Anda di halaman 1dari 22

PROFIL KEGIATAN TAHUN 2017

PUSKESMAS UJUNG PANDARAN


KECAMATAN TELUK SAMPIT

Disusun Oleh :

ADE MULYASARI S.Gz


NRTKK. 19921111 201707 2

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN
TIMUR
TAHUN 2017
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya
dapat menyusun Profil Kegiatan Tahun 2017 di Puskesmas Ujung Pandaran. Salah satu produk
sistem informasi manajemen kesehatan di Kecamatan Teluk Sampit adalah Profil Kegiatan
Tahun 2017. Profil Kegiatan ini memuat gambaran tentang pelaksanaan program kesehatan
tahunan serta hasil yang telah dicapai dalam pembangunan kesehatan khususnya dalam bidang
gizi.

Sebagai bahan kelengkapan data telah diupayakan untuk menggali dan mengumpulkan
data dari berbagai sumber. Perlu disadari bahwa masih banyak informasi yang belum dapat
disajikan dalam penyusunan Profil Kegiatan Tahun 2017 di Puskesmas Ujung Pandaran.

Dengan mengingat bahwa suatu pekerjaan atau tugas yang bagaimanapun berat dan
sulitnya, dapat dilaksanakan dan mencapai hasil yang memuaskan bila dilandasi oleh niat baik,
tekad untuk maju, dan selalu berbuat baik dari sebelumnya secara ikhlas.

Semoga Profil Kegiatan ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.

Ujung Pandaran, 14 Desember 2017


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Ujung Pandaran Staf Puskesmas

AULIA RAHMAN, S.Psi ADE MULYASARI, S.Gz


NIP.19850813 200804 1 002 NRTKK. 19921111 201707 2

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ................................................................................. 1
BAB II. GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografi .................................................................................... 2
B. Iklim ........................................................................................................ 2
C. Hidrologi .................................................................................................. 2
D. Kependudukan ......................................................................................... 2
E. Pendidikan ............................................................................................... 3
F. Keadaan Ekonomi.................................................................................... 4
BAB III. SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Situasi Derajat Kesehatan ........................................................................ 5
BAB IV. PROFIL KEGIATAN TAHUN 2017
A. Posyandu .................................................................................................. 6
B. Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Remaja Putri ................................ 12
C. Pemberian Kapsul Vitamin A .................................................................. 14
D. Penanganan Balita Gizi Buruk ................................................................ 15
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................ 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Visi Puskesmas Ujung Pandaran, yaitu terwujudnya upaya kesehatan yang bermutu
dan berkeadilan dalam mencapai masyarakat sehat di Kecamatan Teluk Sampit secara
mandiri dan dinamis.
Sedangkan Misi Puskesmas Ujung Pandaran, yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat.
2. Melindungi masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang bermutu
dan berkeadilan.
3. Memberikan Pelayanan Kesehatan Kepada Masyarakat.

Data dan Informasi diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif
dan efisien sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha kesehatan yang telah
dilaksanakan. Penyelenggaraan upaya kesehatan yang efektif dan efisien akan berdampak
pada keberhasilan penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan.
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi
akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan,
menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat
meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap
individu, sejak janin yang masih di kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai
usia lanjut.

B. Maksud dan Tujuan


Tersusunnya Profil Kegiatan Tahun 2017 di Puskesmas Ujung Pandaran adalah
sebagai salah satu informasi kesehatan serta sebagai penilaian kinerja Tenaga Kesehatan
Kontrak, yang diharapkan dapat digunakan sebagai sarana penyedia data dan informasi
dalam rangka evaluasi kegiatan dan pemantauan pencapaian kinerja tahun 2017.
Adapun tujuannya meliputi :
1. Sebagai evaluasi program kesehatan yang sudah dilaksanakan sepanjang tahun 2017.
2. Sebagai pusat integral data dari berbagai sumber pencatatan dan pelaporan.
3. Sebagai pemacu pihak pengelola untuk penyempurnaan sistem pencatatan dan
pelaporan agar dapat dihasilkan data yang akurat, tepat waktu sesuai kondisi
sebenarnya.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi
Kecamatan Teluk Sampit merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten
Kotawaringin Timur, Luas Wilayah : 610 Km2. Kecamatan Teluk Sampit adalah
kecamatan Pemekaran dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dengan topografi dataran
Rendah.
Secara geografi berbatasan dengan :
Sebelah utara : Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Sebelah Selatan : Laut Jawa.
Sebelah Timur : Kecamatan Pulau Hanaut.
Sebelah Barat : Kabupaten Seruyan.

B. Iklim
Iklim merupakan salah satu pendukung dalam keberhasilan produksi, unsur – unsur
iklim tersebut antara lain curah hujan, suhu dan kelembaban. Kecamatan Teluk Sampit
termasuk iklim tropis basah (lembab). Suhu rata rata bulanan diperkirakan berkisar antara
27°C – 36°C. Curah hujan perbulan berkisar antara 12 mm hingga 790 mm.

C. Hidrologi
Kecamatan Teluk Sampit dialiri oleh sungai yang selama ini dimanfaatkan sebagai
prasarana perhubungan, pertanian dan perikanan. Sungai Mentaya yang menjadi bagian
sungai terbesar di Kecamatan Teluk Sampit juga sebagai penghubung lintas antar
Kabupaten dan antar Propinsi karena berbatasan langsung dengan laut jawa.

D. Kependudukan
Berikut merupakan data persebaran penduduk dengan jumlah penduduk menurut kategori
umur di Kecamatan Teluk Sampit.

Grafik 1. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur


Kecamatan Teluk Sampit Tahun 2017

Grafik 1. Menunjukkan bahwa pada tahun 2016 penduduk di Kecamatan Teluk Sampit
sejumlah 10.697 jiwa. Jumlah penduduk tertinggi di Kecamatan Teluk Sampit
adalah kelompok umur 20-49 tahun dengan jumlah 4.773 jiwa (44,62%).

5
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
6000

5000 4773

4000

3000

1832
2000 1420
1139
1000 762
538
233
0
0 - 11 bulan 1 - 5 tahun 6 - 14 tahun 15 - 19 tahun 20 - 49 tahun 50 - 59 tahun ≥ 60 tahun

Dengan jumlah desa sebanyak 6 desa, meliputi:


1. Desa Ujung Pandaran (Kampung nelayan hingga Dusun Kalap Paseban).
2. Desa Lampuyang (Kampung Bugis, Lampuyang Besar, Lampuyang kecil hingga
Dusun Seranggas).
3. Desa Kuin Permai (merupakan desa pemekaran dari Desa Lampuyang).
4. Desa Regei Lestari (merupakan desa pemekaran dari Desa Basawang).
5. Desa Basawang.
6. Desa Parebok.

E. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah mengukur tingkat
pembangunan manusia suatu desa, melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi
terhadap perubahan prilaku kesehatan.
Beberapa tingkat pendidikan yang ada dikecamatan Teluk Sampit, antara lain:
1. Tingkat Pendidikan Taman Kanak-kanak
a. TK SATAP 1 Parebok
b. TK Kasih Ibu
c. TK Anggrek
d. TK Tunas Harapan
2. Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar
a. SDN 1 Ujung Pandaran
b. SDN 1 Kalap
c. SDN 1 Lampuyang

6
d. SDN 2 Lampuyang
e. SDN 3 Lampuyang
f. SDN Kunjung Lampuyang
g. SDN 1 Basawang
h. SDN 2 Basawang
i. SDN 1 Parebok
j. SDN 2 Parebok
k. MI Assasul Mutaqin
3. Tingkat Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
a. SMPN 1 Teluk Sampit
b. SMPN Satap 1
c. SMPN Satap 2
d. SMPN 2 Teluk Sampit
e. MTs. Assasul Muttaqin
4. Tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
a. SMKN 1 Teluk Sampit

F. Keadaan Ekonomi
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan
keberhasilan pembangunan. Kemiskinan merupakan salah satu isu krusial yang sangat
terkait dengan dimensi ekonomi. Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang
menjadi pusat perhatian pemerintah dan berbagai kalangan. Perekonomian: 12345 hjm
dengan mata pencaharian Petani 37%, Nelayan 35%, Wiraswasta 15 %, Pedagang 8%,
Honor 3%, PNS 2%.

7
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti faktor ekonomi,
pendidikan, lingkungan sosial, budaya, keturunan, pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana
dan prasarana kesehatan. Faktor kesehatan dapat menjamin terlindungnya masyarakat dari
berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang
bermutu, terjangkau dan merata.
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka morbiditas,
mortalitas dan status gizi. Status gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan
masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan
fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi yang baik membuat
berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja
meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini.
Status gizi balita di Kecamatan Teluk Sampit dapat digambarkan melalui adanya kegiatan
penimbangan yang dilakukan setiap bulannya di Posyandu. Rata-rata jumlah balita di timbang
dan yang mempunyai gizi baik, gizi sedang, dan gizi kurang dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 3. Status Gizi Balita


Di Kecamatan Teluk Sampit
160
141
140

120

100
77 77 77
80
62
60 53

40
16 19 20 20
20 10 11
3 2 1 2 3 3
0
Parebok Basawang Regei Lestari Kuin Permai Lampuyang Ujung Pandaran

Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Baik

Grafik 3. menunjukkan rata-rata status gizi balita di setiap desa di Kecamatan Teluk
Sampit selama bulan Juli – Desember 2017. Balita gizi baik banyak ditemukan di Desa
Lampuyang, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi penduduk Kecamatan Teluk Sampit
terbanyak berada di desa tersebut. Sedangkan jumlah balita gizi baik paling sedikit ditemukan
di desa Regei Lestari, dimana kunjungan balita ke Posyandu memang cenderung sedikit.

8
BAB IV

PROFIL KEGIATAN TAHUN 2017

Upaya kesehatan secara garis besar terdiri dari dua unsur yaitu upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan perorangan merupakan kegiatan
yang dilakukan pemerintah atau swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan perorangan mencakup upaya–upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang
ditujukan terhadap perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah upaya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya promosi kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat
aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika dan psikotropika, zat aditif dan
bahan berbahaya serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Pada profil kegiatan tahun 2017 ini akan di uraikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
penyusun selama tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Ujung Pandaran Kecamatan Teluk
Sampit khususnya dalam perbaikan gizi masyarakat antara lain sebagai berikut:

A. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi.
Adapun beberapa manfaat dari Posyandu bagi bayi dan balita meliputi :
1. Penimbangan balita setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
2. Pemberian kapsul vitamin A warna biru (100.000 SI) bagi bayi 6 – 11 bulan dan
kapsul merah (200.000) bagi anak 12 – 59 bulan setiap 6 bulan (bulan Februari dan
Agustus).
3. Pemberian imunisasi bagi bayi umur 0 – 11 bulan.
4. Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif).

9
5. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) bagi bayi mulai umur 6 bulan.
6. Pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.

Beberapa manfaat Posyandu tersebut diharapkan balita dapat naik berat badan setiap
bulan sehingga mencegah kekurangan gizi serta penyakit berbahaya. Gizi yang tidak
optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari
pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap
perkembangan fisik, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif yang pada gilirannya
berpengaruh terhadap kecerdasan dan ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas
kerja. Kekurangan gizi pada masa ini juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit
kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan (obesitas), penyakit jantung dan pembuluh
darah, hipertensi, stroke, serta diabetes.
Pertumbuhan balita dapat dipantau dengan penimbangan berat badan di Posyandu
setiap bulannya. Hasil penimbangan balita dituliskan didalam Buku KIA/KMS untuk
mengetahui status pertumbuhan balita. Melalui buku KIA atau KMS dapat diketahui
apakah berat badan balita naik, tidak naik sebanyak 1 kali, tidak naik sebanyak 2 kali atau
bahkan berada di Bawah Garis Merah (BGM).
Adapun hasil penimbangan di Posyandu setiap bulannya didapatkan status gizi balita
di setiap desa di Kecamatan Teluk Sampit yang ditunjukkan pada grafik-grafik dibawah
ini.

Grafik 4.1. Status Gizi Balita


Di Desa Parebok Bulan Juli – Desember Tahun 2017

100

90 86

80 75 76 74 75 73
70

60

50

40

30
20
20 15 17 16 15
11
10 3 3 3 3
2 2
0
Juli Agustus September Oktober November Desember

Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Baik

10
Grafik 4.1 menunjukkan balita dengan gizi baik cenderung stabil, kecuali pada
bulan Agustus terdapat peningkatan sehubungan dengan adanya pemberian vitamin A
sehingga kunjungan balita ke Posyandu cenderung meningkat pula. Jumlah balita gizi
kurang juga cenderung stabil di setiap bulannya.

Grafik 4.2. Status Gizi Balita


Di Desa Basawang Bulan Juli – Desember Tahun 2017

90 85
79 78
80 74 73 75

70

60

50

40

30
20 22 21
18 17 16
20

10
2 2 1 1 2 1
0
Juli Agustus September Oktober November Desember

Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Baik

Pada grafik 4.2 dapat dilihat bahwa peningkatan balita gizi baik meningkat
drastis pada bulan Agustus sehubungan dengan adanya pemberian kapsul vitamin A.
Jumlah balita gizi kurang cenderung stabil setiap bulannya.

Grafik 4.3. Status Gizi Balita Di Desa Regei Lestari Bulan Juli – Desember Tahun 2017

Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Baik

60
55 54
53 52
51 51
50

40

30

20
12
9 9 10 10
10 8
2 2 1 1 1
0
0
Juli Agustus September Oktober November Desember

11
Grafik 4.3 diatas menunjukkan adanya kestabilan antara balita gizi kurang, gizi
sedang dan gizi baik setiap bulannya. Tidak ditemukan peningkatan secara signifikan
meskipun biasanya terjadi peningkatan kunjungan balita ke Posyandu pada bulan Agustus
karena adanya pemberian kapsul vitamin A.

Grafik 4.4. Status Gizi Balita


Di Desa Kuin Permai Bulan Juli – Desember Tahun 2017

80

68
70
63 62
61
59
60 57

50

40

30

20
13 13
11 10
9
10 7
2 1 2 2 2 1
0
Juli Agustus September Oktober November Desember

Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Baik

Sama seperti beberapa desa yang lain, pada grafik 4.4 diketahui bahwa terdapat
peningkatan balita gizi baik yang berkunjung ke Posyandu di Desa Kuin Permai pada bulan
Agustus. Balita gizi sedang cenderung stabil pada bulan September dan Oktober,
sedangkan balita gizi kurang stabil pada 3 bulan berturut-turut yaitu bulan September,
Oktober, dan November.

12
Grafik 4.5. Status Gizi Balita
Di Desa Lampuyang Bulan Juli – Desember Tahun 2017

160
147
143 141
137 138 139
140

120

100

80

60

40
20 23 20
19 18 19
20
4 4 2 2 2
0
0
Juli Agustus September Oktober November Desember

Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Baik

Grafik 4.5 menunjukkan adanya peningkatan balita gizi baik pada bulan Agustus,
dimana balita gizi kurang cenderung berkurang di setiap bulannya, bahkan tidak ditemukan
pada bulan November. Namun balita gizi kurang kembali ditemukan pada bulan Desember
sebanyak 2 orang.

Grafik 4.6. Status Gizi Balita


Di Desa Ujung Pandaran Bulan Juli – Desember Tahun 2017

90
80 81
80 75 77 76
70
70

60

50

40

30
21 23
19 20 18 19
20

10 4 4
3 3 2 2
0
Juli Agustus September Oktober November Desember

Gizi Kurang Gizi Sedang Gizi Baik

13
Status gizi balita pada grafik 4.6 diatas menunjukkan bahwa balita gizi baik banyak
ditemukan pada bulan November sedangkan balita gizi kurang pada bulan tersebut paling
sedikit dibandingkan bulan lainnya. Balita yang berkunjung ke Posyandu pada bulan
Oktober paling banyak memiliki status gizi kurang, namun memiliki balita gizi baik paling
sedikit dibandingkan bulan lainnya hal ini berhubungan dengan adanya penurunan
kunjungan balita ke Posyandu dibandingkan bulan sebelumnya.
Balita yang memiliki status gizi kurang akan diberikan PMT berupa biskuit sebanyak
4 bungkus dan taburia sebanyak 15 bungkus untuk konsumsi selama satu bulan. Berat
badan balita tersebut akan dipantau pada kunjungan Posyandu di bulan berikutnya. Jika
masih tidak ada peningkatan berat badan yang signifikan atau masih berada di bawah garis
merah maka pemberian PMT akan tetap dilanjutkan sampai status gizi balita menjadi baik.
Pemantauan status gizi balita kurang atau BGM juga dapat dilakukan melalui kunjungan
rumah untuk pemberian Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pada orang tua agar
mencegah terjadinya penurunan status gizi balita.
Kegiatan posyandu di Kecamatan Teluk Sampit dilakukan setiap bulan pada tanggal
yang telah ditetapkan di setiap desanya. Posyandu Bougenvile di Desa Parebok
dilaksanakan setiap tanggal 15 dan 16. Posyandu Harapan Baru di Desa Regei Lestari dan
Posyandu Dahlia di Desa Basawang sama-sama dilaksanakan pada tanggal 20. Pada
tanggal 21 dilaksanakan Posyandu Melati III di Desa Kuin Permai. Posyandu Melati I dan
II masing-masing dilaksanakan pada tanggal 15 dan 20 di Desa Lampuyang. Posyandu
Cemara I di Desa Ujung Pandaran dilaksanakan tanggal 5 sedangkan pada tanggal 6
dilaksanakan Posyandu Cemara II di Desa Kalap Paseban.

Gambar 1. Penimbangan balita di Posyandu

14
Gambar 2. Pencatatan Hasil Penimbangan balita di Posyandu

B. Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Remaja Putri


Sebagian besar anemia disebabkan kurangnya zat besi (Fe) dalam tubuh. Hal ini
disebabkan karena masyarakat Indonesia khususnya wanita kurang mengkonsumsi sumber
makanan hewani yang merupakan sumber zat besi yang mudah diserap (heme-iron).
Sebagian bahan makanan nabati (non heme-iron) merupakan zat besi yang tinggi tapi sulit
diserap, sehingga dibutuhkan porsi yang besar untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam
sehari.
Kebutuhan zat besi pada wanita tiga kali lebih besar dari pada kebutuhan pria. Hal
ini dikarenakan adanya siklus menstruasi setiap bulan pada wanita yang berarti kehilangan
darah secara rutin dalam jumlah yang banyak. Remaja merupakan masa peralihan dari anak
menjadi dewasa, ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai
dengan dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10 – 19 tahun).
Kebutuhan zat besi akan semakin meningkat tiga kali lipat pada masa kehamilan
guna pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Wanita juga akan mengeluarkan darah
yang banyak pada persalinan. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil antara lain akan
mengalami keguguran, BBLR dan perdarahan, yang menjadi penyebab tertinggi kematian
ibu melahirkan. Sehingga perlu adanya pencegahan kekurangan zat besi yang dapat
menyebabkan anemia sedari dini bagi wanita dimulai dari masa remaja.
Tablet zat besi (Fe) diberikan sebagai program penanggulangan anemia gizi pada
Wanita Usia Subur (WUS) dengan menyadari bahwa sulitnya pemenuhan zat besi melalui
makanan. Pemberian Fe dilakukan pada 6 sekolah di Kecamatan Teluk Sampit meliputi
SMPN 1 Teluk Sampit, SMPN 2 Teluk Sampit, SMPN 1 Satap Teluk Sampit, SMPN 2
Satap Teluk Sampit, MTS Assasul Muttaqin dan SMKN 1 Teluk Sampit. Pemberian Fe
dilakukan 1x seminggu selama bulan November 2017.

15
Tabel 1. Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) pada Remaja Putri

di Kecamatan Teluk Sampit

No. Nama Sekolah Jumlah Siswi Jumlah Tablet Fe yang


(orang) diberikan selama bulan
November
1. SMPN 1 Teluk Sampit 52 208
2. SMPN 2 Teluk Sampit 44 176
3. SMPN 1 Satap Teluk Sampit 28 112
4. SMPN 2 Satap Teluk Sampit 46 184
5. MTS Assasul Muttaqin 34 136
6. SMKN 1 Teluk Sampit 29 116
JUMLAH 233 932

Gambar 3. Foto bersama siswi SMKN 1 Teluk Sampit setelah pemberian tablet zat besi

Gambar 4. Pemeriksaan tekanan darah pada minggu pertama pemberian tablet zat besi

16
C. Pemberian Kapsul Vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A pada balita bertujuan untuk menurunkan prevalensi dan
mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif
untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (kapsul vitamin A pada balita bertujuan
untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul
vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A
(KVA) pada masyarakat apabila cakupannya tinggi.
Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta
meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena
diare, campak, atau penyakit infeksi lain, maka penyakit tersebut tidak mudah menjadi
parah sehingga tidak membahayakan jiwa anak.
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi usia 6 – 11 bulan
diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI (kapsul biru), balita usia 12 – 59 bulan diberikan
kapsul vitamin A 200.000 SI (kapsul merah), dan ibu nifas diberikan vitamin A kapsul
merah agar bayinya memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Bayi diberikan
vitamin A kapsul biru setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus, sedangkan
pemberian vitamin A kapsul merah untuk anak balita diberikan setiap enam bulan sekali
pada bulan Februari dan Agustus. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas
membutuhkan integrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas, atau dapat pula diberikan di
luar pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan vitamin A.
Berikut grafik pemberian kapsul vitamin A bagi bayi, balita dan ibu nifas pada bulan
Agustus di kecamatan Teluk Sampit.

GRAFIK 4.7 PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A


BULAN AGUSTUS 2017
160 150

140
120
120
95
100
77
80
60 45 45 46
40 26 23
15 16 17
20
2 1 3 2 4 2
0
PAREBOK BASAWANG REGEI LESTARI KUIN PERMAI LAMPUYANG UJUNG
PANDARAN

Vit A Bayi Vit A Balita Vit A Ibu Nifas

17
Grafik 4.7 menunjukkan pemberian kapsul vitamin A pada balita terbanyak di Desa
Lampuyang sedangkan Desa Regei Lestari dan Desa Kuin Permai memiliki jumlah yang
paling sedikit yaitu 45 balita. Jumlah ibu nifas yang menerima vitamin A paling rendah
ditemukan di desa Basawang yaitu hanya 1 orang.
Pemberian kapsul vitamin A dilakukan oleh tenaga kesehatan atau kader pada saat
Posyandu. Selain itu dilakukan sweeping bagi bayi dan balita yang tidak datang ke
Posyandu agar cakupan sasaran vitamin A di Kecamatan Teluk Sampit tinggi.

Gambar 5. Pemberian kapsul vitamin A pada balita

D. Penanganan Balita Gizi Buruk


Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gizi
buruk tidak hanya meningkatkan angka morbiditas dan angka mortalitas tetapi juga
menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang mengakibatkan
kebodohan dan keterbelakangan. Berbagai masalah yang timbul akibat gizi buruk pada ibu
hamil antara lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Hal ini disebabkan, jika ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) akan
berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, serta meningkatkan risiko
bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada
gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak.
Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan generasi yang
secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan terhadap penyakit
karena menurunnya daya tahan tubuh.

18
Faktor penyebab gizi buruk dapat berupa penyebab tak langsung seperti kurangnya
jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi, cacat bawaan,
menderita penyakit kanker dan penyebab langsung yaitu ketersediaan pangan rumah
tangga, perilaku dan pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor
kesehatan, tetapi juga merupakan masalah utama gizi buruk adalah kemiskinan, pendidikan
rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Oleh karena itu, untuk mengatasi gizi
buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor.
Selama ini gizi buruk selalu identikkan dengan kemiskinan. Padahal tidak selalu gizi
buruk selalu disebakan karena kemiskinan. Akar masalah gizi buruk selain karena
kemiskinan juga karena kurangnya pengetahuan terhadap pola makan anak. ASI adalah
makanan terbaik bagi bayi. WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) selama
enam bulan. Pemberian ASI disarankan sampai anak berusia dua tahun. Setelah pemberian
ASI eksklusif, bayi harus diberi makanan penunjang untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
bayi. Pemberian makanan penunjang sebelum usia enam bulan menyebabkan bayi merasa
kenyang lebih lama. Akibatnya, produksi ASI akan berkurang karena jarang diisap bayi.
Memberikan makanan padat terlalu dini atau berpantang makanan tertentu akan
berpotensi menghilangkan kesempatan anak mendapat asupan lemak, protein, maupun
kalori cukup. Pemantauan tumbuh kembang anak sebagai upaya deteksi anak bergizi buruk
mutlak diperlukan. Caranya dengan mengunjungi posyandu secara rutin setiap bulan.
Pada bulan September 2017 ditemukan balita gizi buruk di Desa Kuin Permai.
Kasus ini terdeteksi dengan laporan awal berupa keluhan batuk selama sepuluh hari
terakhir yang dialami oleh balita tersebut. Balita berusia 2 tahun dengan berat badan 7 kg
dan panjang badan 79 cm. Pada usia 2 tahun balita tersebut belum dapat berdiri, berjalan
dan berbicara. Penampakan fisik menunjukkan adanya asites, anemis, baggy pants dan
moon face yang merupakan ciri-ciri penderita marasmus-kwasiorkor.
Berdasarkan anamnesis gizi diketahui bahwa balita tersebut memiliki kebiasaan
makan yang tidak baik berupa konsumsi sayur-sayuran yang kurang, jarang konsumsi lauk
pauk baik nabati maupun hewani, kadang hanya mengonsumsi nasi dan kecap manis tanpa
sayur maupun lauk pauk sebanyak 2x sehari. Gemar konsumsi mie instan dan memilih-
milih dalam makan sehingga tidak terlalu menyukai konsumsi camilan berupa biskuit
maupun susu layaknya balita pada umumnya. Pemberian makanan dilakukan sebelum
balita tersebut berusia enam bulan sehingga tidak mendapatkan ASI eksklusif, dimana
makanan padat berupa nasi yang seharusnya diberikan pada usia 12 bulan, sudah diberikan
pada usia delapan bulan. Orang tua juga tidak pernah membawa balitanya ke Posyandu
untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan ataupun imunisasi sehingga keadaan
gizi buruk tersebut terlambat terdeteksi.

19
Kebiasaan makan tersebut berkaitan dengan kondisi ekonomi keluarga balita dan
pengetahuan orang tua yang kurang terkait dengan kesehatan. Orang tua balita lebih
mempercayai pengobatan tradisional apabila anggota keluarganya ada yang sakit. Hal ini
juga menjadi penyebab petugas terlambat mendeteksi kasus ini. Rumah balita cukup sulit
untuk dijangkau dan cukup jauh dari fasilitas kesehatan (faskes). Orang tua tidak memiliki
kendaraan pribadi, sehingga cukup sulit untuk dapat mengunjungi faskes termasuk
Posyandu. Diagnosis dokter menduga adanya gejala pneumonia dan perlu penanganan
lebih lanjut berupa rujukan ke rumah sakit terkait anemis dan asites yang juga ditemukan.
Balita mendapatkan perawatan awal di rumah sakit berupa transfusi darah untuk
menangani anemia. Dokter menyarankan untuk dilakukan rujukan ke rumah sakit provinsi
karena menduga adanya keganasan yang menjadi penyebab terjadinya gizi buruk tersebut,
namun orang tua pasien tidak bersedia sehingga memutuskan untuk pulang dan melakukan
pengobatan secara tradisional.
Pemantauan dilakukan dua minggu setelah balita kembali ke rumah. Kondisi balita
sudah lebih baik, dimana sudah tidak ditemukan anemia dan ikterik serta baggy pants dan
asites yang sudah berkurang. Berat badan balita meningkat menjadi 8,1 kg. Peningkatan
nafsu makan juga ditunjukkan dengan konsumsi 3-4x sehari. Pemilihan makanan masih
belum beragam namun sudah adanya penambahan lauk pauk dan sayuran dalam makanan
sehari-hari. Tenaga kesehatan memberikan PMT berupa biskuit, kacang hijau, telur, bubur
balita dan susu formula sesuai umur.
KIE diberikan pada orang tua balita agar dapat memicu perubahan perilaku makan
untuk perbaikan kondisi balita. Selain itu petugas menyarankan agar orang tua rutin
membawa anaknya ke Posyandu yang dilaksanakan tanggal 21 setiap bulannya untuk
memantau tumbuh kembang anaknya.

Gambar 6. Balita gizi buruk sebelum


penanganan

20
Gambar 7. Balita Gizi Buruk setelah
mendapatkan penanganan dan rujukan ke
rumah sakit

Gambar 8. Pemberian PMT bagi balita


gizi buruk

21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Indikator kesehatan yang menjadi bagian dari Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) telah dapat tingkatkan. Pembangunan kesehatan telah berhasil meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara bermakna. Derajat kesehatan masyarakat ditunjukan dengan
beberapa Indikator seperti angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan dan umur
harapan hidup.
Kegiatan perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan dari bulan Juli – Desember 2017
adalah 1) Posyandu 2) Pemberian tablet zat besi pada remaja putri 3) Pemberian kapsul vitamin
A 4) Penanganan Balita Gizi Buruk.

B. Saran
Hasil yang telah dicapai dalam pelayanan dan upaya kesehatan masyarakat telah cukup
baik meskipun beberapa belum maksimal. Kepedulian dan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan di Kecamatan Teluk Sampit seperti Posyandu masih perlu peningkatan jumlah
kunjungan agar pemantauan kesehatan balita dapat tercapai secara merata dan optimal. Perlu
adanya peran serta masyarakat dan tokoh masyarakat untuk dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya kesehatan khususnya dalam bidang gizi.

22

Anda mungkin juga menyukai