2, Oktober 2015
Abstract
The aim of this study was to determine the effectiveness of Emotional Freedom Technique (EFT) therapy to anxiety of
breast cancer stage II and III patients . This study used "Quasy experiment" design with "Non-equivalent control
group”. The study was conducted in Anyelir room and Cendrawasih room in Arifin Achmad Hospital Pekanbaru.
Purposive sampling technique with inclusion criteria was used to recruit 30 respondents. The instrument in this study
used in both groups was a questionnaire that has beentested for validityandrealibility. The data were analyzed using
paired sample t-test and independent sample t-test. The results in experimental group showed p value (0.005) <α (0.05)
which means that EFT was effective to decrease anxiety in breast cancer patient. Based on this result, it is
recommended that health provider especially nurses to use Emotional Freedom Technique (EFT) therapy as one of non
pharmacological therapy to decrease anxiety.
(penolakan) dan menyebabkan banyak kasus- didapat adalah 2 orang pasien mengalami
kasus yang seharusnya mempunyai prognosis tingkat kecemasan berat, 5 orang tingkat
baik, menjadi sebaliknya (Hawari, 2004). kecemasan sedang, dan 1 orang tingkat
Salah satu cara mudah dan kecemasan ringan.
sederhanayang dapat dilakukan untuk Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengurangi kecemasan adalah dengan mengetahui lebih jauh efektivitas terapi EFT
memberikan terapi Emotional Freedom terhadapkecemasan pasien kanker payudara
Technique (EFT). Teknik ini menggunakan stadium II dan III. Serta mengidentifikasi
kalimat penerimaan diri yang dipadukan perbandingan dan perubahan rata-rataskor
dengan mengetuk ringan (tapping) titik-titik kecemasan sebelum dan sesudah diberikan
meridian tubuh untuk mengirim sinyal yang terapi EFT.
bertujuan untuk menenangkan otak.Mengetuk Penelitian ini diharapkan menjadi
ringan dengan satu atau dua ujung jari pada sumber informasi dalam pengembangan ilmu
titik akupuntur sama efektifnya dengan keperawatan terutama tentang penggunaan
stimulasi pada praktek akupuntur, oleh karena terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan
itu orang menyebut EFT dengan akupuntur untuk penanganan kecemasan pada pasien
tanpa jarum. Titik meridian merupakan titik kanker payudara.
pada jaringan tubuh yang padat jaringan dan
ujung-ujung saraf, sel-sel mast dan kapiler METODOLOGI PENELITIAN
serta saluran limpatik. Titik meridian ternyata Desain penelitian yang digunakan
mempunyai potensial elektrik yang tinggi dalam penelitian ini adalah Quasi experimen
dibanding dengan titik lain di tubuh. Dengan dengan rancangan penelitian Non-equivalent
pengetukan dapat menimbulkan respon Control Group.Dalam penelitian ini
melalui jaringan sensorik sampai melibatkan melibatkan dua kelompok yaitu kelompok
saraf sentral.Jaringan saraf berkomunikasi eksperimen dan kelompok control.Pada
satu dengan yang lain melalui neurotransmiter kelompok eksperimen dilakukan pengukuran
di sinapsis. Stimulasi terhadap jaringan saraf sebelum diberikan intervensi (pre-test) dan
di perifer akan berlanjut ke sentral melalui dilakukan pengukuran setelah diberikan
medula spinalis batang otak menuju intervensi (post-test).Sedangkan pada
hipotalamus, dan hipofisis. Stimulasi dari kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi
perifer akan disampaikan ke otak hipotalamus namun tetap dilakukan pengukuran pre-test
berefek terhadap sekresi neurotransmiter dan pos-test (Tjokonegoro& Sudarsono,
seperti β-endorfin, norepinefrin dan enkefalin, 2007). Pengukuran skor kecemasan
5-HT yang berperan sebagai inhibisi sensasi menggunakan kuisioner STAI (State Trait
nyeri. Sekresi neurotransmiter ini juga Anxiety Inventory) yang berisi 20 item.
berperan dalam sistem imun sebagai Sampel dalam penelitian ini adalah 30 pasien
imunomodulator serta perbaikan fungsi organ kanker payudara di ruang Anyelir dan
lainnya seperti pada penyakit psikiatrik Cendrawasih RSUD Arifin Achmad
(Saputra& Sugeng, 2012). Pekanbaruyang telah memenuhi kriteria
inklusi. Teknik pengambilan sampel yang
Studi pendahuluan yang dilakukan digunakan yaitu teknik purposive
kepada 8 orang pasien kanker payudara di samplingdan menetapkan 15 responden pada
RSUD Arifin Achmad menunjukkan bahwa masing-masing kelompok.
tingkat kecemasan pasien berbeda-beda.
Wawancara dilakukan pada pasien yang akan HASIL PENELITIAN
direncanakan menjalankan operasi Berdasarkan hasil penelitian yang
pengangkatan (mastektomi), pasien yang telah telah dilakukan pada bulan April 2015 sampai
dilakukan mastektomi, dan pasien yang Juni 2015 dengan melibatkan 30 responden
sedang menjalankan kemoterapi. Hasil yang didapatkan hasil sebagai berikut:
1502
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
pembersih mempunyai resiko yang tinggi menyebutkan bahwa jumlah terbanyak ada
untuk terjadinya kanker payudara. Pemberian pada stadium II yaitu 50 %, sedangkan
obat hormonal perlu juga diwaspadai seperti stadium III sebesar 42,4%.
pil dan suntik KB tidak dianjurkan digunakan Stadium kanker biasanya mulai
lebih dari 5 tahun dan wanita yang berusia diketahui pada stadium II, karena pada tahap
lebih dari 35 tahun harus berhati-hati ini benjolan berubah menjadi lebih besar.
menggunakannya (Tjhahjadi, 2003). Teori Ukurannya antara 2 hingga 5 cm, serta tingkat
lain juga mengatakan bahwa Usia 30-50 tahun penyebarannya pun sudah sampai aksila
insiden kanker payudara meningkat tajam (Yonas, 2014). Salah satu cara yang efektif
(Price & Wilson, 2005). dan efisien dalam upaya pencegahan atau
Secara umum pendidikan terakhir deteksi dini adanya kanker payudara adalah
pasien kanker payudara yang paling banyak dengan SADARI secara rutin. SADARI
yaitu SMA sebanyak 14 orang (46,7%). Hasil merupakan skrining dan deteksi kanker
ini berbeda dengan penelitian Hartati yang payudara yang sangat efisien.Pemeriksaan
mayoritas pasien kanker payudara yang dilakukan sangat sederhana, ekonomis,
berpendidikan SD. Pendidikan mempunyai tidak menyebabkan sakit dan cepat (Sutjipto,
peranan dalam menentukan pengetahuan 2003 dalam Nurhidayati, 2010). Diagnosis
seseorang. Dalam hal ini adalah kanker awal SADARI dan pengobatan yang tepat
payudara, baik mengenai faktor resiko yang sangat memungkinkan penyembuhan kanker
dapat memicu, upaya apa saja yang dapat secara total (Dixon dan Leonart, 2002 dalam
dilakukan untuk mencegahnya maupun cara Nurhidayati, 2010).
deteksi dini kanker payudara. Pendidikan Responden paling banyak telah
pada umumnya berguna untuk merubah pola menjalani pengobatan mastektomi yang
pikir, pola bertingkah laku dan pola berjumlah 17 orang (56,7%). Operasi
pengambilan keputusan.Penderita yang dilakukan dengan mengambil sebagian atau
paham terhadap tujuan pengobatan yang seluruh payudara yang bertujuan untuk
diberikan setiap hari adalah untuk membuang sel-sel kanker di dalam
mempercepat kesembuhan penyakit penderita payudara.Semakin dini ditemukan,
itu sendiri (Soenardi, 2006). kemungkinan sembuh dengan operasi
Tingkat pendidikan mempengaruhi semakin besar.Kemoterapi adalah pengobatan
perilaku dan menghasilkan banyak perubahan, dengan menggunakan obat anti kanker
khususnya pengetahuan di bidang (sitostika) untuk merusak sel-sel
kesehatan.Semakin tinggi pendidikan kanker.Pengobatan kanker payudara memiliki
seseorang semakin mudah pula menerima berbagai macam dampak bagi
informasi, dalam hal ini terkait dengan terapi penderitanya.Pengobatan tersebut harus
EFT. Pasien kanker payudara yang tingkat dilakukan dalam jangka waktu yang cukup
pendidikannya SMA lebih mudah memahami lama yang dapat berdampak terhadap fisik
terapi EFT dibandingkan dengan pasien yang maupun psikologis. Pengobatan kanker
tingkat pendidikannya lebih rendah. payudara secara umum dilakukan dengan cara
Notoatmodjo, 2010 mengatakan bahwa operasi, radioterapi dan kemoterapi. Penderita
tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kanker payudara yang melakukan
kemampuan seseorang dalam menerima pengangkatan payudara dengan cara operasi
informasi dan mengolahnya sebelum menjadi (mastectomy) mengalami dampak fisik seperti
perilaku yang baik maupun buruk sehingga gangguan fungsional, dan kecacatan pada
berdampak terhadap status dada yang menjadi rata (Sari, 2012). Selain
kesehatannya.mayoritas responden berada itu, efek samping lainnya adalah tubuh
pada stadium II yaitu sebanyak 16 orang menjadi lemah, nafsu makan berkurang,
(53,3%). Hal ini selaras dengan hasil warna kulit disekitar payudara menjadi hitam,
penelitian Setyaningsih (2011) yang mual, muntah, dan rambut rontok karena
1505
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015
1509