Anda di halaman 1dari 2

6.1.

2 Aspek Kimia-Fisika Pencemaran Air

Sifat-sifat kimia-fisika air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat
pencemaran air di antaranya:

6.1.2.1 Nilai pH, Keasamaan dan Alkalinitas

Nilai pH air yang normal sekitarnetral, yaitu antara pH = 6 sampai 8. Sedangkan pH air yang
tercemar berbeda-beda tergantung jenis limbahnya. Air yang masih segar dari pegunungan
biasanya mempunyai pH yang lebih tinggi, semakin lama pH air menurun menuju asam. Hal ini
disebabkan oleh pertambahan bahan organik yang membebaskan CO2 ketika terurai.

Air limbah industri bahan anorganik umumnya mengandung asam mineral dalam jumlah tinggi
sehingga keasamannya juga tinggi, atau pH-nya rendah. Air limbah yang mempunyai pH rendah
sangat korosif terhadap baja, mengakibatkan pipa besi jadi berkarat.

Keasaman adalah kemampuan untuk menetralkan basa. Keasaman yang tinggi belum tetntu
memiliki pH yang rendah. Contohnya adalaha asam karbonat, asam asetat, dan asam organik lain.
Keasaman dibedakan jadi keasaman bebas dan keasaman total, keasaman bebas disebabkan oleh
asam kuat dan dapat menurunkan pH. Keasaman total terdiri dari keasaman bebas ditambah
keasaman yang disebabkan asam lemah.

Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air. Air dengan tingkat kesadahan yang terlalu tinggi
dapat menimbulkan korosi pada alat-alat dari besi. Kesadahan air bersifat sementara karena
dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, dimana terbentuk garam kalsium karbonat yang tidak
larut dan mengendap, sehingga dapat dihilangkan dengan mudah. Kesadahan tetap disebabkan
oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dari kalsium, dan magnesium. Kesadahan karena garam
garam tersebut bersifat tetap dan sangat sukar dihilangkan.

6.1.2.2 Suhu

Kenaikan suhu air di badan sungai atau sumber air akan menimbulkan akibat sebagia berikut:

1. Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.


2. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia
3. Mengganggu kehidupan ikan dan hewan lain.
4. Jika batas suhu mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.

Suhu air atau limbah yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan-ikan ke permukaan
untuk mencari oksigen.
6.1.2.3 Oksigen Terlarut

Oksigan adalaha gas tak berbau, tak berasa, dan hanya sedikit larut dalam air. Kehidupan di air
dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal 5ppm atau 5 mg oksigen untuk setiap liter
air. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dimana jumlahnya tidak
tetap, tergantung jumlah tanaman, dan dari atmosfer yang masuk ke dalam air dengan kecepatan
tertentu. Semakin tinggi suhu air, maka semakin rendah tingkat kejenuhanoksigen di dalam air.

6.1.2.4 Karbondioksida Dalam air

Karbondioksida dari udara selalu bertukar dengan yang di air jika air dan udara bersentuhan.
Pada air yang tenang, proses pertukaran sedikit lambat. Proses yang terjadi adalaha difusi. Jika
air bergelombang maka proses pertukaran lebih cepat. Karbondioksida dapat juga berbentuk
sebagai hasil metabolisme. Pada proses fotosintesis banyak digunakan CO2 dan di keluarkan O2.
Hal ini akan mempengaryhi konsentrasi CO2 dalam air, yang tergantung pada kedalaman air
tersebut. Respirasi hewan dan tumbuhan akan menhasilkan CO2.

6.1.2.5 Warna dan Kekeruhan

Warna air dibedakan menjadi 2 macam:

1. Warna sejatati yang diakibatkan oleh bahan-bahan terlarut.


2. Warna semu selain diakibatkan bahan terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi,
termasuk yang bersifat koloid.

Kekeruhan membatasi masuknya cahaya kedalam air. Terjadi karena adanya bahan yang
terapung dan terurai zat tertentu, seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda
lain. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listrik dan semakin banyak banyak pula
padatannya.

Anda mungkin juga menyukai