Wanita umur 16 tahun, datang ke puskesmas diantar oleh teman lelakinya dengan
perdarahan segar dan banyak lewat jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Menurut temannya, wanita
tersebut merupakan kekasihnya yang sedang mengandung, mereka telah berhubungan dekat
sejak kelas 2 SMP. Dalam pandangan Islam, hubungan suami istri di luar pernikahan dan
menggugurkan kandungan tidak dibenarkan.
1. IMR
Banyaknya kematian bayi berusia < 1 tahun per 1000 kelahiran pada satu tahun tertentu
2. Audit Kematian Maternal Perinatal
Kematiaan wanita saat hamil dan kematian bayi
3. SDKI
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, menyediakan data perilaku, fertilitas,
pengetahuan tentang AIDS, KIA, dan PMS
4. 7 T
4 Terlalu yaitu kalimat antisipasi bagi pasangan usia subur dalam merencanakan
kehamilan, 4 terlalu yang harus dihindari dalam merencanakan kehamilan yaitu terlalu
muda punya anak < 20 tahun, terlalu banyak melahirkan anak, jumlah anak > 3, terlalu
rapat jarak melahirkan < 2 tahun, terlalu tua mempunyai anak > 35 tahun. 3 Terlambat
yaitu kalimat yang mengingatkan semua pihak agar lebih peduli terhadap perempuan
dan menunggu persalinan, 3 terlambat yaitu terlambat menanggap bahaya dan
mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapat
pertolongan di fasilitas kesehatan.
5. AKI
Jumlah kematian ibu akibat proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan per
100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu
PERTANYAAN
JAWAB
1. Kehamilan dengan penyakit komplikasi, hamil usia tua, proses persalinan terlalu lama,
gaya hidup (konsusmi alkohol, merokok), kelainan organ reproduksi, 4T & 3 T, hamil
usia muda
2. Untuk memonitor sebab kematian ibu dan bayi agar dilakukan pencegahan
3. Ya, karena organ reproduksi belum matang dan belum ada kesiapan mental
4. IMR, AKI
5. Jika pasien masih hidup dapat diberi transfusi darah bila Hb < 7, diberi vasokonstriktor,
kuretase bila jaringan masih ada, dan rehidrasi. Jika pasien sudah meninggal dilakukan
pencatatan audit kematian maternal perinatal
6. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai, ekonomi rendah, kurangnya pengetahuan
ibu dalam kehamilan
7. Jika mengancam keselamatan ibu, khawatir bayi lahir cacat, hamil akibat pemerkosaan
yang menyebabkan ibu stress
8. Kurangnya edukasi, tekanan sosial terhadap lingkungan, kuranganya pendidikan
agama, dan kurangnya pengawasan orang tua
9. Skrining rutin, jangan melakukan hubungan suami istri < 20 tahun, hindari konsumsi
obta-obatan tanpa aturan dokter, konsumsi asam folat 400 mikrogram per hari, dan
penyuluhan menghindari 4 T dann 3 T
10. Haram untuk hubungan suami istri diluar nikah dan menggugurkan kandungan
11. Untuk memonitor sebab kematian ibu dan bayi agar dilakukan pencegahan
HIPOTESIS
Penyebab kehamilan risiko tinggi seperti kehamilan dengan penyakit komplikasi, hamil usia
tua, proses persalinan terlalu lama, gaya hidup (konsusmi alkohol, merokok), kelainan organ
reproduksi, 4T & 3 T, dan hamil usia muda dapat menyebabkan kematian juga meningkatkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (IMR). Dilakukan pencatatan audit
kematian maternal perinatal untuk memonitor sebab kematian ibu dan bayi agar dilakukan
pencegahan dengan skrining rutin, tidak melakukan hubungan suami istri < 20 tahun, hindari
konsumsi obta-obatan tanpa aturan dokter, konsumsi asam folat 400 mikrogram per hari, dan
penyuluhan menghindari 4 T dann 3 T. Menurut Pandangan islam haram hukumnya melakukan
hubungan suami istri diluar nikah dan menggugurkan kandungan
SASARAN BELAJAR
Masa Pubertas
a. Definisi Pubertas
Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:
1. Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa.
2. Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak
matang menjadi matang.
3. Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere
yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin
sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual.
4. Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam
perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan
reproduksi
Di Indonesia menurut Biro Pusat Statistik (1999) kelompok remaja adalah sekitar 22%
yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Masa remaja,
yakni usia antara usia 11 – 20 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ
reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun
setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena
proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.
Perkembangan Biologis Remaja
Perubahan hormonal ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisik
– Laki-laki : Perkembangan dada yang semakin bidang dan tubuh yang semakin
berotot
– Perempuan : Pinggulnya membesar dan munculnya lemak. Perempuan dua tahun
lebih cepat dibandingkan dengan anak laki laki (Berk, 1998)
Perkembangan sosial
1. Perkosaan
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak hanya
remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan rentan
mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan untuk
menunjukkan bukti cinta.
2. Free sex
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti. Seks
bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain dapat
memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human
Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada
rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun
mengalami perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas
biasanya juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan
remaja. Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi
remaja terkait kesehatan reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-mitos seputar
masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual dengan pacar
merupakan bukti cinta atau mitos bahwa berhubungan seksual hanya sekali tidak
akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga
dapat menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa subur.
4. Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum waktunya. Aborsi
pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam kategori aborsi provokatus atau
pengguguran kandungan yang sengaja dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran
terjadi secara alamiah atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain karena
kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD umumnya tertekan secara psikologis,
karena secara psikososial ia belum siap menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak
sehat ini akan berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk
melangsungkan kehamilan.
Perilaku Berisiko Remaja
Beberapa hal berikut adalah faktor risiko untuk masa remaja mengalami perilaku berisiko
yaitu ;
a. Perubahan emosi menyebabkan remaja mudah tersinggung, mudah menangis, cemas,
frustasi dan sekaligus tertawa.
b. Perubahan intelegensi, sehingga menyebabkan remaja menjadi mudah berfikir abstrak
serta senang memberi kritik. Disamping itu remaja juga mudah untuk mengetahui hal-
hal baru, sehingga memunculkan perilaku ingin mencoba-coba.
c. Keingintahuan yang tinggi, khususnya terkait dengan kesehatan reproduksi remaja,
mendorong ingin mencoba dalam bidang seks yang merupakan hal yang sangat rawan,
karena dapat membawa akibat yang sangat buruk dan merugikan masa depan remaja,
khususnya remaja putri.
d. Beberapa keadaan yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja antara lain
adalah 1) masalah gizi, 2) masalah pendidikan, 3) masalah lingkungan dan pekerjaan,
4) masalah seks dan seksualitas dan 5) masalah kesehatan reproduksi remaja itu
sendiri.
Masalah Remaja di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SMP/ SMA selalu mendapat
banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut
ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.
Perawatan
Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat mempengaruhi keadaan
ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada
kasus normal (Manuaba, 2007, p. 43).
Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan risiko tinggi
(Depkes RI, 2003). Ibu hamil digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan
karakteristik ibu. Risiko golongan ibu hamil menurut Muslihatun (2009, p. 132),
meliputi:
b) Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan, dan nifas)
1.Penyakit pada ibu hamil
a. Anemia (kurang darah)
Keluhan yang dirasakan ibu hamil:
- Lemah badan, lesu, lekas lelah
- Mata berkunang-kunang
- Jantung berdebar
Dari inspeksi didapatkan keadaan ibu hamil:
- Pucat pada muka
- Pucat pada kelopak mata, lidah dan telapak tangan.
Dari hasil Laboratorium:
- Kadar Hb < 11 gr%
Pengaruh anemia pada kehamilan:
- Menurunkan daya tahan ibu hamil, sehingga ibu mudah sakit
- Menghambat pertumbuhan janin, sehingga janin lahir dengan berat
badan lahir rendah
- Persalinan premature
Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr%):
- Kematian janin mati
- Persalinan prematur, pada kehamilan < 37 minggu
- Persalinan lama
- Perdarahan pasca persalinan. (Poedji Rochjati, 2003).
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin di bawah
11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g% pada trimester 2. Hipoksia
akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan sulit,
walaupun tidak terjadi perdarahan. Juga bagi hasil konsepsi, anemia dalam
kehamilan memberi pengaruh kurang baik, seperti:
- Kematian mudigah
- Kematian perinatal
- Prematuritas
- Dapat terjadi cacat bawaan
- Cadangan besi kurang. (Abdul Bari S., 2002)
b. Malaria
Keluhan yang dirasakan ibu hamil, adalah:
- Panas tinggi
- Menggigil, keluar keringat
- Sakit kepala
- Muntah-muntah
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka
akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Abortus
- IUFD
- Persalinan premature. (Poedji Rochjati, 2003).
c. Tuberculosa paru
Keluhan yang dirasakan:
- Batuk lama tak sembuh-sembuh
- Tidak suka makan
- Badan lemah dan semakin kurus
- Batuk darah
Penyakit ini tidak secara langsung berpengaruh pada janin. Janin baru tertular
setelah dilahirkan. Jika TBC berat dapat menurunkan fisik ibu, tenaga, dan ASI
ikut berkurang.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Keguguran
- Bayi lahir belum cukup umur
- Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
d. Payah jantung
Keluhan yang dirasakan:
- Sesak napas
- Jantung berdebar
- Dada terasa berat, kadang-kadang nyeri
- Nadi cepat
- Kaki bengkak
Bahaya yang dapat terjadi:
- Payah jantung bertambah berat
- Kelahiran premature
- Dalam persalinan:
BBLR
Bayi dapat lahir mati. (Poedji Rochjati, 2003).
Penyakit jantung memberi pengaruh tidak baik kepada kehamilan dan janin
dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil konsepsi
dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus. (Abdul
Bari S., 2002)
e. Diabetes mellitus
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila:
- Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar
- Pernah mengalami kematian janin dalam rahim pada kehamilan minggu-
minggu terakhir
- Ditemukan glukosa dalam air seni (Glikosuria)
Bahaya yang dapat terjadi:
- Persalinan premature
- Hydramnion
- Kelainan bawaan
- Makrosomia
- Kematian janin dalam kandungan sesudah kehamilan minggu ke-36
- Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati <7 hari).
(Poedji Rochjati, 2003).
Diabetes mempengaruhi timbulnya komplikasi dalam kehamilan sebagai
berikut:
- Pre-eklamsia
- Kelainan letak janin
- Insufisiensi plasenta
Diabetes sebagai penyulit yang sering dijumpai dalam persalinan ialah:
- Inersia uteri dan atonia uteri
- Distosia bahu karena anak besar
- Lebih sering pengakhiran partus dengan tindakan, termasuk seksio
sesarea
- Lebih mudah terjadi infeksi
- Angka kematian maternal lebih tinggi
Diabetes lebih sering mengakibatkan infeksi nifas dan sepsis, dan menghambat
penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun luka
episiotomi. (Hanifa Wiknjosastro, 1999)
f. HIV / AIDS
g. Toksoplasmosis
2. Pre-Eklamsia ringan
Tanda-tanda:
- Edema pada tungkai, muka, karena penumpukan cairan disela-sela
jaringan tubuh
- Tekanan darah tinggi
- Dalam urin terdapat Proteinuria
Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6 bulan ke atas
mungkin masih normal karena tungkai banyak di gantung atau kekurangan
Vitamin B1. tetapi bengkak pada muka, tangan disertai dengan naiknya tekanan
darah sedikit, berarti ada Pre-Eklamsia ringan.
Bahaya bagi janin dan ibu:
- Menyebabkan gangguan pertumbuhan janin
- Janin mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
3. Hamil kembar
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam
rahim. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan
keluhan-keluhan:
- Sesak napas
- Edema kedua bibir kemaluan dan tungkai
- Varises
- Hemorrhoid
Bahaya yang dapat terjadi:
- Keracunan kehamilan
- Hidramnion
- Anemia
- Persalinan premature
- Kelainan letak
- Persalinan sukar
- Perdarahan saat persalinan. (Poedji Rochjati, 2003)
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan dan
persalinan membawa risiko bagi janin dan ibu.
Pengaruh terhadap ibu:
- Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat menyebabkan
anemia dan defisiensi zat-zat lainnya.
- Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
- Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
- Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta
terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva
- Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta
sesudah anak pertama lahir.
Pengaruh terhadap Janin:
- Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada
kehamilan kembar : 25% pada gemeli, 50% pada triplet, dan 75% pada
quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi
kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi.
- Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka
kematian bayi kedua tinggi.
- Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka
kematian janin.(Hanifa Wiknjosastro, 1999)
c) Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
1. Perdarahan antepartum (Perdarahan sebelum persalinan, perdarahan terjadi
sebelum kelahiran bayi)
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah 28 minggu,
disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum harus dapat perhatian
penuh, karena merupakan tanda bahaya yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau
janinnya, perdarahan dapat keluar:
Sedikit-sedikit tapi terus-menerus, lama-lama ibu menderita anemia berat
Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan
darah menurun.
Perdarahan dapat terjadi pada:
- Plasenta Previa
plasenta melekat dibawah rahim dan menutupi sebagian / seluruh mulut
rahim.
- Solusio Plasenta
plesenta sebagian atau seluruhnya lepas dari tempatnya. Biasanya
disebabkan karena trauma / kecelakaan, tekanan darah tinggi atau pre-
eklamsia, maka terjadi perdarahan pada tempat melekat plasenta. Akibat
perdarahan, dapat menyebabkan adanya penumpukan darah beku
dibelakang plasenta.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Bayi terpaksa dilahirkan sebelum cukup bulan
- Dapat membahayakan ibu:
Kehilangan darah, timbul anemia berat dan syok
Ibu dapat meninggal
- Dapat membahayakan janinnya yaitu mati dalam kandungan.(Poedji
Rochjati, 2003).
2. Pre-Eklamsia berat / Eklamsia
Pre-eklamsi berat terjadi bila ibu dengan pre-eklamsia ringan tidak
dirawat, ditangani dengan benar. Pre-eklamsia berat bila tidak ditangani dengan
benar akan terjadi kejang-kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu kejang, sudip
lidah dimasukkan ke dalam mulut ibu diantara kedua rahang, supaya lidah tidak
tergigit.
Bahaya yang dapat terjadi:
- Bahaya bagi ibu, dapat tidak sadar (koma) sampai meninggal
- Bahaya bagi janin:
Dalam kehamilan ada gangguan pertumbuhan janin dan bayi
lahir kecil
Mati dalam kandungan. (Poedji Rochjati, 2003).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, 80 % karena komplikasi obstetri dan 20
% oleh sebab lainnya. Sedangkan penyebab tidak langsung adalah “3 Terlambat” dan “4
Terlalu”.
3 faktor terlambat :
Terlambat dalam mengambil keputusan
Terlambat sampai ke tempat rujukan
Terlambat dalam mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan
4 faktor terlalu :
Terlalu muda saat melahirkan (< 20 tahun)
Terlalu tua saat melahirkan (> 35 tahun)
Terlalu banyak anak (> 4 anak)
Terlalu dekat jarak melahirkan (< 2 tahun)
Definisi
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil
atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
Cara Menghitung
Kemudian kematian ibu dapat diubah menjadi rasio kematian ibu dan dinyatakan per
100.000 kelahiran hidup, dengan membagi angka kematian dengan angka fertilitas
umum. Dengan cara ini diperoleh rasio kematian ibu kematian maternal per 100.000
kelahiran.
Catatan:
Jumlah Kematian Ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang
disebabkan karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan, pada
tahun tertentu, di daerah tertentu.
Jumlah kelahiran Hidup adalah banyaknya bayi yang lahir hidup pada tahun tertentu,
di daerah tertentu.
Pencegahan AKI
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang
adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan,
antara lain:
a. Penerapan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu Anak
Sedangkan data yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan PWS KIA menurut
Pedoman Pengawasan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak – ( PWS KIA
(2009), meliputi data sasaran (jumlah ibu hamil, jumlah ibu bersalin, jumlah ibu
nifas, jumlah bayi, jumlah anak balita, jumlah Wanita Usia Subur) dan data
pelayanan KIA. Setiap bulan bidan di desa mengolah data yang tercantum dalam
buku kohort dan register kemudian dijadikan sebagai bahan laporan bulanan KIA.
Langkah pengolahan data meliputi pembersihan data (melihat kelengkapan dan
kebenaran pengisian formulir yang tersedia), validasi (melihat kebenaran dan
ketepatan data) dan pengelompokan (sesuai dengan kebutuhan data yang harus di
laporkan)
Definisi
Angka Kematian Neo-Natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu
bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Catatan :
ΣD 0-<1bulan =Jumlah Kematian Bayi umur 0 - kurang 1 bulan pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu.
Σlahir hidup = Jumlah Kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu
K = 1000
Definisi
Angka Kematian Post Neo-natal atau Post Neo-natal Death Rate adalah kematian
yang terjadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Rumus
Catatan :
Angka Kematian Post Neo-Natal = angka kematian bayi berumur 1 bulan sampai
dengan kurang dari 1 tahun
Σlahir hidup = Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu & daerah tertentu
K = konstanta (1000)
Definisi
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu
tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk
kematian bayi)
Rumus
Catatan :
Jumlah Kematian Balita (0-4)th = Banyaknya kematian anak berusia 0-4 tahun pada
satu tahun tertentu di daerah tertentu
Jumlah Penduduk Balita (0-4)th = jumlah penduduk berusia 0-4 tahun pada
pertengahan tahun tertentu di daerah tertentu
Definisi
Angka Kematian Anak adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu
tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Jadi
Angka Kematian Anak tidak termasuk kematian bayi.
Catatan :
Jumlah kematian Anak (1-4)th =Banyaknya kematian anak berusia 1-4 tahun (yang
belum tepat berusia 5 tahun) pada satu tahun tertentu di daerah tertentu.
Jumlah Penduduk (1-4) th =jumlah penduduk berusia 1-4 tahun pada pertengahan
tahun tertentu di daerah tertentu
Definisi
Pengembangan upaya peningkatan mutu pelayanan pada saat ini mengarah kepada
patient safety yaitu keselamatan dan keamanan pasien. Karena itu penerapan patient
safety sangat penting untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam rangka globalisasi.
Dalam World Health Assembly pada tanggal 18 Januari 2002, WHO Excecutive Board
yang terdiri dari 32 wakil dari 191 negara anggota telah mengeluarkan suatu resolusi
untuk membentuk program patient safety. Isi dari program patient safety adalah :
1. Penetapan norma, standar dan pedoman global mengenai pengertian, pengaturan dan
pelaporan dalam melaksanakan kegiatan pencegahan dan penerapan aturan untuk
menurunkan resiko.
2. Merencanakan kebijakan upaya peningkatan pelayanan pasien berbasis bukti dengan
standard global, yang menitik beratkan terutama dalam aspek produk yang aman dan
praktek klinis yang aman sesuai dengan pedoman, medical product dan medical
devices yang aman digunakan serta mengkreasikan budaya keselamatan dan
keamanan dalam pelayanan kesehatan dan organisasi pendidikan.
3. Mengembangkan mekanisme melalui akreditasi untuk mengakui karakteristik
provider pelayanan kesehatan bahwa telah melewati benchmark untuk unggulan
dalam keselamatan dan keamanan pasien secara internasional. Dan yang terakhir
adalah mendorong penelitian terkait dengan patient safety.
Sesuai dengan isi program patient safety yang pertama, maka perlu dilaksanakan Audit
Maternal-Perinatal (AMP) sebagai salah satu upaya pencegahan sekaligus penerapan
aturan untuk menurunkan risiko kematian ibu dan bayinya.
Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian
ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi
dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan masukan mengenai
intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA
disuatu wilayah.
Dengan demikian, kegiatan audit ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan
dengan pendekatan pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan pembinaan, ruang
lingkup wilayah dibatasi pada kabupaten/kota, sebagai unit efektif yang mempunyai
kemampuan pelayan obstetrik-perinatal dan didukung oleh pelayanan KIA sampai
ketingkat masyarakat.
Audit maternal perinatal nerupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal dengan maksud mencegah kesakitan dan kematian dimasa
yang akan datang. Penelusuran ini memungkinkan tenaga kesehatan menentukan
hubungan antara faktor penyebab yang dapat dicegah dan kesakitan/kematian yang
terjadi. Dengan kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and
case follow up.
Lebih lanjut kegiatan ini akan membantu tenaga kesehatan untuk menentukan pengaruh
keadaan dan kejadian yang mendahului kesakitan/kematian. Dari kegiatan ini dapat
ditentukan:
Sebab dan faktor-faktor terkaitan dalam kesakitan/kematian ibu dan perinatal
Dimana dan mengapa berbagai sistem program gagal dalam mencegah kematian
Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan
Audit maternal perinatal juga dapat berfungsi sebagai alat pemantauan dan sistem
rujukan. Agar fungsi ini berjalan dengan baik, maka dibutuhkan :
Pengisian rekam medis yang lengkap dengan benar di semua tingkat pelayanan
kesehatan
Pelacakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas dengan cara otopsi
verbal, yaitu wawancara kepada keluarga atau orang lain yang mengetahui
riwayat penyakit atau gejala serta tindakan yang diperoleh sebelum penderita
meninggal sehingga dapat diketahui perkiraan sebab kematian.
Tujuan
Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di
seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan perinatal.
Tujuan khusus audit maternal adalah :
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara
teratur dan berkesimnambungan, yang dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, rumah sakit pemerintah atau swasta dan puskesmas, rumah bersalin
(RB), bidan praktek swasta atau BPS di wilayah kabupaten/kota dan dilintas batas
kabupaten/kota provinsi
Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang diperlukan
untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota,
rumah sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang
disepakati
Indikator Mortalitas
D. Tingkat pusat
Melakukan fasilitasi pelaksanaan AMP, sebagai salah satu bentuk upaya
peningkatan mutu pelayanan KIA di wilayah kabupaten/kota serta peningkatan
kesinambungan pelayanan KIA di tingkat dasar dan tingkat rujukan primer.
Metode Pelaksanaan
LI 5. MM Hubungan Suami Istri Diluar Nikah & Aborsi Menurut Pandangan Islam
a. Hukum Zina
Pengertian zina
Zina (bahasa Arab : الزنا, bahasa Ibrani : – ניאוףzanah ) adalah perbuatan bersanggama
antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan
(perkawinan). Secara umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan
hubungan seksual, tapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak kehormatan
manusia termasuk dikategorikan zina.
Sedangkan zina secara harfiah artinya fahisyah, yaitu perbuatan keji. Zina dalam
pengertian istilah adalah hubungan kelamin di antara seorang lelaki dengan seorang
perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan.
Hukuman yang ditetapkan atas diri seseorang yang berzina dapat dilaksanakan dengan
syaarat-syarat sebagai berikut:
Zina dinyatakan sebagai perbuatan yang melanggar hukum yang harus sangat buruk.
Hubungan bebas dan segala bentuk diluar ketentuan agama adalah perbuatan yang
membahayakan dan mengancam keutuhan masyarakat dan merupakan perbuatan yang
sangat nista. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan
yang keji dan merupakan jalan yang buruk.” (QS. al-Isra’ :32)
Artinya : “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan)
yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya
dia mendapat (pembalasan) dosa(nya)” (QS.al-Furqan:68)
Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah,
dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan orang-orang yang beriman” (QS an-nur:2)
b. Hukum Aborsi
Pengertian
Aborsi menurut Bahasa Arab disebut dengan al-Ijhadh yang berasal dari kata “ajhadha
- yajhidhu“ yang berarti wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan
belum sempurna penciptaannya atau juga bisa berarti bayi yang lahir karena dipaksa atau
bayi yang lahir dengan sendirinya. Aborsi di dalam istilah fikih juga sering disebut
dengan isqhoth (menggugurkan) atau ilqaa’ (melempar) atau tharhu (membuang).
Manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, tidak boleh dihinakan baik dengan merubah
ciptaan tersebut, maupun mengranginya dengan cara memotong sebagiananggota
tubuhnya, maupun dengan cara memperjual belikannya, maupun dengan cara
menghilangkannya sama sekali yaitu dengan membunuhnya, sebagaiman firman Allah
swt :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ ( Qs. al-Isra’:70)
Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan
satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
Dilarang membunuh anak ( termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan )
, hanya karena takut miskin. Sebagaimana firman Allah swt :
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah dosa yang besar.” (Qs al Isra’ : 31)
Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan kehendak Allah swt, sebagaimana firman
Allah swt
“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” (QS al Hajj
: 5)
Di dalam teks-teks al Qur’an dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi,
tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana
firman Allah swt :
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan
melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa’ : 93 )
Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwasanya Rosulullah saw
bersabda :
Maka, untuk mempermudah pemahaman, pembahasan ini bisa dibagi menjadi dua bagian
sebagai berikut :
Pendapat kedua :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada
waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram. Dalilnya bahwa waktu
peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika
telah mendekati waktu peniupan ruh, demi untuk kehati-hatian. Pendapat ini dianut
oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari
madzhab Syafi’I . ( Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591, Nihayatul Muhtaj : 7/416)
Pendapat ketiga :
Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air
mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga
siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan.
Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi ( Syareh Kabir
: 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof : 1/386)
Adapun status janin yang gugur sebelum ditiup rohnya (empat bulan), telah dianggap
benda mati, maka tidak perlu dimandikan, dikafani ataupun disholati. Sehingga bisa
dikatakan bahwa menggugurkan kandungan dalam fase ini tidak dikatagorikan
pembunuhan, tapi hanya dianggap merusak sesuatu yang bermanfaat.
Ketiga pendapat ulama di atas tentunya dalam batas-batas tertentu, yaitu jika di
dalamnya ada kemaslahatan, atau dalam istilah medis adalah salah satu bentuk
Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu jika bertujuan untuk kepentingan medis
dan terapi serta pengobatan. Dan bukan dalam katagori Abortus Profocatus
Criminalis, yaitu yang dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar
hukum yang berlaku, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
2. Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh
Secara umum, para ulama telah sepakat bahwa menggugurkan janin setelah peniupan
roh hukumnya haram. Peniupan roh terjadi ketika janin sudah berumur empat bulan
dalam perut ibu, Ketentuan ini berdasarkan hadist Ibnu Mas’ud di atas. Janin yang
sudah ditiupkan roh dalam dirinya, secara otomatis pada saat itu, dia telah menjadi
seorang manusia, sehingga haram untuk dibunuh. Hukum ini berlaku jika
pengguguran tersebut dilakukan tanpa ada sebab yang darurat.
Namun jika disana ada sebab-sebab darurat, seperti jika sang janin nantinya akan
membahayakan ibunya jika lahir nanti, maka dalam hal ini, para ulama berbeda
pendapat.
Pendapat Pertama :
Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap
haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan
keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.
Dalilnya adalah firman Allah swt : “ Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. “
(Q.S. Al Israa’: 33)
Pendapat Kedua :
Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal
itu merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena
menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena
kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum
yakin dan keberadaannya terakhir. (Mausu’ah Fiqhiyah : 2/57) Dari keterangan di
atas, bisa diambil kesimpulan bahwa para ulama sepakat bahwa Abortus Profocatus
Criminalis, yaitu aborsi kriminal yang menggugurkan kandungan setelah ditiupkan
roh ke dalam janin tanpa suatu alasan syar’i hukumnya adalah haram dan termasuk
katagori membunuh jiwa yang diharamkan Allah swt. Adapun aborsi yang masih
diperselisihkan oleh para ulama adalah Abortus Profocatus Therapeuticum, yaitu
aborsi yang bertujuan untuk penyelamatan jiwa, khususnya janin yang belum
ditiupkan roh di dalamnya
DAFTAR PUSTAKA
1. Bari, Abdul Syaifuddin, Prof. dr., Sp.OG, MPH. 2002. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Edisi ke – 1, cetakan ke – 3, JNPKKR – POGI. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, hal 03-336.
2. Depkes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal
3. Depkes RI. 2009. Pedoman Pengawasan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
( PWS KIA)
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
5. http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/indikator-sistem-informasi-
manajemen-kia.html diakses tanggal 11 mei 2014 (11.26PM)
6. http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/kegiatan-pelayanan-antenatal-
care.html diakses tanggal 11 mei 2014 (11.26PM)
7. http://www.indonesian-publichealth.com/2012/11/kinerja-profesionalitas-
bidan.html diakses tanggal 11 mei 2014 (11.26PM)
8. http://www.indonesian-publichealth.com/2013/01/praktek-pencegahan-pada-
apn.html
9. http://www.indonesian-publichealth.com/2012/11/rujukan-maternal-perinatal.html
diakses tanggal 11 mei 2014 (11.26PM)
10. http://theonlyquran.com/quran/Al-Israa/Indonesian_Bahasa_Indonesia/
11. http://quran-terjemah.org/an-nuur/2.html#An-Nuur
12. http://beta.quran.com/id/24/1-20#1/
13. http://www.who.int/
14. Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
15. Manuaba, Ida Bagus Gede, Prof, dr, SpOG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandunan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Cetakan-1, Jakarta:
EGC, hal 26-252.
WRAP UP SKENARIO 1
BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS
KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
Kelompok : A-11
Ketua : Fatimah Salma 1102015077
Sekretaris : Kendra Nugraha 1102015112
Anggota : Adinda Amalia Sholeha 1102013007
Husna Maulidia Sugiratna 1102014123
Amalia Maulida 1102015019
Anisa Ayuningtyas 1102015027
Anisa Carina 1102015028
Ayu Suci Nurmalasari 1102015041
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21. 424457