MENGINGAT :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Praktik Kesehatan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2009 tentang
Praktik Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1333/MENKES/SK/XII/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien 3
Rumah Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129/Menkes/SK II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
7. Specification Manual for The Joint Commission International
Library of Measures Version 2,0 Januari 2013
8. Surat Keputusan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Nomor : 562.62/001/IORS/I/2018 tentang Ijin
Operasional dan Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Amanah
Umat Purworejo .
9. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Amanah Kesehatan Umat
Purworejo Nomor: AKU.002/SK.3.1/IX/2016 Tentang pengangkatan
Direksi Rumah Sakit Umum Amanah Umat Purworejo Masa Bakti
23 September 2016 sampai dengan 23 September 2021
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN :
KESATU : Panduan Indikator Mutu Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Penyusunan indikator mutu terdiri atas indikator mutu utama dan
indikator mutu unit serta dilengkapi dengan profil indikator mutu
atau data yang dibutuhkan.
KETIGA : Lima area prioritas dalam pemilihan indikator mutu utama di
Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo yaitu IGD, Rawat Inap,
Rawat Jalan, Instalasi Bedah Sentral, dan Sasaran Keselamatan
Pasien (SKP).
KEEMPAT : Indikator mutu utama terpilih yang terdiri dari 31 (tiga puluh satu)
indikator yaitu 11 (sebelas) area klinis, 9 (sembilan) indikator
mutu area manajemen, 6 (enam) indikator mutu area, Sasaran
Keselamatan Pasien (SKP) dan 5 (lima) indikator mutu area JCI
Library of Measure (profil indikator mutu) yang telah disetujui
oleh direksi dan disepakati bersama harus disosialisasikan baik
tertulis maupun secara lisan kepada unit terkait.
KELIMA : Indikator mutu utama yang terpilih dilakukan uji coba/ trial pada
unit terkait dalam waktu yang telah ditentukan.
KEENAM : Hasil pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait harus
dilaporkan Unit kepada Komite Mutu setiap 1 (satu) bulan sekali,
kemudian dilanjutkan pelaporan dari Komite Mutu kepada Direksi
setiap 3 (tiga) bulan sekali dan dari Komite Mutu kepada YBWSA
setiap 1 (satu) tahun sekali.
KETUJUH : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan apabila
terdapat kesalahan/kekeliruan maka akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Purworejo
Tanggal : 08 Februari 2018
RUMAH SAKIT AMANAH UMAT
PURWOREJO
TEMBUSAN Yth :
1. Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo
2. Komite Mutu dr.Inten Sylvia Dewi
Direktur RS
3. Unit terkait
4. Arsip
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AMANAH UMAT PURWOREJO
NOMOR : 197/SK.3.2/II/2018
TANGGAL : 08 Februari 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan derajat kesempurnaan pelayanan
rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/ konsumen akan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dengan menggunakan
potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan
efektif serta di berikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika,
hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan
kemampuan pemerintah dan masyarakat sebagaikonsumen.
Menurut Donabedian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur
dengan menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu:
1. Input (struktur) ialah segala sumber daya yamg diperlukan untuk
melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas,
peralatan, bahan teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan
kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah dalam
perencanaan dan penggerakan
2. pelaksanaan pelayanan kesehatan.
3. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/ masyarakat). Proses ini merupakan variabel
peningkatan mutu yang penting.
4. Output/ outcome ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan
yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari
konsumen tersebut.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah
pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan
berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipacu
untuk dapat menilai diri sendiri (self assesment) dan memberikan pelayanan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk
mengukur hasil kerjanya perlu adanya latar ukur yang lain, yaitu intrumen
mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah pada
hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit, tidak dapat
diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang
baik pula. Indikator rumah sakit yang disusun dengan bantuan WHO bertujuan
mengukur kinerja rumah sakit secara nyata.
Berdasarkan Standar akreditasi Rumah Sakit sesui Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS) tahun 2011 dan standar akreditasi RS Joint Commition
Internasional (JCI) edisi ke 4 berlaku januari 2011, bahwa upaya peningkatan
mutu dan keselamatan Pasien (PMKP) merupakan kreteria mayor dalam
memenuhi standar dari elemen yang ada, yaitu harus terpenuhi minimal 80%
dari total masing-masing elemen penilaian dimana harus dipenuhi sesuai
standar akreditasi.
Di Indonesia telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
tentang rumah sakit, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah
Sakit menyebutkan bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan kepada mayarakat memiliki peran
yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, Undang- Undang Nomor: 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
Kepmenkes Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit serta Permenkes Nomor: 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien serta sesuai dengan Specification Manual for The Joint
Commission International Library of Measures Version 2,0 Januari 2013 maka
rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di rumah
sakit disusun suatu indikator mutu untuk mengukur kualitas pelayanan.
Indikator mutu rumah sakit adalah seperangkat alat ukur mutu pada output
suatu pelayanan. Alat ukur ini lebih mencerminkan mutu pelayanan medik,
mutu pelayanan pendukung dan tingkat kecanggihan. Indikator ini merupakan
indikator minimal yang seharusnya dapat dilaksanakan pada sebagian besar
rumah sakit.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Amanah Umat
Purworejo dapat seperti yang diharapkan, maka perlu disusun Panduan
Indikator Mutu Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo. Buku panduan
tersebut disusun sebagai acuan bagi pengelola Rumah Sakit Amanah Umat
Purworejo dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup
indikator mutu, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan tabel
indikator mutu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Memberikan panduan dalam pelaksanaan indikator mutu pada tiap unit RS
terkait untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo.
2. Tujuan khusus :
a. Dapat terselenggaranya pemilihan indikator mutu sesuai dengan yang
diperlukan tiap-tiap unit RS.
b. Memudahkan unit dalam pelaksanaan, penerapan dan pengukuran
indicator mutu.
c. Memperjelas alur pelaksanaan dan pelaporan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan indikator mutu.
BAB II
DEFINISI
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang
akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang
digunakan untuk mengukur mutu pelayanan rumah sakit. Berikut beberapa
definisi aspek-aspek dalam pelaksanaan indikator mutu.
A. Indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
dengan
menggunakan instrumen. Menurut WHO, indikator adalah variabel yang
digunakan
untuk mengukur perubahan. Indikator yang ideal harus memiliki 4 (empat)
kriteria:
1. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek
yang akan dinilai.
2. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang
sama pada saat yang dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang
maupun yang akan dating.
3. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehimgga jumlahnya tidak
perlu banyak.
4. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas.
B. Mutu
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan
(Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu rumah
sakit yang telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya.
C. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
mutu keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran
terhadap perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolok ukur
presentasi kuantitatif/ kualitatif yang digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standart yang telah
ditetapkan sebelumnya/cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit.
D. Indikator Mutu Utama
Adalah indikator mutu yang diutamakan yang akan diimplementasi di
rumah sakit meliputi kegiatan: penyusunan indikator mutu, sosialisasi, uji
coba, implementasi, validasi, analisa, pencatatan dan pelaporan,
benchmarking, publikasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan ke direksi
dan yayasan dengan kriteria high risk, high volume, high cost dan
problem prone. Sedangkan indikator mutu yang lainnya akan tetap
dijadikan indikator mutu unit.
E. Indikator Mutu Unit
Adalah indikator mutu yang tetap dijalankan pada unit terkait, sebagai
upaya peningkatan mutu pelayanan. Dimana kegiatan validasi,
monitoring dan evaluasi dan bencmarking dilakukan menyusul setelah
indikator mutu utama terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
F. Indikator Mutu Area Klinis
Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas
dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang
berkaitan langsung dengan proses perawatan dan pelayanan terhadap
penyakit pasien (kepentingan klinis).
G. Indikator Mutu Area Manajerial
Indikator mutu area manajerial adalah cara untuk menilai mutu atau
kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit
yang berkaitan dengan proses me-manage/ mengatur dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana
penyelesaian pekerjaan inti melalui orang lain (definisi menurut Mary
Parker Follet). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal/ target.
H. Indikator Mutu Area Sarana Kelselamatan Pasien
Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien adalah cara untuk menilai
mutu atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di
rumah sakit dalam upaya menurunkan angka kejadian/ insiden di rumah
sakit untuk meningkatkan keselamatan pasien
I. Indikator Mutu Area Jci Libarary Of Measure
Indikator Mutu Area Jci Library Of Measure Indikator mutu area JCI
library of measure adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang
berkaitan/berdasar pada ketentuan Join Commision international Library
of Measure. Dalam hal ini indikator harus mencakup 5 (indikator)
indikator yaitu angka pemberian aspirin saat kedatangan sampai di rumah
sakit pada pasien AMI, Angka Kematian pasien AMI saat rawat inap,
angka ulcus dicubitus pasien tirah baring stadium dua atau lebih selama
perawatan di rumah sakit, angka pasien jatuh di pelayan rumah sakit,
angka pasien Jatuh dengan cidera
J. Kamus Profil Indikator
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit
rumah sakit, di dalamnya mencakup judul, dimensi mutu, tujuan, definisi
operasional, nominator, denominator, frekuensi pengumpulan data,
periode analisa, sumber data, PIC, standar dari indikator mutu sebagai
acuan dalam pelaksanaan indikator mutu.
K. Dimensi Mutu
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan
keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis,
dan hubungan antar manusia berdasarkan WHO.
L. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator.
M. Frekuensi Pengumpulan Data
Adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indicator.
N. Periode Analisa
Adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang
dikumpulkan
O. Numerator/Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja
P. Denumerator/ Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja
Q. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian
yang berhubungan langsung dengan persoalan
R. Standar/Target
Adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja tertentu yang telah
ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan
kemampuan pemilik rumah sakit.
Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas,
berat, nilai atau mutu. Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan
acuan dari berbagai sumber, benchmarking dengan rumah sakit yang
setara, berdasarkan tren yang menuju kebaikan
S. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:90)
T. Sampel
Adalah bagian dari jumlahdan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut
BAB III
RUANG LINGKUP
5 Harapan dan kepuasan pasien 1. Respon time dokter terhadap pasien gawat
dan keluarga darurat ≤ 5 menit
6 Harapan dan kepuasan staf 1. Tindak lanjut penyelesaian hasil
pertemuan tingkat direksi
4 Kepastian tepat lokasi, tepat 1. Tidak adanya kejadian salah tindakan saat
prosedur, tepat pasien operasi operasi.
1. Angka pemberian aspirin saat Kedatangan sampai di rumah sakit pada pasien
AMI
3. Angka ulcus dicubitus pasien tirah baring stadium dua atau lebih selama
perawatan di rumah sakit.
Konten form profil indikator mutu meliputi: judul indikator, dimensi mutu,
tujuan, definisi operasional, frekuensi pengumpulan data, periode analisa,
numerator, denumerator, sumber data, standar, penanggungjawab. (Sumber:
dr. Luwharsih)
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:90)
2. Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil
menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada
penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan
menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan adalah kekayaan informasi.
Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya
lebih bermanfaat.
Indikator mutu terpilih yang telah disetujui oleh direksi dan disepakati
bersama dilakukan sosialisasi kepada unit terkait, agar unit terkait dapat
melakukan tindak lanjut. Sosialisasi indikator mutu antara lain dilaksanakan
di website, media informasi, majalah dinding (mading) dan sosialisasi baik
tertulis maupun lisan.
Uji coba indikator mutu terpilih pada unit terkait dalam waktu 1 (satu) bulan
atau dalam waktu yang telah ditentukan.
Revisi dari hasil uji coba indikator mutu terpilih dari unit terkait.
Total sampel
7. Data baik jika hasil ketidak akurasian data tidak melebihi dari 10 %
8. Data hasil ketidakakurasian ≥ 10 %, maka dilakukan corrective action,
kemudian di implementasikan kepada unit terkait, setelah corrective action
dilakukan; lakukan proses pengumpulan data lagi sampai akurasi data
mencapai >90%.
9. Data dari sasaran mutu baru, setelah corrective action dilakukan
pengukuran frekuensi analisa data oleh unit.
10. Penentuan frekuensi analisa data sasaran mutu corrective action sesuai
dengan kebutuhan dan urgensi dari proses pengumpulan data tersebut
yang ditentukan oleh Direktur.
11. Tampilan data hasil analisa setelah corrective action, dengan
menggunakan data statistik deskriptif pada tinjauan manajerial/ rapat
pimpinan.
12. Komite Mutu melaporkan hasil analisa data corrective action kepada
Direktur Rumah Sakit untuk mendapatkan legalitas sesuai dengan tujuan
validasi data terutama untuk kepentingan publikasi pimpinan rumah sakit
memastikan reliabilitas data.
Analisa data secara diskriptif (meliputi tampilan dan kesesuaian hasil sesuai
target). Instrumen atau data yang diorganisir, diklasifikasi sampai
pengambilan keputusan yang digunakan dalam setiap langkah untuk
mengukur hasil akhir.
Jika hasil lebih jelek dari standar dilakukan langkah sesuai siklus PDCA:
Plan : plan lagi sesuatu yang baru, redesign lagi sesuatu yang baru
Do : lakukan trial selama 3 (tiga) bulan
Cek : cek/diukur penggunaannya selama 3 (tiga) bulan. Selama
proses kerja baru wajib membuat sasaran mutu atas proses
kerja baru tersebut, untuk menentukan bagus atau tidak.
Action : action apabila ada yang perlu dibenahi kembali SPO sasaran
mutu tersebut
Dalam program menjaga mutu, pelaksanaan kegiatan ini tercakup dalam suatu
siklus kegiatan tertentu yang dikenal dengan nama siklus PDSA ( Plan, Do,
Study, Action).
1. Design
Tahap dalam siklus layanan dan sebuah element yang penting didalam
suatu perubahan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
peran design dalam proses perubahan dapat di jelaskan sebagai
perancangan dari fungsi proses peningkatan mutu dan keselamatan pasien
di Rumah Sakit Amanah Umat Purworejo.
2. Meassure
Untuk menilai dari suatu design yang telah dibuat dilakukan proses
meassure yaitu pengukuran terhadap proses peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang dapat menentukan kinerja sekarang dan sebelum
mengalami perubahan dalam pelaksanaan penialian tersebut
menggunakan internal database
3. Assess
Data dari unit yang telah dimasukkan dalam internal data base kemudian
dilakukan analisa terhadap data tersebut dengan menyesuaikan dengan
SPO dan informasi yang ditampilkan. Untuk dilakukan validasi dari data
yang di input apakah sudah sesuai dengan SPO yang ada. Sehingga dapat
dilakukan perbandingan pada informasi yang muncul dan dapat diambil
keputusan untuk perbaikan pada prioritas.
4. Improvement
Dari data yang telah dikumpulkan dilakukan perbaikan inovasi yang
dapat memunculkan trobosan baru dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien sehingga dapat diputuskan proses perbaikan
selanjutnya.
5. Redesign
Perbaikan dari keseluruhan proses yang ada dalam siklus monitoring dan
evaluasi harus bersifat mencakup pada semua aspek yang berkaitan
dengan proses PMKP,proses ini terus berputar sehingga dapat
memonitoring dan mngevaluasi suatu progam yang berjalan sesuai
dengan pedoman yang ada.
Q. Pelaporan Ke Direksi
Unit:……………
Judul Indikator
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Periode Analisis
Numerator
Denumerator
Formula
Standar
Penanggungjawab
Unit:……………
Judul Indikator
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Periode Analisis
Numerator
Denumerator
Formula
Standar
Penanggungjawab
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
iii. Profil Indikator Mutu Utama
I. AREA KLINIS
1. Asesmen pasien
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Standar 100%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Standar 100%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Numerator Jumlah foto rontgen yang dibaca dan diverifikasi oleh dokter
spesialis radiologi dalam 1 bulan
Standar 100 %
4. Prosedur bedah
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi bersih setelah
2x24 jam
Sumber data Data rekam medis pasien yang rawat inap / Ceklis monitoring
(Inklusi dan infeksi
eksklusi)
Numerator Jumlah Pasien AMI yang di berikan aspirin dalam waktu ≤ 24 jam
mulai saat sebelum hingga sampai datang di rumah sakit
Denumerator Total Pasien AMI yang berumur ≥ 18 tahun yang datang di rumah
sakit
Standar ≥ 75 %
Denumerator Jumlah total pasien di ruang rawat inap yang di berikan obat
Standar 0%
Standar 0%
Standar ≤0,01%
Definisi Operasional Resume medik yang lengkap adalah resume medik yang
telah
diisi lengakap oleh dokter dan selesai dalam waktu <24
jam
setelah selesai pelayanan rawat inap (RI) diputuskan
untuk
pulang, yg meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana
asuhan, pelaksanan asuhan, tindak lanjut, resume pasien
pulang sejumlah ≥80%.
Standar ≥80%
9.1. Angka kejadian Decubitus pasien tirah baring stadium dua atau
lebih selama perawatan di rumah sakit
Numerator Jumlah pasien tirah baring dengan dekubitus stadium dua atau
lebih selama perawatan di rumah sakit setelah 2x24 Jam
Sumber data (Inklusi Data rekam medis pasien yang rawat inap / Ceklis monitoring
dan eksklusi) infeksi
Standar <5%
Definisi Operasional Jumlah pengadaan Obat obat life saving cito yang habis
(kurang dari 3 jam)
Sumber Data Ceklist permintaan dan penerimaan obat cito dari unit,
Faktur
Standar 100%
Standar 100%
3. Manajemen Resiko
3.1. Angka pelaporan insiden near miss, adverse event dan sentinel event
unit perawatan ≤2 X 24 Jam
Standar 60%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Standar 100 %
Sumber data Data yang ditarik dari form pengkajian IGD secara manual
(Inklusi dan melalui sensus harian
eksklusi)
Standar ≥ 90 %
Standar 100%
8. Manajemen keuangan
8.1. Respon Time Pelayanan Pemberian Rincian Biaya Pasien Rawat Inap
Numerator Jumlah billing pasien umum yang pulang siap <1 jam
Standar ≥80%
Standar 100%
Penanggungjawab IPSRS
I. AREA KLINIS
1. Asesmen pasien
Standar 100%
Sumber Data Data rekam medis pasien IGD yang rawat inap
Standar 100%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan data
Standar < 3%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Standar 100 %
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Standar 100%
2. Pelayanan laboratorium
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Standar 100%
penanggungjawab Kepala
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Numerator Jumlah foto rusak yang tidak dapat dibaca dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah seluruh pemeriksaan foto dalam 1 bulan
Standar <2%
4. Prosedur bedah
Definisi Operasional Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian
pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan data
Standar ≤ 100 %
Definisi Operasional Kematian yang terjadi di atas meja operasi pada saat
operasi elektif berlangsung yang diakibatkan oleh
tindakan anestesi maupun pembedahan
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan Data
Standar 0
Standar ≥ 80 %
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Standar 100%
Standar 0%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Kamar Bedah
Standar ≤0,01%
Standar ≥ 75%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang mengalami infeksi Saluran Kemih
(ISK) setelah 2x24 jam
Denumerator Jumlah pasien di rawat inap yang dipasang kateter urine dalam 1
bulan
Sumber data Data rekam medis pasien yang rawat inap / Ceklis monitoring
(Inklusi dan infeksi
eksklusi)
Standar <5%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Sumber data Data rekam medis pasien yang rawat inap / Ceklis monitoring
(Inklusi dan infeksi
eksklusi)
Standar < 5%
penanggungjawab KPPI
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang mengalami plebitis setelah 2x24
jam di infuse
Denumerator Jumlah pasien di rawat inap yang diinfus selama 1 (satu) bulan
Sumber data Data rekam medis pasien IGD yang rawat inap
(Inklusi dan
eksklusi)
Standar <30%
Definisi Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga kesehatan,
Operasional pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RS seperti masker,
sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan gaun
Standar 75%
Definisi Operasional Jumlah pengadaan Obat obat life saving cito yang habis
(kurang dari 3 jam)
Sumber Data Ceklist permintaan dan penerimaan obat cito dari unit,
Faktur
Standar 100%
Standar 100%
3. Manajemen Resiko
3.1. Angka pelaporan insiden near miss, adverse event dan sentinel event
unit perawatan ≤2 X 24 Jam
Standar 60%
Standar ≥80%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan data
Numerator Jumlah linen yang dihitung dalam 4 hari sampling dalam satu
tahun
Denumerator Jumlah linen yang seharusnya ada pada hari sampling tersebut
Standar 100%
Judul Indikator Peralatan Laboratorium (dan alat ukur yang lain) yang
terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
Frekuensi 1 tahun
Pengumpulan data
Standar 100%
Sumber data Data yang ditarik dari form pengkajian IGD secara manual
(Inklusi dan melalui sensus harian
eksklusi)
Standar ≥ 90 %
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan data
Standar 100%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan data
Standar >90%
Standar ≥70%
Standar ≥90%
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Standar ≥ 90 %
Standar 100%
7.1. Angka pelaporan 10 besar penyakit rawat jalan dan rawat inap
8. Manajemen keuangan
8.1. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
Standar ≥ 90 %
Standar ≥60%
Definisi Pasien baru rawat inap yang telah terpasang gelang identitas (nama
Operasional dan tanggal lahir) saat sampai di ruang rawat inap dari unit IGD,
unit khusus dan rawat jalan sejumlah dari ≥ 80 %
Numerator Jumlah pasien baru yang terpasang gelang identitas di ruang rawat
inap
Sumber data Gelang, barcode, hasil assesmen pasien baru dan hasil print out
(Inklusi dan expertise
eksklusi)
Standar >80%
Standar 100%
Dimensi Mutu Safety (semua obat high alert terlabeli dan terjaga keamanan obat
nya)
Tujuan Semua obat high alert terlabeli dengan benar baik dalam proses
penyimpanan sampai proses distribusi ke pasien rawat jalan dan
rawat inap
Definisi Pemberian label pada obat high alert dari proses penyimpanan
Operasional sampai
proses pendistribusian ke pasien baik rawat jalan maupun rawat
inap
Numerator Jumlah obat high alert yang terlabeli diseluruh unit Rumah Sakit
baik rawat jalan maupun rawat inap
Denumerator Jumlah obat high alert yang terlabeli diseluruh unit Rumah Sakit
baik rawat jalan maupun rawat inap
Standar 100 %
Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
data
Definisi Jumlah petugas rumah sakit dari seluruh sampel yang melakukan
Operasional cuci tangan setelah kontak sesuai standar WHO tahun 2007 di
ruang perawatan sejumlah ≥75
Standar >75%
penanggungjawab KPPI
Standar 100 %
Numerator Jumlah Pasien AMI yang di berikan aspirin dalam waktu ≤ 24 jam
mulai saat sebelum hingga sampai datang di rumah sakit
Denumerator Total Pasien AMI yang berumur ≥ 18 tahun yang datang di rumah
sakit
Standar ≥ 75 %
Standar ≤ 25 %
3. Angka ulcus dicubitus pasien tirah baring stadium dua atau lebih selama
perawatan di rumah sakit
Definisi Operasional Jumlah pasien tirah baring lama yang mengalami decubitus
Numerator Jumlah pasien tirah baring dengan dekubitus stadium dua atau
lebih selama perawatan di rumah sakit setelah 2x24 Jam
Sumber data (Inklusi Data rekam medis pasien yang rawat inap / Ceklis monitoring
dan eksklusi) infeksi
Standar <5%
Standar 100 %
Definisi Jumlah pasien jatuh dengan cidera level minor ataupun lebih
Operasional besar selama perawatan di rumah sakit pada pasien yang beresiko
jatuh adalah 0
Sumber data Laporan KKP incident report, asesmen intervensi pasien jatuh
(Inklusi dan
eksklusi)
Standar 0%
Indikator mutu utama terpilih yang telah disetujui oleh direksi dan
disepakatibersama dilakukan sosialisasi kepada unit terkait, agar unit terkait
dapat melakukan tindak lanjut. Sosialisasi indikator mutu antara lain
dilaksanakan di website (IT Blog), media informasi, majalah dinding (mading)
dan sosialisasi baik tertulis maupun lisan.
Pencatatan adalah catatan pada sensus harian unit rumah sakit tentang
pelaksanaan indikator mutu utama pada unit terkait. Pelaporan berisi laporan
hasil pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait. Pelaporan dari unit ke komite
mutu setiap 1 (satu) bulan, pelaporan dari komite ke direksi setiap 3 (tiga) bulan,
pelaporan dari direksi ke yayasan setiap 1 (satu)tahun.
UNIT : ………
JUDUL INDIKATOR AREA : ……… (Misal kelengkapan pengkajian awal pasien baru di IGD
dalam 24 jam – Area Klinis
BULAN : ………
TAHUN : ………
AREA MONITORING : ……… (Rawat Jalan/ Rawat Inap, dll)
SUMBER DATA : ……… (Populasi >1000, sampel 10%; populasi ≥100, sampel
30%; populasi <100, sampel 100%
Tanggal Tabulasi Jumlah Indikator Tabulasi Jumlah Indikator
Numerator Denumerator
(sesuai dengan formula) (sesuai dengan formula)
2
3
10
30
Jumlah
Purworejo………………….2018
Penanggungjawab
Manajer/ Kepala Bagian/ Kasi/
Verifikator Indikator Mutu Utama/ Kepala Instalasi - Penanggung jawab
Indikator Mutu Unit Unit
Nama Unit :
Area :
Numerator :
Denumerator :
……………………………………….……………………………………….
……………………………………….……………………………………….
……………………………………….……………………………………….
……………………………………….……………………………………….
……………………………………….……………………………………….
……………………
BAB VI
ANALISA MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Beberapa tahapan harus dilalui pada waktu menerima data-data dari unit:
a. Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan yang diterima.
Hal ini penting untuk menjamin validitas dan akurasi data secara statistik
b. Adanya pemahaman bahwa yang diperhatikan adalah pelayanan yang jelek
saja sedang yang baik tidak perlu diperhatikan.
c. Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang terkumpul, perlu
disusun table umum, bar chart dan line graft untuk seluruh bulan. Pada
visualisasi data tersebut dapat dipilih kecenderungnan dari tingkat mutu
pelayanan yang diukur
d. Untuk mengetahui apakah tingkat mutu pelayanan yang dicapai pada bulan
terentu perlu diketahui beberapa angka sedrhana yang ada pada statistik
deskriptif, antara lain angka rata-rata (mean), angka simpangan (SD,
Standar Deviasi), dan rentang (range). Pengukuran cara sederhana ini
disebut time series analysis (Analisis Kecenderungan menurut waktu
BAB VII
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN DI RUMAH SAKIT
KOMITE MUTU
YAYASAN
DIREKSI
1. Sensus Harian Indikator Mutu Rumah sakit (Format sederhana unit terkait,
A1,A2,A3) dibagikan pada semua unit terkait. Petugas penanggungjawab
format sensus harian indikator mutu adalah kepala ruangan unit terkait.
Kepala ruangan mengkopilasikan formulir A1, A2, A3 dan harus diserahkan
kepada kepala Instalasi / kabag unit terkait.
2. Formulir laporan bulanan rumah sakit (B1, B2, B3) diisi oleh manajer/
kabag/ kasi/ kepala instalasi/ penjab unit terkait berdasarkan pada data-data
yang ada pada form A1, A2, A3. Ketiga form B tersebut (B1, B2, B3)
diserahkan pada komite mutu.
3. Laporan bulanan (B1, B2, B3) yang telah lengkap dan telah dianalisa
dengan menggunakan formula oleh unit, akan diterima oleh komite mutu
kemudian direkapiulasi dan dimasukkan ke dalam formulir C yang sudah
disediakan.
4. Laporan bulanan (B1, B2, B3) yang telah lengkap dan telah dianalisa
dengan menggunakan formula oleh unit, akan diterima oleh komite mutu
kemudian direkapiulasi dan dimasukkan ke dalam formulir D oleh komite
mutu.
5. Hasil analisa dari indikator mutu pelayanan rumah sakit oleh komite mutu
harus dilaporkan pada direktur setiap 3 (tiga) bulan untuk dilakukan tindak
lanjut.
6. Hasil akhir pencapaian indikator mutu rumah sakit dilaporkan oleh direksi
kepada yayasan setiap 1 (satu) tahun sekali untuk dilakukan tindak lanjut.
BAB VIII
PENUTUP