Anda di halaman 1dari 11

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/275033451

PENURUNAN FOSFAT PADA SISTEM


RESIRKULASI DENGAN PENAMBAHAN FILTER
YANG BERBEDA

Article · February 2015

CITATIONS READS

0 590

3 authors, including:

Eko Efendi
Lampung University
12 PUBLICATIONS 3 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hi Link View project

All content following this page was uploaded by Eko Efendi on 16 April 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan
Volume III No 2 Februari 2015
ISSN: 2302-3600

PENURUNAN FOSFAT PADA SISTEM RESIRKULASI


DENGAN PENAMBAHAN FILTER YANG BERBEDA

Nainna Anjanni Ade Lestari*†, Rara Diantari‡ dan Eko Efendi‡

ABSTRAK

Peningkatan sisa pakan dan buangan metabolit yang terakumulasi dapat


menyebabkan peningkatan fosfat sehingga kualitas air menjadi rendah yaitu
menurunnya kadar oksigen terlarut pada perairan. Salah satu cara untuk mengatasi
masalah tersebut yaitu mengaplikasikan sistem resirkulasi dengan penambahan
filter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan fosfat pada sistem
resirkulasi dengan penambahan filter yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Juli sampai dengan bulan September 2013 di Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Hewan uji yang digunakan sebagai
penghasil fosfat yaitu lele sangkuriang (Clarias gariepnus) berukuran 3-5 cm/ekor
dengan padat tebar 200 ekor/m2 dan dipelihara selama 60 hari. Desain penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan yaitu kolam tanpa
filter (kontrol), kolam dengan filter zeolit, kolam dengan filter arang dan kolam
dengan filter pecahan karang dimana setiap perlakuan diberikan tiga kali ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan filter yang berbeda menyebabkan
terjadinya penurunan fosfat yang berbeda nyata (P>0,05). Penurunan fosfat
tertinggi terjadi pada jenis media filter arang yaitu sebanyak 0,02675 mg/l,
sedangkan penurunan fosfat terendah terjadi pada jenis media filter zeolit yaitu
sebanyak 0,021 mg/l.

Kata kunci: fosfat, resirkulasi, filter, lele, arang aktif

Pendahuluan menurun karena adanya akumulasi


Kualitas air berperan penting dalam bahan organik dan anorganik yang
bidang perikanan terutama untuk berasal dari sisa metabolisme dan sisa
kegiatan budidaya (Minggawati dan pakan yang tidak termakan yang
Saptono, 2012). Kualitas air dapat

*
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung

Email: nainnaanjanniadelestari@ymail.com

Dosen Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


368 Penurunan fosfat pada sistem resirkulasi

merupakan sumber fosfor (Lefrancois et perairan kolam dapat mengurangi


al., 2010; Sukumaran et al., 2009). cahaya matahari untuk masuk ke dalam
Fosfor diperlukan dalam pakan ikan perairan dan dapat menghambat
untuk mendapatkan pertumbuhan fitoplankton untuk berfotosintesis. Jika
optimum, efisiensi pakan dan hal ini terjadi dapat menurunkan
pengembangan tulang (Mortula and produktivitas perairan kolam dan terjadi
Gagnon, 2006; Nwanna et al., 2010). penurunan kualitas air (Rahman, 2008).
Kekurangan fosfor dapat menyebabkan Salah satu cara untuk mengatasi
perkembangan menjadi abnormal, masalah penurunan kualitas air yaitu
tulang yang cacat, pertumbuhan dengan mengaplikasikan sistem
terganggu bahkan kematian pada ikan resirkulasi dengan penambahan filter
(Fjord et al., 1998). Fosfor dapat (Hernawati dan Suantika, 2007).
tersedia dalam beberapa sumber pakan Berbagai penelitian mengenai filter
yaitu dalam bentuk kalium fosfat, hanya terfokus pada jumlah
tepung ikan, tepung daging dan tulang, penambahan media filter terhadap
tepung kedelai, dan biji-bijian penurunan konsentrasi amonia. Oleh
(Suprayudi dan Setiawati, 2003). karena itu, perlu dilakukan penelitian
Fosfor dari pakan ikan akan mengenai penurunan fosfat pada sistem
dimanfaatkan ikan sesuai dengan resirkulasi dengan penambahan filter
kebutuhan tubuhnya, sedangkan fosfor yang berbeda untuk mengetahui
yang tidak bisa dimanfaatkan akan penurunan fosfat pada sistem resirkulasi
diekskresikan oleh ikan dalam bentuk dengan penambahan filter yang
feses dan urin (Hughes and Soares, berbeda.
1998). Pelepasan fosfor di perairan
dalam kisaran 71-83% dapat Bahan dan Metode
mempengaruhi kualitas air yaitu Hewan uji yang digunakan dalam
terjadinya penurunan kadar oksigen penelitian ini adalah benih lele
pada perairan (Mortula and Gagnon, sangkuriang (Clarias gariepinus)
2006). Fosfor yang terdapat di air berukuran 3-5 cm/ekor dengan padat
umumnya dalam bentuk senyawa fosfat tebar 200 ekor/m2. Kolam pemeliharaan
(Dewi dan Masduqi, 2003). yang digunakan berukuran 2 x 1 x 0,5
Meningkatnya sisa pakan dan buangan m, sedangkan wadah filter yang
metabolit yang terakumulasi dapat digunakan berukuran 0,5 x 0,5 x 0,2 m.
menyebabkan peningkatan fosfat Penelitian dilakukan selama 60 hari
sehingga kualitas air menjadi rendah tanpa dilakukan penyiponan dan
yaitu menurunnya kadar oksigen pergantian pada media filter. Selama
terlarut pada perairan. pemeliharaan ikan diberi pakan setiap
Konsentrasi fosfat yang tinggi akan hari pada pagi dan sore sebanyak 3%
mengganggu proses metabolisme dari bobot tubuh ikan diiringi
bahkan dapat mengakibatkan kematian pengamatan kualitas air (suhu, pH dan
pada ikan (Ebeling et al., 2006). Sisa oksigen terlarut), sedangkan
metabolisme dan sisa pakan yang pengamatan penurunan fosfat dilakukan
mengendap di dasar kolam dapat setiap 20 hari sekali pada pagi hari
menyebabkan meningkatnya dengan cara mengambil sampel air dari
konsentrasi fosfat sehingga perairan dua titik yaitu pada saluran pemasukan
menjadi keruh. Semakin keruhnya suatu dan saluran pengeluaran.

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


Nainna Anjanni Ade Lestari, Rara Diantari dan Eko Efendi 369

Rancangan penelitian yang digunakan dengan berat masing-masing filter yaitu


adalah rancangan acak lengkap 2,5 kg.
menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali Data yang diperoleh dari uji fosfat
ulangan yaitu perlakuan A (tanpa dilakukan analisis sidik ragam
pemberian filter), perlakuan B (ANOVA) untuk menguji perbedaan
(pemberian filter zeolit), perlakuan C antar perlakuan. Apabila berpengaruh
(pemberian filter arang), dan perlakuan nyata maka akan dilakukan uji lanjut
D (pemberian filter pecahan karang), Duncan dengan selang kepercayaan
95% (Mattjik dan Sumertajaya, 2002).

Hasil dan Pembahasan


Perlakuan yang berbeda selama
penelitian menunjukkan tingkat
konsentrasi fosfat yang berbeda pula,
adapun konsentrasi fosfat pada kolam
tanpa pemberian filter pada setiap
pengambilan sampel 20 hari (Gambar
1).
Konsentrasi fosfat pada kolam tanpa
pemberian filter (kontrol) hari ke-60
memiliki nilai konsentrasi tertinggi Gambar 1. Konsentrasi fosfat pada
dibandingkan dengan hari ke-0, ke-20 kolam tanpa filter
dan ke-40. Peningkatan konsentrasi
fosfat tersebut dikarenakan ikan-ikan Hasil pengukuran konsentrasi fosfat
memiliki nafsu makan yang tinggi pada filter zeolit menunjukkan
sehingga buangan metabolit semakin konsentrasi fosfat pada saluran
banyak dan kadar oksigen terlarut pemasukan lebih besar daripada saluran
menurun sehingga konsentrasi fosfat pengeluaran, hal ini menunjukkan
juga meningkat. Hal ini sesuai dengan adanya proses penyerapan fosfat oleh
pendapat Effendi (2003), Haslam media filter. Penyerapan fosfat oleh
(1995), Hernawati dan Suantika (2007) media filter zeolit terjadi karena zeolit
yang menyatakan bahwa peningkatan memiliki kemampuan dalam pertukaran
nafsu makan ikan dapat menyebabkan ion. Ion yang menempel pada
buangan metabolit meningkat kemudian permukaan filter ditukar dengan ion lain
terjadinyanya penumpukan feses yang yang berada dalam air, sehingga
mengakibatkan menurunnya oksigen terjadinya tarik menarik antara
terlarut sehingga konsentrasi fosfat pun permukaan media bermuatan dengan
meningkat. molekul-molekul bersifat polar (Silaban
Konsentrasi fosfat pada kolam filter dkk, 2012; Suardana, 2008).
zeolit selama pemeliharaan mengalami Penyerapan fosfat dengan konsentrasi
peningkatan, adapun konsentrasi fosfat tertinggi terjadi pada hari ke-60 karena
pada kolam filter zeolit saat kondisi pH saat hari ke-60 paling tinggi
pengambilan sampel setiap 20 hari dibandingkan pada hari ke-0, ke-20 dan
(Gambar 2). ke-40. Penelitian Ramlawati dan

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


368 Penurunan fosfat pada sistem resirkulasi

Darminto (2011); Silaban dkk (2012) fosfat bergantung pada pH yang tinggi
yang menyatakan bahwa kemampuan dan banyaknya bakteri nitrifikasi di
zeolit semakin besar dalam menyerap ruang pori-pori zeolit.

Gambar 2. Konsentrasi fosfat pada Gambar 3. Konsentrasi fosfat pada


kolam filter zeolit kolam filter arang

Konsentrasi fosfat pada kolam filter Pada filter pecahan karang


arang juga mengalami peningkatan menunjukkan bahwa terdapat
setiap pengambilan sampel 20 hari penurunan konsentrasi fosfat pada
sekali (Gambar 3). Hasil pengukuran saluran pengeluaran. Media filter
konsentrasi fosfat pada filter arang juga pecahan karang mampu mengurangi
mengalami penurunan konsentrasi pada fosfat karena pecahan karang memiliki
saluran pengeluaran. Media filter arang pori-pori yang dapat ditumbuhi oleh
mampu mengurangi konsentrasi fosfat, bakteri nitrifikasi sehingga fosfat dapat
hasil penelitian Ristiana dkk. (2009) diserap, hal ini sesuai dengan pendapat
didapatkan bahwa arang yang berasal Nurcahyani (2006) dan Veron (1995)
dari tempurung kelapa mampu yang menyatakan bahwa terumbu
menyerap zat terlarut dan dapat karang memiliki banyak pori-pori
menurunkan tingkat kesadahan karena tersembunyi yang dapat dimanfaatkan
mengandung karbon aktif sehingga oleh bakteri nitrifikasi untuk tumbuh
memiliki daya serap yang lebih besar sehingga mampu menyerap zat terlarut
dibandingkan arang jenis lainnya. (fosfat). Penyerapan fosfat dengan
Penyerapan konsentrasi fosfat tertinggi konsentrasi tertinggi terjadi pada hari
terjadi pada hari ke-60 karena kondisi ke-60 karena semakin lamanya
air pada hari ke-60 yang keruh diduga pemeliharaan konsentrasi fosfat pun
semakin banyak fosfat yang terlarut semakin meningkat akibat banyaknya
(Brown, 1987). bahan organik (feses dan sisa pakan)
Konsentrasi fosfat pada kolam filter yang terlarut (Effendi, 2003).
pecahan karang setiap pengambilan
sampel 20 hari sekali (Gambar 4)
.

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


Nainna Anjanni Ade Lestari, Rara Diantari dan Eko Efendi 369

Gambar 4. Konsentrasi fosfat pada kolam dengan filter pecahan karang

Konsentrasi fosfat secara keseluruhan ikan lele yang mengakibatkan


mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan buangan metabolit
bertambahnya waktu pemeliharaan termasuk sisa pakan yang mengendap di
kecuali pada hari ke-20. Pada hari ke-0 dasar kolam. Konsentrasi fosfat
konsentrasi fosfat lebih tinggi daripada tertinggi terjadi pada hari ke-60 diduga
hari ke-20 hal ini terjadi karena karena sumber fosfat organik yang
konsentrasi fosfat berasal dari perlakuan terakumulasi telah terurai menjadi
pemupukan yang diberikan pada saat bentuk anorganik yang terlarut (Effendi,
awal penelitian karena pupuk kandang 2003; Brown, 1987), selain itu
yang diberikan mengandung fosfat kemampuan filter semakin menurun
(Yuli dkk., 2011). Konsentrasi fosfat dalam mengurangi konsentrasi fosfat
pada hari ke-20 mengalami penurunan akibat tidak dilakukan penyiponan atau
karena setelah pupuk diangkat maka pergantian pada media filter. Menurut
sumber fosfat hanya berasal dari Yusnidar (2012) yang menyatakan
buangan metabolit dan berasal dari sisa bahwa kualitas filter akan menurun jika
pakan yang terakumulasi di perairan tidak dilakukan penyiponan atau
serta diduga adanya penyerapan fosfat penggantian filter karena akan terjadi
oleh media filter dan fitoplankton. Hal penumpukan kotoran pada filter
ini sesuai dengan pendapat Boyd (1981) sehingga terjadinya penyumbatan pada
yang menyatakan bahwa dalam 24 jam filter.
fitoplankton akan menyerap 41% dari Pemberian filter menunjukkan adanya
tambahan fosfat sebanyak 0,3 mg/l, pengaruh yang signifikan terhadap
menurut pendapat Ebeling et al. (2006), penurunan konsentrasi fosfat.
filter memiliki kemampuan dalam Penurunan konsentrasi fosfat tertinggi
mengurangi konsentrasi limbah salah terjadi pada filter arang sebanyak
satunya konsentrasi fosfor. 0,02675 mg/l, sedangkan penurunan
Peningkatan konsentrasi fosfat pada konsentrasi terendah terjadi pada filter
hari ke-40 diduga karena pertumbuhan zeolit sebanyak 0,021 mg/l. Walaupun

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


370 Penurunan fosfat pada sistem resirkulasi

filter arang dan filter zeolit memiliki uji ANOVA menunjukkan bahwa
pori-pori yang halus (Silaban dkk, 2012; perlakuan filter memberikan pengaruh
Rahmawati, 2009) namun pada filter yang nyata terhadap penurunan fosfat
zeolit terdapat kotoran lebih banyak (P>0,05).
dibandingkan pada filter arang yang Untuk mengetahui media filter yang
dapat mengakibatkan terjadinya paling optimal dalam menurunkan
penyumbatan filter sehingga konsentrasi fosfat maka dilakukan uji
kemampuan filter dalam menyerap lanjut Duncan (Tabel 1).
fosfat menurun (Yusnidar, 2012). Hasil

Tabel 1. Uji lanjut Duncan penggunaan filter yang berbeda terhadap penurunan
fosfat. *=berbeda nyata 95%
Tanpa Filter Filter Zeolit Filter Arang Filter Pecahan Karang
Tanpa Filter
Filter Zeolit 0,021*
Filter Arang 0,05267* 0,03167*
Filter Pecahan Karang 0,02133* 0,00033 0,03134*

Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan Media filter yang berbeda memiliki
bahwa semua perlakuan berpengaruh kemampuan menurunkan konsentrasi
nyata kecuali pada perlakuan B (filter fosfat yang berbeda. Pada filter arang
zeolit) terhadap perlakuan D (filter terlihat lebih besar dalam menurunkan
pecahan karang) karena kemampuan konsentrasi fosfat dibandingkan filter
filter zeolit tidak jauh berbeda dengan lainnya. Arang tempurung kelapa yang
kemampuan filter pecahan karang mengandung karbon aktif mampu
dalam mengurangi fosfat, sedangkan menyerap fosfat dengan daya serap
perlakuan C (filter arang) sangat yang hampir sama dalam kondisi pH
berbeda nyata karena filter arang lebih asam maupun basa, sebaliknya menurut
optimal dalam mengurangi konsentrasi Ramlawati dan Darminto (2011)
fosfat dibandingkan filter lainnya. menyatakan bahwa daya serap zeolit
Pemberian filter memberikan pengaruh hanya optimal pada pH tinggi.
pada konsentrasi fosfat dengan Keberadaan fosfat di kolam dipengaruhi
kemampuan filter dalam menurunkan oleh kualitas air (suhu, pH dan oksigen
konsentrasi fosfat yang berbeda terlarut) (Gambar 6).
(Gambar 5).

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


Nainna Anjanni Ade Lestari, Rara Diantari dan Eko Efendi 371

Gambar 5. Kemampuan filter dalam menurunkan konsentrasi fosfat

Terdapat hubungan antara suhu, pH, dan pada suasana alkalis (pH tinggi) lebih
oksigen terlarut dengan konsentrasi banyak ditemukan zat terlarut (amonia,
fosfat yaitu semakin tinggi suhu maka fosfat, nitrit, nitrat) dalam air dan
kadar oksigen terlarut di perairan bersifat toksik.
semakin rendah sehingga dapat
menyebabkan kecepatan metabolisme Kesimpulan
dan respirasi ikan semakin meningkat Penggunaan filter yang berbeda
yang kemudian dapat meningkatkan menyebabkan terjadinya penurunan
konsentrasi fosfat dengan diiringi fosfat yang berbeda nyata. Penurunan
peningkatan pH. Hal ini sesuai dengan fosfat tertinggi terjadi ada jenis media
pendapat Jeffries and Mills (1996); filter arang yaitu sebanyak 0,02675
Haslam (1995) yang mengatakan bahwa mg/l, sedangkan penurunan fosfat
peningkatan suhu dapat menyebabkan terendah terjadi ada jenis media filter
penurunan kadar oksigen terlarut dalam zeolit yaitu sebanyak 0,021 mg/l.
air. Sedangkan menurut Tebbut (1992)

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


372 Penurunan fosfat pada sistem resirkulasi

Gambar 6. Pengamatan kualitas air: (a) suhu; (b) pH dan (c) oksigen terlarut
penggunaan filter yang berbeda untuk penurunan fosfat.

Daftar Pustaka Haslam, S.M. 1995. River Pollution and


Ecological Perspective. John
Boyd, C.E. 1981. Water Quality in
Wiley and Sons, Chichester.
Warm Water Fish Pond.
UK. 253 p
Auburn. 358 p.
Hernawati dan G. Suantika. 2007.
Brown, A.L. 1987. Freshwater Ecology.
Penggunaan Sistem
Heinemann Educational
Resirkulasi dalam Pendederan
Books, London. 163 p
Benih Ikan Gurami. DiSainTek
Dewi, D.F., dan A. Masduqi. 2003. 1: 1-14
Penyisihan Fosfat dengan
Hughes, K. Powers., and J.H Soares JR.
Proses Kristalisasi dalam
1998. Efficacy of phytase on
Reaktor terfluidisasi
phosphorus utilization in
menggunakan Media Pasir
practical diets fed to striped
Silika. Jurnal Purifikasi 4: 151-
bass Morone saxatilis.
156
Aquaculture Nutrition 4: 133–
Ebeling, J.M., C.F .Welsh, and K.L 140
Rishel. 2006. Performance
Jeffries, M., and Mills, D. 1996.
Evaluation of an Inclined Belt
Freshwater Ecology, Priciples,
Filter Using
and Applications. John Wiley
Coagulation/Flocculation Aids
and Sons, Chichester, UK. 285
for the Removal of Suspended
p
Solids and Phosphorus from
Microscreen Backwash Lefrancois, P., J. Puigagut., F.
Effluent. Aquaculture Chazarenc., and Y. Comeau.
Engineering 35: 61-77 2010. Minimizing phosphorus
discharge from aquaculture
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air
earth ponds by a novel
bagi Pengelolaan Sumberdaya
sediment retention system.
dan Lingkungan Perairan.
Aquacultural Engineering 43:
Kanisius: Yogyakarta. Hal 258
94–100
Mattjik, A.A., dan Sumertajaya. 2002.
Fjord, G.B., T. Asgard., and K.P Perancangan Percobaan. Jilid
Shearer. 1998. Development 1 Edisi ke-2. IPB Press: Bogor.
and Detection of Phosphorus Hal 64
Deficiency in Atlantic Salmon,
Minggawati, I. dan Saptono. 2012.
Salmo salar L., Parr and Post-
Parameter Kualitas Air untuk
Smolts. Aquaculture Nutrition
Budidaya Ikan Patin
4: 1-11
(Pangasius pangasius) di
Karamba Sungai Kahayan,

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


Nainna Anjanni Ade Lestari, Rara Diantari dan Eko Efendi 373

Kota Palangka Raya. Jurnal (ZEOLIT-MBT) pada Ion


Ilmu Hewani Tropika 1: 1-4 Cd2+. Jurnal Chemica 12: 25-
32
Mortula, M.M and G.A Gagnon. 2006.
Alum residuals as a low
technology for phosphorus Ristiana, N., D. Astuti., dan T.P
removal from aquaculture Kurniawan. 2009. Keefektifan
processing water. Aquaculture Ketebalan Kombinasi Zeolit
Engineering 36: 233-238
dengan Arang Aktif dalam
Nurcahyani, P. R. 2006. Kajian Aplikasi Menurunkan Kadar Kesadahan
Bakteri Nitrosomonas sp. pada Air Sumur di Karangtengah
Teknik Biofilter untuk Weru Kabupaten Sukoharjo.
Penghilangan Emisi Gas Jurnal Kesehatan 2: 91-102
Amoniak. Skripsi. Institut Silaban, T.F., L. Santoso, dan
Pertanian Bogor: Bogor Suparmono. 2012. Dalam
Nwanna, L.C., H. Kuhlwein., and F J Peningkatan Kerja Filter Air
Schwarz. 2010. Phosphorus untuk Menurunkan
requirement of common carp Konsentrasi Amonia pada
(Cyprinus carpio L) based on Pemeliharaan Ikan Mas
growth and mineralization. (Cyprinus carpio). e-JRTBP 1:
Aquaculture Research 41: 401- 47-56
410 Suardana, I. N. 2008. Optimalisasi Daya
Rahman, A. 2008. Kajian Kandungan Adsorpsi Zeolit terhadap Ion
Phospat dan Nitrat Kromium (III). Jurnal
Pengaruhnya terhadap Penelitian dan Pengembangan
Kelimpahan Jenis Plankton di Sains & Humaniora 2: 17-33
Perairan Muara Sungai Sukumaran, K., A.K Pal., N.P Sahu., D.
Kelayan. Kalimantan Scientiae
Debnath., and B. Patro. 2009.
71: 32-44 Phosphorus rewuirement of
Rahmawati, A. 2009. Efisiensi Filter Catla (Catla catla Hamilton)
Pasir-Zeolit dan Filter Pasir- fingerlings based on growth,
Arang Tempurung Kelapa whole-body phosphorus
dalam Rangkaian Unit concentration and non-faecal
Pengolahan Air untuk phosphorus excretion.
Mengurangi Kandungan Aquaculture Research 40: 139-
Mangan dari dalam Air. 147
Seminar Internasional Hasil- Suprayudi, M.A., dan M. Setiawati.
Hasil Penelitian. Universitas 2003. Kebutuhan Ikan Gurame
Sebelas Maret: Surakarta (Osphronemus gouramy) akan
Ramlawati dan Darminto. 2011. Mineral Fosfor. Jurnal
Pengaruh pH Impregnasi Akuakultur Indonesia 2: 67-71
terhadap Daya Adsorpsi Zeolit
Tebbut, T.H.Y. 1992. Principles of
2-merkaptobenzotianol Water Quality Control. Fourth

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015


374 Penurunan fosfat pada sistem resirkulasi

Edition. Pergamon. Oxford. Pengolahan Feses Sapi Potong


251 p menggunakan Saccharomyces
cereviceae. Jurnal Ilmu Ternak
Veron, J. 1995. Corals in Space and
11: 104-107
Time: The Biogeography and
Evolution of Scleractinian. Yusnidar, Y. 2012. Teknologi
Australian Institut of Marine Pengolahan Air Tanah Sebagai
Science. Townsville. Sumber Air Minum pada Skala
Rumah Tangga. SIGMA
Yuli, A.H., Tb. A. Benito, Kurnani, E.T.
Journal 4: 63-71
Marlina, dan E. Harlia. 2011.
Kualitas Pupuk Cair Hasil

© e-JRTBP Volume 3 No 2 Februari 2015

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai