Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama
yang berhubungan dengan bayi dan anak. Masalah kesehatan bayi dan anak adalah permasalahan yang sangat penting di perhatikan, karena hal itu menjadi sesuatu yang mempengaruhi derajat kesehatan anak dan berpengaruh terhadap penataan dan perencanaan pembangunan nasional. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional berkesinambungan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu oleh dan informasi epidemologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.
Salah satu pencegahan penyakit menular yang di programkan oleh pemerintah
adalah upaya imunisasi (vaksinisasi). Upaya imunisasi di selenggarakan di Indonesia sejak tahun 1958. Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling efektif. Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit TBC, Difteria, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Polio, Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B. Tingkat pengetahuan ibu yang beragam dapat menentukan tingkat kepatuhan imunisasi dasar pada bayinya. Ketidakpatuhan pemberian vaksin imunisasi yang diberikan hanya satu kali saja atau vaksin yang daya perlindungannya panjang seperti vaksin BCG, maka keterlambatan dari jadwal imunisasi yang telah disepakati akan mengakibatkan meningkatnya risiko tertular oleh penyakit yang ingin dihindari. Anak yang menderita suatu penyakit hendaknya dipertimbangkan sebagai suatu kontraindikasi untuk pemberian imunisasi yang layak, terkecuali dalam keadaan tertentu. Anak yang belum mendapatkan imunisasi yang sesuai dengan dosis yang disarankan tetap menjadi masalah besar dan hendaknya dilakukan upaya tertentu untuk melengkapi tiap seri imunisasi dan kurun usia yang disarankan.
Pemberian imunisasi sebelum waktunya tidak dibenarkan karena bayi masih
mendapat kekebalan dari ibunya. Apabila pemberian imunisasi berikutnya kurang dari jarak yang ditentukan akan menyebabkan reaksi vaksin kurang maksimal karena konsentrasi vaksin dalam tubuh masih tinggi, demikian juga bila pemberian imunisasi berikutnya mundur konsentrasi vaksin sudah di bawah ambang batas bahkan memungkinkan kuman sudah masuk, sehingga pada saat diberikan imunisasi berikutnya reaksinya tidak maksimal.
Salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan jadwal imunisasi adalah
tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan tentang imunisasi akan mempengaruhi motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya dengan tepat sesuai jadwal yang telah ditentukan
Menurut data WHO prevalensi imunisasi pada anak secara global pada tahun 2015, terdapat 116 juta bayi di imunisasi, dengan persentase DPT (86%), Polio (86%), Campak (85%), Hepatitis B (84%), dan BCG (88%).
Imunisasi secara global perlu diprioritaskan pada negara-negara yang belum
mendapatkan imunisasi, karena sebanyak 22,6 juta bayi pada tahun 2012 di seluruh dunia tidak mendapatkan layanan imunisasi rutin, lebih dari setengah diantara bayi tersebut berasal dari negara India, Indonesia dan Nigeria (WHO, 2013). Sementara angka cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada tahun 2013 rata-rata hanya 59, 2% artinya angka di beberapa daerah masih rendah (Depkes RI, 2013).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut apakah ada “Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi”??
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang imunisasi dasar dengan ketaatan kunjungan imunisasi bayi. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi dasar. b. Untuk mengetahui tingkat ketaatan ibu selama kunjungan imunisasi.