Anda di halaman 1dari 14

CASE PRESENTATION I

RETINOPATI DIABETIKUM

Oleh :
Azillatin Ruhul Ma’ani
H1A 014 007

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GERUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2018
BAB I

PENDAHULUAN

Retinopati diabetik (DR) adalah suatu komplikasi spesifik mikrovaskuler


yang disebabkan oleh diabetes melitus (DM). DR menjadi penyebab utama hilangnya
penglihatan di populasi orang dewasa. Pasien dengan tingkat DR berat dilaporkan
memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dengan berkurangnya tingkat kesejahteraan
fisik, emosional, dan sosial, sehingga membutuhkan lebih banyak sumber daya
perawatan kesehatan. Studi epidemiologis dan uji klinis menunjukkan bahwa kontrol
glukosa darah, tekanan darah, dan lipid darah dapat mengurangi risiko retinopati dan
memperlambat perkembangannya. Pengobatan tepat waktu dengan laser fotokoagulasi,
atau injeksi anti VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) dapat mencegah
hilangnya penglihatan pada retinopati diabetikum. Skrining rutin pada orang dengan
diabetes sangat penting untuk memungkinkan intervensi dini. 6,7
DR adalah penyebab paling sering kebutaan yang dapat dicegah pada orang
dewasa usia kerja. Metaanalisis global studi melaporkan bahwa 1 dari 3 (34,6%) DR
di AS, Australia, Eropa dan Asia. 1 dari 10 (10,2%) memiliki penglihatan yang
mengancam DR (VTDR) yaitu, PDR dan / atau DME. Pada populasi diabetes di dunia
tahun 2010, lebih dari 92 juta orang dewasa memiliki bentuk DR, 17 juta memiliki
PDR, 20 juta memiliki DME dan 28 juta memiliki VTDR. DR berkembang seiring
waktu dan berhubungan dengan kontrol gula darah, tekanan darah, dan lemak darah.
Kontrol yang bagus mengurangi kejadian DR dan memperpanjang angka harapan
hidup dengan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. 6,7
Di Indonesia retinopati diabetikum merupakan masalah oftamologi komunitas,
retinopati diabetikum merupakan salah satu penyebab kebutaan tetapi tidak sebanyak
katarak. Indonesia menempati urutan ke- 4 di dunia setelah India, Cina dan Amerika
Serikat sebagai negara dengan penderita DM sebesar 8,4 juta pada tahun 2000, dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 juta penderita pada tahun 2030. Penderita
DM dapat mengalami berbagai macam komplikasi akibat kelainan vaskular.

1
Komplikasi yang terjadi dibagi menjadi makrovaskular dan mikrovaskular. Kelainan
makrovaskular dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kardiovaskular, penyakit
serebrovaskular dan kelainan pembuluh darah perifer. Komplikasi mikrovaskular
meliputi diabetik neuropati, diabetik nefropati dan retinopati diabetik (RD).3,4

2
BAB II

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumbawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 30 Mei 2018
RM : 011620
II. SUBYEKTIF
a. Keluhan Utama
Penglihatan kabur sejak 2 tahun yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Sumbawa dengan keluhan penglihatan kabur
dominan pada mata kiri dan dari RSUD Sumbawa dirujuk ke RSU Provinsi
NTB dengan rujukan retinopati diabetikum. Pasien mengeluhkan mata
kabur sudah sejak 2 tahun yang lalu dan semakin lama semakin memberat,
pasien merasakan keluhan semakin memberat pada pagi hari dan keluhan
sering keluar air mata.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol, dan riwayat
diabetes mellitus terkontrol sudah sejak 5 tahun yang lalu, pasien
menyangkal adanya penyakit asma dan penyakit jantung. Pasien tidak
memiliki riwayat penggunaan kaca mata.

3
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien memiliki keluhan atau penyakit yang sama dengan
pasien yaitu hipertensi, dan diabetes mellitus.
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah dirawat dirumah sakit akibat keluhan diabetes meilitus.,
dan sekarang masih mengkonsumsi obat untuk menurunkan gula darah
yaitu glibenclamid.
e. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat atau makanan.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
- Tekanan darah : 160/120 mmHg
- Frekuensi napas : 20x/menit
- Frekuensi nadi : 88x/menit
- Suhu : 36,5°C
b. Status Ophthalmologis
No Pemeriksaan OD OS
1. Visus
- Sc 3/60 1/300
- Ph Tetap Tetap
2. Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia
3. Pergerakan Bola Mata Baik ke segala Baik ke segala
arah arah

4
4 Lapang pandang


5. Palpebra Edema (-) (-)
Superior Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Spasme (-) (-)
Poliosis (-) (-)
6. Palpebra Edema (-) (-)
Inferior Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
7. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palpebra Cobble stone (-) (-)
Superior Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
8. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palbebra Cobble stone (-) (-)
Inferior Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)

9. Konjungtiva Injeksi (-) (-)


Konjungtiva
Bulbi
dan Siliar

5
Pendarahan (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)
10. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
Massa (-) (-)
11. Bilik Mata Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Depan Hifema (-) (-)
Hipopion (-) (-)
12. Iris Warna Coklat Coklat

Bentuk Bulat dan regular Bulat dan


regular
13. Pupil Bentuk Bulat, ukuran 3 Bulat, ukuran 3
mm mm
RCL (+) (+)
RCTL (+) (+)
14. Lensa Kejernihan normal Normal
15. TIO Palpasi Kesan normal Kesan normal

16. Funduskopi Reflex Positif Positif


Kesan Terdapat Terdapat
Eksudat, Cutton eksudat, cutton
wool spot wool spot

c. Pemeriksaan Penunjang
- Gula darah sewaktu

6
d. Foto Pasien

Gambar kedua mata pasien

Gambar mata kanan pasien

7
Gambar mata kiri pasien

8
BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien di atas, didapatkan beberapa permasalahan.
Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah sebagai berikut.
SUBJECTIVE
a. Keluhan penglihatan buram atau kabur pada kedua mata tetapi lebih berat
pada mata kiri
b. Keluhan terjadi sejak 2 tahun yang lalu dan semakin lama semakin
memberat.
c. Pasien juga mengeluhkan keluhan disertai pengeluaran air mata yang terus
menerus dan keluhan terasa sangat dominan pada saat pagi hari..

OBJECTIVE
Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan dan kiri didapatkan :
 Visus natural OD 3/60 (pinhole tetap), visus OS 1/300 (pinhole tetap)

b. Analisa Kasus
Pasien dengan keluhan penglihatan kabur dapat disebabkan karena adanya
kelainan atau gangguan pada media refraksi yaitu pada kornea sampai retina.
Pasien mengeluhkan penglihatan kabur yang terjadi secara perlahan sejak lebih
dari 2 tahun. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan tekanan darah 160/120
mmhg, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi
pada semua organ, salah satunya akan berdampak pada organ mata atau pembuluh
darah di mata. Pada pemeriksaan visus naturalis didapatkan hasil OD 3/60 dan OS
1/300 dan dikoreksi dengan pinhole visus tetap, dari hasil pemeriksaan visus dapat

9
disimpulkan pasien tidak memiliki masalah pada lensa atau tidak ditemukan
kelainan refraksi, sehingga curiga kelainan pada retina. Selain itu dari riwayat
penyakit terdahulu pasien memiliki riwayat diabetes mielitus sudah 5 tahun dan
penyakit tersebut dapat berkomplikasi ke mata yaitu retinopati diabetikum, yang
dimana penyakit retinopati diabetikum merupakan kompilkasi mikrovaskuler
akibat dari diabetes mielitus. Gejala yang sering ditimbulkan pada penyakit ini
adalah penglihatan kabur akibat dari kekeruhan vitreus dan kerusakan retina akibat
timbulnya pembuluh-pembuluh darah baru karena retina kekurangan pasokan
oksigen, tetapi pebuluh darah baru atau neovaskularisasi tersebut memiliki struktur
yang gampang rapuh sehingga kemungkinan untuk rupture dan pecah sangat
mudah.1,3,6,7
Retinopati diabetikum dapat terdiagnosis hanya dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik saja. Pemeriksaan penunjang seperti slitlamp dan funduscopy
dapat mendukung diagnosa tersebut. Hasil funduscopy didapatkan, adanya cutton
wool spot, terdapat eksudat. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa pada
pasien ini terdiagnosis retinopati diabetikum.

c. Assessment
Diagnosis kerja: Retinopati Diabetikum, Retinopati Hipertensi
Diagnosis ini diajukan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis tersebut antara lain sebagai
berikut.
- Usia 51 tahun.
- Keluhan penglihatan kabur yang terjadi lebih dari 2 tahun secara perlahan.
- Penurunan visus OD 3/60 (ph tetap) dan 1/300 (ph tetap).
- Funduskopi didapatkan eksudat, cutton wooll spot, neovaskularisasi
d. Planning
1. Usulan pemeriksaan lanjutan
- Slitlamp

10
Pemeriksaan slitlamp dilakukan untuk mengetahui kondisi bagian
depan mata sampai lensa yang diperlukan untuk mendukung hasil
pemeriksaan yang lainnya.
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sistemik pasien
seperti gula darah dan darah lengkap pasien .
2. Tatalaksana

Fotokoagulasi laser, tujuan penatalaksanaan tersebut adalah untuk mengatasi


edema makula, mencegah berkembangnya RD menjadi tingkat keparahan lebih lanjut
dari non proliferatif menjadi proliferatif, terjadinya glaukoma neovaskular serta
mencegah kebutaan. Efek utama dari fotokoagulasi laser pada retinopati diabetik yaitu
meningkatkan tekanan oksigen pada lapisan retina bagian dalam. Laser yang
ditembakkan akan diserap oleh pigmen melanin di lapisan retinal pigment epithelium
(RPE) dan menyebabkan efek koagulasi pada sel RPE dan fotoreseptor di dekatnya 7

e. KIE
1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit
Retinopati Diabetikum dan Retinopati Hipertensi.
2. Memberitahukan keluarga dan pasien untuk kontrol teratur gula darah dan
tekanan darah agar tidak tinggi
3. Memberikan informasi mengenai risiko, keuntungan, dan kerugian laser dan
kondisi setelah pasien di laser
f. Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad bonam
3. Ad sanationam : Dubia ad bonam

11
BAB IV

RINGKASAN AKHIR

Pasien seorang perempuan berusia 51 tahun datang dengan keluhan penglihatan


kabur sejak lebih dari 2 tahun. Terdapat Riwayat hipertensi, diabetes mellitus. Pada
pemeriksaan status lokalis didapatkan visus OD 3/60 dan visus OS 1/300, pada
pemeriksaan penunjang funduscopy didapatkan ODS terdapat eksudat, cutton wool
spot dan neovaskular.

Pasien didiagnosis dengan retinopati diabetikum dan retinopati hipertensi ODS


yang ditegakkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang telah dilakukan. Selain itu, dirancanakan pemeriksaan laboratorium untuk
persyaratan tindakan Laser. Penatalaksaan yang dipilih adalah tindakan Fotokoagulasi
laser pada mata kanan dan kiri. Prognosis penglihatan pada pasien ini adalah dubia ad
bonam.

12
Daftar Pustaka

1. Vaughan Daniel G., Asbury T. 2015. Oftalmologi Umum, Edisi 17 (Alih


Bahasa: Waliban dan Bondan Hariono); Widya Medika: Jakarta.
2. Ilyas, S, Yulianti, SR. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Badan Penerbit FK
UI : Jakarta.
3. Kementerian Kesehatan RI, 2014. Situasi Gangguan Penglihatan dan
Kebutaan. [pdf] Available at :
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/inf
odatin-penglihatan.pdf [Accessed 31 May 2018].
4. Ilyas, S. Mailangkay, Taim H., Saman RR., Simartama, M., Widodo PS., 2002.
Ilmu Penyakit Mata Ed.2 Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia.
Sagung Seto: Jakarta
5. Salvi, S.M., Akhtar,S., & Currie, Z., 2006. Ageing Changes in The Eye.
Postgrad Med, vol. 86, pp. 581-587. [pdf] Available at: <
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2585730/pdf/581.pdf>
[Accessed 30 May 2018].
6. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes.
Diabetes Care 2004;27:1047-53. 


7. Williams R, Airey M, Baxter H, Forrester J, Kennedy-Martin T, Girach A.


Epidemiology of diabetic retinopathy and macular oedema: a systematic
review. Eye 2004;18:963-83.

8. International Council of Opthamology, 2017. Guidelines for Diabetic Eye


Care. [pdf] Available at : 

http://www.icoph.org/downloads/ICOGuidelinesforDiabeticEyeCare.pdf
[accessed 31 May 2018]

13

Anda mungkin juga menyukai