Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu ‘bio’ yang berarti makhuk hidup
dan ‘teknologi’ yang berarti cara untuk memproduksi barang. Dengan definisi
tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Nenek moyang kita
telah memanfaatkan mikroba untuk membuat produk-produk berguna seperti
tempe, oncom, tape, arak, terasi, kecap, yogurt, dan nata de coco . Hampir semua
antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzim-enzim yang dipakai untuk
membuat sirop fruktosa hingga pencuci pakaian.
Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika
secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan
manusia.

Rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen


dari satu organisme ke organisme lain.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak
hanya didasari padabiologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni
lain,
seperti biokimia, komputer, biologimolekular, mikrobiologi, genetika, kimia, mate
matika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan
yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan
jasa.
Ilmu pengetahuan dalam bidang rekayasa genetika mengalami
perkembangan yang luar biasa. Perkembangannya diharapkan mampu
memberikan solusi atas berbagai permasalahan baik dari segi sandang, pangan,
dan papan. Adanya produk hasil rekayasa tanaman memiliki tujuan untuk
mengatasi kelaparan, defisiensi nutrisi, peningkatan produktivitas tanaman,
ketahanan terhadap cekaman lingkungan yang ekstrim.
Pengetahuan dan perkembangan teknologi pada zaman sekarang semakin maju
dan sangat pesat. Berbagai hal dilakukan dengan sesuatu yang canggih untuk
menghasilkan efek yang bagus dan berkualitas serta proses waktunya sangat
cepat. Adanya cara teknologi yang dilakukan yaitu mutasi gen dan rekayasa
genetika. Pada dasarnya rekayasa genetika tumbuhan ini dapat dilihat dari segi
pertanian ataupun perkebunan.

Rekayasa genetika dalam bidang perkebunan dan pertanian ini dapat menunjang
kebutuhan pada manusia dalam mengolah sumber daya alam dengan
memanfaatkan suatu tanaman menjadi produk yang lebih bermanfaat lagi.
Pemanfaatan suatu tanaman dalam bidang perkebunan dan pertanian ini dapat
dilakukan dengan berbagai metode atau cara-cara dalam pembuatan tanaman
transgenik. Tanaman transgenic yang tahan pada hama ataupun yang berada
dalam kondisi ekstrim. Dimana untuk meningkatkan kualitas tanaman dalam
periode waktu yang lebih singkat.

Penerapan bioteknologi merupakan suatu teknik dengan pendayagunaan


organisme hidup untuk membuat, memodifikasi, meningkatkan, atau memperbaiki
sifat makhluk hidup serta mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan
khusus. Hal ini akan menerapkan suatu prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
kerekayasaan dalam menangani dan mengelola bahan dengan bantuan agen
biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa dengan pencangkokan Gen atau
DNA Rekombinan (Anonim, 2012:10).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rekayasa Genetika

Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata genos
(bahasa latin) yang artinya bersuku–suku bangsa atau asal-usul. Secara
“etimologi” artinya asal mula kejadian. Genetika adalah ilmu yang mempelajari
tentang seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Rekayasa
genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan untuk mengkombinasikan
gen yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup sehingga susunan gennya
menjadi berubah. Gen yang telah direkayasa susunanya tersebut dapat
menyebabkan suatu makhluk hidup menghasilkan suatu senyawa/produk tertentu
yang diinginkan kita.

Rekayasa genetika dapat diartikan memanipulasikan gen untuk


mendapatkan galur baru dengan cara penyisipan bagian gen. Rekayasa genetika
juga dinamakan “pencangkokan gen” atau “DNA rekombinan”. Penelitian
rekayasa telah dimulai awal tahun 1950-an, oleh Dr. Paul Berg dan Stanford
University of California (USA). Namun hasil yang memuaskan diperoleh 20
tahun kemudian. Pada awalnya, rekayasa genetika merupakan khayalan masa
depan dalam cerita ilmiah. Tetapi sekarang kemampuan untuk mencangkokkan
bahan genetik dan membongkar kembali informasi genetika memberikan hasil
yang sangat nyata dan telah terbukti sangat bermanfaat.

Rekayasa genetika dapat memberikan hasil yang sangat menguntungkan.


Misalnya memaksa suatu mikro organisme. yaitu bakteri untuk membentuk
Insulin yang mirip sekali dengan insulin yang dihasilkan oleh manusia sendiri.
Kini para penderita diabetes dapat rnenerima insulin manusia yang dibuat melalui
bakteri. Penelitian selanjutnya dapat membuktikan bahwa insulin manusia tiruan
ini bahkan lebih baik daripada Insulin hewani (insulin yang diperoleh dan hewan)
dan dapat diterima lebih baik oleh tubuh manusia. Bioteknologi yang boleh
dikatakan paling baru saat ini adalah rekayasa genetik. Dengan mengutak-utik gen
mikroba, yaitu dengan teknlk kloning (pencangkokan) DNA gen-gen mikroba,
menyebabkan perubahan aspek genetik dan proses biokimia mikroba. Unsur-
unsur dalam teknologi ini adalah plasmid, transformasi, dan beberapa enzim baru.

2.2 Prinsip-prinsip Dasar Rekayasa Genetika

Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu


memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan
terhadap cekaman mahluk hidup pengganggu maupun cekaman lingkungan yang
kurang menguntungkan serta memperbaiki kualitas nutrisi makanan. Rekayasa
genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional. Dalam arti paling
luas merupakan penerapan genetika untuk kepentingan manusia akan tetapi
masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit,
yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekuler untuk mengubah susunan
genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan
pada kemanfaatan tertentu.

Objek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai


dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-
tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang
yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran
hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan
juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.

Zaman rekayasa genetika dimulai ketika Dr. Paul Berg dari Stranford
University di California USA dan usaha sekelompok peneliti lainnya, yaitu Dr
Stanley Cohen dan Dr Annie Chang dari Stranford University serta Dr Herbert
Boyer dan Dr Robert Helling dari University of California di San Fransisco
menemukan bahwa bahan-bahan tertentu yang dinamakan enzim pembatas
mampu bertindak sebagai “gunting biologi”, yaitu dapat mengenal dan kemudian
secara kimia memotong tempat-tempat khusus sepanjang molekul DNA. Enzim-
enzim yang mampu menggunting suatu gen dari DNA suatu makhluk tersebut 
ternyata dapat pula memotong tempat-tempat serupa dalam molekul DNA dari
mahkluk berkaitan.

Secara singkat prinsip rekayasa genetika dapat dijelaskan sebagai suatu proses
penyematan segmen DNA dari organisme apapun ke dalam genom plasmid atau
replikon virus untuk membentuk rekombinan DNA baru. Sebagai sel inang
molekul baru ini dapat berupa “sel prokariotik” atau sel eukariotik tergantung
dari titik awal replikasi yang ada pada vektor. Enzim endonuklease restriksi
memungkinkan pemotongan rantai DNA, yang menghasilkan ujung-ujung bersifat
lekat atau kohesif dan dapat digabungkan lagi dengan perantaraan enzim ligase
DNA.

2.3 Langkah-langkah atau Teknik Rekayasa Genetika

Rekayasa Genetika adalah teknik yang dilakukan manusia mentransfer


(memindahkan ) gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu
organisme kepada susunan gen (DNA) dari organisme lain. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika secara sederhana urutannya
sebagai berikut :

1. Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.


2. Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.

3. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid

4. Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.

5. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan

6. Pemanenan produk.

Gbr. Pembuatan plasmid dan mekanisme penyisipan gen


2.4 Manipulasi Gen (Rekayasa Genetika) Pada Mikroba

Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas


kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen
udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan
pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia
dari bakteri ( Sel pancreas yang mempu mensekresi Insulin digunting , potongan
DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri ) DNA rekombinan yang terbentuk
menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera di
kembangbiaakan.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau
melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan
gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan
organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Pada proses rekayasa
genetika organisme yang sering digunakan adalah bakteri Escherichia coli.
 Proses Rekayasa Genetika Pada Mikroba
1. Pada proses penyisipan gen diperlukan tiga faktor utama yaitu:
Vektor, yaitu pembawa gen asing yang akan disisipkan, biasanya berupa plasmid,
yaitu lingkaran kecil ADN yang terdapat pada bakteri. Plasmid diambil dari
bakteri dan disisipi dengan gen asing.
2. Bakteri, berperan dalam memperbanyak plasmid. Plasmid di dalam tubuh
bakteri akan mengalami replikasi atau memperbanyak diri, makin banyak plasmid
yang direplikasi makin banyak pula gen asing yang dicopy sehingga terjadi
cloning gen.
3. Enzim, berperan untuk memotong dan menyambung plasmid. Enzim ini
disebut enzim endonuklease retriksi, enzim endonuklease retriksi yaitu enzim
endonuklease yang dapat memotong ADN pada posisi dengan urutan basa
nitrogen tertentu.
Dasar pemikiran yang melandasi rekayasa genetika adalah bahwa gen
merupakan segmen DNA yang mengendalikan proses metabolisme di dalam sel
jasad hidup aliran informasi genetic ini dari DNA ke mRNA dan kemudian ke
protein. Dogma inilah yang mendasari biologi modern dalam mengembangkan
rekayasa genetika sebagai titik sentral bioteknologi modern. Perkembangan
Bioteknologi: Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah
suatu bahan dengan memanfaatkan mikroorganisme atau sel tumbuhan dan sel
hewan. Contoh biteknologi lama: pembuatan tempe, tape, roti pengomposan
sampah dll. Contoh bioteknologi modern: produksi antibiotika, vaksin,
monosodium glutamate, hormone insulin, zat warna insektisida dll.
Perkembangan bioteknologi sangat pesat dengan adanya rekayasa genetika.
Munculnya dimensi baru pada perkembangan bioteknologi adalah perkembangan
bioteknologi molekuler, melibatkan teknik-teknik khusus untuk menciptakan
terobosan baru dalam peningkatan efisiensi dan ekonomi industri bioteknologi,
misalnya manipulasi DNA rekombinan dan kultur jaringan. Rekayasa genetika
Merupakan salah satu usaha untuk memanipulasikan pewarisan sifat suatu
organisme. Teknik baru untuk memanipulasikan pewarisan sifat adalah: DNA
rekombinan.

Manipulasi DNA Murni

Manipulasi DNA Murni Setelah sampel murni DNA dibuat, langkah selanjutnya
dalam eksperimen cloning gena adalah pembentukan molekul DNA rekombinan,
yaitu molekul buatan yang terdiri dari plasmid dan fragmen DNA yang
dikehendaki. Untuk menghasilkan molekul rekombinan ini plasmid (sering
disebut dengan vektor) dan DNA yang akan diklon harus dipotong pada tempat-
tempat tertentu dan digabung menjadi satu dengan cara yang terkontrol.
Pemotongan dan penyambungan adalah dua contoh teknik memanipulasikan
DNA. Molekul DNA dengan demikian dapat diperpendek, diperpanjang, dibuat
kopi menjadi molekul RNA atau DNA baru, dimodifikasi dengan penambahan
atau pengambilan gugus kimiawi tertentu. Manipulasi tersebut semua dapat
dilakukan dalam tabung percobaan, memberi dasar cloning gena, penelitian dasar
biokimia DNA, struktur gena dan pengaturan ekspresi gena. Hampir semua teknik
manipulasi DNA menggunakan enzim yang dimurnikan. Di dalam sel enzim-
enzim ini berperan serta dalam proses-proses penting seperti replikasi dan
transkripsi DNA, penghancuran DNA asing, reparasi DNA serta rekombinasi
antar mol DNA yang berbeda. Manipulasi pemotongan dan penyambungan DNA
dilakukan oleh enzim yang dinamakan endonuklease restriksi (untuk pemotongan)
dan ligase (untuk penyambungn). Enzim-Enzim Untuk Memanipulasikan DNA
Enzim-enzim ini dapat dikelompokan menjadi 5 golongan besar:

1. Restriksi endonuklease, enzim yang memotong, memendekkan atau


mendegradasikan asam nukleat (DNA dan RNA)
2. Ligase, enzim yang menyambung fragmen asam nukleat menjadi satu pita.
3. Polymerase enzim yang membuat kopi molekul asam nukleat.
4. Enzim modifikasi (modifying enzim) enzim yang menghilangkan atau
menambah gugus kimiawi.
5.Topoisomerase enzim yang membuat atau mengubah DNA supercoil dari DNA
sirkuler yang tertutup.
Cara PCR (Polimerase Chain Reaction)

PCR adalah suatu cara untuk membuat banyak kopi dari segmen DNA
spesifik. Denga cara demikian, jauh lebih cepat daripada loig gena yang
menggunakan plasmid atau DNA phage. ahan yang dibutuhkan: DNA + DNA
polymerase + Nukleotid + Primer Bahan yang diperlukan adalah larutan dari
DNA yang mengandung urutan nukleotida yang “ditargetkan” untuk dibuat
kopinya. Kemudian ditambahkan DNA polymerase, semua bentuk nukleotid dan
primer. Primer ini dibutuhkan untuk memulai sintesis DNA. Primer ini merupakan
komplemen dari ujung akhir segmen DNA target.

Langkah-langkah Dasar :

1. Suatu plasmid (molekul DNA sirkuler) yang disebut dengan vektor dimurnikan
dari sel bakteri (biasanya dari E.Coli)

2. Suatu fragmen DNA yang mengandung gena yang dikehendaki dimurnikan


dari sel-sel hewan, tumbuhan maupun organisme lainnya.
3. Fragmen DNA tersebut disisipkan pada vektor plasmid untuk menghasilkan
molekul DNA rekombinan

4. Vektor berlaku sebagai wahana yang membawa gena masuk sel hospes
(hospes) biasanya berupa sel bakteri, walaupun sel-sel jenis lain dapat juga
digunakan. Di dalam sel hospes vektor akan mengadakan replikasi, menghasilkan
banyak kopi atau turunan yang identik, dari vektornya sendiri maupun gena yang
dibawanya.

5. Ketika sel hospes membelah kopi molekul DNA rekombinan diwariskan pada
anakannya dan terjadi replikasi vector selanjutnya. Setelah terjadi sejumlah besar
pembelahan sel, maka dihasilkan koloni hospes yang identik. Tiap sel dalam klon
mengandug satu kopi atau lebih molekul DNA reokombinan; dengan demikian
dikatakan bahwa gena yag dibawa oleh molekul DNA rekominan telah diklon.

6. Langkah terakhir tergantung tujuan penelitian. Misalnya gen yang telah diklon
dapat dipindahkan ke dalam orgaisme lain.

2.5 Manipulasi Gen (Rekayasa Genetika) Pada Sel Hewan

Prinsip dasar kloning sel hewan bakteriofage dan vektor virus dapat
digunakan untuk manipulasi gen bakteri, tetapi plasmid tidak ada secara alami
pada sel hewan dan hanya vektor virus yang dapat dipakai. Vektor adalah
pembawa gena ke hospes, biasanya digunakan plasmid bakteri, atau virus.

1. Plasmid sebagai vector; plasmid merupakan molekul DNA di luar kromosom


(extrachromosomal), berbentuk sirkuler, kecil, yang dapat masuk ke bakteri lain
dan bereplikasi secara otonom diluar genom hospes.

2. Virus sebagai vector; virus biasanya dipakai sebagai vektor untuk


memindahkan rDNA ke sel hewan. Setelah virus dimasukkan ke dalam sel
hospes, maka rDNA dilepaskan dari virus untuk kemudian masuk ke system DNA
hospes dan kemudian mengalami penggandaan (replikasi) sehingga muncul kopi
gene asing yang dikehendaki (kloning gena).
Teknologi Hewan Transgenik

Memodifikasi “germ cells” atau sel embrional, kemudian transgenesis ke hewan.


Metode pengiriman gene ke sel Mammalia:

1. Menggunakan vektor virus

2. Pengambilan DNA diperantarai kalsium posfat

3. Mikroinjeksi sel telur terbuahi

4. Fusi DNA ke sel target

5. Elektroporasi (aliran listrik) Mikroinjeksi DNA ke sel telur terbuahi diikuti


dengan implantasi sel telur termanipulasi ke induk titipan yang telah dipersiapkan.

Pada tikus dengan induksi dapat diperoleh 40 buah ova, namun sel telur
yang dapat dibuahi sekitar 20 buah. 2 pl buffer yang mengandung klon plasmid
DNA diinjeksikan ke salah satu dari pronukleus sel telur terbuahi. Ada 2 buah
pronukleus dari jantan dan betina, pronukleus jantan lebih besar sehingga dipilih
untuk diinjeksi. Pronuklei mengalami fusi kemudian terbentuklah zygote diploid.
Embryo ditumbuhkan pada medium in vitro, sampai pembelahan sel tertentu.
Kemudian diimplantasikan ke induk titipan. Antara 3 – 10 % hewan yang
berkembang mengandung kopi dari DNA eksogen yang bersatu dengan
kromosomnya dan hybrid lainnya.

Produksi Obat dan vaksin Rekombinan Sel Mammalia

Isolasi DNA Teknologi DNA rekombinan(recombinant DNA technology) adalah


suatu metode untuk merekayasa genetik dengan cara menyisipkan (insert) gena
yang dikehendaki ke dalam suatu organisme. Transgenik adalah suatu metode
untuk rekayasa protein (protein engineering).

Macam-macam Isolasi DNA :

1. Polymerase chains reaction (PCR) merupakan metode yang sangat sensitif


untuk mendeteksi dan menganalisis sekuen asam nukleat.
2. RT-PCR (reverse transcriotase polymerase chains reaction) untuk
memperbanyak (amplifikasi) rantai RNA menjadi copy DNA (cDNA).
Prosedur sebagai berikut: tissue/cells → extracted → RNA/mRNA →
rTPCR → cDNA.
3. Hibridisasi DNA adalah metode untuk menyeleksi sekuen DNA dengan
menggunakan probes DNA untuk hibridisasi (pencangkokan) rantai DNA.
Pita ganda (double stranded, ds) DNA secara artifisial dapat dipisahkan
dengan pemanasan atau agen kimia untuk mendapatkan pita tunggal
(single stranded, ss), disebut proses denaturasi. Dengan pendinginan dan
terkontrol, pita yang terpisah dapat disatukan lagi (reanneal) tetapi hanya
dalam sekuen komplementer.
4. Northern blot analysis adalah metode untuk analisis sekuen asam amino
messenger RNA (mRNA).
5. Western blot analysis adalah metode untuk analisis sekuen asam amino
DNA.
2.5 Manipulasi Gen (Rekayasa Genetika) pada Tumbuhan
Teknologi tanaman transgenik Ahli rekayasa genetik tanaman melakukan
transformasi gen dengan tujuan untuk memindahkan gen yang mengatur sifat-
sifat yang diinginkan dari satu organisme ke organisme lainnya. Beberapa
sifat yang banyak dikembangkan untuk pembuatan tanaman transgenik
misalnya (1) gen resistensi terhadap hama, penyakit dan herbisisda, (2) gen
kandungan protein tinggi, (3) gen resistensi terhadap stres lingkungan seperti
kadar alumium tinggi ataupun kekeringan dan (4) gen yang mengekspresikan
suatu ciri fenotipe yang sangat menarik seperti warna dan bentuk bunga,
bentuk daun dan pohon yang eksotik. Dalam hubungannya dengan pembuatan
tanaman transgenik terdapat tiga komponen penting yaitu: 1. Isolasi gen
target.Gen target yang kita inginkan misalnya gen Bt (gen tahan terhadap
penggerek yang diisolasi dari bakteri Bacillus thuringensis) diekstrak
kemudian dipotong dengan enzim restriksi. Gen yang sudah terpotong-potong
kemudian diseleksi bagian gen mana yang menyandikan gen Bt dan diisolasi.
Potongan gen Bt kemudian disisipkan ke dalam DNA sirkular (plasmid)
sebagai vektor menghasilkan molekul DNA rekombinan gen Bt. Vektor yang
sudah mengandung molekul DNA rekombinan gen Bt dimasukkan kembali ke
dalam sel inang yaitu bakteri untuk diperbanyak. Sel inang akan membelah
membentuk progeni baru yang sudah merupakan sel DNA rekombinan gen Bt.
2. Proses transfer gen ke tanaman target. Agar sel DNA rekombinan get Bt
dapat terintegrasi pada inti sel tanaman maka diperlukan vektor yang lain lagi
untuk memindahkan gen Bt ke dalam inti sel tanaman. Vektor tersebut adalah
bakteri Agrobacterium tumefaciens. Bakteri ini menyebabkan penyakit tumor
pada tanaman. Penyakit ini akan terjadi bila terdapat luka pada batang
tanaman sehingga memungkinkan bakteri menyerang tanaman tersebut. Luka
pada tanaman mengakibatkan tanaman mengeluarkan senyawa opine yang
merangsang bakteri untuk menyerang tanaman dimana senyawa ini
merupakan sumber carbon dan nitrogen dari bakteri. Akibat masuknya bakteri
menyebabkan terjadinya proliferasi sel yang berlebihan sehingga
menimbulkan penyakit tumor pada tanaman. Kemampuan untuk menyebabkan
penyakit ini pada tanaman ternyata ada hubungannya dengan DNA sirkular
(plasmid) Ti (Tumor inducing plasmid) dalam sel bakteri A.tumefaciens.Sifat
yang menyolok pada plasmid Ti ialah bahwa setelah infeksi oleh A.
tumefaciens, sebagian dari molekul DNAnya berintegrasi dalam DNA
kromosom tanaman. Segmen ini dikenal dengan nama - 109 - Diktat
Bioteknologi T-DNA (transfer DNA). Metode kerjasama antara tanaman dan
A. tumefaciens ini digunakan oleh ahli rekayasa genetika tanaman untuk
memindahkan gen Bt agar dapat terintegrasi dalam sel tanaman. Oleh karena
itu langkah selanjutnya adalah menyisipkan DNA rekombinan yang sudah
membawa gen Bt ke dalam plasmid Ti dari A. tumefaciens. Setelah itu A.
tumefaciens yang membawa gen Bt diinokulasikan pada tanaman. Proses
inokulasi tersebut dilakukan pada tanaman target yang sedang diregenerasikan
dalam kultur jaringan. Hal ini memudahkan bagi proses transfer gen Bt ke
dalam inti jaringan tanaman dimana tanaman masih dalam proses pembelahan
sel yang sangat aktif. 3. Ekspresi gen pada tanaman transgenik. Gen yang
sudah dimasukkan ke dalam tanaman target dalam hal ini adalah gen Bt yang
mengekspresikan tanaman transgenik tahan terhadap hama penggerek harus
dapat diexpresikan. Untuk mengetahui apakah gen tersebut terekspresi atau
tidak digunakan penanda yaitu selectable and scoreable marker, dimana
apabila tanaman target dapat tumbuh pada media yang mengandung
antibiotika atau tanaman target menampakan warna khusus (warna biru untuk
penanda gen gus) maka tanaman target itu adalah tanaman transgenik. 4.
Tanaman transgenic yang memiliki sifat tahan terhadap serangan hama, atau
tahan terhadap cekaman lingkungan garam dengan tujuan untuk peningkatan
produksi pangan. 5. Hewan ternak transgenic yang memiliki sifat dapat
memproduksi asam amino tertentu.

Anda mungkin juga menyukai