Pengadaan Bibit
Alat dan bahan :
- Bibit
- Stek batang
- Polybag
- Gunting atau pisau
- Alat Penyiram
Salah satu aspek penting dalam budidaya mahkota dewa adalah penyiapan
bibit. Bibit yang baik akan memberikan hasil yang baik pula selain didukung oleh
faktor lain.
Dalam budidaya mahkota dewa, ada dua jenis bibit yang dapat digunakan,
yaitu bibit dari fase generatif (biji) dan bibit dari fase vegetative (stek batang atau
cangkok).
Pengadaan bibit merupakan salah satu tahapan terpenting dalam usaha
budidaya tanaman mahkota dewa. Bibit yang baik akan menghasilkan tanaman
yang baik pula. Bibit yang berasal dari buah, diperoleh dari buah yang benar-
benar matang dan masih segar. Buah yang sudah matang adalah buah yang sudah
berwarna merah sempurna dan bagian luarnya sedikit lunak atau empuk. Untuk
pengambilan biji, buah dibelah dengan pisau tumpul agar biji tidak rusak. Biji
yang rusak tidak akan tumbuh.
Biji mahkota dewa dapat langsung disemaikan tanpa dilakukan pematahan
dormansi karena tidak menunjukkan sifat dormansi yang nyata.Penggunaan media
tanam yang tepat dalam proses pembibitan akan menentukan pertumbuhan bibit
yang ditanam. Secara umum, media tanam yang digunakan haruslah mempunyai
sifat yang ringan, murah, mudah didapat, gembur dan subur, sehingga
memungkinkan pertumbuhan bibit yang optimum (Wijaya et al., 1994)
cabang/sulur, sisakan sekitar 20% lalu bagian yang 80% digunakan sebagai
bibit. Sulur dipotong-potong sepanjang 20-30 cm, kemudian bagian yang akan
ditanam dibentuk runcing, caranya pada sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi batang
dipotong miring ke arah batang pokok. Setek dikering anginkan agar getah
mengering. Sebelum bibit dimasukkan di polibag setek direndam atau dicelupkan
dengan ramuan perangsang akar selama 10 - 15 menit, kemudian ditanam didalam
polibag terlebih dahulu.
B. Pengolahan Tanah
Kemudian tanah dibumbun ringan sambil disiram air. Dosis itu untuk satu
tiang (4 tanaman). Pemberian pupuk organik dan anorganik tidak boleh
bersamaan, tetapi berselang seling setiap bulan.
F. Penyiraman
Alat dan Bahan :
- Selang Air
- Air
Penyiraman perlu dilakukan pada saat tanam dan sesudah tanam saat tanaman
masih kecil. Dalam umur 10-14 hari setelah biji disemai, daun-daun mulai tumbuh
dan bunga mulai kelihatan ketika pohon sudah berusia 10-12 bulan.
Buah ini akan sangat bagus pertumbuhannya jika penyiraman dilakukan
dengan rutin dan teratur karena buah mahkota dewa sangat memerlukan banyak
air. Hanya saja bila hari hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan.
Setelah tanaman berumur 6 bulan sesudah tanam, penyiraman relatif tidak
diperlukan karena jangkauan perakarannya sudah dalam.
G. Penyiangan
Alat dan Bahan :
- Larutan Herbisida
- Alat Penyiangan Bermotor / Osrok
Penyiangan bertujuan untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi
tanaman pokok dengan cara memberantas tanaman pengganggu. Tanaman perlu
disiangi jika 40-50% tanaman tertutup oleh gulma atau tumbuhan liar. Penyiangan
dilakukan pada waktu musim hujan atau musim kemarau.
Penyiangan dilaksanakan minimal 3-4 bulan sekali dalam satu tahun sampai
ukuran tanaman cukup besar tergantung pada kondisi gulma. Penyiangan
dihentikan jika tanaman pokok sudah mampu bersaing dengan tanaman liar
dalam memperoleh cahaya matahari. Penyiangan dapat dilakukan secara manual
dengan membersihkan gulma disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan manual
dengan sistim piringan berdiameter 1-2 meter dimana batang tanaman sebagai
porosnya.
Penyiangan dilakukan dengan parang atau arit dengan cara menebas total
semua tumbuhan pengganggu yang ada disekitar tanaman selebar piringan (2
meter), tinggi penebasan gulma adalah 5 cm dari permukan tanah. Hasil
tebasan/babadan dapat dijadikan sebagai mulsa yang ditumpuk di sekeliling
tanaman.
I. Penanganan hama dan penyakit
Alat dan Bahan :
- Pestisida kimiawi dan nabati
- Ember
- Alat aplikator pestisida
- Pengaduk
- Takaran
Mahkota dewa mempunyai musuh alami berupa hama pengganggu. Hama
yang biasanya muncul adalah belalang, kutu putih, dan ulat buah. Hama ulat buah
memang masih jarang menyerang tanaman mahkota dewa.
Sampai saat ini belum ada penelitian atau hasil pengamatan yang
menyimpulkan adanya serangan penyakit-penyakit penting pada tanaman
mahkota dewa.
Beberapa gejala serangan penyakit seperti busuk buah oleh jamur Phytoptora
infestans memang terkadang tampak, tetapi masih sangat terbatas dan
kemunculannya sering disebabkan oleh tanaman yang terlalu banyak ternaungi.
Sementara penyakit lain belum pernah tercatat atau dilaporkan.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman mahkota dewa disarankan
dengan pengendalian terpadu dan mengurangi penggunaan pestisida anorganik
karena dikhawatirkan akan menimbulkan efek farmakologis pada tanaman dan
mengurangi kualitas simplisia yang dihasilkan.
I. Panen
Kegiatan panen mahkota dewa dibagi menjadi dua bagian :
2. Cara Pemetikan
J. Pasca Panen