RETINOPATI DIABETIKUM
Oleh :
Azillatin Ruhul Ma’ani
H1A 014 007
PENDAHULUAN
1
Komplikasi yang terjadi dibagi menjadi makrovaskular dan mikrovaskular. Kelainan
makrovaskular dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kardiovaskular, penyakit
serebrovaskular dan kelainan pembuluh darah perifer. Komplikasi mikrovaskular
meliputi diabetik neuropati, diabetik nefropati dan retinopati diabetik (RD).3,4
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sumbawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal pemeriksaan : 30 Mei 2018
RM : 011620
II. SUBYEKTIF
a. Keluhan Utama
Penglihatan kabur sejak 2 tahun yang lalu
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Sumbawa dengan keluhan penglihatan kabur
dominan pada mata kiri dan dari RSUD Sumbawa dirujuk ke RSU Provinsi
NTB dengan rujukan retinopati diabetikum. Pasien mengeluhkan mata
kabur sudah sejak 2 tahun yang lalu dan semakin lama semakin memberat,
pasien merasakan keluhan semakin memberat pada pagi hari dan keluhan
sering keluar air mata.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol, dan riwayat
diabetes mellitus terkontrol sudah sejak 5 tahun yang lalu, pasien
menyangkal adanya penyakit asma dan penyakit jantung. Pasien tidak
memiliki riwayat penggunaan kaca mata.
3
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien memiliki keluhan atau penyakit yang sama dengan
pasien yaitu hipertensi, dan diabetes mellitus.
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah dirawat dirumah sakit akibat keluhan diabetes meilitus.,
dan sekarang masih mengkonsumsi obat untuk menurunkan gula darah
yaitu glibenclamid.
e. Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat atau makanan.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
- Tekanan darah : 160/120 mmHg
- Frekuensi napas : 20x/menit
- Frekuensi nadi : 88x/menit
- Suhu : 36,5°C
b. Status Ophthalmologis
No Pemeriksaan OD OS
1. Visus
- Sc 3/60 1/300
- Ph Tetap Tetap
2. Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia
3. Pergerakan Bola Mata Baik ke segala Baik ke segala
arah arah
4
4 Lapang pandang
5. Palpebra Edema (-) (-)
Superior Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
Spasme (-) (-)
Poliosis (-) (-)
6. Palpebra Edema (-) (-)
Inferior Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
7. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palpebra Cobble stone (-) (-)
Superior Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
8. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palbebra Cobble stone (-) (-)
Inferior Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
5
Pendarahan (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)
10. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
Massa (-) (-)
11. Bilik Mata Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Depan Hifema (-) (-)
Hipopion (-) (-)
12. Iris Warna Coklat Coklat
c. Pemeriksaan Penunjang
- Gula darah sewaktu
6
d. Foto Pasien
7
Gambar mata kiri pasien
8
BAB III
a. Identifikasi Masalah
Berdasarkan data medis pasien di atas, didapatkan beberapa permasalahan.
Adapun permasalahan medis yang terdapat pada pasien adalah sebagai berikut.
SUBJECTIVE
a. Keluhan penglihatan buram atau kabur pada kedua mata tetapi lebih berat
pada mata kiri
b. Keluhan terjadi sejak 2 tahun yang lalu dan semakin lama semakin
memberat.
c. Pasien juga mengeluhkan keluhan disertai pengeluaran air mata yang terus
menerus dan keluhan terasa sangat dominan pada saat pagi hari..
OBJECTIVE
Pemeriksaan status lokalis pada mata kanan dan kiri didapatkan :
Visus natural OD 3/60 (pinhole tetap), visus OS 1/300 (pinhole tetap)
b. Analisa Kasus
Pasien dengan keluhan penglihatan kabur dapat disebabkan karena adanya
kelainan atau gangguan pada media refraksi yaitu pada kornea sampai retina.
Pasien mengeluhkan penglihatan kabur yang terjadi secara perlahan sejak lebih
dari 2 tahun. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan tekanan darah 160/120
mmhg, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi
pada semua organ, salah satunya akan berdampak pada organ mata atau pembuluh
darah di mata. Pada pemeriksaan visus naturalis didapatkan hasil OD 3/60 dan OS
1/300 dan dikoreksi dengan pinhole visus tetap, dari hasil pemeriksaan visus dapat
9
disimpulkan pasien tidak memiliki masalah pada lensa atau tidak ditemukan
kelainan refraksi, sehingga curiga kelainan pada retina. Selain itu dari riwayat
penyakit terdahulu pasien memiliki riwayat diabetes mielitus sudah 5 tahun dan
penyakit tersebut dapat berkomplikasi ke mata yaitu retinopati diabetikum, yang
dimana penyakit retinopati diabetikum merupakan kompilkasi mikrovaskuler
akibat dari diabetes mielitus. Gejala yang sering ditimbulkan pada penyakit ini
adalah penglihatan kabur akibat dari kekeruhan vitreus dan kerusakan retina akibat
timbulnya pembuluh-pembuluh darah baru karena retina kekurangan pasokan
oksigen, tetapi pebuluh darah baru atau neovaskularisasi tersebut memiliki struktur
yang gampang rapuh sehingga kemungkinan untuk rupture dan pecah sangat
mudah.1,3,6,7
Retinopati diabetikum dapat terdiagnosis hanya dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik saja. Pemeriksaan penunjang seperti slitlamp dan funduscopy
dapat mendukung diagnosa tersebut. Hasil funduscopy didapatkan, adanya cutton
wool spot, terdapat eksudat. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa pada
pasien ini terdiagnosis retinopati diabetikum.
c. Assessment
Diagnosis kerja: Retinopati Diabetikum, Retinopati Hipertensi
Diagnosis ini diajukan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis tersebut antara lain sebagai
berikut.
- Usia 51 tahun.
- Keluhan penglihatan kabur yang terjadi lebih dari 2 tahun secara perlahan.
- Penurunan visus OD 3/60 (ph tetap) dan 1/300 (ph tetap).
- Funduskopi didapatkan eksudat, cutton wooll spot, neovaskularisasi
d. Planning
1. Usulan pemeriksaan lanjutan
- Slitlamp
10
Pemeriksaan slitlamp dilakukan untuk mengetahui kondisi bagian
depan mata sampai lensa yang diperlukan untuk mendukung hasil
pemeriksaan yang lainnya.
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sistemik pasien
seperti gula darah dan darah lengkap pasien .
2. Tatalaksana
e. KIE
1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit
Retinopati Diabetikum dan Retinopati Hipertensi.
2. Memberitahukan keluarga dan pasien untuk kontrol teratur gula darah dan
tekanan darah agar tidak tinggi
3. Memberikan informasi mengenai risiko, keuntungan, dan kerugian laser dan
kondisi setelah pasien di laser
f. Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad bonam
3. Ad sanationam : Dubia ad bonam
11
BAB IV
RINGKASAN AKHIR
12
Daftar Pustaka
13