Dosen Pembimbing:
Dra. Rifda Eliyasni, M.Pd.
OLEH
KELOMPOK 6 (15AT01):
TEKNIS TES
A. Tes Tulisan
1. Pengertian Tes Tulis
Jadi, tes tulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan
jawaban tertulis.
2. Bentuk-bentuk tes tulis
dua bentuk tes tulis yaitu sebagai berikut:
a. Tes Subjektif
Yang pada umumnya berbentuk tes esai (uraian) tes bentuk esai adalah sejenis tes
kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-
kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan,
mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya (Arikunto, 2005:162).
b. Tes obyektif
1) Tes benar-salah (true-false)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang
benar dan ada yang salah.
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu
pengertian yang belum lengkap.
3) Menjodohkan (matching test)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan,
memasangkan, atau menjodohkan.
4) Tes isian (completion test)
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau
tes melengkapi.
c. Pelaksanaan tes tertulis
Nurkanca, dkk (1986:58) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan suatu tes tertulis ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. Adapun hal-hal tersebut antara lain:
1) Ruangan tempat tes di laksanakan hendaknya diusahakan setenang mungkin.
2) Murid-murid harus diperingatkan bahwa mereka tidak boleh bekerja sebelum ada
tenda untuk mulai.
3) Selama murid-murid bekerja para pengawas tes dapat berjalan-jalan, dengan catatan
tidak mengganggu suasana, untuk mengawasi apakah murid-murid bekerja secara
wajar atau tidak. Murid-murid yang melanggar tata tertib tes dapat dikeluarkan dari
ruang tes.
4) Apabila waktu yang ditentukan telah habis maka semua pengikut tes diperintahkan
untuk berhenti bekerja dan segera meninggalkan ruangan tes secara tertib. Para
pengawas tes segera mengumpulkan lembaran-lembaran tes dan lembaran-lembaran
jawaban peserta tes.
5) Setelah lat-alat terkumpulkan maka pengawas tes supaya mengisi catatan-catatan
tentang kejadian penting yang terjadi selama tes berlangsung.
B. TES LISAN
1. Pengertian tes lisan
Menurut Arikunto (2005: 164)Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
2. Macam-macam tes lisan
Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni:
a. Tes lisan bebas
b. Yaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan
pedoman yang dipersiapkan secara tertulis
c. Tes lisan berpedoman
d. Pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada
peserta didik.
3. Pelaksanaan tes lisan
Nurkanca, dkk (1986:60) menjelaskan bahwa hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pelaksanaan tes lisan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan. Guru harus tetap
menyadari bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi
belajar yang dicapai oleh murid-murid.
b. Janganlah guru membentak-bentak seorang murid karena murid tersebut memberikan
jawaban yang menurut penilaian guru merupakan jawaban yang sangat “tolol”.
c. Jangan pula ada kecenderungan untuk membantu seoarang murid yang sedang di tes
dengan memberikan kunci-kunci tertentu karena kita merasa kasihan atau simpati pada
murid tersebut. Hal ini bertentangan dengan prinsip-prinsip evaluasi karena kita
bertindak tidak adil terhadap murid yang lain.
d. Siapkanlah terlebih dahulu suatu rencana pertanyaan serta score jawaban yang diminta
untuk setiap pertanyaan. Hal ini untuk menjaga agar guru jangan samapai terkecoh oleh
jawaban yang ngelantur dari murid-murid.
e. Laksanakanlah skoring secara teliti terhadap setiap jawaban yang diberikan oleh murid.
C. Tes Perbuatan
Tes praktik/perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta
didik mendemontrasikan kemahirannya atau menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk
unjuk kerja. Tes praktik/perbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik
kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal
berdasarkan fenomena yang ditangkap melalui alat indera. Tes simulasi digunakan .untuk
mengukur kemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan. Tes petik kerja
digunakan untuk mengukur kemahiran mendemonstrasikan pekerjaan yang
sesungguhnya.
Contoh tes praktik/perbuatan dapat berupa kegiatan tes untuk mengukur
kemahiran berpidato, menari, menyanyi, melukis, menggambar, berolahraga, bercerita,
membaca puisi, menulis dan lain-lain. Tes kinerja diukur dengan menggunakan bentuk
instrumen lembar observasi.
Rentang nilai 0 – 40 0 – 40 0 - 20
Keterangan :
Kolom 1, Nomor = Nomor urut siswa
Kolom 2, Nama = Nama siswa
Kolom 3, Penghayatan = Penghayatan isi puisi yang dibaca ( mimik,
gerak tangan, gerak tubuh )
Kolom 4, pelafalan dan
pengintonasian = Penggunaan lafal dan intonasi
Kolom 5, Penampilan = Kostum, sopan santun, penggunaan peraga.
Kolom 6, Jumlah Skor = Merupakan jumlah dari kolom 3, 4, dan 5
Kolom 7, Rata-rata Skor = Merupakan hasil rata-rata dari jumlah skor
dibagi aspek yang dinilai.
(Badan Standar Nasional Pendidikan, 2007: 13)
TEKNIK NON TES
A. DAFTAR CEK
Daftar cek disebut pula daftar cocok adalah daftar dari kegiatan, deskripsi, keterampilan, konsep,
perilaku, proses dan/atau sikap yang dicek , dicocokkan, atau diamati oleh guru. suatu daftar cek
merupakan daftar tertulis dari kriteria kinerja yang digunakan menilai kinerja siswa melalui
pengamatan, atau menilai karya tulis atau bentuk hasil karya lainnya seperti presentasi oral,
karya seni dan media, maupun model-model. Suatu daftar cek adalah perangkat diagnostik yang
dapat digunakan ulang dan amat membantu dalam memetakan kemajuan siswa.
Contoh daftar cek misalnya adalah daftar cek tentang kepemimpinan sebagai berikut :
DAFTAR CEK KEPEMIMPINAN
Nama Siswa :
tanggal observasi :
1 2 3 total nilai
aspek yang diamati
1. Meminta bantuan kepada .............. .............. .............. .............
anggota tim yang lain
2. Meminta pendapat anggota tim .............. .............. .............. .............
yang tidak berpartisipasi
3. Memberikan pujian dan/atau .............. .............. .............. .............
dorongan kepada anggota yang
lain
4. Berbicara untuk mendapatkan .............. .............. .............. .............
tanggapan kompetitif dari
anggota tim yang lain
Gambar 3.8 daftar cek kepemimpinan siswa dalam diskusi kelas
Apa yang dijabarkan diatas hanya sebagian saja dari daftar cek tentang kepemimpinan
siswa dalam diskusi. Guru dapat menambahkan item yang lain. Misalnya tentang partisipasi
siswa, kerjasama siswa, dan lain sebagainya.
Kepada siswa yang sudah lama mendapatkan pengajaran maupun kepada para siswa yang baru
saja mendapatkan pengajaran mereka diminta memberikan sikapnya terhadap pembelajaran .
Contohnya :
EVALUASI PEMBELAJARAN
Nama bahan ajar :...........................
tanggal :...................................