Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

Masalah Penelitian

Masalah penelitian adalah masalah yang ingin diteliti seseorang, masalahnya bisa apa
saja yang ditemukan tidak memuaskan atau tidak ada penyelesaian, pernyataan perkara yang
harus diubah, apa saja yang tidak berjalan seperti seharusnya, masalah meliputi daerah yang
menjadi perhatian peneliti sebagai pendidik, keadaan yang ingin diperbaiki, kesulitan yang
ingin di atasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Penemuan masalah merupakan tahap
penelitian yang paling sulit dan krusial karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang
diterapkan dalam pemecahan penelitian. Masalah terjadi apabila:
 Ada hambatan dalam memperoleh tujuan/mencapai sesuatu.
 Apabila kenyataan tidak sesuai dengan harapan (tidak sesuainya antara das-so ein
”kenyataan”dengan das-sollen”seharusnya”.
Menurut (Nasution, 2006:16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para
calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain:
1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada
calon peneliti ?
2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang
pendidikanya?
3. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan?
4. Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia?

Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama bagi peneliti
pemula. Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok
permasalahn yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi
penentuan konsep-konsep teoretis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data. Semakin
spesifik perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara
empiris.
4.1 Sumber-sumber Masalah Penelitian
Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung
terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi
karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan
dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-
kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih
masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.
Awal Sebuah Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa yang pertama kali
menjadi titik awal perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu
masalah tersebut dapat bersumber dari :
1 Adanya keadian atau kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak
semestinya.
2 Adanya kekurangan informasi.
3 Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian
sebelumnya, baik untuk menambahkan apa yang belum tercover dalam
penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi yang sudah
didapat dari penelitian sebelumnya.
Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui bila
terdap hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, misalnya
seseorang yang semula mengetik dengan mesin ketik manual kemudian diganti
dengan computer.
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah disamakan dengan kenyataan.
3. Apa pengaduan, masalah bisa timbul karena adanya pengaduan, seperti misalnya
pengaduan konsumen terhadap kualitas produk yang dinilai kurang baik
pengaduan konsumen terkait dengan pelayanan yang diberikan.
4. Ada kompetisi, adanya kompetisi dapat menimbulkan masalah. Pesaing baru di
dunia bisnis adalah masalah. Apabila tidak dapat dilakukan kerjasama, maka
perlu dicari pemecahannya untuk dapat menangkan kompetisi tersebut.
Masalah juga dapat bersumber dari hal-hal sebagai berikut:

1. Bacaan terutama bacaan yang melaporkan hasil penelitian.


2. Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah.
3. Peryataan pemegang otoritas
4. Pengataman sepintas, secara sepintas/ tiba-tiba dan memainkan masa untuk
diamati.
5. Pengalaman pribadi
6. Perasaan intuitif
7. Wawancara

Ketujuh faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah
penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk
mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-
sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah
penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.

Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah


yang akan diangkat dalam suatu penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah
yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang baik.

4.2 Kriteria Pemilihan Masalah Penelitian


Menentukan masalah penelitian merupakan awal sebelum melakukan
pengembangan terhadap desain penelitian. Seorang peneliti Bruce A. Vhadwidck
mengatakan bahwa, di dalam perumusan masalah terdapat tiga hal penting, diantaranya
menciptakan suatu pertanyaan (sesuatu apa yang ingin diketahui), rasional (kenapa ingin
mengetahuinya), dan perumusan pada pertanyaan (arah pertanyaan sendiri mengarah
pada suatu jawaban yang rasional).
Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian
menurut Borg (1983: 75-82), yang harus dilakukan yaitu :
1. Mengidentifikasi lingkup masalah. Langkah yang dapat ditempuh adalah
menuliskan sebanyak mungkin tipe-tipe kajian yang akan dilakukan dan aspek-
aspek khusus yang paling menarik setelah area minat profesional telah
teridentifikasi, carilah masalah-masalah yang lebih khusus dalam area ini yang
dapat membentuk dasar-dasar untuk tesis.
2. Membaca literatur-literatur. Membaca dalam artian membaca yang terprogram dan
sistimatis. Carlah referensi-referensi terbaru yang sesuai dengan studi kemudian
seleksi 2 atau lebih buku referensi dan buatlah review bab-bab yang bersangkutan.
Kegiatan membaca ini akan membantu mempersempit perhatian pada satu atau
lebih sub topik yang khusus.
3. Meneliti teori-teori yang sudah ada. Secara sederhana teori adalah penjelasan
peristiwa fisik maupun perilaku. Teori terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu
fisik disebut hukum) dan konstruk. Generalisasi adalah pernyataan hubungan antara
2 atau lebih peristiwa; generalisasi dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa.
Misalnya, pernyataan bahwasanya tutor individu mengakibatkan prestasi sekolah
meningkat adalah generalisasi.
Ada sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan dalam penemuan masalah
penelitian, antara lain:
1. Bidang masalah dan topik yang menarik
Jika ide penelitian berasal dari peneliti, bidang masalah yang dipilih umumnya
adalah yang menarik perhatian dan merupakan bidang keahlian yang dikuasai oleh
peneliti. Lingkungan peneliti termasuk: latar belakang pendidikan, pemikiran dan
displin yang ditekuni, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
bidang masalah dan pemahaman peneliti terhadapa masalah yang diteliti.
2. Signifikasi secara teoretis atau praktis
Peneliti harus mempertimbangkan apakah bidang maslah dan topic penelitian yang
menarik untuk diteliti mempunyai signifikansi secara teoretis (untuk penelitian
dasar) atau secara praktis (untuk penelitian terapan). Pertimbangan yang digunakan
untuk menenntukan signifikansi masalah penelitian berkaitan dengan tiga hal
berikut:
a. Adanya dukungan konsep-konsep teoretis dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang mempunyai topic sejenis
b. Tersedianya dan dapat diperolehnya data yang relevan dengan topic penelitian
c. Kontribusi hasil penelitian terhadap pengembangan teori atau pemecahan
masalah praktis
3. Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data
Masalah yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data. Agar
dapat diuji, peneliti perlu mengisolasi masalah umum menjadi masalah spesifik
yang mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan unit analisis.
Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis, antara lain dapat berupa:
individu, kelompok, bagian dari atau keseluruhan organisasi, industry dan Negara.
4. Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia
Pembatasan skop masalah dapat dilakukan pada berbagai aspek antara lain: periode
waktu pengamatan, unsur-unsur (variabel) yang diteliti, dan lingkungan subyek
penelitian. Sumber dana penelitian dasar biasanya berasal dari peneliti. Proses
pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan proses
pelingkupan atau scoping. Mukayat (1994) menyebutkan beberapa pertimbangan
yang perlu diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah layak atau penting
untuk diteliti, sebagai berikut:
a Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari
jawabannya?
b Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan
pada waktu penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)?
c Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where
(di mana), why (mengapa), when (mengapa), dan how (bagaimana)?

Pemahaman terhadap pemilihan masalah tersebut menjadi sangat penting


khususnya bagi peneliti agar terhindarkan dari upaya pemecahan masalah yang bukan
merupakan masalah penelitian. Suatu masalah, bukan merupakan masalah penelitian
sudah tentu tidak memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas, atau ketika
kemungkinan jawaban dari pemecahan masalah tersebut hanya ada satu tanpa ada
kemungkinan alternatif yang lain dari satu jawaban tersebut.

4.3 Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian


Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu
menarik minat peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi terhadap
ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia (significant), dan tidak menimbulkan
kerusakan bagi alam, lingkungan, dan manusia (ethical). Fraenkel dan Wallen (1990,
dalam Sugiyono, 2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik memenuhi
hal-hal barikut:
a. Masalah penelitian harus feasible karena berkaitan dengan mungkin tidaknya
penelitian itu dilakukan. Aspek efesiensi merupakan dasar kriteria ini. Suharsimi
Arikunto (1996) memberikan pertimbangan mungkin tidaknya sebuah masalah
diteliti dari sisi peneliti dan dari sisi faktor pendukung sebagai berikut :
Ditinjau dari diri peneliti :
1. Peneliti harus mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya
menguasai materi yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode
untuk memecahkannya.
2. Mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.
3. Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakannya.
4. Peneliti mempunyai dana yang mencukupi.

Dari sisi tersedianya faktor pendukung: Tersedia dana sehingga pertanyaan


penelitian dapat dijawab ada ada izin dari yang berwenang.

b. Sebuah masalah penelitian juga harus jelas (clear) karena masalah penelitian tidak
hanya harus dipahami oleh si peneliti, tetapi juga oleh masyarakat banyak.
Nawawi(1993) menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian, seorang
peneliti melakukan studi literatur.
c. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
dalam kehidupan praktis. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang
memajukan pengetahuan dalam bidang yang diteliti, juga secara praktis penelitian
itu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika,
moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. Masalah penelitian harus pantas,
layak,dan beradab untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan
kerusakan bagi manusia, alam, dan sosial. Tidak ada aturan umum dalam
perumusan masalah. Sumadi (1989) senada dengan Tuckman (dalam Sugiono,
2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:
a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat tanya
b. Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas
c. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel
d. Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan
pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah.


Sugiyono (2000) menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif,
komparatif, dan masalah asosiatif.

a. Masalah deskriptif

Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan


terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih
(variabel yang berdiri sendiri). Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap
perguruan tinggi negeri berbadan hukum?

1. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga?


2. Seberapa tinggi tinggi tingkat kepuasan konsumen dan apresiasi masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?

b. Masalah komparatif

Masalah komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat


membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta?


(satu variabel pada dua sampel)
2. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta
nasional dan perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel)
3. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota,
desa dan gunung? (satu variabel pada tiga sampel)
c. Masalah asosiatif

Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat


hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal,
maupun hubungan timbal balik.

1. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun
interaktif. Contoh:
1) Adakah hubungan antara banyaknya semut dipohon dengan tingkat
manisnya buah?
2) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah
kejahatan?

2. Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini
ada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Contoh:
1) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
2) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyawan?
3. Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel
independen. Contoh:
1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan
motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi
motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat
meningkatkankecerdasan karena gizi terpenuhi.

4.4 Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Investigatif, dan


Pertanyaan Pengukuran
1. Pertanyaan Penelitian
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari
pertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih
khusus. Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4
tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan
penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran.
1. Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan
yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan
penelitian dilakukan. Suatu pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan
manajemen seperti misalnya bagaimana meningkatkan keuntungan.
2. Pertanyaan penelitian (research question) yaitu suatu pertanyaan yang
menekankan pada fakta dan pengumpulan informasi. Terkait dengan kegagalan
bank dalam memperoleh keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a) Faktor utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam mencapai
pertumbuhan yang lebih tinggi dalam tingkat tabungannya?
b) Seberapa baik bank menjalankan hal-hal berikut?
c) Mutu lingkungan kerjanya?
2. Pertanyaan Manajemen
3. Pertanyaan Investigatif
Merupakan pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat menanggapi
pernyataan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil
pertanyaan penelitian yang lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan–
pertanyaan yang lebih rinci. Pertanyaan penyelidikan terkait dengan pertanyaan
penelitian tersebut di atas dapat diajukan:
a) Bagaimana kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan dan
pemanfaatannya?
1) Jasa-jasa keuangan khusus apa yang dipakai?
2) Sejauh mana bebagai jasa sedemikian menarik?
3) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan
jasa tertentu?
b) Bagaimana posisi persaingan bank tersebut?
1) Bagaimana pola geografis dari nasabah-nasabahnya?
2) Sejauh mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha promosi yang
dilakukan oleh bank?
4. Pertanyaan Pengukuran
Dalam survei pertanyaan-pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang
sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dalam
kuesioner.
Contoh: bagaimana penilaian anda terhadap kualitas dan harga produk A?
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2007


Indriatoro, Nur, Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta, 2013
Rahyuda, I Ketut, I Gst Wayan Murjana Yasa dan Ni Nyoman Yuliarmi. 2004. Buku
Ajar:Metodologi Penelitian. Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Kusno AS. ST, PhD dalam Bahan Ajar Mata Kuliah Metode Penelitian, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/10/identifikasi-pemilihan-dan-perumusan.html
http://expresisastra.blogspot.com/2013/09/pengertian-penelitian-dan-masalah-penelitian.html
http://www.galeripustaka.com/2013/05/sumber-masalah-dalam-penelitian.html

Anda mungkin juga menyukai