistem matriks, obat didispersikan ke dalam material polimer atau lipid yang bertindak
sebagai matriks pelepasan. Pelepasan dari sistem matriks ini dikendalikan oleh proses difusi.
Ada dua macam matriks pada sistem matriks ini, yaitu matriks homogen dan matriks pori.
Matriks homogen dimana obat berdisolusi dan berdistribusi di dalam matriks polimer.
Sedangkan matriks pori, berisikan polimer tambahan. Administrasi berdisolusi dengan cepat,
meninggalkan pori pada matriks pelepasan atau matriks dapat dengan sederhana berbentuk
granul setelah formulasi.

Persamaan Higuchi

Q = M/A = Ö ( D ( 2 C0–Cs ) Cs t )
Teknologi Sediaan Padat
Rangkuman VI (Rabu, 18 Mei 2016)
Afiza Aryani (1406544854)
Kelas : Rabu Siang (Teksol-A)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Dosen : Dr. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Apt

Q = Ö ( D 2 C0 Cs t )

 Q is the amount of drug released (M) per surface area (A) of the matrix system exposed
to the release medium

 D is the diffusivity of the drug

 C0 is the initial total drug concentration in the matrix system

 Cs is the solubility concentration of the drug in the matrix-forming polymer

Pada gambar di bawah ini menjelaskan mengenai profil pelepasan sustained-release dengan
sistem matriks

Pada gambar di bawah ini menjelaskan mengenai pelepasan obat sustained-release dengan
sistem matriks
Teknologi Sediaan Padat
Rangkuman VI (Rabu, 18 Mei 2016)
Afiza Aryani (1406544854)
Kelas : Rabu Siang (Teksol-A)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Dosen : Dr. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Apt

Polimer yang digunakan pada sistem matriks ini adalah

1. Matriks hidrofobik, contohnya adalah poly(ethylene), poly(propylene), ethylcellulose.

à biasanya digunakan dengan prinsip persamaan Higuchi (fickian diffusion)

2. Polimer hidrofilik, contohnya adalah MC, HPC, HPMC, Eudragit NE 40D, Eudragit RS,
dan RL.

à biasanya digunakan untuk case II transport, atau campuran fickian diffusion dan case
II transport.

Bioerodible Sustained-released System

Sistem bioerodible sustained-released ini adalah sistem matriks dimana obat tidak lepaskan
dengan difusi atau disolusi secara primer, melainkan dengan erosi atau degradasi polimer yang
kecepatannya dibatasi untuk pelepasan obat.

Mekanisme pelepasan ini berdasarkan pada erosi polimer yang kompleks dan sulit untuk
dijelaskan proses pelepasan ini dalam persamaan yang sederhana. Erosi polimer ini digambarkan
dengan kejadian hilangnya massa atau bobot polimer pada matriks. Namun, tidak semudah itu
mengatakan bahwa kejadian ini disebut dengan erosi polimer pada sistem bioerodible sustained-
Teknologi Sediaan Padat
Rangkuman VI (Rabu, 18 Mei 2016)
Afiza Aryani (1406544854)
Kelas : Rabu Siang (Teksol-A)
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Dosen : Dr. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Apt

released. Proses erosi ini dijelaskan dengan terbelah rantai polime, dibarengi dengan reduksi
berat molekul dari molekul polimer.

Polimer yang digunakan dalam sistem ini adalah PLA, PGA, dan PLGA.

Anda mungkin juga menyukai