Sap 4
Sap 4
Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah masalah yang ingin diteliti seseorang, masalahnya bisa apa
saja yang ditemukan tidak memuaskan atau tidak ada penyelesaian, pernyataan perkara yang
harus diubah, apa saja yang tidak berjalan seperti seharusnya, masalah meliputi daerah yang
menjadi perhatian peneliti sebagai pendidik, keadaan yang ingin diperbaiki, kesulitan yang
ingin di atasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Penemuan masalah merupakan tahap
penelitian yang paling sulit dan krusial karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang
diterapkan dalam pemecahan penelitian. Masalah terjadi apabila:
Ada hambatan dalam memperoleh tujuan/mencapai sesuatu.
Apabila kenyataan tidak sesuai dengan harapan (tidak sesuainya antara das-so ein
”kenyataan”dengan das-sollen”seharusnya”.
Menurut (Nasution, 2006:16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para
calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain:
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada
calon peneliti ?
2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang
pendidikanya?
3. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
4. Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?
Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama bagi peneliti
pemula. Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok
permasalahn yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi
penentuan konsep-konsep teoretis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data. Semakin
spesifik perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara
empiris.
4.1 Sumber-sumber Masalah Penelitian
Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung
terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi
karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan
dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-
kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih
masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
Awal Sebuah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa yang pertama kali
menjadi titik awal perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu
masalah tersebut dapat bersumber dari :
1 Adanya keadian atau kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak
semestinya.
2 Adanya kekurangan informasi.
3 Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian
sebelumnya, baik untuk menambahkan apa yang belum tercover dalam
penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi yang sudah
didapat dari penelitian sebelumnya.
Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui bila
terdap hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, misalnya
seseorang yang semula mengetik dengan mesin ketik manual kemudian diganti
dengan computer.
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah disamakan dengan kenyataan.
3. Apa pengaduan, masalah bisa timbul karena adanya pengaduan, seperti misalnya
pengaduan konsumen terhadap kualitas produk yang dinilai kurang baik
pengaduan konsumen terkait dengan pelayanan yang diberikan.
4. Ada kompetisi, adanya kompetisi dapat menimbulkan masalah. Pesaing baru di
dunia bisnis adalah masalah. Apabila tidak dapat dilakukan kerjasama, maka
perlu dicari pemecahannya untuk dapat menangkan kompetisi tersebut.
Masalah juga dapat bersumber dari hal-hal sebagai berikut:
Ketujuh faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah
penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk
mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-
sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah
penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.
b. Sebuah masalah penelitian juga harus jelas (clear) karena masalah penelitian tidak
hanya harus dipahami oleh si peneliti, tetapi juga oleh masyarakat banyak.
Nawawi(1993) menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian, seorang
peneliti melakukan studi literatur.
c. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
dalam kehidupan praktis. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang
memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga secara praktis penelitian
itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika,
moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Masalah penelitian harus pantas,
layak,dan beradab untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan
kerusakan bagi manusia, alam, dan sosial. Tidak ada aturan umum dalam
perumusan masalah. Sumadi (1989) senada dengan Tuckman (dalam Sugiono,
2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya
b. Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
c. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel
d. Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.
a. Masalah deskriptif
b. Masalah komparatif
1. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun
interaktif. Contoh:
1) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat
manisnya buah?
2) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah
kejahatan?
2. Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini
ada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Contoh:
1) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
2) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyawan?
3. Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel
independen. Contoh:
1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi
motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat
meningkatkankecerdasan karena gizi terpenuhi.