Anda di halaman 1dari 6

ABANG TUKANG BAKSO

(Karya: Yesiska Mikaris Citra Tamara)

Hari itu adalah hari libur, pagi-pagi sekali aku terbangun dan melihat mamaku sudah
tidak ada lagi di tempat tidurnya.
Aku : loh! Mama mana ya, kok gak ada? Mamaaaa Mamaaa Mama
Maaam Mama di mana Mama? Mama (sambil teriak-teriak kebingungan).

Abang : Ada apa sih dek? Teriak-teriak kayak di hutan aja! (Tiba-tiba keluar dari
kamar dengan raut muka yang masih mengantuk dan merasa terganggu).

Aku : Abang, Mama adek mana bang? Kok di mana-mana mama adek gak ada
bang?

Abang : Huaaammm (Menguam). Mama pergi ke pasar dek beli bahan untuk
masak bakso.

Aku : Oooo, mama ke pasar ya bang. Hehehee. Kirain adek tadi mama perginya
jauh-jauh.

Abang : hmmm, dasar anak kecil ganggu aja! (Bergumam).

Aku pun lalu menonton kartun di televisi sambil menunggu mamaku pulang dari pasar.
Beberapa waktu kemudian

Mama : Assalamualaikum

Aku : Waalaikumsalam Mama!!!!! (Sambil berlari dan langsung memeluk


mama)

Mama : Eeee, gadis kecil mama sudah bangun rupanya. Adek mandi gih. Mama
sama kakak mau masak bakso.

Aku : Bakso itu yang kayak mana Mam?


Mama : Bakso itu yang bulat-bulat kayak bola pimpong dek. Nanti adek lihat aja
sendiri.

Aku : Horeeeee!!!! Adek mau bantu masak juga Mam (Tersenyum lebar).

Kakak : Gak usah dek! Nanti kamu bukannya ngebantu tapi malah mengacau
saja! Lebih baik gak usah! (Tiba-tiba masuk ke dalam rumah)

Aku : (Memasang muka cemberut)

Mama : Maksud kakak itu, adek kan masih kecil belum ngerti yang namanya
membantu di dapur itu seperti apa. Jadi biar kakak sama mama aja yang masak. Enakan adek
nonton kartun sambil menunggu mama dan kakak masak ya.

Aku : Yaudah deh (lesu)

Sembari menunggu mama dan kakakku masak bakso di dapur, aku pun mandi dan
menonton televisi kembali. Beberapa jam kemudian...

Mama : Adek baksonya sudah matang nih! (teriak dari dapur)

Aku : (Langsung berlari menuju dapur) Waaaaaahhhhh! Aromanya enak Mam!

Mama : Ini bakso adek udah mama siapin, adek makan sendiri ya. (Sambil
menyuguhkan semangkok bakso dan sepiring nasi).

Aku : Oke Mam (langsung mencicipi bakso bikinan mama dan kakakku).
Hmmmmmmm lezaaaaaattt. Adek suka makan bakso ma. Bakso itu emang makanan yang paling
adek suka tau ma (bertingkah seperti anak kecil yang sok tau).

Kakak : Loh!!! Kemaren bilangnya makanan yang paling adek sukai sate,
sekarang bilangnya bakso.

Aku : Udah gak lagi kak. Makanan yang paling adek suka itu bakso sekarang.

Kakak : (Tertawa kecil).

Mama : (Tertawa) adek adek yaudah makan yang banyak ya dek, habisin.
Aku : Pasti Mam.

Beberapa hari kemudian

Aku : Ma, kapan mama masak bakso lagi ma? Adek pengen makan bakso lagi
ma.

Mama : Iya besok-besok ya dek, tunggu mama selesaikan tugas-tugas kantor


mama.

Setelah itu bunyilah suara tong tong tong tong tong tong tong yang lewat di depan rumah.
Aku langsung berlari ke depan melihat sumber suara itu. Ternyata itu adalah bunyi kentongan
gerobak abang tukang bakso.

Abang Tukang Bakso : Baksoooo Bakso (Teriak)

Aku : Wahh! Ada bakso, mau beli ah! (Lalu berlari ke dalam rumah dan
menemui mama lagi). Mama, mama ada abang tukang bakso lewat ma. Adek mau beli ma

Mama : Gak usah dek. Bakso jualan abang itu gak enak, banyak bahan
penyedapnya, tidak baik untuk perkembangan otak dek.

Aku : tapi, adek pengen bakso Mam.

Mama : Besok-besok mama bikini lagi adek bakso ya.

Aku : (diam dan ngambek).

Setiap sore, abang tukang bakso itu selalu lewat di depan rumah. Dan seketika itu
muncullah ide nakal otakku

Aku : Abaaaaang.. Baksonya baaaang (Teriak di depan rumah)

Abang tukang bakso yang sudah lumayan jauh melewati rumahku pun kembali menuju
depan rumahku karena aku memanggilnya. Tapi, sebelum abang tukang bakso itu sampai di
depan rumah

Aku : Waaaahhhh, abangnya belok! (Langsung lari masuk ke dalam).


Aku pun kemudian bersembunyi di ruang tamu dan berharap mamaku keluar lalu
membelikan aku bakso itu. Tapi, setelah lama menunggu di depan rumah, mamaku tak keluar-
keluar dan abang tukang bakso itu pun pergi. Keesokan harinya, aku melakukan kejahilan yang
sama lagi dengan memanggil abang tukang bakso lalu bersembunyi, tetapi tetap sama aja karena
mamaku juga tak keluar keluar. Keesokan harinya lagi, aku mengulangi keisengan itu untuk yang
ketiga kalinya. Tapi hari itu berbeda, mungkin karena sudah kesal, abang tukang bakso itu pun
turun dari gerobaknya dan mengetuk pintu rumah kami.

Abang Tukang Bakso : Assalamualaikum (Sambil mengetuk pintu).

Mama : Waalaikumsalam. Ada apa ya dek?

Abang Tukang Bakso : Maaf mengganggu buk, tapi saya mau memberitahu saja kalau anak ibuk
sudah tiga kali memanggil saya tapi dia malah bersembunyi buk. Saya Cuma mau kasih tau ke
ibuk aja supaya anak ibuk tidak melakukannya lagi, saya ini kan mau mencari rezeki buk, tapi
kalo di PHPin kan capek juga buk.

Mama : Astaghfirullahaladziim. Maafkan kelakuan anak saya ya dek. Dia itu


masih kecil, memang dari kemaren minta dibeliin bakso. Yasudah saya mau pesen baksonya satu
porsi aja dibungkus ya bang.

Abang Tukang Bakso : Alhamdulillah, baiklah buk. Terimakasih. Tunggu sebentar. (Pergi dan
membungkus satu porsi bakso).

Setelah beberapa menit kemudian

Abang Tukang Bakso : Ini buk baksonya.

Mama : Terimakasih bang. (Sambil memeberikan uang bayaran untuk satu porsi
bakso.

Pada saat itu, aku masih bersembunyi di balik sofa ruang tamu, dan ternyata mamaku
sudah mengetahui kalau aku daritadi bersembunyi di sana. Kemudian

Mama : Adek Ngapain sembunyi-sembunyi gitu? Ayo keluar.


Aku : (Salah tingkah) kejutan!!! Kok Mama tau adek sembunyi di situ. (tertawa
salah tingkah)

Mama : (Menggeleng-gelengkan kepala) Adek, gak baik seperti itu tadi yaa. Kan
kasihan abang tukang baksonya jadi capek bolak-balik tapi ternyata gak ada yang beli. Jangan
diulangi lagi ya.

Aku : Iya Mam. Maafin adek ya Mam. Adek janji gak gitu lagi.

Mama : Iya sayang (sambil memeluk aku). Yaudah, mama mau ambil mangkok
dulu buat nempetin baksonya tadi, mama beliin adek tadi supaya adek tau rasanya seperti apa.

Aku : Wahhh!!! Iyaa mam Horeeeee, rasanya kan enak Mam.

Mama : Iya-iya dek. Tunggu ya. (Pergi ke dapur dan menyiapkan bakso di
mangkok). Ini dek baksonya, habisin ya.

Aku : (Tersenyum lebar) Pasti dong Mam! (Langsung mencicipi baksonya).

Tapi, setelah aku mencicipi baksonya, aku langsung mengerutkan keningku dan berasa
ingin muntah saja. Rasa bakso itu asin sekali.

Mama : Loh, kok gak dihabisin baksonya dek? Kan enak bakso jualang abang
tukang bakso itu.

Aku : Gak ah Mam, adek udah kenyang. (Sambil senyum terpaksa).

Mama : Yaudah, biar Mama yang habisin baksonya nanti. Besok Mama beliin
lagi bakso dari abang itu aja ya dek.

Aku : Oh! Gak usah Mam! Bakso abang itu banyak penyedapnya gak baik
untuk perkembangan otak.

Mama : (Tertawa). Kan dari kemaren mama sudah bilang dek. Yasudah kalo gitu,
besok mama bikini bakso ya dek.

Aku : Yang bener ma? Yeeeeeeeeey! Asiiiiikkk!


Setelah beberapa tahun kemudian aku pun sudah beranjak remaja. Dan pada saat kumpul-
kumpul keluarga kami bernostalgia ke masa-masa dulu. Dan mamaku menceritakan kejadian
abang tukang bakso itu lagi di depan semua anggota keluarga.

Mama : Dek, adek tau gak dek. Waktu itu mama sengaja nambahin garam ke
bakso yang mama beli dari abang tukang bakso itu. (Tertawa)

Aku : Hah? Jadi mama sengaja? (Tertawa) Berarti aku dulu bloon ya Mam.

Mama : Iya, itu supaya kamu kapok dan mendengarkan perkataan mama. Kamu
dulu bandel sih jadi mama tambahin aja garam banyak-banyak di bakso itu.

Seluruh keluarga termasuk aku lalu tertawa terbahak-bahak mendengar cerita mamaku.
Efeknya pun sampai sekarang aku tidak mau beli bakso di luar. Dan Makanan yang paling tidak
aku sukai semenjak itu adalah bakso, kecuali bakso masakan mamaku sendiri.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai