Journal Reading Atin
Journal Reading Atin
Fiona Stapleton, Thomas Naduvilath, Lisa Keay, Cherry Radford, John Dart, Katie
Edwards, Nicole Carnt, Darwin Minassian, Brien Holden
Oleh
Azillatin Ruhul Ma’ani
H1A 014007
Isi Jurnal
ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui faktor risiko independen dan organisme penyebab keratitis
mikrobial pada penggunaan kontak lensa sekali pakai.
Metode: Dilakukan sebuah studi kasus-kontrol prospektif multisite. Kasus yang digunakan
adalah pada pasien yang terkena keratitis mikroba akibat penggunaan kontak lensa sekali pakai
yang sedang dirawat di rumah sakit Moorfields Eye dan telah diobservasi dan dilakukan survei
selama satu tahun di Australia dan New Zealand. Survei dilakukan dengan menggunakan
telepon untuk mengobservasi penggunaan kontak lensa sekali pakai. Subjek penelitian juga
telah mengisi kuisioner mengenai alasan awal penggunaan kontak lensa, kebersihan atau
hygene dan demografik. Sampel yang digunakan untuk analisis faktor risiko diukur dalam
proporsi populasi yang memakai kontak lensa di masing-masing lokasi. Hasil pengikisan
kornea telah diakses. Faktor risiko independen ditentukan dengan menggunakan regresi
logistik biner ganda. Organisme penyebab dalam berbagai modifikasi penggunaan kontak lensa
dibandingkan menggunakan uji chi-squared.
Hasil: Telah diidentifikasi terdapat 963 penggunaan kontak lensa sekali pakai, terdapat 67
kasus dan 374 menjadi sampel terkontrol. Ditemukan pada penelitian ini yang menjadi Faktor
risiko independen adalah penggunaan kontak lensa yang sering dengan yang jarang
menggunakan kontak lensa (OR 10.4x; 95% CI 2.9–56.4), penggunaan kontak lensa pada
malam hari dan ketika tidur (OR 1.8x; 95% CI 1.6–2.1), tidak mencuci tangan pada saat
memasang ataupun melepas kontak lensa (1,8x; 95% CI 1.6–2.0), dan merokok (OR 1.3x; 95%
CI 1.1– 1.6). Penggunaan kontak lensa sekali pakai pada hari-hari tertentu (OR 0.2x; 95% CI
0.1–0.2) yang memiliki efek protektif. Organisme lingkungan jarang pulih dengan pemakaian
kontak lensa harian (20%), dibandingkan dengan modalitas lain (36%; p<0,02).
Kesimpulan: Penggunaan sepanjang malam, peningkatan paparan dalam pakaian sehari-hari,
merokok, dan kebersihan tangan yang buruk merupakan faktor risiko yang signifikan untuk
keratitis mikroba dengan penggunaan lensa sekali pakai. Risiko bervariasi pada jenis kontak
lensa dengan penggunaan sekali pakai. Profil organisme penyebab tergantung dari tingkat
keparahan penyakit.
PENDAHULUAN
Lensa kontak sekali pakai pertama kali diperkenalkan pada pertengahan 1990-an dan
antara 2007-2011 terdiri dari 24 % dari total soft lensa fitting international. Mengingat
penggunaan kontak lensa semakin meningkat, pemahaman tentang dampak penggunaan lensa
pada risiko keratitis mikroba sangat penting.
Kontak lensa sekali pakai dapat menurunkan angka pemakaian dan kebutuhan
penggunaan kontak lensa yang dapat disimpan dan pemakaian yang dapat berulang. Namun
penelitian epidemiologi skala besar baru baru ini telah menunjukkan insiden keratitis mikroba
dengan kontak lensa sekali pakai tidak lebih rendah dari tingkat dengan pemakaian kontak
lensa yang terus menerus. Menentukan faktor risiko untuk keratitis mikroba dengan
penggunaan kontak lensa sepanjang hari termasuk pada saat malam hari dan peningkatan
harian penggunaan kontak lensa, tangan yang tidak bersih, penyimpanan lensa dan lensa yang
tidak bersih, usia muda, jenis kelamin laki-laki, merokok, dan pembelian lensa secara online.
Karakteristik pemakai yang memilih penggunaan lensa kontak sehari-hari sekali pakai
mungkin memaksakan profil risiko yang berbeda untuk penggunaan lensa sekali pakai sehari-
hari dibandingkan dengan modalitas memakai lensa lainnya. Populasi yang memakai lensa ini
mungkin dipengaruhi oleh kenyamanan modalitas sekali pakai sehari-hari, peningkatan biaya
dan kecenderungan praktisi untuk meresepkan lensa sekali pakai sehari-hari sebagai lensa
pengganti kacamata. Ada juga bukti untuk fenomena 'adopter awal' di mana profil pemakainya
berbeda pada periode awal setelah pengenalan modalitas baru.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor risiko independen untuk
semua keratitis mikroba yang diduga dan moderat dalam pemakaian lensa sekali pakai sehari-
hari dalam penelitian multisenter besar, melalui analisis sekunder dari studi yang ada di mana
dataset digabungkan untuk memungkinkan analisis rinci risiko. faktor, dan untuk
menggambarkan organisme penyebab.
Metode
Pemilihan kasus dan kontrol
Kasus berasal dari studi case control selama dua tahun di Rumah Sakit Mata
Moorfields, London, Inggris yang dimulai pada bulan Desember 2003, dan satu tahun
penelitian pengawasan nasional di Australia dan Selandia Baru yang dimulai pada Oktober
2003. Kedua studi mengidentifikasi kasus baru dari keratitis mikroba yang berhubungan
dengan penggunaan lensa kontak pada pemakai lensa kontak jenis disposable / sekali pakai
maupun lensa lunak lainnya untuk koreksi kelainan refraksi. Subjek kontrol penelitian yang
menggunakan lensa kontak diidentifikasi melalui survei populasi menggunakan telepon di
ketiga negara selama periode penelitian. Rumah sakit yang menggunakan lensa kontak yang
memakai kontrol dari Moorfields Eye Hospital juga diidentifikasi. Deskripsi rinci mengenai
definisi dan identifikasi kasus dan kontrol untuk masing-masing penelitian yang dijelaskan di
sini telah dipublikasikan di tempat lain.
Keratitis mikroba didefinisikan sebagai kultur kornea positif atau infiltrasi kornea
disertai defek epitel di atasnya dengan satu atau lebih dari kriteria berikut ini: (i) setiap bagian
lesi berada dalam jarak 4 mm dari pusat kornea, (ii) uveitis, atau (iii) rasa sakit seperti yang
dilaporkan oleh pemakai atau praktisi. Semua kasus disajikan dengan infiltrasi kornea. Kasus
diklasifikasikan berdasarkan yang telah dijelaskan sebelumnya, dan menggunakan skema
penilaian tingkat keparahan yang sudah tervalidasi. Kasus dikategorikan sebagai derajat berat
jika mengakibatkan hilangnya penglihatan dengan nilai sama dengan, atau lebih dari dua garis
koreksi visus terbaik dibandingkan dengan visus sebelumnya, atau 6/6 jika data visus / tajam
penglihatan sebelumnya tidak tersedia, tanpa penyebab tambahan lain. Kasus tanpa kehilangan
penglihatan diklasifikasikan sebagai derajat sedang (moderate) jika subjek memiliki satu atau
lebih dari kriteria berikut: (i) kultur kornea positif, (ii) setiap bagian dari lesi berada 4mm dari
pusat kornea, (iii) hipopion atau (iv) empat atau lebih kunjungan ke rumah sakit. Kasus keratitis
mikroba lainnya diklasifikasikan sebagai derajat ringan.
Kuesioner yang diisi sendiri (kelompok kasus) atau melalui telepon (kelompok kontrol)
digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko potensial penyakit. Faktor risiko yang
dipertimbangkan untuk analisis antara lain:
1. Faktor demografi
Kelompok usia ( 25 tahun, 26-50 tahun atau lebih dari 51 tahun), jenis kelamin dan kelas
sosial ekonomi.
2. Faktor riwayat penggunaan lensa
Indikasi untuk pemakaian lensa (miopia, astigmatisma, hipermetropia atau presbiopia);
durasi pemakaian lensa saat ini (≤6 bulan atau lebih dari 6 bulan); modalitas penggunaan
lensa (penggunaan setiap hari, occasional overnight wear yaitu pemakaian kurang dari satu
malam per minggu dan extended wear yaitu pemakaian satu malam atau lebih per minggu);
frekuensi pemakaian lensa (kadang-kadang didefinisikan kurang dari 1 hari / minggu, paruh
waktu selama 1–5 hari per minggu dan penuh waktu 6–7 hari per minggu; bahan lensa
(Etafilcon A, Nelfilcon A, Hilafilcon B atau lainnya); penggunaan kembali lensa
disposable (ya atau tidak), usia lensa, periode sejak perawatan terakhir (dalam 12 bulan
terakhir atau lebih dari 12 bulan), pembelian melalui internet (selalu / kadang-kadang atau
tidak pernah).
3. Perilaku lain
Mencuci tangan sebelum memegang lensa (Ya atau tidak / tidak selalu); merokok; berenang
(tidak, dengan lensa atau tanpa lensa); mandi sambil memakai lensa.
Sejumlah sembilan ratus enam puluh tiga pengguna lensa disposable (sekali pakai)
harian diidentifikasi dalam dua studi. Demografi semua pengguna lensa disposable harian (n =
963) dibandingkan dengan pengguna modalitas lensa lainnya (n = 3078) menggunakan analisis
chi-kuadrat. Untuk analisis faktor risiko, subjek pada kelompok kasus dan kontrol yang hanya
menggunakakan lensa disposable harian dipertimbangkan. Untuk yang paling mewakili faktor
risiko gabungan di ketiga lokasi, sampel kasus dan kontrol ditimbang secara proporsional
sesuai dengan penetrasi lensa kontak pada tiga negara tersebut.
Penetrasi lensa kontak dikonversi ke titik perkiraan usia pengguna yaitu antara 15 dan
64 tahun. Berdasarkan ukuran populasi pengguna lensa kontak di masing-masing negara,
proporsi pemakai lensa disposable harian di Australia, Selandia Baru dan Inggris masing
masing memiliki rasio 25:5:70. Rasio ini diperoleh dengan menerapkan bobot sampel masing-
masing sebesar 1, 0,55 dan 0,38 di Australia, Selandia Baru dan UK.
Analisis univariat dari faktor risiko potensial untuk semua derajat keparahan keratitis
dan untuk keratitis mikroba derajat sedang / berat pada penggunaan lensa kontak disposable
sehari-hari dilakukan awalnya menggunakan analisis chi-squared. Pada setiap faktor yang
signifikan dengan p <0,2, dilakukan analisis multivariat menggunakan regresi logistik stepwise
(backward elimination diikuti dengan forward entry). Model terakhir yang dimasukkan hanya
yang memiliki faktor signifikan p <0,05. Odds ratio dan interval kepercayaan 95% digunakan
untuk meringkas temuan yang signifikan. Berat sampel dan dan efek pengelompokan lokasi
penelitian dicatat dalam model logistik tertimbang.
Untuk tujuan perbandingan, model ful dataset logistik unweighted juga dicoba
menggunakan metode pemodelan yang serupa. Tes Hosmer-Lemeshow digunakan untuk
menunjukkan goodness of fit dan area di bawah kurva karakteristik penerima menentukan
kemampuan diskriminatif dari model. Persentase population attributable risk (PAR%)
dihitung untuk memperkirakan proporsi total kasus yang akan dikurangi dengan
menghilangkan faktor risiko dari populasi. PAR% adalah laju terjadinya kondisi yang dapat
dikaitkan dengan faktor risiko. Gabungan PAR% untuk dua faktor risiko diperkirakan sebagai
berikut:
Combined PAR % = {1 – (1 – PAR [risk factor 1]) * (1 – PAR [risk factor 2])} x 100
Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS versi 18.0 (SPSS Inc, IL) dan STATA
10.0 (STATA Coorporation TX).
Kerokan kornea
Hasil pengikisan kornea pada 255 kasus yang terdiri dari 55 pemakai harian lensa disposable
dan 200 pemakai dari modalitas lensa hidrogel lunak disposable dan non-harian, dikumpulkan
dari tiga lokasi geografis. Kasus dilaporkan dari beberapa kondisi, dan kriteria untuk kerokan
positif menyesuaikan dengan kriteria laboratorium dan praktisi masing masing serta
interpretasi mereka terhadap hasil tes. Jika laporan laboratorium tersedia, maka dapat
diterapkan kriteria sebagai berikut: kasus yang terbukti dari hasil kultur didefinisikan sebagai
kasus di mana organisme diidentifikasi pada lebih dari satu media atau pada satu medium padat
dengan organisme yang memiliki morfologi yang sama seperti organisme yang
divisualisasikan pada defek kornea. Jika organisme itu pulih dari satu medium saja dan / atau
setelah lama inkubasi, hasilnya dianggap negatif. Hasil kerokan dikategorikan dan uji chi-
square digunakan untuk membandingkan frekuensi pemulihan organisme yang berbeda antara
pemakai disposable harian dan pemakai lensa lainnya.
Hasil
Demografi (usia dan pekerjaan) ditampilkan untuk semua pemakai lensa kontak disposable
sehari-hari (Tabel 1). Dibandingkan dengan modalitas lensa lainnya, proporsi yang lebih tinggi
dari pengguna lensa disposable sehari-hari berada di kelompok paruh baya (p <0,01), laki-laki
(p <0,01) dan berada dalam pekerjaan profesional / manajerial (p <0,01). Sampel penuh
pengguna lensa kontak disposable sehari-hari terdiri dari 166 kasus keratitis mikroba (78
derajat sedang / berat) dan 797 kontrol (Tabel 2). Setelah bobot sampel masing-masing sebesar
100%, 55% dan 38% untuk Australia, Selandia Baru dan Inggris, diterapkan pada dataset
lengkap, sampel tertimbang (n = 441), terdiri dari 67 kasus keratitis mikroba (32 sedang / berat)
dan 374 kontrol digunakan untuk analisis univariat dan multivariabel. Analisis univariat
disajikan sebagai data tambahan.
Distribusi modalitas pemakaian (pemakaian harian yang ketat, ocassional overnight
wear dan extended wear) berbeda antara pengguna disposable harian dan pengguna yang sering
mengganti lensa kontak (p <0,001). Penggunaan sehari-hari yang ketat dilaporkan pada
313/440 (71%) dari pemakaian sehari-hari dan 361/555 (65%) dari pengguna yang sering
mengganti lensa kontak. Penggunaan semalam (ocassional overnight wear) dan pemakaian
yang lama (extended wear) dilaporkan terdapat masing-masing sebanyak 117/440 (27%) dan
10/440 (2%) dari pengguna disposable harian dan 137/555 (25%) dan 57/555 (10%) dari
pengguna yang sering mengganti lensa kontak.
Analisis univariat
Faktor risiko independen yang diidentifikasi untuk semua keratitis mikroba dan untuk
penyakit derajat sedang / berat ditunjukkan pada Tabel 3, peringkat menurut PAR%.
Gabungan PAR% untuk pemakaian lensa setiap hari dan kegagalan untuk mencuci tangan
secara konsisten sebelum menggunakan lensa adalah 92% untuk semua keratitis dan 87% untuk
penyakit derajat sedang / berat.
Dalam model untuk semua keratitis mikroba, area di bawah kurva operasi penerima
adalah 77%, hal ini menunjukkan kemampuan yang baik dari model untuk membedakan antara
kasus dan kontrol. Tes Hosmer Lemeshow untuk goodness of fit menunjukkan fit yang dapat
diterima (p = 0,2). Demikian pula model sedang / berat menunjukkan kemampuan diskriminatif
yang baik (79%) dan tes Hosmer-Lemeshow menunjukkan kecocokan yang dapat diterima (p
= 0,7).
Hasil kerokan kornea tersedia untuk 55 pemakai disposable harian dan 200 pemakai
modalitas lainnya dan hasil ditampilkan berdasarkan modalitas pada Tabel 4. Organisme
lingkungan (p = 0,02) termasuk bakteri Gram negatif (p <0,05) lebih jarang pulih dari infeksi
lensa disposable sehari-hari dibandingkan dengan mereka dari modalitas lensa lainnya.
Acanthamoeba tidak terisolasi dari pemakai disposable harian.
Diskusi
Penelitian ini adalah yang pertama melaporkan faktor risiko untuk semua keparahan keratitis
mikroba dan untuk penyakit yang lebih parah pada pemakai lensa disposable sehari-hari saja.
Penelitian ini melibatkan data yang dikumpulkan melalui studi surveilans di Australia dan di
Selandia Baru dan studi kasus kontrol di London, Inggris. Situs penelitian menggunakan
protokol yang sama untuk mendiagnosis dan mengklasifikasikan keratitis mikroba yang
berhubungan dengan penggunaan lensa kontak dan kuesioner kepatuhan untuk menetapkan
faktor risiko. Data faktor risiko untuk semua modalitas lensa telah dipublikasikan sebelumnya
dari situs Inggris dan dari Australia, namun ini adalah laporan pertama dari faktor risiko yang
terkait dengan lensa kontak disposable sehari-hari dan organisme penyebab dalam modalitas
ini.
Sampel tertimbang (weighted sample) dari kelompok kasus dan kontrol di lokasi
geografis yang berbeda dianalisis untuk meningkatkan generalisasi hasil ini dan
memperhitungkan faktor geografis, seperti iklim. Sementara mikroorganisme lingkungan
terdiri dari kelompok organisme kausatif terbesar untuk keratitis mikroba, organisme seperti
ini jarang ditemukan pada pemakai lensa kontak disposable sehari-hari.
Faktor risiko independen untuk semua terduga keratitis mikroba pada pengguna lensa
disposable harian yaitu peningkatan paparan terhadap pemakaian lensa, baik dalam hal lebih
banyak hari per minggu pemakaian lensa dan pemakaian lensa dalam semalam. Penggunaan
lensa yang lebih sering dikaitkan dengan populasi terbesar yang menyumbang risiko, yaitu
sebanyak 93% untuk semua kasus yang diduga dan 72% untuk kasus yang lebih parah.
Efek ketergantungan dosis ini telah dilaporkan sebelumnya untuk semua modalitas
lensa, penggunaan lensa disposable secara tidak terduga dapat berinteraksi dengan permukaan
okular dengan cara yang sama dengan modalitas lainnya. Penggunaan ocassional overnight
adalah faktor yang signifikan dalam analisis univariat dan multivariat untuk kasus derajat
sedang / berat. Tidak ada kasus sedang / berat pada pengguna extended wear, dan hanya enam
subjek pada kelompok kontrol yang memakai lensa disposable sehari-hari dengan extended
wear dalam dataset. Ukuran sampel yang kecil membatasi kemampuan kita untuk
mengeksplorasi hubungan ini.
Penelitian ini menegaskan bahwa mencuci tangan tetap merupakan langkah kebersihan
yang penting bahkan dengan pembuangan lensa harian. Mencuci tangan secara konsisten
sebelum memegang lensa menurunkan PAR sampai hampir 50% pada keratitis mikroba derajat
sedang / berat. Menggunakan lensa setiap hari dan tidak mencuci tangan dikaitkan dengan
90% dari beban penyakit. Faktor-faktor risiko ini menunjukkan inokulasi organisme ke
permukaan okular dan peningkatan waktu retensi karena adanya lensa adalah kunci dalam
patogenesis keratitis mikroba terkait lensa, yang serupa dengan model hewan dari pemakaian
lensa dan infeksi.
Tidak jelas mengapa jenis lensa disposable sehari-hari tertentu memiliki efek protektif
terhadap risiko infeksi. Analisis sebelumnya dari komplikasi non-ulseratif menunjukkan
bahwa lensa kontak disposable sehari-hari tertentu mengalami peningkatan 2 kali lipat dalam
memberikan komplikasi mekanis, seperti lecet kornea, dibandingkan dengan lensa pengganti
lainnya. Penelitian lain menunjukkan bahwa pemakai lensa disposable setiap hari mungkin
lebih sulit menangani lensa daripada pemakai yang sering menganti lensa dan beberapa jenis
lensa disposable sehari-hari lebih sulit untuk dihilangkan daripada yang lain, yang dapat
meningkatkan risiko komplikasi mekanis. Sejak penelitian ini selesai, desain dan bahan dari
beberapa merek lensa disposable sehari-hari telah dimodifikasi dan mungkin tidak mungkin
untuk mengekstrapolasi temuan kami ke semua lensa yang tersedia saat ini. Investigasi lebih
lanjut tentang hubungan antara komplikasi mekanis dan sifat pas disposable sehari-hari
mungkin menguntungkan. Investigasi yang lebih baru dengan modalitas ini akan menunjukkan
risiko komplikasi lain yang rendah. Aktivitas penggunaan lensa seperti peningkatan
penggunaan ponsel pintar dan demografi pemakaian lensa disposable, termasuk penambahan
pemakai lensa multifokal dan berwarna, mungkin juga telah berubah selama waktu ini yang
dapat berdampak pada profil risiko dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk modalitas lensa lainnya, jenis kelamin pria dan usia yang lebih muda adalah
faktor risiko independen untuk keratitis mikroba. Risiko yang lebih tinggi dilaporkan
sebelumnya pada laki-laki telah dikaitkan dengan kepatuhan pemakaian dan perawatan lensa
yang lebih buruk serta dengan perilaku mengambil risiko yang lebih besar, meskipun ada
kemungkinan bahwa perbedaan gender dalam mekanisme pertahanan okular berkontribusi
pada temuan ini. Demikian pula, kaum muda dikaitkan dengan perilaku pemakaian dan
perawatan lensa yang tidak sesuai. Dalam penelitian ini, pada sampel tak tertimbang
(unweigted sample), pemakai berusia antara 25-50 tahun memiliki risiko tertinggi tetapi dalam
sampel tertimbang (weighted sample) temuan ini tidak lagi signifikan. Bisa dibayangkan
bahwa sedikitnya persyaratan perawatan terkait dengan lensa disposable sehari-hari dapat
mengurangi dampak dari faktor-faktor risiko tersebut.
Seperti modalitas lensa lainnya, merokok merupakan faktor risiko yang signifikan
untuk infeksi apa pun. Pembelian melalui internet tidak terkait dengan peningkatan risiko pada
pemakai disposable sehari-hari, berbeda dengan penelitian sebelumnya tentang semua
modalitas lensa, dengan 10% dari kedua kasus dan pemakai kontrol memperoleh lensa mereka
melalui rute pasokan ini. Demikian pula 17% dari kelompok kasus dan 15% dari kelompok
kontrol melakukan kontak aftercare lensa kontak dengan praktisi mereka lebih dari 12 bulan
sebelum menyelesaikan survei. Terlepas dari temuan ini, kepatuhan terhadap rekomendasi
perawatan pada pemakai lensa yang dapat digunakan kembali dapat ditingkatkan setidaknya
untuk sementara, dengan saran dan edukasi ulang.
Dalam analisis ini, Pseudomonas spp adalah spesies tunggal paling umum yang
ditemukan dalam analisis kerokan kornea, yang sesuai dengan penelitian sebelumnya. [25,26]
Namun, tingkat pemulihan semua bakteri Gram negatif, terutama organisme lingkungan (yang
ditemukan di lingkungan manusia yang tidak mungkin menjadi bagian dari mikrobiota manusia
normal), termasuk amuba dan jamur, secara signifikan lebih rendah pada pengguna disposable
sehari-hari, dibandingkan dengan organisme komensal. Pengamatan ini konsisten dengan
temuan bahwa penyakit yang lebih berat dikaitkan dengan patogen lingkungan dan keparahan
penyakit berkurang pada pemakai disposable sehari-hari dibandingkan dengan modalitas
lainnya. [2] Akan sangat menarik untuk memahami apakah spektrum mikroba berbeda antara
penggunaan semalam sekali atau penggunaan harian yang ketat pada pemakai disposable
sehari-hari tetapi analisis ini dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil.
Menggabungkan data dari studi yang serupa tetapi tidak identik memiliki keterbatasan.
Karena populasi pengguna dan kebiasaan meresepkan lensa bervariasi, beberapa pertanyaan
disesuaikan untuk masing-masing latar belakang, misalnya yang menggambarkan kelas sosial
ekonomi, sehingga hasil gabungan mungkin tidak benar-benar mewakili populasi total. Untuk
memberikan sampel kasus dan kontrol yang dapat digeneralisasikan di seluruh wilayah,
pendekatan sampling tertimbang diadopsi untuk analisis statistik. Meskipun metode ini dapat
menyebabkan beberapa faktor dihilangkan dari analisis multivariat. Faktor-faktor signifikan
dari metode tertimbang dan tidak tertimbang tidak sangat berbeda. Pendekatan inikemungkinan
yang paling baik dalam mewakili populasi dan meningkatkan generalisasi hasil.
Metodelogi penelitian
Subyek 5 Kriteria subyek penelitian Tidak, pada jurnal ini kriteria inklusi
penelitian dan eksklusi tidak dicantumkan
Besar sampel 6 Menjelaskan kriteria Tidak, pada jurnal ini tidak ditentukan
penentuan sampel minimal besar sampel. Karena mengambil
yang diperlukan untuk seluruh pasien keratitis mikroba yang
menghasilkan kekuatan menggunakan kontak lensa sekali pakai
penelitian. yang diamati antara Desember 2003 di
Inggris dan Oktober 2003 di Australia
dan Selandia Baru
Teknik analisa 9 Teknik analisa data yang Ya, pada penelitian ini dijelaskan
data digunakan untuk bahwa analisis univariat untuk faktor
membandingkan hasil risiko keratitis mikroba pada
penelitian pemakaian lensa sekali pakai dilakukan
perbandingan statistik menggunakan
uji chi squared . Nilai p<0,2 dianggap
signifikan secara statistik. Setelah
dianggap signifikan makan akan diuji
multivariat menggunakan regresi
logistik dengan nilai yang dianggap
signifikan apabila p<0,05 dengan Odds
rasio 95 %
Hasil
Diskusi
Kelebihan Penelitian
1. Judul dan abstrak memberikan ringkasan yang informatif dan seimbang atas apa yang
dilakukan dan apa yang ditemukan pada penelitian.
2. Latar belakang dan tujuan penelitian dijabarkan secara jelas serta penelitian ini
menjelaskan desain dan waktu penelitian
3. Data dalam penelitian ini merupakan data primer sehingga hasil penelitian yang
didapatkan lebih akurat.
4. Penelitian ini memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai hasil yang didapatkan.
5. Penelitian ini mungkin dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan sebagai
penambah wawasan bagi masyarakat umum dan tenaga kesehatan sebagai bahan
edukasi pada pasien yang menggunakan kontak lensa sekali pakai untuk mencegah
terjadinya keratitis mikroba.
Kekurangan Penelitian
1. Pada jurnal ini tidak dijabarkan kriteria inklusi dan eksklusi secara jelas pada penelitian
yang dilakukan.
2. Pada penelitian ini penjelasan dan pembahasan mengenai faktor risiko independen yang
dianggap signifikan dapat menyebabkan keratitis mikroba masih kurang, sehingga
diharapkan suatu penjabaran yang lebih rinci mengenai hal tersebut.
3. Penulis tidak mencantumkan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tersebut dan
beberapa saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Stapleton F, et al. 2017. Risk Factors and Causative Organisms in Microbial Keratitis in Daily
Disposible Contact Lens Wear. The PLOSE ONE. Vol. 377(7): [online]. Available from:.
https://doi.org/ 10.1371/journal.pone.0181343 [Accessed on: 15Juni 2018]