Print 3
Print 3
2. Efedrin
Mekanisme Kerja : Bronkodilatasi yang lemah. Bekerja mempengaruhi sistem saraf adrenergi
secara langsung maupun tidak langsung.
Indikasi : Untuk meringankan dan mengatasi serangan asma bronkial
Kontraindikasi : Penderita yang alergi terhadap komponen obat ini dan penderit hipertiroid,
jantung, hipertensi.
Interaksi dengan obat lain : Jangan diberikan obat penghambat MAO atau guanetidin
Efek yang tidak diinginkan :
Pada susunan saraf pusat sakit kepala, sukar tidur, gelisah
Jantung berdebar
Aturan pemakaian : sediaan yang beredar di pasaran berupa kapsul, tablet, atau sirup berkisaran antara 8-
12,5 mg/tablet atau sendok teh 5 ml
Dewasa: 1-2 tablet, 2-3 kali sehari
Anak-anak dibawah 12 tahun : ½ tablet atau sendok teh, 2-3 kali sehari
Contoh obat :
Asmadex
Asmasolon
Neo Napacin
Theochodil
( Sumber : Dipiro )
C. Terapi Non Farmakologi Asma
Dalam pengobatan asma tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan obat. Asma dapat diobati
tanpa menggunakan obat atau dapat disebut terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi terbukti seara
ilmiah dapat meringankan gejala asma pada penderitanya. Memberikan edukasi atau penjelasan kepada
penderita atau yang merawat penderita mengenai berbagai hal tentang asma, misalnya tentang terjadinya
asma, bagaimana mengenal pemicu asmanya dan mengenal tanda-tanda awal keparahan. Terapi ini juga
mampu meminimalisir kekambuhan asma pada penderita di kemudian hari. Beberapa hal yang termasuk
terapi non farmakologi diantaranya :
1. Latihan Pernafasan
Penderita asma diajurkan untuk mengikuti sesi latihan pernafasan seperti yoga yang dapat memebrikan
efek relaksasi. Latihan yoga teratur mampu membantu penderita asma bernafas dengan lebih tenang dan
terkendali ketika serangan asma terjadi.
2. Olahraga dan latihan fisik teratur
Aktivitas yang teratur dapat membantu mengoptimalkan kinerja jantung dan paru-paru. Hal ini akan
berpengaruh pada peningkatan penyerapan oksigen dalam sejumlah udara yang dihembuskan ketika anda
bernafas. Itulah mengapa, olahraga teratur justru sangat diperlukan oleh penderita asma. Banyak orang
beranggapan bahwa asma justru dipicu oleh kelelahan akibat aktifitas yang berlebihan. Padahal
kenyataanya, olahraga mampu mengurangi gejala asma dalam jangka panjang jika dilakukan secara
teratur.
3. Menghindari pemicu alergi
Penderita asma sebaiknya tidak melakukan kontak dengan benda-benda yang dapat memicu terjadinya
kekambuhan asma, seperti bulu binatang, tungau debu, serbuk sari bunga, asap, atau makanan yang dapat
memicu reaksi alergi.
4. Berhenti merokok
Rokok tembakau, dalam bentuk apapun dapat memperburuk kondisi medis seseorang. Penderita asma
cenderung lebihsensitif terhadap udara, sedangkan rokok mengandung zat-zat berbahaya seperti nikotin
dan tar yang disebarkan melalui udara. Asap rokok juga mengandung logam berat dan pestisida yang
dapat memicu penyempitan saluran udara pada penderita asma.
5. Diet
Kelebihan berat badan juga dapat memperparah kondisi asma seseorang. Orang-orang dengan BMI
dibawah 30 terbukti dapat mengontrol asama dengan lebih baik dibanding mereka yang cenderung lebih
gemuk/obesitas
D. Peran farmasis
1. Mengedukasi pasien mengenai bedanya saluran nafas normal dengan pasien asma, dan apa yang harus
dilakukan ketika serangan asma.
2. Bagaimana mekanisme kerja obat asma
3. Pengobatan jangka panjang dengan pengobatan serangan akut
4. Mengedukasi tentang teknik penggunaan inhaler, dan bentuk sediaan lain
5. Memantau penggunaan obat saat refill dapat membantu mengidentifikasi pasien dengan control asma
kurang baik, dan komunikasikan dengan dokternya
6. Mengedukasi pasien agar memantau dirinya, yaitu memantau gejala dan mengenai kapan kondisinya
memburuk. Kapan dan bagaimana melakukan tindakan darurat.
7. Mengedukasi pasien agar menghindari factor pemicu.