OLEH
NIM. 1603051016
SINGARAJA
2018
A. JUDUL : DESALINASI AIR LAUT BERBASIS
ELEKTRODIALISIS (ED) DENGAN MEMBRAN NATA DE COCO
KOMBINASI DENGAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS (LERI)
B. IDENTITAS PENELITI
NIM : 1603051016
FAKULTAS : MIPA
C. PENDAHULUAN
Kebutuhan terhadap air bersih semakin meningkat dari hari ke hari yang
disebabkan oleh faktor industrialisasi, motorisasi, dan peningkatan standar
hidup umat manusia. Air bersih sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Pentingnya air bersih tidak terlepas dari kebutuhan manusia yang
sangat variatif. Kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan rumah
tangga seperti mencuci, memasak, minum dan masih banyak lagi kebutuhan
yang lainnya. Potensi air bersih di Buleleng, menurut Tribunnews pada 1
Agustus 2017, permasalahan air bersih masih menjadi prioritas dalam program
pembangunan pemerintah daerah Kabupaten Buleleng. Saat memasuki musim
kemarau, banyak daerah yang mengalami permasalahan air bersih. Dari 148
desa dan kelurahan yang ada di Buleleng, perusahaan daerah air minum
(PDAM) Buleleng hanya mampu melayani 67 desa dan kelurahan.
Air yang digunakan oleh masyarakat adalah air tawar. Air tawar adalah air
yang tidak berasa asam, manis, pahit atau asin. Rasa asin disebabkan oleh
garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam dikarenakan
kandungan asam organik maupun anorganik dalam air. Derajat kelangkaan air
bersih semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sumber air
yang tercemar. Sementara pertumbuhan penduduk dan disertai dengan pola
hidup yang semakin menuntut penggunaan air yang berlebihan semakin
menambah tekanan terhadap kuantitas air.
Dari permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan air laut
sebagai air tawar. Air laut merupakan sumber air yang paling berpotensi untuk
mengatasi krisis air tawar karena jumlahnya yang sangat besar dan sanggup
menutupi 71% permukaan Bumi. Namun air laut tidak dapat digunakan secara
langsung karena memiliki kadar atau kandungan garam yang tinggi yaitu
sekitar 3% (Misbah dan Nova, 2010). Agar dapat digunakan maka air laut perlu
diubah menjadi air tawar dengan mengaplikasikan proses yang dapat
digunakan untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Proses ini dikenal
dengan desalinasi. Desalination atau desalinasi adalah proses untuk
menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkkan air yang
dapat dikonsumsi manusia, hewan, dan tumbuhan. Seringkali proses ini juga
menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa membrane yang
digunakan dalam proses desalinasi air laut yaitu membran zeolit juga sudah
menjadi pusat perhatian para peneliti untuk dilakukan riset berkaitan dengan
kemampuannya. Zeolit membrane yang memiliki keunikan tersendiri, seperti
kemampuan adsorpsi dan difusi yang luar biasa. Dalam proses desalinasi
menggunakan membrane zeolite, dengan keunikan pertukaran kation yang
dimilikinya, kation yang larut dalam air dapat dengan mudah dipisahkan dari
air. Selain itu, Zeolite membran juga memiliki kestabilan termal dan mekanik
yang tinggi yang membuatnya dapat digunakan di berbagai teknologi
desalinasi yang sudah ada. Contohnya, membrane zeolite dapat menahan 2
kondisi sekaligus yaitu tekanan dan temperature yang tinggi. Bahkan
penambahan temperature yang dilakukan terus menerus dapat meningkatkan
fluks aliran air dan selektabilitas dari membrane zeolite itu sendiri.
(Winatajaya, 2017). Namun menurut Ishikawa, pada membrane zeolite ini
memiliki kelemahan yaitu silikat yang mengandung silica stabil dalam
membrane zeolite secara jangka panjang dalam lingkungan asam, akan
menyebabkan struktur membran zeolite-T mengalami ketidakstabilan dalam
beberapa minggu karena dealuminasi yang lambat dari kerangka zeolite di
larutan elektrolit asam kuat.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Rachmat & Agustina (2007) dapat
dijelaskan bahwa limbah air cucian beras dapat pula dijadikan sebagai bahan
tambahan (fortifikator) dalam fermentasi nata de coco. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa fermentasi air kelapa dan air limbah cucian beras
menghasilkan nata de coco yang lebih tebal dibandingkan yang terbuat dari air
kelapa saja. Hal ini disebabkan, limbah air cucian beras (leri) masih
mengandung sakarida jenis pati sebanyak 85-90%, yang akan terbuang
bersama air saat proses pencucian. Kandungan sakarida tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam
pembuatan nata. Bakteri akan mensintesis selulosa dari sakarida-sakarida yang
terkandung dalam air cucian beras. (Pemuda & Surakarta, 2014). Thiamin
yang dikandung leri membantu mikrobia dalam pelepasan energi, asam
aminonya membantu regulasi metabolit, sedangkan lisin berperan dalam β
oksidasi asam lemak rantai panjang dan merupakan zat yang essensial bagi
semua makhluk hidup. (Hidayatullah, 2012)
Pada penelitian ini memberikan alternatif dalam pemurnian air laut yaitu
mengolah air laut dengan metode desalinasi menggunakan membran yang
terbuat dari nata de coco yang dimodifikasi dengan penambahan limbah cucian
beras (leri). Saat ini belum ada penelitian yang menerapkan membran nata de
coco dengan penambahan limbah air cucian beras (leri) sebagai media proses
desalinasi air laut. Sifat fisik dan mekanik membrane ini cukup kuat serta tidak
larut dalam air, bakteri selulosa yang dibuat dari nata de coco ini juga memiliki
sifat fisik dan mekanik yang kuat dan dapat digunakan sebagai membrane
pemisah. Selain itu membrane yang terbuat dari nata de coco dengan
pemambahan air cucian beras (leri) memiliki bentuk yang lebih tebal. Hal ini
dikarenakan limbah air cucian beras (leri) masih mengandung sakarida jenis
pati sebanyak 85-90%. Membrane nata de coco dengan penambahan limbah
air cucian beras (leri) merupakan membrane yang terbuat dari selulosa
sehingga memiliki gugus hidroksil yang menjadikannya bersifat polar. Sifat
polaritas ini menyebabkan membrane memiliki kemampuan sangat baik untuk
memisahkan air dari suatu larutan seperti air laut yang memiliki kandungan
garam yang cukup tinggi. Penelitian ini diharapkan nantinya dapat
diaplikasikan dalam mengolah air laut menjadi air tawar yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat sebagai air kebutuhan sehari-hari.
2. Bagaimana cara mengurangi kadar garam pada air laut dengan metode
desalinasi berbasis elektrodialisis (ED) dengan menggunakan membrane
nata de coco dengan kombinasi leri?
C.3 Tujuan
C.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
D.1 Air
Derajat kelangkaan air bersih semakin meningkat hal ini disebabkan oleh
banyaknya sumber air yang tercemar. Sementara pertumbuhan penduduk dan
disertai dengan pola hidup yang semakin menuntut penggunaan air yang
berlebihan semakin menambah tekanan terhadap kuantitas air. Teknologi
pemurnian air mulai dari konvensional sampai teknologi yang modern telah
banyak dikembangkan. Dalam pengolahan air yang konvensional ini walaupun
dikatakan sederhana, namun penggunaan bahan-bahan kimia yang jika
digunakan terus menerus pada akhirnya akan berdampak buruk bagi lingkungan.
Hal ini menunjukan bahwa dunia membutuhkan suatu cara untuk meningkatkan
persediaan air bersih. Salah satu sumber air yang berpotensi dijadikan sebagai
sumber air bersih adalah air laut. Air laut dapat dijadikan air bersih dengan
proses desalinasi.
o Golongan A : Air yang dapat dimanfaatkan sebagai air minum secara langsung
tanpa diolah terlebih dahulu.
Air laut merupakan air murni yang didalamnua terlarut berbagai jenis zat
padat dan gas. Zat terlarut tersebut terdiri dari garam-garam organic yang berasal
dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut fraksi terbesar dari bahan terlarut
terdiri dari garam-garam anorganik yang berwujud ion-ion. Enam ion anorganik
membentuk 99,28% berat dari bahan anorganik padat, ion-ion yang dimaksud
yaitu klor, natrium, belerang (sebagai sulfat), magnesium, kalsium, dan
kalium.(Redjeki, 2011).
D.3 Desalinasi
D.5 Membran
D.5.3 Leri
Pada proses pengolahan beras menjadi nasi, beras akan dicuci sebanyak
tiga kali hingga bersih. Air cucian beras tersebut bagi masyarakat awam
akan dibuang karena dianggap tidak dapat dipergunakan atau
dimanfaatkan lagi. Namun tanpa diketahui oleh banyak orang, sebenarnya
air cucian beras yang dikenal dengan istilah leri, leri tersebut masih
terdapat kandungan karbohidrat, protein, dan vitamin B yang sebagian
besar terdapat pada pericarpus dan aleuron yang ikut terlarut pada saat
pencucian beras, serta vitamin B1 atau thiamin.
E. METODE PENELITIAN
Analisis parameter uji pada penelitian ini adalah TDS dan pH. Analisis
TDS menggunakan alat pH-ion Lab tipe EC10 sedangkan analisis pH
menggunkan metode potensiometri menggunakan instrument pH meter Eutech
tipe.
DAFTAR PUSTAKA
Beras, D. A. N., Oryza, H., Studi, P., Biologi, P., & Siliwangi, U. (2016). Analisis
Karakteristik Fisikokimia Beras Putih , Beras L . Indica ). Jurnal Kesehatan
Bakti Tunas Husada, 15, 79–91.
Hartini, A. S. Syahbanu, Intan. Nurlina. (2018). Uji Water Uptake Dan Porositas
Terhadap Blend Membran. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 7(4), 25–30.
Pemuda, S., & Surakarta, J. K. (2014). Pemanfaatan Limbah Leri Beras (Hitam,
Merah, Putih) Untuk Pembuatan Nata De Leri Dengan Faktor Lama
Fermentasi (.
Pplications, P. T., Tions, P., & Perations, E. (2002). Merit Partnership Pollution
Prevention Project For Metal Finishers R Everse O Smosis A Pplica F Or M
Et, (January).
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhadi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Edisi I. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Liberty
Tri Mulyono, Asnawati, Indra Noviandri dan Buchari. 2007. Potensi Membran
Nata De Coco Sebagai Biosensor (The Use of Nata De Coco Membrane as
Biosensor Materi).