PENDAHULUAN
Rekayasa genetika dalam bidang perkebunan dan pertanian ini dapat menunjang
kebutuhan pada manusia dalam mengolah sumber daya alam dengan
memanfaatkan suatu tanaman menjadi produk yang lebih bermanfaat lagi.
Pemanfaatan suatu tanaman dalam bidang perkebunan dan pertanian ini dapat
dilakukan dengan berbagai metode atau cara-cara dalam pembuatan tanaman
transgenik. Tanaman transgenic yang tahan pada hama ataupun yang berada
dalam kondisi ekstrim. Dimana untuk meningkatkan kualitas tanaman dalam
periode waktu yang lebih singkat.
PEMBAHASAN
Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos
(bahasa latin) yang artinya bersuku–suku bangsa atau asal-usul. Secara
“etimologi” artinya asal mula kejadian. Genetika adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Rekayasa
genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk mengkombinasikan
gen yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup sehingga susunan gennya
menjadi berubah. Gen yang telah direkayasa susunanya tersebut dapat
menyebabkan suatu makhluk hidup menghasilkan suatu senyawa/produk tertentu
yang diinginkan kita.
Zaman rekayasa genetika dimulai ketika Dr. Paul Berg dari Stranford
University di California USA dan usaha sekelompok peneliti lainnya, yaitu Dr
Stanley Cohen dan Dr Annie Chang dari Stranford University serta Dr Herbert
Boyer dan Dr Robert Helling dari University of California di San Fransisco
menemukan bahwa bahan-bahan tertentu yang dinamakan enzim pembatas
mampu bertindak sebagai “gunting biologi”, yaitu dapat mengenal dan kemudian
secara kimia memotong tempat-tempat khusus sepanjang molekul DNA. Enzim-
enzim yang mampu menggunting suatu gen dari DNA suatu makhluk tersebut
ternyata dapat pula memotong tempat-tempat serupa dalam molekul DNA dari
mahkluk berkaitan.
Secara singkat prinsip rekayasa genetika dapat dijelaskan sebagai suatu proses
penyematan segmen DNA dari organisme apapun ke dalam genom plasmid atau
replikon virus untuk membentuk rekombinan DNA baru. Sebagai sel inang
molekul baru ini dapat berupa “sel prokariotik” atau sel eukariotik tergantung
dari titik awal replikasi yang ada pada vektor. Enzim endonuklease restriksi
memungkinkan pemotongan rantai DNA, yang menghasilkan ujung-ujung bersifat
lekat atau kohesif dan dapat digabungkan lagi dengan perantaraan enzim ligase
DNA.
6. Pemanenan produk.
Manipulasi DNA Murni Setelah sampel murni DNA dibuat, langkah selanjutnya
dalam eksperimen cloning gena adalah pembentukan molekul DNA rekombinan,
yaitu molekul buatan yang terdiri dari plasmid dan fragmen DNA yang
dikehendaki. Untuk menghasilkan molekul rekombinan ini plasmid (sering
disebut dengan vektor) dan DNA yang akan diklon harus dipotong pada tempat-
tempat tertentu dan digabung menjadi satu dengan cara yang terkontrol.
Pemotongan dan penyambungan adalah dua contoh teknik memanipulasikan
DNA. Molekul DNA dengan demikian dapat diperpendek, diperpanjang, dibuat
kopi menjadi molekul RNA atau DNA baru, dimodifikasi dengan penambahan
atau pengambilan gugus kimiawi tertentu. Manipulasi tersebut semua dapat
dilakukan dalam tabung percobaan, memberi dasar cloning gena, penelitian dasar
biokimia DNA, struktur gena dan pengaturan ekspresi gena. Hampir semua teknik
manipulasi DNA menggunakan enzim yang dimurnikan. Di dalam sel enzim-
enzim ini berperan serta dalam proses-proses penting seperti replikasi dan
transkripsi DNA, penghancuran DNA asing, reparasi DNA serta rekombinasi
antar mol DNA yang berbeda. Manipulasi pemotongan dan penyambungan DNA
dilakukan oleh enzim yang dinamakan endonuklease restriksi (untuk pemotongan)
dan ligase (untuk penyambungn). Enzim-Enzim Untuk Memanipulasikan DNA
Enzim-enzim ini dapat dikelompokan menjadi 5 golongan besar:
PCR adalah suatu cara untuk membuat banyak kopi dari segmen DNA
spesifik. Denga cara demikian, jauh lebih cepat daripada loig gena yang
menggunakan plasmid atau DNA phage. ahan yang dibutuhkan: DNA + DNA
polymerase + Nukleotid + Primer Bahan yang diperlukan adalah larutan dari
DNA yang mengandung urutan nukleotida yang “ditargetkan” untuk dibuat
kopinya. Kemudian ditambahkan DNA polymerase, semua bentuk nukleotid dan
primer. Primer ini dibutuhkan untuk memulai sintesis DNA. Primer ini merupakan
komplemen dari ujung akhir segmen DNA target.
Langkah-langkah Dasar :
1. Suatu plasmid (molekul DNA sirkuler) yang disebut dengan vektor dimurnikan
dari sel bakteri (biasanya dari E.Coli)
4. Vektor berlaku sebagai wahana yang membawa gena masuk sel hospes
(hospes) biasanya berupa sel bakteri, walaupun sel-sel jenis lain dapat juga
digunakan. Di dalam sel hospes vektor akan mengadakan replikasi, menghasilkan
banyak kopi atau turunan yang identik, dari vektornya sendiri maupun gena yang
dibawanya.
5. Ketika sel hospes membelah kopi molekul DNA rekombinan diwariskan pada
anakannya dan terjadi replikasi vector selanjutnya. Setelah terjadi sejumlah besar
pembelahan sel, maka dihasilkan koloni hospes yang identik. Tiap sel dalam klon
mengandug satu kopi atau lebih molekul DNA reokombinan; dengan demikian
dikatakan bahwa gena yag dibawa oleh molekul DNA rekominan telah diklon.
6. Langkah terakhir tergantung tujuan penelitian. Misalnya gen yang telah diklon
dapat dipindahkan ke dalam orgaisme lain.
Prinsip dasar kloning sel hewan bakteriofage dan vektor virus dapat
digunakan untuk manipulasi gen bakteri, tetapi plasmid tidak ada secara alami
pada sel hewan dan hanya vektor virus yang dapat dipakai. Vektor adalah
pembawa gena ke hospes, biasanya digunakan plasmid bakteri, atau virus.
Pada tikus dengan induksi dapat diperoleh 40 buah ova, namun sel telur
yang dapat dibuahi sekitar 20 buah. 2 pl buffer yang mengandung klon plasmid
DNA diinjeksikan ke salah satu dari pronukleus sel telur terbuahi. Ada 2 buah
pronukleus dari jantan dan betina, pronukleus jantan lebih besar sehingga dipilih
untuk diinjeksi. Pronuklei mengalami fusi kemudian terbentuklah zygote diploid.
Embryo ditumbuhkan pada medium in vitro, sampai pembelahan sel tertentu.
Kemudian diimplantasikan ke induk titipan. Antara 3 – 10 % hewan yang
berkembang mengandung kopi dari DNA eksogen yang bersatu dengan
kromosomnya dan hybrid lainnya.