Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DESALINASI AIR LAUT BERBASIS ELEKTRODIALISIS (ED)


DENGAN MEMBRAN NATA DE COCO KOMBINASI
DENGAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS (LERI)

OLEH

PANDE PUTU INDIRA PRIMA DEWI

NIM. 1603051016

PROGRAM STUDI D3 ANALISIS KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2018
A. JUDUL : DESALINASI AIR LAUT BERBASIS
ELEKTRODIALISIS (ED) DENGAN MEMBRAN NATA DE COCO
KOMBINASI DENGAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS (LERI)

B. IDENTITAS PENELITI

NAMA : PANDE PUTU INDIRA PRIMA DEWI

NIM : 1603051016

PROGRAM STUDI : D3 ANALISIS KIMIA

FAKULTAS : MIPA

C. PENDAHULUAN

C.1 Latar Belakang

Kebutuhan terhadap air bersih semakin meningkat dari hari ke hari yang
disebabkan oleh faktor industrialisasi, motorisasi, dan peningkatan standar
hidup umat manusia. Air bersih sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia. Pentingnya air bersih tidak terlepas dari kebutuhan manusia yang
sangat variatif. Kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan rumah
tangga seperti mencuci, memasak, minum dan masih banyak lagi kebutuhan
yang lainnya. Potensi air bersih di Buleleng, menurut Tribunnews pada 1
Agustus 2017, permasalahan air bersih masih menjadi prioritas dalam program
pembangunan pemerintah daerah Kabupaten Buleleng. Saat memasuki musim
kemarau, banyak daerah yang mengalami permasalahan air bersih. Dari 148
desa dan kelurahan yang ada di Buleleng, perusahaan daerah air minum
(PDAM) Buleleng hanya mampu melayani 67 desa dan kelurahan.

Air yang digunakan oleh masyarakat adalah air tawar. Air tawar adalah air
yang tidak berasa asam, manis, pahit atau asin. Rasa asin disebabkan oleh
garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam dikarenakan
kandungan asam organik maupun anorganik dalam air. Derajat kelangkaan air
bersih semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sumber air
yang tercemar. Sementara pertumbuhan penduduk dan disertai dengan pola
hidup yang semakin menuntut penggunaan air yang berlebihan semakin
menambah tekanan terhadap kuantitas air.
Dari permasalahan tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan air laut
sebagai air tawar. Air laut merupakan sumber air yang paling berpotensi untuk
mengatasi krisis air tawar karena jumlahnya yang sangat besar dan sanggup
menutupi 71% permukaan Bumi. Namun air laut tidak dapat digunakan secara
langsung karena memiliki kadar atau kandungan garam yang tinggi yaitu
sekitar 3% (Misbah dan Nova, 2010). Agar dapat digunakan maka air laut perlu
diubah menjadi air tawar dengan mengaplikasikan proses yang dapat
digunakan untuk mengubah air laut menjadi air tawar. Proses ini dikenal
dengan desalinasi. Desalination atau desalinasi adalah proses untuk
menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkkan air yang
dapat dikonsumsi manusia, hewan, dan tumbuhan. Seringkali proses ini juga
menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa membrane yang
digunakan dalam proses desalinasi air laut yaitu membran zeolit juga sudah
menjadi pusat perhatian para peneliti untuk dilakukan riset berkaitan dengan
kemampuannya. Zeolit membrane yang memiliki keunikan tersendiri, seperti
kemampuan adsorpsi dan difusi yang luar biasa. Dalam proses desalinasi
menggunakan membrane zeolite, dengan keunikan pertukaran kation yang
dimilikinya, kation yang larut dalam air dapat dengan mudah dipisahkan dari
air. Selain itu, Zeolite membran juga memiliki kestabilan termal dan mekanik
yang tinggi yang membuatnya dapat digunakan di berbagai teknologi
desalinasi yang sudah ada. Contohnya, membrane zeolite dapat menahan 2
kondisi sekaligus yaitu tekanan dan temperature yang tinggi. Bahkan
penambahan temperature yang dilakukan terus menerus dapat meningkatkan
fluks aliran air dan selektabilitas dari membrane zeolite itu sendiri.
(Winatajaya, 2017). Namun menurut Ishikawa, pada membrane zeolite ini
memiliki kelemahan yaitu silikat yang mengandung silica stabil dalam
membrane zeolite secara jangka panjang dalam lingkungan asam, akan
menyebabkan struktur membran zeolite-T mengalami ketidakstabilan dalam
beberapa minggu karena dealuminasi yang lambat dari kerangka zeolite di
larutan elektrolit asam kuat.

Pada penelitian sebelumnya membran nata de coco digunakan dalam


pembuatan blend membrane selulosa asetat yang digunakan sebagai Uji Water
Uptake dan Porositas. Kelebihan dari selulosa asetat sebagai material
membran adalah mudah untuk diproduksi dan bahan mentahnya merupakan
sumber yang dapat diperbaharui. Secara kimia membran SA bersifat hidrofilik
dan tahan terhadap fouling. Blend membran PSf/SA ditambahkan aditif
polietilen glikol (PEG) yang berfungsi sebagai agen pembentuk pori pada
membran. Kelemahan penelitian ini adalah hanya mengetahui kemampuan
membran dalam menyerap air (Hartini, 2018)

Dari penelitian yang dilakukan oleh Rachmat & Agustina (2007) dapat
dijelaskan bahwa limbah air cucian beras dapat pula dijadikan sebagai bahan
tambahan (fortifikator) dalam fermentasi nata de coco. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa fermentasi air kelapa dan air limbah cucian beras
menghasilkan nata de coco yang lebih tebal dibandingkan yang terbuat dari air
kelapa saja. Hal ini disebabkan, limbah air cucian beras (leri) masih
mengandung sakarida jenis pati sebanyak 85-90%, yang akan terbuang
bersama air saat proses pencucian. Kandungan sakarida tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum dalam
pembuatan nata. Bakteri akan mensintesis selulosa dari sakarida-sakarida yang
terkandung dalam air cucian beras. (Pemuda & Surakarta, 2014). Thiamin
yang dikandung leri membantu mikrobia dalam pelepasan energi, asam
aminonya membantu regulasi metabolit, sedangkan lisin berperan dalam β
oksidasi asam lemak rantai panjang dan merupakan zat yang essensial bagi
semua makhluk hidup. (Hidayatullah, 2012)

Pada penelitian ini memberikan alternatif dalam pemurnian air laut yaitu
mengolah air laut dengan metode desalinasi menggunakan membran yang
terbuat dari nata de coco yang dimodifikasi dengan penambahan limbah cucian
beras (leri). Saat ini belum ada penelitian yang menerapkan membran nata de
coco dengan penambahan limbah air cucian beras (leri) sebagai media proses
desalinasi air laut. Sifat fisik dan mekanik membrane ini cukup kuat serta tidak
larut dalam air, bakteri selulosa yang dibuat dari nata de coco ini juga memiliki
sifat fisik dan mekanik yang kuat dan dapat digunakan sebagai membrane
pemisah. Selain itu membrane yang terbuat dari nata de coco dengan
pemambahan air cucian beras (leri) memiliki bentuk yang lebih tebal. Hal ini
dikarenakan limbah air cucian beras (leri) masih mengandung sakarida jenis
pati sebanyak 85-90%. Membrane nata de coco dengan penambahan limbah
air cucian beras (leri) merupakan membrane yang terbuat dari selulosa
sehingga memiliki gugus hidroksil yang menjadikannya bersifat polar. Sifat
polaritas ini menyebabkan membrane memiliki kemampuan sangat baik untuk
memisahkan air dari suatu larutan seperti air laut yang memiliki kandungan
garam yang cukup tinggi. Penelitian ini diharapkan nantinya dapat
diaplikasikan dalam mengolah air laut menjadi air tawar yang dapat
dipergunakan oleh masyarakat sebagai air kebutuhan sehari-hari.

C.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat


dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana sintesis dan karakterisasi membrane nata de coco dengan


kombinasi leri?

2. Bagaimana cara mengurangi kadar garam pada air laut dengan metode
desalinasi berbasis elektrodialisis (ED) dengan menggunakan membrane
nata de coco dengan kombinasi leri?

C.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini dirancang untuk mencapai


beberapa tujuan yaitu.

1. Untuk menganalisis hasil sintesis dan karakterisasi membrane nata de


coco dengan kombinasi leri.
2. Untuk memahami cara mengurangi kadar garam pada air laut dengan
metode desalinasi berbasis elektrodialisis (ED) menggunakan membrane
nata de coco dengan kombinasi leri.

C.4 Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut.

1. Bagi Peneliti

Mahasiswa yang melalukan penelitian ini dapat melakukan penelitian ini


dapat melakukan sintesis dan karakterisasi membrane nata de coco dan
leri untuk desalinasi air laut.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman oleh masyarakat serta


informasi mengenai kegunaan membrane nata de coco dan leri.
D. TINJAUAN PUSTAKA

D.1 Air

Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup,


permasalahan ketersediaan air bersih bagi masyarakat menjadi masalah yang
terus dihadapi oleh masyarakat di Indonesia saat ini. Meningkatnnya aktivitas
pembangunan dan jumlah penduduk, berakibat pada peningkatan kebutuhan
masyarakat akan air bersih (Qudriyatun,2015). Dari 97.5% bumi kita terdiri air
namun ketersediaan air bersih hanya 2.5%. Hal ini menunjukan bahwa begitu
besar jumlah air di bumi kita namun sedikit sekali air bersih jumlah air bersih
yang dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari (Redjeki, 2011).

Derajat kelangkaan air bersih semakin meningkat hal ini disebabkan oleh
banyaknya sumber air yang tercemar. Sementara pertumbuhan penduduk dan
disertai dengan pola hidup yang semakin menuntut penggunaan air yang
berlebihan semakin menambah tekanan terhadap kuantitas air. Teknologi
pemurnian air mulai dari konvensional sampai teknologi yang modern telah
banyak dikembangkan. Dalam pengolahan air yang konvensional ini walaupun
dikatakan sederhana, namun penggunaan bahan-bahan kimia yang jika
digunakan terus menerus pada akhirnya akan berdampak buruk bagi lingkungan.
Hal ini menunjukan bahwa dunia membutuhkan suatu cara untuk meningkatkan
persediaan air bersih. Salah satu sumber air yang berpotensi dijadikan sebagai
sumber air bersih adalah air laut. Air laut dapat dijadikan air bersih dengan
proses desalinasi.

Penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut :

o Golongan A : Air yang dapat dimanfaatkan sebagai air minum secara langsung
tanpa diolah terlebih dahulu.

o Golongan B : Air yang dapat diperguunakan sebagai air baku minum.

o Golongan C : Air yang digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.


o Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan industry pembangkit listrik tenaga air
(Redjeki, 2011).

D.2 Air Laut

Air laut merupakan air murni yang didalamnua terlarut berbagai jenis zat
padat dan gas. Zat terlarut tersebut terdiri dari garam-garam organic yang berasal
dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut fraksi terbesar dari bahan terlarut
terdiri dari garam-garam anorganik yang berwujud ion-ion. Enam ion anorganik
membentuk 99,28% berat dari bahan anorganik padat, ion-ion yang dimaksud
yaitu klor, natrium, belerang (sebagai sulfat), magnesium, kalsium, dan
kalium.(Redjeki, 2011).

Kabupaten Buleleng yang terletak secara geografis dibagian utara Pulau


Bali memiliki potensi kelautan cukup tinggi. Hal ini terkait dengan panjang
pantai hingga mencapai 157,07 km. ironinya di tengah kepungan air laut di
Kabupaten Buleleng ternyata masih ada beberapa tempat yang mengalami
kekurangan air, terutama mengenai ketersediaan air bersih. Akibatnya, ditempat
seperti itu air menjadi barang eksklusif. Pemanfaatan teknologi RO untuk
menghasilkan air tawar pun masih menghadapi beberapa kendala. Diantaranya,
mengenai bahan air laut yang sudah relative kotor. Oleh sebab itu, jika
penggunaan bahan baku semacam ini terus digunakan tentu akan berpotensi
untuk menyumbat membran. Sehingga akan menimbulkan masalah dalam
memperoleh air tawar.

D.3 Desalinasi

Desalinasi adalah proses pemurnian atau pengurangan garam terlarut di


dalam air laut, yang lebih besar dari 1000 ppm hingga 40.000 ppm menjadi air
tawar dengan konsentrasi garam terlarut dibawah 1000 ppm. Proses desalinasi
adalah proses untuk menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk
mendapatkan air yang dapat dikonsumsi makhluk hidup. Seringkali proses ini
juga menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan. Saat ini metode
desalinasi yang sedang banyak dikembangkan adalah teknologi membrane.
Teknologi membran telah berkembang pesat dan memberikan dampak positif
bagi kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pengolahan air laut. Penelitian
dengan menggunakan teknologi membran dipilih karena dalam prosesnya sangat
sederhana, energi yang digunakan rendah, tidak merusak material, ramah
lingkungan dan lebih baik dibandingkan dengan teknik pemisahan lain karena
hanya molekul-molekul dengan ukuran terta ntu yang bisa melewati membran
sedangkan molekul-molekul yang tidak terlewatkan akan tertahan pada
permukaan membran. Dari kelebihan tersebut teknologi membran layak
digolongan sebagai clean technology (Lindu et al.,2008).

D.4 Teknologi desalinasi membran

Membran dan penyaringan dapat secara selektif melewatkan atau


merejeksi ion tertentu, dan teknologi desalinasi telah dirancang dengan
memanfaatkan kemampuan tersebut. Membrane memiliki peran penting dalam
memisahkan garam dalam proses dialysis osmosis. Prinsip alami ini telah
diadaptasikan oleh dua proses desalinasi penting yang komersial,
Electrodialysisi (ED) dan Reverse Osmosis (RO). Meskipun kedua proses
tersebut biasanya digunakan untuk menghilangkan gara air payau, namun
perkembangannya meningkat memungkinkan diaplikasikan pada air laut.
Sejumlah system desalinasi juga menambahkan unit filtrasi sebelum masuk
unit utama untuk menghilangkan kontaminan yang dapat mempengaruhi
operasi filter jangka panjang. System filtrasi yang dimaksud yaitu
mikrofiltrasi, nanofiltrasi, dan ultrafiltrasi. (Abdulloh, 2015)

D.4.1 Reverse Osmosis (RO)

Reverse osmosis adalah bentuk filtrasi bertenakan dimana filternya adalah


membrane semi-permeable yang dapat melewatkan air, tetapi tidak dengan
garam. Sebuah system RO umumnya terdiri dari empat subsistem utama, dapat
dilihat pada gambar, system pretreatment, pompa tekanan tinggi, modul
membrane, dan system post-treatmen.(Abdulloh, 2015)
Sumber gambar : (Pplications, Tions, & Perations, 2002)

D.4.2 Elektrodialisis (ED)

Elektrodialisis (ED) adalah proses pemisahan elektrokimia yang


menggunakan arus listrik untuk memindahkan ion garam selektif melalui
membrane, meninggalkan air tawar dibelakang. ED merupakan metode
desalinasi air payau dengan biaya rendah. Karena konsumsi energy tergantung
pada konsentrasi garam air umpan. Dalam proses ED ion dilewatkan melalui
membrane dengan medan listrik. Pada ED unit terdiri dari beberapa komponen
dasar yakni system pretreatment, paket membrane, pompa tekanan rendah dan
power supply dengan direct-current (rectifier atau PV system) , dan sistem post-
treatment.(Abdulloh, 2015)

Elektrodialisis telah menjadi proses desalinasi air berbasis membrane


pertama berdasarkan membrane yang secara komersial lebih dari 40 tahun yang
lalu dan masih luas digunakan diseluruh dunia untuk produksi air minum dari
air payau. Dalam desalinasi air, elektrodialisis bersaing langsung dengan
distilasi, osmosis balik dan baru-baru ini dengan nanofiltrasi.(Strathmann,
2015). Berikut adalah gambar proses elektrodialisis air laut.
Sumber gambar : https://warstek.com/2016/11/22/airbersih/

D.5 Membran

Membran dapat didefinisikan sebagai lapisan tipis semipermiabel yang


berfungsi sebagai alat pemisah berdasarkan sifat fisiknya. Hasil pemisahan
berupa retentate atau disebut konsentrat ( bagian dari campuran yang melewati
membrane). Proses pemisahan pada membrane pada hakikatnya merupakan
perpindahan materis secara selektif yang disebabkan oleh gaya dorong yang
berhubungan dengan parameter penentu antara dua media yang dipisahkan
seperti perbedaan potensial listrik (∆E), gradient tekanan (∆P), gradient
konsentrasi (∆C) dan gradient temperature (∆T). Teknologi membran
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengn proses pemisahan
lainnya. Beberapa diantaranya hemat energi, bersih, relatif tidak menimbulkan
limbah dan kemampuannya untuk memisahkan larutan-larutan yang peka
terhadap suhu. Namun teknologi membran juga mempunyai kelemahan antara
lain, dengan terjadinya fouling dan polarisasi konsentrasi. Klasifikasi membran
terdiri atas gaya dorong, struktur dan prinsip pemisahan, proses
pemisahannya,modul dan penyususunannya (Redjeki, 2011)

D.5.1 Membran nata de coco

Perkembangan teknologi membrane sebagai unit pengolah limbah saat ini


sangat bannyak digunakan dalam proses pemisahan. Teknologi membrane
dipilih karena prosesnya yang sangat sederhana, konsumsi energy yang
digunakan rendah, tidak merusak material, tidak menggunakan zat kimia
tambahan dan tidak menghasilkan limbah baru sehingga tergolong clean
technology (DIPONEGORO, 2015)

Teknologi membrane dimanfaatkan untuk proses pemisahan terutama


untuk proses desalinasi air laut. Namun, harga membran komersial relative
mahal. Hal tersebut menyebabkan perlunya teknologi dalam negeri untuk
membuat membrane dengan harga yang lebih murah. Selulosa asetat
merupakan ester yang paling penting yang berasal dari asam organik. Oleh
karena itu, membrane selulosa asetat dari nata de coco dengan penambahan
leri akan dicoba diaplikasikan pada proses pemisahan antara air dengan
garam.

D.5.2 Nata De Coco

Nata de coco adalah hasil proses fermentasi air kelapa dengan


mikroorganisme Acetobacter xylinum. Nata pada dasarnya merupakan
selulosa, apabila diamati pada mikroskop akan tampak sebagai suatu
massa fibril tidak beraturan yang menyerupai benang atau kapas.
(Sutarminingsih, 2004). Menurut Krystinowicz (2001), selulosa bacterial
sebagai membran mempunyai beberapa keunggulan antara lain kemurnian
tinggi, mempunyai kerapatan antara 300 dan 900 kg/m3, kekuatan tarik
tinggi, elastisitas dan terbiodegradasi.

D.5.3 Leri

Sumber gambar : https://petaniberasorganik.wordpress.com/tag/beras-


organik-pdf/
Padi (Oryza sativa, L.) memiliki bentuk dan warna yang beragam, baik
tanaman maupun berasnya. Di Indonesia, terdapat padi yang warna
berasnya bermacam-macam seperti beras putih (Oryza sativa l.) dan beras
merah (Oryza nivara). Beras merupakan bahan pokok yang digunakan
untuk pembuatan nasi dan merupakan sumber karbohidrat terpenting bagi
warga dunia. Seperti bulir serealia lain, kandungan terbesar yang terdapat
didalam beras didominasi oleh pati sekitar 80-85%. Pati beras tersusun
dari dua polimer karbohidrat yang terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Beras juga mengandung protein, mineral, dan air. Kandungan yang lain
adalah selulosa, hemiselulosa, dan pentosan.

Beras putih (Oryza sativa L.) merupakan bahan makanan pokok


sebagian besar masyarakat Indonesia. Penelitian menunjukan bahwa
peningkatan konsumsi beras putih berkaitan dengan peningkatan resiko
diabetes tipe 2 (13,14). Beras putih memiliki sedikit aleuron, dan
kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras putih umumnya
dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi (Beras, Oryza, Studi,
Biologi, & Siliwangi, 2016)

Pada proses pengolahan beras menjadi nasi, beras akan dicuci sebanyak
tiga kali hingga bersih. Air cucian beras tersebut bagi masyarakat awam
akan dibuang karena dianggap tidak dapat dipergunakan atau
dimanfaatkan lagi. Namun tanpa diketahui oleh banyak orang, sebenarnya
air cucian beras yang dikenal dengan istilah leri, leri tersebut masih
terdapat kandungan karbohidrat, protein, dan vitamin B yang sebagian
besar terdapat pada pericarpus dan aleuron yang ikut terlarut pada saat
pencucian beras, serta vitamin B1 atau thiamin.

Proses pembentukan nata membutuhkan media yang mengandung


gula dan asam. Selama fermentasi biomassa nata akann disintesisi oleh
Acetobacter xylinum yang akan memecah komponen gula (sukrosa)
sehinngga terbentuk polisakarida yaitu selulosa. Selulosa tersebut
membentuk membrane yang terus menebal dan membentuk jaringan yang
kuat dan disebut nata (Pemuda & Surakarta, 2014).
D.6 Spektrofotometri Ultraviolet Visible (UV-Vis)

Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis


spektrokopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet
dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai
instrument spectrometer (Meriatna, 2008). Spekrometer UV-Vis
melibatkan energy elektronik yang cukup besar pada molekul yang
dianalisis, sehingga spectrometer UV-Vis banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif dibandingkan dengan kualitatif. Spectrometer menghasilkan
sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengkur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diadsorpsi. Spectrometer tersusun atas sumber spectrum yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko
ataupun pembanding (Khopkar,2003).

Serapan cahaya oleh makromolekul dalam daerah spectrum UV-


Vis tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Serapan UV-Vis dari
senyawa –senyawa organic berkaitan erat transisi diantara tingkatan-
tingkatan tenaga elektronik. Transisi-transisi tersebut biasanya antara
orbital ikatan atau orbital pasangan bebas dan orbital non ikatan tak jenuh
atau orbital anti ikatan. Panjang gelombang serapan merupakan ukuran
dari pemisahan tingkatan-tingkatan tenaga dari orbital yang bersangkutan.
Spektrum ultraviolet adalah gambar anti panjang gelombang atau
frekuensi serapan lawan intensitas serapan (transmitasi atau adsorbansi)
(Putri,2017). Prinsip kerja dari spektrofotometri UV-Vis adalah
penyerapan cahaya oleh molekul-molekul. Semua molekul dapat
menyerap radiasi dalam daerah UV-Vis (tampak) karena mereka
mengandung eleelectronaik berpasangan maupun sendiri yang dapat
dieksitasi ke tingkat energy yang lebih tinggi, panjang gelombang bila
mana absorpsi itu terjadi, bergantung pada kekuatan electron itu terikat
dalam molekul. Electron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat
dengan kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang
gelombang rendah untuk eksitasinya.
D.7 Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR)

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala


interaksi antara materi dengan Radiasi Elektromgnetik (REM).
Spektrometri IR merupakan metode yang digunakan untuk menentukan
gugus fungsi, khususnya senyawa organik. Interaksi yang terjadi dalam
spektrokopi inframerah ini merupakan interaksi dengan REM melalui
absorbansi radiasi. Pancaran inframerah umumnya mengacu pada bagian
spectrum elektromagnetik dengan panjang gelombang yang khusus.
Absorbansi cahaya ultraviolet mengakibatkan pindahnya sebuah electron
ke orbital dengan energy untuk melakukan eksitasi tersebut, absorbansinya
hanya mengakibatkan membesarnya amplitude getaran atom-atom yang
terikat satu sama lain ( Sudarmadji, 1989).

D.8 Penelitian Terkait

Membran nata de coco dimanfaatkan dalam pembuatan blend


membrane selulosa asetat yang digunakan sebagai Uji Water Uptake dan
Porositas oleh Afaf (2018). Kelebihan dari selulosa asetat sebagai material
membran adalah mudah untuk diproduksi dan bahan mentahnya
merupakan sumber yang dapat diperbaharui. Secara kimia membran SA
bersifat hidrofilik dan tahan terhadap fouling. Blend membran PSf/SA
ditambahkan aditif polietilen glikol (PEG) yang berfungsi sebagai agen
pembentuk pori pada membran. Hasil penelitian ini yaitu selulosa asetat
berhasil disintesis dari nata de coco dengan metode asetilasi. Karakteristik
serapan selulosa asetat ditandai dengan adanya puncak yang khas karbonil
bilangan gelombang 1224 cm-1 dan 1740 cm -1. Semakin tinggi suhu
yang digunakan maka pori yang dihasilkan semakin besar. Hal ini juga
meningkatkan nilai water uptake porositas. Kelemahan penelitian ini
adalah hanya mengetahui kemampuan membran dalam menyerap air
(Hartini, 2018)

Penelitian yang dilakukan oleh Judistira (2017) terdapat beberapa


membrane yang digunakan dalam proses desalinasi air laut yaitu membran
zeolit juga sudah menjadi pusat perhatian para peneliti untuk dilakukan riset
berkaitan dengan kemampuannya. Zeolit membrane yang memiliki keunikan
tersendiri, seperti kemampuan adsorpsi dan difusi yang luar biasa. Dalam
proses desalinasi menggunakan membrane zeolite, dengan keunikan
pertukaran kation yang dimilikinya, kation yang larut dalam air dapat dengan
mudah dipisahkan dari air. Selain itu, Zeolite membran juga memiliki
kestabilan termal dan mekanik yang tinggi yang membuatnya dapat digunakan
di berbagai teknologi desalinasi yang sudah ada. Contohnya, membrane
zeolite dapat menahan 2 kondisi sekaligus yaitu tekanan dan temperature yang
tinggi. Bahkan penambahan temperature yang dilakukan terus menerus dapat
meningkatkan fluks aliran air dan selektabilitas dari membrane zeolite itu
sendiri. (Winatajaya, 2017). Namun menurut Ishikawa, pada membrane
zeolite ini memiliki kelemahan yaitu silikat yang mengandung silica stabil
dalam membrane zeolite secara jangka panjang dalam lingkungan asam, akan
menyebabkan struktur membran zeolite-T mengalami ketidakstabilan dalam
beberapa minggu karena dealuminasi yang lambat dari kerangka zeolite di
larutan elektrolit asam kuat.

E. METODE PENELITIAN

E.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang bertujuan untuk


sintesisi dan karakterisasi membran nata de coco dengan penambahan leri (air
cucian beras). Hasil sintesis membrane dikarakterisasi meliputi gugus
fungsinya dengan spektrofotometer FTIR, uji swelling, dan uji tarik regang.
Data tujuan kedua diperoleh dengan melakukan desalinasi air laut dengan
teknik elektrodialisis (DE) menggunakan membrane nata de coco dengan
kombinasi leri. Rancangan penelitian disajikan pada gambar 3.1
E.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium D3 Analis Kimia, Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha,
Singaraja. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2018 sampai
dengan Mei 2019.

E.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah membran nata de coco yang


dikombinasikan dengan air limbah cucian beras (leri), sedangkan objek
penelitian ini adalah desalinasi air laut berbasis teknik elektrodialisis (ED).
E.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian
E.4.1 Alat dan Bahan
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaduk magnetic,
neraca analitik, cawan petri, oven, alat penunjang berupa alat-alat gelas dan
platik, spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1800, spektrofotometer FT-IR, dan
alat elektrodialisis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, NaOH,
HCl, bakteri Acetobacter xylinum, gula, asam asetat glasial, air kelapa, air
laut.
E.4.2 Pengambilan Sampel
Sebelum pengambilan sampel yang pertama dilakukan adalah menentukan
jenis dan wadah sampel (a) jenis dan wadah sampel terbuat dari bahan plastic
atau gelas ; (b) dapat ditutup rapat ; (c) bersih dari kontaminan ;(d) tidak
mudah pecah; (e) tidak mudah berinteraksi dengan sampel. Air laut diambil di
salah satu pantai di Singaraja dan disimpan dalam jerigen. Wadah diberi label
berisi keterangan tanggal, nama pengambila, dan waktu pengambilan.
E.4.3 Pembuatan Membran Nata De Coco dengan Penambahan Limbah
Air cucian Beras (Leri)
Air kelapa sebanyak 500 mL ditambahkan dengan limbah air cucian beras
sebanyak 500 mL kemudian campuran dididihkan. Sebanyak 6,7 gram gula
pasir dan 5 gram (NH4)2SO4 ditambahkan kedalam campuran setelah dingin.
pH media diatur dengan dengan menambahkan asam asetat glasia. Kemudian
diinokulasidengan starter sebanyak 10% volume campuran dan diinkubasi
selama 10 dan 12 hari pada suhu 30-32°C (Tri Mulyono et al, 2007, Lutfi
Andre Yahya et al, 2016). Hasil fermentasi dicuci dengan air mengalir selama
24 jam. Setelah itu dicuci dengan NaOH 2% selama 1 jam pada suhu 80-90°C.
Terakhir dicuci kembali dengan air sampai pH netral (Tri et al, 2007). Hasil
fermentasi yang sudah netral dioven dengan suhu 45°C sampai berat konstan.
E.4.4 Karakterisasi Membran
Karakterisasi membrane meliputi analisis gugus fungsi, uji swelling dan
uji tarik rengang.
E.4.4.1 Analisis Gugus Fungsi
Karakterisasi membrane gugus fungsi dianalisis dengan menggunakan
spektrofotometer FTIR. Sampel ditimbang kira-kira 1-2 mg, kemudia
ditambahkan bubuk KBr murni kira-kira 200 mg dan diaduk hingga rata
campuran ini kemudia ditempatkan dalam cetakan dan ditekan dengan
menggunkan alat tekanan mekanik, kemudian sampel dianalisis.
E.4.4.2 Uji Swelling
Uji Swelling dilakukan dengan cara mengukur perbedaan berat membrane
sebelum dan sesudah direndam dalam buffer fosfat. Berat kering (Wk) diukur
dari membrane yang dikeringkan selama 24 jam pada suhu ruang. Berat basah
(Wb) diukur dari membrane yang direndam pada air selama 6 jam.
Perhitungan uji swelling dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
𝑊𝑏−𝑊𝑘
%WU = 𝑊𝑘
x 100%

E.4.4.3 Uji Tarik regang


Uji tarik regang dilakukan dengan menguji kestabilitas mekanika
membrane yang diukur menggunakan Strograph VG 10-E. membrane yang
akan diuji dipotong terlebih dahulu dengan ukuran 0,1 mm. kecepatan
regangan yang digunakan yaitu 10 mm/menit dengan kuat tarik 100 N.
pengukuran dilakukan pada suhu ruang.

E.5 Desalinasi Air Laut Berbasis Elektrodialisis dengan Menggunakan


Membran Nata De Coco dengan Penambahan Air Cucian Beras (Leri)

Analisis parameter uji pada penelitian ini adalah TDS dan pH. Analisis
TDS menggunakan alat pH-ion Lab tipe EC10 sedangkan analisis pH
menggunkan metode potensiometri menggunakan instrument pH meter Eutech
tipe.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, S. H. (2015). Desalinasi Air Dengan Memanfaatkan Energi Terbarukan


Desalinasi Air Dengan Memanfaatkan Energi Terbarukan, (December).

Beras, D. A. N., Oryza, H., Studi, P., Biologi, P., & Siliwangi, U. (2016). Analisis
Karakteristik Fisikokimia Beras Putih , Beras L . Indica ). Jurnal Kesehatan
Bakti Tunas Husada, 15, 79–91.

Diponegoro, U. (2015). Proposal Kegiatan Kreativitas Mahasiswa “Dipo Eco-


Membran” Pemanfaatan Limbah Air Kelapa Sebagai Membran Ultrafiltrasi
Untuk Desalinasi Air Bergaram Dan Menyisihkan Zat Warna Pada Air
Limbah Industri.

Hartini, A. S. Syahbanu, Intan. Nurlina. (2018). Uji Water Uptake Dan Porositas
Terhadap Blend Membran. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 7(4), 25–30.

Hidayatullah, R. (2012). Pemanfaatan Limbah Air Cucian Bras Sebagai Substrat


Pembuatan Nata De Leri Dengan Penambahan Kadar Gula Pasar Dan
Starter Berbeda. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Khopkar, S.M.2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Mulder, M., (1996), Basic Principles Of Membrane Technology, 2nded., Kluwer


Academic Publisher, Dordrecht

Meriatna., 2008. Spektrofotometer UV-Vis. Jakarta : UI; Press

Pemuda, S., & Surakarta, J. K. (2014). Pemanfaatan Limbah Leri Beras (Hitam,
Merah, Putih) Untuk Pembuatan Nata De Leri Dengan Faktor Lama
Fermentasi (.

Pplications, P. T., Tions, P., & Perations, E. (2002). Merit Partnership Pollution
Prevention Project For Metal Finishers R Everse O Smosis A Pplica F Or M
Et, (January).

Putri, N. P. C. M. (2017). Sintesis Membran Kitosan-Alginat Dan Aplikasinya


Untuk Transpor Urea Sintesis Membran Kitosan-Alginat Tertaut Silang
Polivinil Alkohol ( Pva ). Universitas Pendidikan Ganesha.
Redjeki, S. R. I. (2011). PROSES DESALINASI DENGAN MEMBRAN.

Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhadi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Edisi I. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Liberty

Strathmann, H. (2015). Assessment Of Electrodialysis Water Desalination Process


Costs Assessment Of Electrodialysis Water Desalination Process Costs,
(January),32-54.Retrievedfrom Https://Www.Researchgate.Net/Publication/2
67765712

Tri Mulyono, Asnawati, Indra Noviandri dan Buchari. 2007. Potensi Membran
Nata De Coco Sebagai Biosensor (The Use of Nata De Coco Membrane as
Biosensor Materi).

Winatajaya, J. (2017). Perkembangan Desalinasi Air Laut Dengan Teknologi,


(December). Https://Doi.Org/10.5281/Zenodo.1134040

Anda mungkin juga menyukai