Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan manusia dipengaruhi faktor dari
dalam maupun dari luar individu yang bersangkutan. Faktor dari dalam
dapat berupa faktor keturunan maupun faktor yang dibawa sejak lahir.
Faktor keturunan bisa bersifat genitik yaitu faktor yang menurun terkait
makhluk dan keturunan yang terbatas dari kondisi orang tua. Apa yang
dimiliki anak sejak lahir bukan lagi faktor yang diperolah dari orang tua
tetapi sudah ada pengaruh lingkungan sewaktu anak masih dalam
kandungan.Selama anak masih berada dalam kandungan memerlukan
situasi keluarga yang nyaman, tenang, suasana gembira.
Dalam hal ini peranan seorang ayah sangat menentukan. Seorang
ayah sebagai kepala keluarga memang harus bertanggung jawab atas
keselamatan keluarga, ketenangan keluarga, ketentraman keluarga. Dalam
keluarga yang tidak tentram, keluarga yang kacau, akan sangat
berpengaruh negatif tehadap anggota keluarga, terutama ibu yang sedang
mengandung sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap janin yang
masih dalam kandung itu.
Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat rasional adanya
pendidikan pra natal, pendidikan sebelum anak lahir. Harus kita sadari
bahwa sifat- sifat, watak dan keadaan anak itu merupakan hasil pewaris
dari orang tuanya. Bila kedua orang tuanya baik-baik maka dapat
diharapkan anak- anaknya nanti akan baik, sebaliknya bila kedua orang
tuanya tidak baik maka anak-anaknya akan tidak baik pula. Oleh karena
itu pantaslah bila pemuda- pemuda dan pemudi - pemudi sebelum
mempunyai anak harus dididik lebih dahulu baru baru kemudian menikah
yang akhirnya akan bisa mempunyai anak-anak yang akan baik-baik pula.
Konsep ini juga dinyatakan dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 28,
khususnya yang membahas tentang PADU (Pendidikan Anak Usia Dini)
yang meliputi pendidikan bayi, balita. Untuk selanjutnya pengaruh

1
lingkungan diluar anak terhadap perkembangan anak semakin bertambah
banyak.
Terkaitnya dengan pentingnya peran lingkungan terhadap
perkembangan manusia seorang pendidik atau guru harus mengenal
berbagai jenis lingkungan, pengaruh terhadap perkembagan peserta didik,
serta mampu mengendalikan lingkungan agar pengaruh positifnya
terhadap proses hasil pendididikan atau guru harus dapat menunjukan
kemampuan :
1. Menyebutkan berbagai jenis lingkungan pendidikan
2. Menyebutkan karakteristik setiap jenis lingkungan pendidikan.
3. Memanfaatkan setiap jenis lingkungan pendidikan unuk kepentingan
mendidik.
B. Rumusan Masalah
Pada bagian ini penulis merumuskan masalah berdasarkan latar belakang.
Penyusunan rumusan masalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan ruang
lingkup masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabeI. Hal ini
penting agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, sehingga tingkat
kepekaan dan kedalaman analisisnya cenderung lebih baik.
1. Apa pengertian Lingkungan Pendidikan dan Alat Pendidikan ?
2. Apa saja jenis-jenis Lingkungan dan Alat Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Mengatahui pengertian Lingkungan Pendidikan dan Alat Pendidikan.
2. Mengetahui jenis-jenis Lingkungan Pendidikan dan Alat Pendidikan.

2
II. PEMBAHASAN
A. Lingkungan Pendidikan
1. Pengertian
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan
tertentu, baik lingkungan yang berhubungan ruang maupun waktu.
Dalam konteks pendidikan pengertian lingkungan adalah segala
sesuatu yang berada disekitar terjadinya kegiatan mendidik dan
berpotensi memberikan pengaruh terhadap proses dan hasil
pendidikan. Pengertian lingkungan mengandung konotasi dalam segi
positifnya dan ada yang menyebut dengan istilah milleu, artinya
belum menampakkan pengaruhnya terhadap proses dan hasil
pendidikan, baru berstatus sebagai faktor pendidikan. Namun kalau
sudah masuk dalam proses maka lingkungan dapat berubah menjadi
alat pendidikan.
Lingkungan dalam kaitan dengan pendidikan adalah segala
sesuatu yang berada diluar diri anak dalam alam semesta ini
(Depdikbud, 1981:85). Pengertian ini sejalan dengan pandangan Imam
Bardani, MA, yang mengatakan bahwa lingkungan adalah segala
keadaan yang ada disekitar anak didik. Proses pendidikan dapat
berlangsung bila ada wadahnya, lapangan atau lingkungannya. Sutan
Zanti Arbi, Syahniar Syahrun (1991/1992:31) juga memberikan
pengertian bahwa“Lingkungan pada hakikatnya merupakan sesuatu
yang ada diluar diri individu walaupun ada yang menyatakan bahwa
ada lingkungan yang terdapat dalam diri individu” .
Drs. Suwarno (1974: 55) yang mengutip pendapat M.J.
Langeveld dan Ki Hajar Dewantara, memandang lingkungan sebagai
badan atau wadah berlangsungnya proses pendidikan.
Dengan demikian dari berbagai pendapat diatas, jelaslah bahwa yang
dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang
ada diluar diri peserta didik,dalam alam semesta ini yang menjadi

3
wadah atau wahana, yang nyata dapat diamati, seperti tumbuhan,
binatang, orang-orang , dsb.
Pendidik merupakan bagian dari lingkungan juga, tetapi
karena sifat pengaruhnya berbeda dengan pengaruh yang diberikan
oleh lingkungan lainnya maka pendidik dipisahkan dari
lingkungannya. Pengaruh pendidik merupakan pengaruh yang
mengandung unsur tanggung jawab, sedangkan pengaruh lingkungan
hanya merupakan pengaruh belaka, tidak tersimpul unsur tanggung
jawab di dalamnya.(Sutari Imam Barnadib,1987:117)
2. Jenis-jenis Lingkungan Pendidikan
A. Jenis lingkungan menurut wujud fisiknya dibagi menjadi 4 yaitu:
 Lingkungan alam (benda)
Adalah segala sesuatu yang ada dibumi yang berada diluar
diri anak yang bukan manusia atau benda-benda yang ada disekitar
manusia. Misalnya: tanah, batu, binatang, tumbuh-tumbuha, iklim,
air,gedung, rumah, dan benda-benda alam lainnya.
 Lingkungan social
Semua manusia yang berada diluar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi diri orang tersebut atau lingkungan yang berwujud
manusia. Misalnya: teman sekolah, teman sebaya, atau orang sekitar
tempat tinggal merupakan lingkungan sosial yang bersifat langsung.
Sedangkan progam-progam dalam televisi, radio, surat kabar, atau
media cetak yang lainnya termasuk lingkungan sosial yang tidak
langsung.
 Lingkungan budaya
Adalah lingkungan yang berupa hasil cipta karsa, dan karya
manusia termasuk didalamnya ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni. Misalnya: seni tari, seni musik, dan ilmu pengetahuan alam.
 Lingkungan moral

4
Adalah segala sesuatu yang mengatur tata laku manusia,
baik yang diciptakan manusia sendiri. Misalnya: sopan santun,
beribadah, dan menghormati orang yang lebih tua.

B. Sebagai lembaga pendidikan informal


Ciri pendidikan keluarga yang ketiga ialah informal artinya
bahwa dalam keluarga tidak terdapat tujuan yang spesifik tanpa
kurikulum tanpa jenjang seperti peraturan secara tertulis lembaga
pendidikan formal. pendidikan informal adalah jalur pendidikan
keluarga dan lingkungan (UU No.20:2003 pasal 1). Pendidikan
dalam keluarga tidak didasarkan pada aturan-aturan yang ketat,
pelaksanaannya secara prakis, dan hubungan antara orang tua
sebagai pendidik dengan anak-anak sebagai peserta didik adalah
hubungan darah atau kodrati.

1. Lingkungan sekolah
adalah lingkungan pergaulan diluar keluarga tetapi masih
memiliki sifat kekeluargaan yaitu lingkungan sekolah. Setelah anak
dianggap matang untuk memasuki sekolah, maka pendidikan
diteruskan dengan mengikuti pendidikan disekolah. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan dalam masyarakat yang
menyalenggarakan kegiatan pendidikan kepada anak-anak yang
telah “diserahkan” orang tuanya di sekolah tertentu.
Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan formal yang
dilakukan oleh para guru yang telah dipercaya oleh masyarakt untuk
menyelenggarakan pendidikan yang bersifat formal. Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
(menurut UU No.20 tahun 2003 ). Para guru menyelenggarakan
pendidikan dengan mendasarkan diri kepada kurikulum atau rencana
pelajaran tertentu sesuai dengan tingkat kelasnya serta berbagai aturan

5
yang berlaku disekolah-sekolah tersebut. Dengan demikian pendidik-
pendidik dilingkungan sekolah adalah para guru dengan dikoordinasi
oleh kepala sekolah.
Isi pendidikan serta kegiatan pendidikan disekolah telah diatur
dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan, juga didasarkan kepada
berbagai aturan yang berlaku disekolah yang bersangkutan.
A. Kriteria lembaga sekolah
 Formal
Sekolah merupakan lembaga formal, artinya dalam sekolah ada
tujuan yang jelas tercantum dalam kurikulum. Untuk menjadi tujuan
tersebut, ada tahap-tahap atau jenjang, materi atau bahan yang ingin
dicapai tiap tahap sudah tersusun dalam kurikulum. Ada cara menilai
pencapaian tiap tahap. Ada pengadministrasian nilai yang dicapai oleh
peserta didik berupa daftar nilai,legger,dan rapor.
 Tidak bersifat kodrat
Sekolah berbeda dengan keluarga yang bersifat kodrat. Guru
mengajar murid bukan karena hubungan persaudaraan atau hubungan
keturunan, melainkan karena guru mempunyai profesi sebagai pendidik
dan pengajar.
B. Fungsi sekolah
Sekolah sebagai pusat, lembaga, lingkungan pendidikan, wiyata
mandala, dengan wawasan ini diharapkan sekolah benar-benar
berfungsi yang tepat dan tidak disalah gunakan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Ada pengertian pokok bahwa sekolah
mempunyai tugas atau fungsi untuk menyelenggarakan proses belajar
mengajar yang dilaksanakan secara terencana, tertib, dan teratur,
sehingga menghasilkan tenaga-tenaga terdidik yang senantiasa
diperlukan bagi pembangunan nusa dan bangsa.
 Sekolah berfungsi sosialisasi di masyarakat. Sosialisasi adalah suatu
proses untuk mempelajari cara-cara hidup bermasyarakat. Demikian

6
pula di sekolah anak-anak dipersiapkan dengan berbagai ketrampilan
dan bersiakp untuk hidup nantinya (Saleh Sugiato,1989;86).
 Sekolah berfungsi sebagai konservatori dan transmisi nilai-nilai
budaya. Hasil kebudayaan masyarakat yang bernilai tinggi berusaha
untuk dikembangkan kemudian diwarisakan kepada generasi
penerus. Sehingga nilai budaya itu tidak lenyap, misalnya ilmu
pengetahuan, teknologi, kesenian dikembangkan disekolah,
dipelajari untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.
 Sekolah sebagai miniatur masyarakat, artinya sekolah hendaknya
menggambarkan kehidupan masyarakat, karena sekolah juga sebagai
persiapan kehidupan masyarakat. Misalnya kehidupan masyarakat
demokratis, maka kehidupan masyarakat harus demokratis.
 Sekolah sebagai masyarakat yang ideal, artinya bahwa dalam
masyarakat terdapat corak kehidupan, yaitu ada yang mempunyai
nilai baik, namun ada pula yang memiliki nilai buruk. Sekolah
merupakan bentuk masyarakat ukuran kacil, nilai kehidupan yang
rendah yang terdapat dalam masyarakat, misalnya penyakit
masyarakat (percurian, perjudian, pelacuran,minum-minuman keras)
yang istialh jawabnya “ma lima”, dikenal disekolah untuk dihindari,
yang dikembangkan disekolah nilai-nilai kehidupan yang tinggi,
seperti: seni tari, seni drama, dsb.

B. Alat Pendidikan
1. Pengertian
Alat Pendidikan adalah sesuatu yang membantu terlaksananya
pendidikan di dalam mencapai tujuannya baik berupa benda atau bukan
benda. Alat pendidikan mempunyai pengertian yang sangat luas sekali,
oleh sebab itu dalam membicarakan alat-alat pendidikan perlu diadakan
pembagian-pembagian, sebab ada yang menganggap bahwa alat
pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan
sengaja diadakan untuk mencapai satu tujuan pendidikan.

7
Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja membuat kondisi-
kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi
alat pendidikan itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi,
dengan perbuatan dan situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk
mencapai tujuan pendidikan. Di dalam bukunya yang
berjudul “Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis” yang diterbitkan oleh
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP, Jogjakarta pada tahun 1984.
Dr. Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa Alat
Pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan atau situasi benda yang
dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Menurut Langeveld (1971), Alat pendidikan adalah suatu
perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai
suatu tujuan pendidikan.
Dengan demikian, alat pendidikan adalah tindakan atau
perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk membantu
terlaksananya suatu proses pendidikan guna mencapai suatu tujuan
pendidikan baik itu berupa benda atau bukan benda.

2. Pembagian Alat Pendidikan


A. Menurut Sifatnya Alat Pendidikan dibagi dalam dua yaitu :
1. Alat Pendidikan Preventif : Alat pendidikan yang bersifat
pencegahan, yaitu untuk menjaga agar hal-hal yang dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran proses pendidikan
bisa dihindarkan. Adapun yang termasuk di dalam alat
pendidikan preventif adalah ;
 Tata Tertib, yaitu beberapa peraturan yang harus ditaati dalam
situasi atau dalam suatu tata kehidupan tertentu.
 Anjuran dan Perintah, Anjuran adalah ajakan atau saran untuk
melakukan sesuatu yang baik dan berguna. Perintah adalah
anjuran yang keras untuk melakukan yang baik dan berguna.
 Larangan, Yaitu ajakan atau saran untuk tidak melakukan hal-
hal yang kurang baik dan merugikan. Biasanya larangan ini
disertai dengan ancaman-ancaman.
 Paksaan, Yaitu perintah dengan kekerasan terhadap anak untuk
melakukan sesuatu yang baik danbermanfaat.
 Disiplin, Yaitu suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan
keinsafannya mematuhi perintah-perintah atau larangan yang
ada terhadap suatu hal, karena benar-benar tahu tentang
pentingnya perintah atau larangan tersebut.
2. Alat Pendidikan Repressif : Alat pendidikan repressif disebut
juga alat pendidikan kuratif atau korektif. alat pendidikan ini
berfungsi dimana pada suatu ketika terjadi pelanggaran tata
tertib, maka alat tersebut penting untuk menyadarkan kembali
kepada hal-hal yang baik, benar dan tertib. Adapun yang
termasuk ke dalam alat pendidikan repressif antara lain:

8
 Pemberitahuan, Yaitu pemberitahuan kepada anak terhadap sesuatu hal
yang kurang baik dan mengganggu jalanya proses penddikan.
 Teguran, Yaitu pemberitahuan yang diberikan kepada anak yang sudah
mengetahui atau sudah dapat diketahui atau sudah mengetahui atau sudah
dapat diketahui anak itu melakukan pelanggaran.
 Peringatan, Diberikan kepada anak yang sudah berkali-kali melakukan
pelanggaran, dimana sebelumnya udah diberi teguran-teguran. Biasanya
peringatan ini juga disertai ancaman-ancaman.
 Hukuman, Yaitu suatu tindakan yang paling akhir terhadap adanya
pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukan setelah
diberitahukan, ditegur, dan diperingati. Hukuman dapat berarti sebagai
akibat suatu pelanggaran, atau bias juga sebagai titik tolak agar tidak
terjadi pelanggaran.
 Ganjaran, Yaitu alat pendidikan repressif yang bersifat menyenangka,
ganjaran diberikan kepada anak yang mempunyai prestasi-prestasi
tertentu dalam pendidikan, memiliki kerajinan tertentu dan tingkah laku
yang baik sehingga dapat dijadikan contoh tauladan bagi teman-
temannya. Ganjaran dapat dibedakan menjadi beberapa macam anatara
lain; pujian, penghormatan, hadiah dan tanda penghargaan.

3. Jenis-jenis Alat Pendidikan.


A. Alat pendidikan pendahuluan.
Alat pendidikan pendahuluan adalah alat pendidkan yang diterapkan
atau digunakan bagi anak didik yang telah mengerti dan menginsafi akan arti
kewibawaan. Alat pendidikan pendahuluan ini terdiri dari :
 Keteraturan, berarti berlangsung pada waktu, tempat dan dengan cara
yang sama atau tetap.
 Kebersihan, berarti menanamkan kebiasaan bagi anak didik agar tetap
bersih dan rapi.
 Ketenangan, artinya menanamkan kebiasaan bagi anak didik untuk ikut
menjaga keharmonisan keluarga, sehingga dapat hidup dengan tenang.
 Pembiasaan, artinya memberi kesempatan kepada anak akan kesibukan
dalam lapangan indra dan motorik, dan kesempatan untuk bergaul dengan
sesamanya.
B. Alat pendidikan yang sebenarnya.
Alat pendidikan yang sebenarnya ini, secara logis dapat dibedakan
menjadi lima macam, antara lain :
 Memberi perlindungan, Perlindungan ini dapat bersifat perlindungan
terhadap anak dan dapat bersifat kejasmanian maupun kerohanian.
 Verstaandhouding (agar mengerti), Yaitu agar anak dapat mengerti
tingkah laku orang tuanya. Orang tua memberikan contoh bersikap,
dengan maksud agar di mengerti oleh anak apa maksud dari sikap itu, dan
anak dapat meniru atau mencontoh sikap orang tuanya.
 Kesamaan arah dalam berbuat dan berfikir, Dalam hal ini alat pendidikan
bercorak memeragakan suatu contoh, seperti dalam verstaandhouding,

9
hanya dalam kesamaan arah dalam berbuat dan berfikir ini, disertai
dengan penjelasan atau dialog.
 Merasa hidup bersama, merasa ada perpaduan, Apabila pendidik dan anak
didik berada dalam pergaulan, maka ini berarti bahwa mereka itu merasa
hidup bersama, merasa ada perpaduan. Hal ini merupakan corak atau
bentuk azasi, bentuk pokok dari penghidupan bersama.
 Pembentukan kemauan, Dalam hubungan merasa hidup bersama ini,
pendidik mengantarkan anak didik memasuki kedewasaan melualui
beberapa pengalaman-pengalaman. Melalui pengalaman itu anak
memiliki keinginan atau kemauan untuk menjadi bisa.

10
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan sekitar terjadinya proses pendidikan merupakan faktor
pendidikan yang dapat diubah menjadi alat pendidikan
Lingkungan pendidikan terdiri dari lingkungan alam, lingkungan
sosial, lingkungan budaya, lingkungan keagamaan
Ada lingkungan yang tidak dapat diperbaruhi, lingkungan yang dapat
diperbaruhi, dan ada lingkungan yang tidak dapat di perbaruhi pendidikan
tetapi dapat dipengaruhi pihak lain
Tugas pendidik adalah menyeleksi lingkungan yang berpengaruh
positif terdapat proses dan hasil pendidikan.
Alat pendidikan adalah tindakan atau perbuatan atau situasi yang
dengan sengaja diadakan untuk membantu terlaksananya suatu proses
pendidikan guna mencapai suatu tujuan pendidikan baik itu berupa benda
atau bukan benda.

11
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Pengantar Pendidikan Luar Biasa, Surabaya, Unipress.H.M.2004


Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1982.
H. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka
Cipta,2001.
H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992.

12

Anda mungkin juga menyukai