MATERI 1
PENDAHULUAN
Rimpang kencur sudah dikenal luas di masyarakat baik sebagai bumbu makanan
atau untuk pengobatan, diantaranya adalah batuk, mual, bengkak, bisul dan jamur. Selain
itu minuman beras kencur berkhasiat untuk menambah daya tahan tubuh, menghilangkan
masuk angin, dan kelelahan, dengan dicampur minyak kelapa atau alkohol digunakan
untuk mengurut kaki keseleo atau mengencangkan urat kaki. Komponen yang terkandung
di dalamnya antara lain saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Tanaman ini
termasuk kelas monocotyledonae, bangsa Zingiberales, suku Zingiberaceae dan, marga
Kaempferia (Winarto 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui dan mampu melakukan ekstraksi rimpang kencur (Kaempferiagalanga)
dengan berbagai macam metode maserasi.
1.2 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas maka pada praktikum kali ini memiliki manfaat agar
mahasiswa dapat mengetahui dan mampu melakukan ekstraksi rimpang kencur
(Kaempferiagalanga) dengan berbagai macam metode maserasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Subfamili : Zingiberoideae
Genus : Kaempferia
Spesies : K.galanga
Berdasarkan ukuran daun dan rimpangnya, dikenal 2 tipe kencur, yaitu kencur
berdaun lebar dengan ukuran rimpang besar dan kencur berdaun sempit dengan
ukuran rimpang lebih kecil (Syukur dan Hernani, 2001).
2.2.1 Pengertian
PROSEDUR KERJA
A. Bahan
1. Ekstrak rimpang kencur
2. Etanol 96%
3. Cab-o-sil
B. Alat
A. Metode Maserasi
1. Ditimbang 400g serbuk rimpang kencur, dimasukkan dalam bejana maserasi.
2. Ditambahkan 1000ml etanol 96%, aduk sampai serbuk terbasahi.
3. Hasil nomor 2 ditambahkan 600ml etanol 96%, aduk sampai homogen, tutup
bagian mulut bejana dengan alumunium, dan diamkan selama 24jam.
4. Hasil maserasi nomor 2 disaring. Tamping filtrat dan lakukan kembali maserasi
dengan 1200ml etanol 96% pada residu selama 24jam.
5. Disaring hasil maserasi nomor 3. Tamping filtrat dan lakukan kembali maserasi
dengan 1200ml etanol pada residu selama 24jam.
6. Disaring kembali maserasi nomor 4. Kumpulkan semua filtrat menjadi satu.
7. Kalibrasi labu pada rotavapor (berisi ektrak), berikan tanda pada volume 400mL.
8. Filtrat yang terkumpul dilakukan pemkatan dengan rotavapor yaitu penguapan
dengan penurunan tekanan hingga volume terisisa ± 400ml (tanda kalibrasi) dan
pindahkan hasilnya kedalam Loyang. Ratakan ekstrak pada loyang.
9. Ditambahkan cab-o-sil sebanyak 5% dari esktrak (20g) dengan ditaburkan sedikit
demi sedikit secara merata. Kemudian diamkan selama semalam (sampai kering).
10. Homogenkan dan simpan pada wadah tertutup (botol selai)
11. Berikan label identitas pada wadah.
A. Metode Maserasi
Hasil maserasi di saring, tampung filtrat, dan dilakukan kembali maserasi dengan 1200
ml etanol 96% selama 24 jam
Disaring hasil maserasi, tampung filtrat, dan dialkukan kembali maserasi dengan
1200 ml etanol 96% selama 24 jam
Hasil maserasi disaring. Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi dengan
1200 ml etanol 96% pada residu selama 2 jam pada kecepatan yang sama
Kaliberasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume
400 ml
Ditambahkan 200 ml etanol 96% pada masing-masing bejana maserasi (8 erlenmeyer), aduk
sampai serbuk terbasahi
Tutup bagian mulut bejana dengan alumunium, masukkan dalam bejana ultrasonik, dan
digetarkan selama 15 menit
Hasil maserasi disaring (8 erlenmeyer). Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi
dengan getaran ultrasonik dengan 200 ml etanol 96% pada masing-masing residu selama 15
menit
Hasil maserasi disaring. Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi dengan getaran
ultrasonik dengan 200 ml etanol 96% pada masing-masing residu selama 15 menit
Kaliberasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400
ml
Filtrat yang terkumpul dipekatkan dengan rotavapor hingga volume tersisa 400
ml (tanda kaliberasi). Kemudian hasilnya dipindahkan kedalam loyang dan
diratakan
HASIL
BAB V
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Barus R,2009. Amidasi p-metoksisinnamat yang Diisolasi dari kencur (Kaempferia galangal.
L). Sumatra Utara: Program Pascasarjana USU.
Winarto, W. P., 2007, Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal, 152- 153, Jakarta,
Karyasari Herba Media.
Syukur, C., dan Hernani, 2001, Budidaya Tanaman Obat Komersial, Penebar Swadaya,
Jakarta, 65.
Depkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2001.Menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2002:20
Assaat LD. 2011. Fraksionasi senyawa aktif minyak atsiri kencur (Kaemferia galanga L.)
sebagai pelangsing [disertasi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat, 255-271, 607-608, 700, Jakarta, UI Press.
Lenny, S., 2006, Senyawa Flavanoida, Fenilpropanida dan Alkaloida, Karya Ilmiah
Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
Ditjen POM, Depkes RI , 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 9-11,16.
Fauzana D.L., 2010, Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi, dan Reperkolasi
Terhadap Rendemen Ekstrak Temulawak (Curcuma 35 xanthorrhiza Roxb.),
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Skripsi.
Mukhriani, 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktf, Jurnal
Kesehatan, 7(2): 361-367.