Anda di halaman 1dari 4

82

BAB V
PENUTUP

Setelah penulis membahas, menegakkan asuhan keperawatan dan


melaksanakan pengkajian langsung terhadap klien serta membahas permasalahan
yang timbul maka pada bab ini, penulis menarik kesimpulan serta memberikan
beberapa masukan atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan
asuhan keperawatan dimasa yang akan datang.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan ini, maka penulis dapat
menarik kesimpulan, yaitu:
1. Pengkajian pada tanggal 16 Maret s/d 18 Maret 2017 pada Ny. H yang
berusia 82 tahun, berjenis kelamin perempuan, agama Islam,
berkebangsaan Indonesia, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
bahasa melayu, pekerjaan hanya di rumah, beralamat di jalan H. M.
Suwignyo no.28 Pontianak kota, berstatus menikah dan mempunyai 8
orang anak. Didapatkan keluhan berupa keadaan umum klien yang berat
dan keadaan nya tidak sadarkan diri dengan hasil EKG sinus rytem st-non
elevasi serta terjadi penumpukan sekret di jalan nafas klien.
2. Setelah penulis membandingkan pengkajian secara teoritis dengan hasil
pengkajian dilapangan, penulis menemukan perbedaan dari hasil
pengkajian yang diberikan dan teori. Perbedaannya antara pengkajian
dengan teori yaitu didapatkan diagnosa Ketidakefektifan bersihan jalan
nafas , Kerusakan integritas kulit , Resiko infeksi , Defisit perawatan diri
pada kasus Infark miokard akut pada Ny. H.
3. Faktor pendukung yang ada didalam penyelesaian asuhan keperawatan
yang diberikan adalah klien dan keluarga yang kooperatif saat di
wawancara, perawat ruangan serta tim petugas kesehatan lain yang
membantu dalam memberikan tindakan keperawatan dan informasi terkait
klien. Sedangkan faktor penghambat yang penulis rasakan hanyalah

82
83

masalah waktu perawatan yang singkat, sehingga masalah keperawatan


yang muncul tidak dapat di tindak lanjuti sampai masalah teratasi.
Asuhan keperawatan pada Ny. H dengan Infark miokard akut yang
penulis berikan selama 3 hari, terhitung sejak tanggal 16 Maret s/d 18
Maret 2017 diruang ICCU RSUD Dr. Soedarso Pontianak menemukan 7
diagnosa yaitu Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengan Gangguan aliran oksigen ke otak, Penurunan curah jantung
berhubungan dengan penurunan kontraktilitas miokard, Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan mokus yang berlebih,
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan paru
tidak optimal / infark, Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
Tirang baring yang lama, Resiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan
tubuh primer dan skunder yang tidak adekuat, Defisit perawatan diri
berhubungan dengan Penurunan kesadaran.
Evaluasi keperawatan pada Ny. H, diagnosa Infark miokard akaut
dengan hasil : Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral dengan hasil
masalah teratasi sebagian, Penurunan curah jantung dengan hasil masalah
teratasi sebagian, Ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan hasil
masalah teratasi sebagian, Ketidakefektifan pola nafas dengan hasil
masalah teratasi sebagian ,Kerusakan integritas kulit dengan hasil
masalah belum teratasi. Resiko infeksi dengan hasil masalah teratasi
sebagian, dan yang terakhir diagnosa Defisit perawatan diri dengan hasil
masalah teratasi sebagian. Adapun format metode yang digunakan dalam
melaksanakan evaluasi perkembangan adalah SOAP.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka perawat mengajukan
beberapa saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan khususnya pada klien dengan Infark Miokard Akut saran-
sarannya adalah sebagai berikut :
84

1. Rumah Sakit
Pihak rumah sakit membuat manajemen penatalaksanaan yang
terarah dan fasilitas yang memadai untuk menangani masalah Infark
Miokard Akut.
2. Perawat
Asuhan keperawatan hendaknya seorang perawat selalu
berlandaskan pada konsep teoritis yang disesuaikan dengan permasalahan
yang dihadapi tanpa mengabaikan kondisi klien itu sendiri, sehingga bisa
memodifikasi intervensi keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan pasien, dan hendaknya seorang perawat selalu menjadikan
hal-hal baru yang didapatinya itu sebagai pelajaran yang berharga untuk
dirinya, sehingga dengan adanya pembelajaran ini diharapkan mampu
menjadikan perawat lebih siap dan dapat memberikan asuhan keperawatan
yang profesional apabila dikemudian hari berhadapan dengan kasus yang
serupa.
3. Institusi Keperawatan
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi khususnya
dibidang kesehatan, hendaknya setiap institusi dapat memaksimalkan
perannya sebagai wadah pencetak tenaga profesional dengan
memperhatikan perkembangan dari kondisi medan yang nantinya akan
mereka lalui, agar institusi dapat lebih membekali mahasiswanya dengan
teori dan praktek dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang terkait
dengan masalah kesehatan.
4. Bagi Mahasiswa
Calon tenaga perawat profesional, hendaknya mahasiswa
keperawatan dapat mempergunakan wadah tempat mereka menimba ilmu
dengan semaksimal mungkin, agar nantinya mahasiswa lebih siap dan
mampu mengaplikasikan ilmu keperawatan dengan sebaik-baiknya apabila
mereka telah terjun ke lapangan praktek.
85

5. Pasien
Pelaksanaan asuhan keperawatan tidak lepas dari dukungan dan
peran serta pasien, hendaknya pasien dapat memanfaatkan perannya
dengan sebaik-baiknya. Pasien diharapkan bisa memberikan keterangan
mengenai kondisinya secara keseluruhan guna terciptanya pelayanan
kesehatan yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai