Anda di halaman 1dari 11

KLASIFIKASI TEKNIK PENILAIAN

Disusun dalam Rangka Memenuhi salah satu Tugas Kelompok


Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Dasar

Dosen Pembimbing:
Dra. Rifda Eliyasni, M.Pd.

OLEH
KELOMPOK 6 (15AT01):

Yesiska Mikaris Citra Tamara


Putri Maulani
Ridha Nur Rahayu
Titri Hartina

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KLASIFIKASI TEKNIK PENILAIAN

TEKNIS TES

A. Tes Tulisan
1. Pengertian Tes Tulis
Jadi, tes tulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan
jawaban tertulis.
2. Bentuk-bentuk tes tulis
dua bentuk tes tulis yaitu sebagai berikut:
a. Tes Subjektif
Yang pada umumnya berbentuk tes esai (uraian) tes bentuk esai adalah sejenis tes
kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-
kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya (Arikunto, 2005:162).
b. Tes obyektif
1) Tes benar-salah (true-false)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang
benar dan ada yang salah.
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap.
3) Menjodohkan (matching test)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan,
memasangkan, atau menjodohkan.
4) Tes isian (completion test)
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau
tes melengkapi.
c. Pelaksanaan tes tertulis
Nurkanca, dkk (1986:58) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan suatu tes tertulis ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Adapun hal-hal tersebut antara lain:
1) Ruangan tempat tes di laksanakan hendaknya diusahakan setenang mungkin.
2) Murid-murid harus diperingatkan bahwa mereka tidak boleh bekerja sebelum ada
tenda untuk mulai.
3) Selama murid-murid bekerja para pengawas tes dapat berjalan-jalan, dengan catatan
tidak mengganggu suasana, untuk mengawasi apakah murid-murid bekerja secara
wajar atau tidak. Murid-murid yang melanggar tata tertib tes dapat dikeluarkan dari
ruang tes.
4) Apabila waktu yang ditentukan telah habis maka semua pengikut tes diperintahkan
untuk berhenti bekerja dan segera meninggalkan ruangan tes secara tertib. Para
pengawas tes segera mengumpulkan lembaran-lembaran tes dan lembaran-lembaran
jawaban peserta tes.
5) Setelah lat-alat terkumpulkan maka pengawas tes supaya mengisi catatan-catatan
tentang kejadian penting yang terjadi selama tes berlangsung.

B. TES LISAN
1. Pengertian tes lisan
Menurut Arikunto (2005: 164)Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
2. Macam-macam tes lisan
Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni:
a. Tes lisan bebas
b. Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan
pedoman yang dipersiapkan secara tertulis
c. Tes lisan berpedoman
d. Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada
peserta didik.
3. Pelaksanaan tes lisan
Nurkanca, dkk (1986:60) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pelaksanaan tes lisan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan. Guru harus tetap
menyadari bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi
belajar yang dicapai oleh murid-murid.
b. Janganlah guru membentak-bentak seorang murid karena murid tersebut memberikan
jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang sangat “tolol”.
c. Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seoarang murid yang sedang di tes
dengan memberikan kunci-kunci tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada
murid tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip evaluasi karena kita
bertindak tidak adil terhadap murid yang lain.
d. Siapkanlah terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang diminta
untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan samapai terkecoh oleh
jawaban yang ngelantur dari murid-murid.
e. Laksanakanlah skoring secara teliti terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh murid.
C. Tes Perbuatan
Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta
didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk
unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik
kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal
berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk
mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja
digunakan untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang
sesungguhnya.
Contoh tes praktik/perbuatan dapat berupa kegiatan tes untuk mengukur
kemahiran berpidato, menari, menyanyi, melukis, menggambar, berolahraga, bercerita,
membaca puisi, menulis dan lain-lain. Tes kinerja diukur dengan menggunakan bentuk
instrumen lembar observasi.

Contoh format tes praktik/perbuatan sebagai berikut:

Lembar tes praktik/perbuatan

Indikator: Kemampuan membaca puisi


Tanggal :..........................................
Aspek yang dinilai
Rata-
Pelafalan dan Jumlah
No. Nama Penghayata Penam- rata
pengintonasia skor
n pilan skor
n
1 2 3 4 5 6 7

Rentang nilai 0 – 40 0 – 40 0 - 20

Keterangan :
Kolom 1, Nomor = Nomor urut siswa
Kolom 2, Nama = Nama siswa
Kolom 3, Penghayatan = Penghayatan isi puisi yang dibaca ( mimik,
gerak tangan, gerak tubuh )
Kolom 4, pelafalan dan
pengintonasian = Penggunaan lafal dan intonasi
Kolom 5, Penampilan = Kostum, sopan santun, penggunaan peraga.
Kolom 6, Jumlah Skor = Merupakan jumlah dari kolom 3, 4, dan 5
Kolom 7, Rata-rata Skor = Merupakan hasil rata-rata dari jumlah skor
dibagi aspek yang dinilai.
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007: 13)
TEKNIK NON TES
A. DAFTAR CEK
Daftar cek disebut pula daftar cocok adalah daftar dari kegiatan, deskripsi, keterampilan, konsep,
perilaku, proses dan/atau sikap yang dicek , dicocokkan, atau diamati oleh guru. suatu daftar cek
merupakan daftar tertulis dari kriteria kinerja yang digunakan menilai kinerja siswa melalui
pengamatan, atau menilai karya tulis atau bentuk hasil karya lainnya seperti presentasi oral,
karya seni dan media, maupun model-model. Suatu daftar cek adalah perangkat diagnostik yang
dapat digunakan ulang dan amat membantu dalam memetakan kemajuan siswa.
Contoh daftar cek misalnya adalah daftar cek tentang kepemimpinan sebagai berikut :
DAFTAR CEK KEPEMIMPINAN
Nama Siswa :
tanggal observasi :
1 2 3 total nilai
aspek yang diamati
1. Meminta bantuan kepada .............. .............. .............. .............
anggota tim yang lain
2. Meminta pendapat anggota tim .............. .............. .............. .............
yang tidak berpartisipasi
3. Memberikan pujian dan/atau .............. .............. .............. .............
dorongan kepada anggota yang
lain
4. Berbicara untuk mendapatkan .............. .............. .............. .............
tanggapan kompetitif dari
anggota tim yang lain
Gambar 3.8 daftar cek kepemimpinan siswa dalam diskusi kelas
Apa yang dijabarkan diatas hanya sebagian saja dari daftar cek tentang kepemimpinan
siswa dalam diskusi. Guru dapat menambahkan item yang lain. Misalnya tentang partisipasi
siswa, kerjasama siswa, dan lain sebagainya.
Kepada siswa yang sudah lama mendapatkan pengajaran maupun kepada para siswa yang baru
saja mendapatkan pengajaran mereka diminta memberikan sikapnya terhadap pembelajaran .
Contohnya :

EVALUASI PEMBELAJARAN
Nama bahan ajar :...........................
tanggal :...................................

gunakan kunci-kunci berikut untuk menjawab pertanyaan


4 saya setuju pernyataan ini
3 saya akan setuju dengan pernyataan ini jika ada sedikit perubahan
2 saya akan setuju dengan pernyataan ini jika ada sejumlah perubahan
1 saya tidak pernah setuju pernyataan ini

........ pokok persoalan dalam bahan ajar ini menarik


........ buku ajar terkait pembelajaran ini amat menarik
........ aktivitas yang melengkapai pembelajaran tentang pokok bahasan ini sangat bermanfaat bagi saya

1. Tujuan daftar cek


1. Mencatat apakah suatu keterampilan tertentu atau perilaku tertentu terjadi atau tidak
terjadi dalam suatu situasi tertentu.
2. Mencatat kehadiran atau absennya komponen tertentu dari kinerja siswa, atau
serangkaian langkah-langkah yang diperlukan bagi kinerja, dengan tujuan membantu
siswa dan melihat dimana perbaikan diperlukan.
3. Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan tiap siswa
4. Dapat memperoleh informasi tentang perbaikan oleh siswa sepanjang waktu jika daftar
cek yang sama digunakan lebih dari satu kali.
5. Membantu siswa dalam penilaian diri atau penilaian oleh kelompok.
2. Karakteristik daftar cek
1. Daftar cek digunakan jika proses atau produk dapat dipecah-pecah mejadi komponen-
komponen yang dipertimbangkan keberadaannya atau ketidakhadirannya, kesesuaian atau
ketidaksesuaian komponen-komponen tersebut.
2. Cepat dan berguna dalam situasi yang melibatkan sejumlah besar kriteria
3. Termasuk konsep-konsep spesifik, keterampilan, proses, dan/atau sikap yang diharapkan
ditunjukkan dan dinilai
4. Biasanya dilengkapi dengan tanda cek(v) atau indikator lain, yang ditempatkan di ruang
yang sesuai yang disediakan dalam daftar cek untuk menandai bahwa perilaku atau
keterampilan tertentu telah diamati .
3. Metode daftar cek
1. Guru mengamati kinerja siswa, mempertimbangkannya dan menetapkan apakah ini
memenuhi kriteria yang digambarkan dalam daftar cek.
2. Guru mencatat kejadian dilaksanakannya keterampilan perilaku, konsep, proses, dan/atau
sikap pada daftar cek.
3. Jangan mengevaluasi kualitas karya atau kontribusi siswa, tetapi catatlah apakah kejadian
itu berlangsung atau sudah diselesaikan .
4. Seyogianya melaksanakan beberapa kali observasi terhadap siswa sebelum menggunakan
daftar cek sebagai bahan pertimbangan evaluasi
4. Pertimbangan dalam implementasi daftar cek
1. Daftar cek memungkinkan pengumpulan hasil kinerja siswa dalam bentuk yang tidak
terlalu terperinci
2. Daftar cek dapat digunakan dalam pengamatan terhadap pelaksanaan tugas
kinerja(performance task) dari siswa .
B. SKALA PENILAIAN
skala penilaian adalah perangkat sederhana untuk menilai fakta spesifik, keterampilan, sikap,
dan/atau perilaku yang diamati dari hasil karya siswa.
a. Tujuan skala penilaian
1. Skala penilaian dapat digunakan untuk mendiagnosis informasi tentang kinerja, produk,
sikap, dan/atau perilaku siswa dengan acuan kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu .
2. Mencatat frekuensi atau derajat sejauh mana siswa menunjukkan karakteristik tertentu
3. Mencatat kisaran prestasi siswa dalam kaitannya dengan perilaku spesifik.
4. Menggambarkan kinerja secara kontinu.
b. Karakteristik skala penilaian
1. Skala penilaian menyediakan suatu skala atau kisaran tanggapan bagi setiap butir perilaku,
sikap, atau hasil karya yang dinilai guru.
2. Dapat dianalisis.
c. Metode skala penilaian
1. Guru menggunakan skala untuk menilai karya siswa.
2. Guru membuat keputusan tentang karya siswa dengan dasar aspek-aspek terpilih dari
karya siswa dan memberikan penilaian numerik atau kualitatif.
d. Pertimbangan dalam implementasi skala penilaian
1. Skala penilaian paling baik digunakan bagi penilaian secara cepat dan menyeluruh dari
suatu produk atau kinerja.
2. Seyogianya diikuti oleh diskusi mendalam atau penilaian yang lebih mendalam
C. Sosiometri
1. Pengertian Teknik Sosiometri
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:23) teknik sosiometri merupakan teknik nontes yang
digunakan untuk menelaah struktur hubungan sosial di antara siswa di dalam kelas atau
sekolah.
2. Langkah Pelaksanaan Teknik Sosometri
Ditinjau dari langkah pelaksanaannya, metode sosiometri dapat dilaksanakan melalui tiga
tahap, yaitu tahap memilih teman, pentabelan (tabulating), dan pembuatan peta
(diagramming). Bila ditinjau dari fungsinya, data sosiometri dapat dianalisis melalui
beberapa cara. Secara singkat Fernandes dalam Wiyono dan Sunarni (2009:24)
membedakan menjadi tiga, yaitu matrik pemilihan sosiometri (sosiometric choice matrices),
sosiogram (sosiograms), dan indek sosiometri (sosiometric indices).
Tahap pertama dilakukan dengan cara, masing-masing siswa diminta memilih dua atau
tiga orang teman dalam kelas yang paling cocok atau disenangi di dalam kelas. Pemilihan
dilakukan secara bebas dan rahasia, sehingga dapat mencerminkan keadaan sebenarnya.
Dari hasil pemihan tersebut, selanjutnya dibuat suatu tabel yang merupakan hasil
rangkuman data dari pemilihan yang dilakukan.
Sebagai cotoh, diminta lima siswa untuk memilih dua teman yang paling disukai. Pilihan
pertama diberikan skor 2, dan pilihan kedua diberikan skor 1. Dari hasil pemilihan, dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pemilih Yang Dipilih
A B C D E
A - 1 2 - -
B 1 - 2 - -
C - 1 - 2 -
D 1 2 - - -
E 2 1 - - -
Pilihan 2 (x 2) 3 (x 2) - - -
Pertama 1 (x 1) 1 (x 1) 2 (x 1) 1 (x 1) -
Pilihan Kedua
Total Skor 5 7 2 1 0
Berdasarkan hasil matrik pilihan tersebut di atas, dapat digaris bawahi bahwa diperoleh
skor 5 untuk A, 7 untuk B, 2 untuk C, 1 untuk D, dan 0 untuk E. Dari hasil matrik tersebut,
selanjutnya dapat dibuat suatu hasil tabulasi dalam bentuk sosiogram. Ada tiga jenis pilihan,
yaitu: (a) pilihan satu jalur (one way choice), (b) pilihan dua jalur (muttually choice), dan (c)
tidak ada pilihan (no choice).
D. Questionnaire (Angket)
1. Pengertian Teknik Kuesioner/Angket
Pada dasarnya, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau
kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data
mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka.
Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah:
a) Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang
pembelajaran matematika.
b) Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan
tertentu.
c) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
d) Membantu anak yang lemah dalam belajar.
e) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan siswa dalam pembelajaran
matematika
2. Jenis-Jenis Teknik Kuesioner
1) Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:
a. Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta
antara lain seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar, dll.
b. Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku
seseorang siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar
mengajar.
c. Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin
mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
d. Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan
dengan perasaan, kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan objek yang dinilai.
2) Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu :
a. Tertutup, kuesioner yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih
dahulu. Responden hanya memilih diantara alternative yang telah
disediakan.
b. Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai
dengan pandangan dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak
disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya dan menyusun
kalimat dalam bahasa sendiri
c. Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari kedua
bentuk yang telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini,
disamping disediakan alternative, diberi juga kesempatan keoada
siswa/mahasiswa untuk mengemukakan alternative jawabannya
sendiri, apabila alternative yang disediakan tidak sesuai dengan
keadaan yang bersangkutan.
3) Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu :
a. Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawab/diisi oleh
individu yang akan diminta keterangannya
b. Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang lain,
(orang yang tidak diminta keterangannya)
4) Kuesioner dari sisi bagaimana kuesioner itu diadministrasikan pada responden
dapat dibedakan atas 2, yaitu :
a. Kuesioner yang dikirimkan (Mail Questionaire)
b. Kuesioner yang dapat dibagikan langsung pada responden.
3. Kelebihan dan kelemahan Teknik Kuesioner
keuntungan angket antara laian (1) responden menjawab ddengan bebass tanpa
dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relative lama,
sehingga objektifitas dapat terjamin (2) informasi atau data terkumpul mudah karena
itemnya homogen (3) dapat digunakan untuk mengumplkan data dari jumlah
esponden yang besar yang dijadikan sampel.
Kelemahanya adalah (1) ada kemungkinan angket diiisi oleh orang lain (2) hanya
diperuntukan bagi yang dapat melihat saja (3) responden hanya menjawab
berdasarkan jawaban yang ada.

Anda mungkin juga menyukai