Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) dapat
diselesaikan dengan tepat waktu sesuai dengan kubutuhan RS. Sebening Kasih.
Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) ini yang mulai
dipergunakan pada tahun 2018 meliputi sasaran keselamatan pasien, standar
pelayanan berfokus pasien, standar manajemen rumah sakit, program nasional
dan Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah berjuang
untuk menyelesaikan standar ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada para kontributor yang telah memberikan masukan sangat
berharga.
MENIMBANG :
1. Bahwa peningkatan mutu adalah program yang disusun secara
objektif dan sistematik untuk memantau dan menilai mutu
serta kewajaran asuhan terhadap pasien, menggunakan
peluang untuk meningkatkan asuhan pasien dan memecahkan
masalah-masalah yang terungkap;
2. Bahwa keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk:
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yg
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko;
3. Bahwa RSU Sebening Kasih perlu menjawab tantangan dan
tuntutan masyarakat terhadap peningkatan pelayanan secara
bertahap melalui upaya program peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit;
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a,b, dan c, perlu ketetapan Direktur tentang Pedoman
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RSU Sebening
Kasih Kabupaten Pati.
MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 436/SK/VI/1993
tentang Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan
Standar Pelayanan Medis
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
251/MENKES/SK/VII/2012 tentang Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
MEMPERHATIKAN :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:417/Menkes/Per/II/2011
tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1438/PER/Menkes/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan
Kedokteran.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
129/MENKES/PER/VII/2009 Tentang Standar Pelayanan
Minimal.
4. Panduan Standar Akreditasi Rumah Sakit 2011.
5. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit,
Depkes 1994.
6. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety), Depkes RI 2008.
7. Peraturan Direktur RSU Sebening Kasih Nomor: 445 / 46.1 /
2014 Tentang Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien RUMAH SAKIT UMUM SEBENING KASIH.
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
Ditetapkan di : Pati
Pada Tanggal : Januari 2018
Direktur RS Sebening Kasih,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas
dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu
yang baik dan biaya yang terjangkau.
Pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang, termasuk pelayanan di
rumah sakit. Pendekatan mutu yang ada saat ini berorientasi pada kepuasan
pelanggan atau pasien. Salah satu faktor kunci sukses pelayanan kesehatan
di rumah sakit adalah dengan mengembangkan mutu pelayanan klinis
sebagai inti pelayanan (Wijono, 2000).
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakatpun
mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum
yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pelayanan
kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu
pelayanan rumah sakit maka fungsi pelayanan RSU Sebening Kasih secara
bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta
memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan RSU Sebening Kasih dapat
memenuhi harapan maka perlu disusun Pedoman Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan RS Sebening Kasih. Buku pedoman tersebut merupakan konsep
dan program peningkatan mutu pelayanan RSU Sebening Kasih yang
disusun sebagai acuan bagi pengelola rumah sakit dalam melaksanakan
upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Dalam buku pedoman ini
diuraikan tentang prinsip upaya peningkatan mutu, langkah-langkah
pelaksanaannya dan dilengkapi dengan indikator mutu.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran.
4. Surat Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia
No.129/Menkes/SK/II/2008 teantang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Panduan
Nasional Keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Pedoman
Pelaporan Insiden keselamatan Pasien edisi 2 tahun 2008.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mengurangi risiko insiden
keselamatan pasien di RSU Sebening Kasih.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pemahaman kepada seluruh karyawan RSU
Sebening Kasih tentang peningkatan mutu dan keselamatan pengguna
jasa.
b. Untuk mengidentifikasi dan menganalisa masalah dalam
melaksanakan peningkatan mutu dan keselamatan pengguna jasa.
c. Untuk menentukan upaya-upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pengguna jasa.
d. Untuk melaksanakan upaya-upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pengguna jasa secara efektif dan efisien.
e. Untuk mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan peningkatan mutu
dan keselamatan pengguna jasa.
f. Untuk menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi dan
monitoring pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pengguna
jasa.
g. Untuk menyusun laporan pelaksanaan peningkatan mutu dan
keselamatan pengguna jasa.
BAB II
GAMBARAN UMUM RSU Sebening Kasih
B. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.07.06.III.1626.2007 tentang
Pemberian Ijin Penyelenggaraan RS dengan nama “RUMAH SAKIT
UMUM SEBENING KASIH” Pemerintah Kabupaten Pati, Provinsi Jawa
Tengah.
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 264/MENKES/SK/III/2008
tentang Penetapan Kelas RSU Sebening Kasih milik Pemerintah
Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.
f. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 503/15051/2005 tentang Ijin
sementara Penyelenggaraan Sarana Kesehatan di Kabupaten Pati.
g. Peraturan Bupati Pati Nomor 3 Tahun 2005 tentang Lembaga RUMAH
SAKIT UMUM SEBENING KASIH Persiapan Kabupaten Pati.
h. Peraturan Bupati Pati Nomor 8 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Sebening Kasih Kabupaten Pati.
i. Peraturan Bupati Pati Nomor 9 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005
tentang Operasionalisasi Rumah Sakit Umum Sebening Kasih Persiapan
Kabupaten Pati
j. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/sk/III 2008
tentang Penetapan Kelas D Rumah Sakit Umum Sebening Kasih
Kabupaten Pati.
k. Keputusan Bupati Pati Nomor 373 Tahun 2012 tetang Perpanjangan Izin
Operasional Rumah Sakit Umum Sebening Kasih Kabupaten Pati.
l. Keputusan Bupati Pati Nomor 504/404 Tahun 2012 tentang Penetapan
Rumah Sakit Umum Sebening Kasih menjadi Badan Layanan Umum
Daerah.
A. Visi
Menjadi Rumah Sakit Swasta yang Mengedepankan Pelayanan Prima
B. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat
2) Mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien
3) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan karyawan, sehingga mampu
melaksanankan pelayanan terbaik
4) Meningkatkan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan nilai lebih bagi
pelayanan kesehatan
C. Falsafah
Falsafah RSU Sebening Kasih adalah :
1. Bekerja dengan ikhlas, menjaga amanah dan semangat kebersamaan;
2. Ramah, kasih sayang, saling menghargai dan keterbukaan; dan
3. Kepuasan dan keselamatan pasien merupakan tujuan utama.
D. Nilai Pelayanan
1. Kerja sama tim
Pelayanan RSU Sebening Kasih merupakan kerja dari suatu sistem yang
multidisiplin, multiprofesi, dan multiteknologi dengan sumber daya
manusia yang banyak sehingga harus dibina kerja tim yang utuh dan
kompak, dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
dan sinergisme.
2. Integritas yang tinggi
Dalam pelayanan pelayanan RSU Sebening Kasih , setiap karyawan dan
pimpinan harus memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan serta harus memiliki ketulusan hati,
kejujuran, kepribadian yang teguh, moral mulia, dan menjunjung tinggi
etika.
3. Manusiawi
Dalam memberikan pelayanan, semua karyawan bertekad untuk selalu
menghormati pengguna jasa tanpa membedakan karena pertimbangan
apapun, serta dengan ikhlas dan penuh keramahan dalam memahami
dan membantu menyelesaikan masalahnya, sesuai dengan visi dan misi
RSU Sebening Kasih .
4. Profesional
Dalam mengemban visi dan misi RSU Sebening Kasih, pelayanan yang
diselenggarakan selalu mengutamakan mutu berdasarkan standar telah
ditetapkan sesuai dengan ilmu dan teknologi mutakhir, yang
dilaksanakan dengan penunh tanggung jawab.
F. Motto
“Merawat penuh kasih demi kesembuhan”
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
2. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya RSU Sebening Kasih
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang pelayanan kesehatan;
c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi, dan
pelaporan di bidang pelayanan kesehatan;
d. Pelayanan medis;
e. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
f. Pelayanan keperawatan;
g. Pelayanan rujukan;
h. Pelayanan pendidikan dan pelatihan;
i. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat;
j. Pengelolaan keuangan dan akuntansi;
k. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat,
organisasi dan tata laksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan
umum;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
STRUKTUR RUMAH SAKIT UMUM SEBENING KASIH
DIREKTUR
dr. Indah Restiyanti
Koordinator Penunjang
Rahmi Adhi Safitri, Amk.
B. Tugas Pokok , Fungsi, dan Tata Kerja
Dalam peraturan Bupati Pati tersebut, dijabarkan Tugas Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja RSU Sebening Kasih sebagai berikut :
1. Direktur
a. Direktur mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif), upaya peningkatan
(promotif), pencegahan terjadinya penyakit (preventif) dan
melaksanakan upaya rujukan serta pelayanan yang bermutu sesuai
standar pelayanan RSU Sebening Kasih .
b. Uraian tugas direktur sebagaimana dimaksud adalah sebagai berikut
:
1) Menyusun rencana strategis lima tahunan atau tahunan RSU
Sebening Kasih dengan mengolah bahan serta aturan yang
berlaku sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
2) Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis bidang pelayanan
kesehatan dengan mengolah bahan dan data, koordinasi, serta
mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
kelancaran tugas dan kegiatan untuk dilaksanakan oleh
Sekretariat dan masing-masing bidang;
3) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama di bidang pelayanan
kesehatan dengan instansi pemerintah, swasta, dan organisasi
masyarakat agar diperoleh sinkronisasi dalam pelaksanaan
program;
4) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai tugas dan fungsi
dengan metode kerja yang jelas agar bawahan dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan benar;
5) Merencanakan kegiatan dan program pelayanan kesehatan
dengan menjabarkan dan memadukan program dari tingkat pusat
dan tingkat provinsi untuk menjadi pedoman kegiatan antar unit
kerja di bawahnya;
6) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian kegiatan
ketatausahaan, pelayanan administrasi umum, kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, dan perbekalan melalui pembinaan dan
motivasi untuk kelancaran dan ketertiban administrasi RSU
Sebening Kasih ;
7) Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
operasional program pelayanan kesehatan dengan mengacu
ketentuan yang berlaku untuk ditindaklanjuti dan dilaksanakan
oleh masing-masing bidang tugasnya;
8) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
pekerjaan dengan monitoring dan evaluasi agar pelaksanaan
pekerjaan tidak menyimpang;
9) Melaksanakan pembinaan dan penilaian Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) kepada bawahan sesuai ketentuan
yang berlaku untuk peningkatan prestasi kerja;
10) Melaporkan pelaksanaan kegiatan di bidang tugasnya baik lisan
maupun tertulis guna dijadikan bahan pertimbangan Bupati
dalam mengambil kebijakan; dan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati baik lisan
maupun tertulis sesuai bidang tugasnya.
A. Peningkatan Mutu
1. Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa
pengertian yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment)
yang selalu dicurahkan pada pekerjaan.
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar.
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
B. Keselamatan Pasien
1. Definisi Keselamatan pasien / Patient Safety
Adalah pasien bebas dari Harm / cedera yang tidak seharusnya terjadi
atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi ( penyakit, cedera fisik /
sosial / psikologis / cacat, kematian dll ) terkait dengan pelayanan
kesehatan.
2. Insiden Keselamatan Pasien ( IKP )
Adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan harm / cidera yang tidak seharusnya terjadi.
Insiden keselamatan pasien meliputi :
a. Kejadian Sentinel
b. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )
c. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC )
d. Kejadian Tidak Cedera ( KTC )
e. Kondisi Potensial Cedera ( KPC )
DOKUMEN / CATATAN
PROSES KETERANGAN
MUTU
Selesai
Potencial Concequences
Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Likelihood 1 2 3 4 5
TINDAKAN
Can be Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
manage by Clinician should assess urgent treatment & action required
procedure the consequences should be undertaken at Board level.
againts cost of treating by senior Director must be
the risk management informed
f. Analisis Informasi
Tools untuk identifikasi proximate dan underlying cause.
1) 5 Why (why-why chart)
Secara konstan bertanya “mengapa?”, melalui lapisan penyebab
sehingga mengarah pada akar permasalahan dari problem yang
teridentifikasi.
2) Analisis perubahan / change analysis
Digunakan untuk menganalisa proses yang tidak bekerja sesuai
rencana (apa dan mengapa berubah). Cara ini digunakan jika:
- Suatu sistem / tugas yang awalnya berjalan efektif kemudian
terjadi kegagalan / terdapat sesuatu yang menyebabkan
perubahan situasi.
- Mencurigai suatu perubahan yang menyebabkan
ketidaksesuaian tindakan atau kerusakan alat.
Analisis perubahan membandingkan realitas dengan idealnya /
teori dengan prakteknya. Langkah-langkahnya :
- Pelajari prosedur normal : apa yang seharusnya dilakukan
(kolom 1).
- Petakan alur insiden yang terjadi, bandingkan dengan langkah 1
(kolom 2).
- Bandingkan dua proses apakah ada perbedaan, apa sebagai
masalah? Catat pada kolom yang telah disediakan (kolom 3).
- Catat akar masalah untuk perbaikan yang akan dimasukkan
dalam rekomendasi.
Fish bone
Tiap masalah dapat berkaitan dengan beberapa faktor yang dapat
memberikan dampak pada timbulnya insiden.
Faktor
Faktor Faktor Faktor Orang &
pasien petugas tim manajemen
CMP
Faktor
Faktor Faktor Faktor eksternal/
komunikasi Lingkungan tugas di luar RS
kerja
INSIDEN : __________________________________________________
Tim :
Ketua :
Anggota : 1. ________ 4. ________
2. ________ 5. ________
3. ________ 6. ________
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili? YA
TIDAK
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan YA
TIDAK
Yang berbeda sudah terwakili dalan tim tersebut?
Siapa yang menjadi notulen ? _______
Tanggal dimulai _______________Tanggal dilengkapi ______________
Staf yang
Terlibat
2. Tujuan
a. Meminimalkan kemungkinan terjadinya cedera pada pasien,
pengunjung dan karyawan rumah sakit.
b. Menciptakan lingkungan yang aman bagi karyawan dan pengunjung
RSU Sebening Kasih .
c. Memberikan pelayanan yang efektif dan efisien.
d. Mempertahankan reputasi RSU Sebening Kasih .
3. Manfaat
a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
Peningkatan efektifitas yang dimaksud adalah pelayanan dapat
diselenggarakan dengan cara yang baik dan benar.
b. Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan
Peningkatan efesiensi yang dimaksud erat hubungannya dengan dapat
dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang membahayakan pasien,
sehingga tidak ada biaya tambahan akibat tindakan yang merugikan
pasien.
c. Dapat meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan
Peningkatan penerimaan masyarakat ini erat hubungannya dengan
timbulnya rasa aman dari masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan oleh RSU Sebening Kasih .
d. Dapat melindungi pelaksanaan pelayanan kesehatan dari
kemungkinan munculnya gugatan hukum
Dengan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang aman, yang akan
berdampak pada peningkatan kepuasan para pemakai jasa pelayanan
kesehatan dan tentunya akan melindungi kemungkinan munculnya
gugatan hukum dari masyarakat yang tidak puas terhadap pelayanan
kesehatan.
4. Ruang lingkup
Manajemen resiko diterapkan pada semua proses pelayanan baik klinis
maupun non klinis, meliputi:
Resiko yang berhubungan dengan perawatan pasien
Resiko yang berhubungan dengan tenaga medis
Resiko yang berhubungan dengan karyawan
Resiko yang berhubungan dengan property
Resiko keuangan
Resiko-resiko lainnya
Langkah 3A
Gambarkan alur Proses
Jelaskan tahapan – tahapan proses kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur
yang berlaku di Rumah Sakit. Tahapan Proses isikan dalam kotak 1 , 2, 3, 4,
5, 6, dst
Pada Tahapan Proses dijelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan
prosedur yang berlaku dan jika proses terlalu kompleks, dapat memilih satu
proses atau sub proses untuk ditindak lanjuti.
1 2 3 4 5
6
Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub Tahapan sub
Tahapan sub
Proses proses proses proses proses
proses
A._______ A._______ A.________ A.________ A.________ A._________
B._______ B._______ B.________ B.________ B.________ B._________
C._______ C._______ C.________ C.________ C.________ C._________
D._______ D._______ D.________ D.________ D.________ D._________
E._______ E._______ E.________ E.________ E.________ E._________
Langkah 3B
Gambarkan Alur Sub Proses
Jelaskan Sub Proses kegiatan yang dipilih untuk ditindak lanjuti, isikan pada
kotak A,B,C,D,E.
Masing – masing Sub Proses sampai Sub Proses terakhir dicari modus
kegagalannya, isikan pada baris 1, 2, 3, 4, 5
A B C D
E
Langkah 4
Analisa Hazard Score
Isikan masing-masing modus kegagalan dan efek analisisnya pada lembar kerja.
a. Modus Kegagalan
Apa yang anda amati ketika kesalahan terjadi, masing-masing beri nilai pada
nomor selanjutnya.
b. Akibat / Severity ( S)
Bagaimana dampak kesalahan pada pelanggan, beri nilai seberapa parah
dampaknya terhadap pelanggan.
Nilai 1 = bila kesalahan tidak menimbulkan dampak/cidera pada pelayanan
kesehatan (perhatikan pada lembar Analisa Hazard Minor)
Nilai 5 = bila kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan
tetapi menimbulkan kerugian minor ( perhatikan pada lembar Analisa Hazard
Moderat )
Nilai 7 = bila kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap
pasien ( perhatikan pada lembar Analisa Hazard Mayor )
Nilai 10 = bila kegagalan menimbulkan kematian atau kecacatan ( perhatikan
pada lembar Analisa Hazard Katastropik )
d. Pendeteksian / Detectability ( D )
Seberapa besar kemungkinan yang kita dapat untuk mendeteksi kesalahan
atau penyebabnya?
Nilai 1 = mudah dideteksi
Nilai 5 = agak susah dideteksi
Nilai 7 = susah dideteksi
Nilai 10 = tidak dapat dideteksi
e. RPN
Hasil perkalian S x O x D
f. Peringkat : untuk prioritas penyebab yang akan ditindak lanjuti pada langkah
5 berdasarkan nilai tertinggi pada RPN ( Risk Priority Number )
Langkah 6
Melakukan Standarisasi / redesign proses / design control, antara lain dengan :
1. Mengeliminasi risiko bila memungkinkan.
2. Minimalkan risiko apabila tidak dapat dieliminasi.
Langkah 7
Analisa dan melakukan uji coba pada proses yang baru :
1. Bila proses yang baru sudah selesai dibuat, perlu dilakukan proses FMEA
yang baru untuk menguji apakah proses tersebut masih berpotensi
menimbulkan kegagalan.
2. Untuk Failure mode dengan high RPN, jangan lupa mencari banyak jalan
untuk mengeliminasi / meminimalkan risiko.
Langkah 8
Implementasi dan monitor proses yang baru. Ulangi beberapa waktu, sesudah
beberapa failure mode dieliminasi.
BAB VI
PENGORGANISASIAN
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RSU SEBENING KASIH KABUPATEN PATI
YBWSAnggota
DIREKTUR
KOMITE
PENINGKATAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
1. KETUA
a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien di
RSU Sebening Kasih .
b. Monitor dan evaluasi kegiatan mutu dan keselamatan pasien di RSU
Sebening Kasih .
c. Melaporkan kegiatan kepada Direktur setiap bulan.
2. SEKRETARIS
a. Mengagendakan setiap kegiatan dengan membuat undangan, daftar hadir
dan notulensi.
b. Mengarsipkan semua dokumen mutu dan keselamatan pasien.
c. Menerima hasil laporan bulanan dari tiap anggota/ unit.
d. Mengentri data laporan.
e. Mengolah data dalam bentuk tabuler/grafik/ diagram/dalam bentuk lain
untuk dianalisa.
f. Menganalisa data bersama dengan tim terkait dengan olahan data.
7. ANGGOTA
a. Membuat laporan bulanan insiden keselamatan.
b. Membuat laporan bulanan survey PPI.
c. Membuat laporan indikator mutu.
d. Menyerahkan laporan setiap bulan kepada sekretaris Komite PMKP.
e. Membuat grading risiko (risk grading) dari insident report.
BAB VII
KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
e. Clinical Pathway
1) Menyusun Panduan Clinical Pathway.
2) Pemilihan 5 area prioritas.
3) Penyusunan Panduan Praktik Klinik, Clinical Pathway atau protokol
klinik.
4) Audit clinical pathway.
f. Pendidikan staf
1) Pelatihan untuk karyawan baru tentang program KPRS, Program
PPI, dan pelaksanaan K3.
2) Pelatihan untuk karyawan lama program peningkatan mutu,
workshop Keselamatan Pasien.
3) Pelatihan yang dilakukan di luar rumah sakit untuk mendukung
terlaksananya program peningkatan mutu rumah sakit.
2) Tinjauan Manajemen
Manajemen puncak harus meninjau ulang system manajemen
mutu organisasi, pada selang waktu yang direncanakan, untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan yang
berkesinambungan. Tinjauan ini harus mencakup penilaian peluang
untuk perbaikan dan kebutuhan akan perubahan system
manajemen mutu, mencakup kebijakan mutu dan indikator mutu.
Catatan pada tinjauan manajemen ini harus dipelihara. Agenda
tinjauan manajemen :
- Tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya
- Kebijakan Mutu (tingkat perkembangannya)
- Sasaran Mutu (tingkat perkembangannya)
- Kejadian Tidak Diharapkan
- Hasil audit mutu internal secara keseluruhan
- Keefektifan tindakan korektif dan pencegahan
- Keluhan pelanggan
- Survey pelanggan dan evaluasi
- Saran-saran untuk perbaikan
- Keefektifan sistem mutu secara keseluruhan
Plan
(1)
(6) Menentukan
Action Tujuan dan insiden
Mengambil
tindakan (2)
yang tepat Menetapkan
Metode untuk
Mencapai tujuan
(5) Menyelenggarakan
Memeriksa akibat Pendidikan dan
pelaksanaan latihan
Study
(4) (3)
Melaksanakan
pekerjaan Do
Gambar 1
Pelaporan :
1. Laporan harian untuk unit yang berhubungan dengan laporan insiden
dilaporkan kepada Komite PMKP.
2. Laporan bulanan oleh unit tentang pencapaian pemantauan indikator
klinis, indikator manajemen, indikator sasaran keselamatan pasien,
untuk direkap.
3. Laporan bulanan untuk realisasi pencapaian program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien oleh Komite PMKP.
4. Laporan tahunan evaluasi pelaksanaan program PMKP oleh Komite PMKP
untuk dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit dan pemilik rumah sakit.
BAB X
A. Monitoring
Monitoring program PMKP oleh pimpinan melalui pertemuan Komite PMKP
dengan pimpinan rumah sakit secara rutin dan beberapa kegiatan melalui
Audit internal RSU Sebening Kasih .
B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilaksanakan setiap akhir bulan untuk ditindaklanjuti sesuai
masalah / kendala yang ada. Jika pencapaian tidak sesuai dengan target
yang sudah ditetapkan, maka pimpinan (Ketua Komite PMKP) mengambil
tindakan yang diperlukan, termasuk di dalamnya melakukan perubahan
terhadap program ataupun proses / SPO yang ada saat ini.
C. Dokumen Bukti
Laporan pelaksanaan program PMKP :
Laporan pelaksanaan pemantauan indikator klinik
Laporan hasil audit klinik
Laporan RCA
Laporan pelaksanaan pelatihan – pelatihan internal
Laporan kegiatan Tim PPI
Laporan pemantauaan indikator mutu pelayanan rumah sakit
Laporan realisasi pencapaian program peningkatan mutu
BAB XI
PENUTUP