Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama


yang berhubungan dengan bayi dan anak. Masalah kesehatan bayi dan anak adalah
permasalahan yang sangat penting di perhatikan, karena hal itu menjadi sesuatu
yang mempengaruhi derajat kesehatan anak dan berpengaruh terhadap penataan
dan perencanaan pembangunan nasional. Kesehatan sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional
berkesinambungan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia
yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan
perencanaan terpadu oleh dan informasi epidemologi yang valid. Pembangunan
bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden).
Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga
muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah
administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.

Salah satu pencegahan penyakit menular yang di programkan oleh pemerintah


adalah upaya imunisasi (vaksinisasi). Upaya imunisasi di selenggarakan di
Indonesia sejak tahun 1958. Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat
yang terbukti paling efektif. Pemerintah mewajibkan setiap anak untuk
mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit TBC,
Difteria, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Polio, Campak (Measles, Morbili) dan
Hepatitis B. Tingkat pengetahuan ibu yang beragam dapat menentukan tingkat
kepatuhan imunisasi dasar pada bayinya.
Ketidakpatuhan pemberian vaksin imunisasi yang diberikan hanya satu kali saja
atau vaksin yang daya perlindungannya panjang seperti vaksin BCG, maka
keterlambatan dari jadwal imunisasi yang telah disepakati akan mengakibatkan
meningkatnya risiko tertular oleh penyakit yang ingin dihindari. Anak yang
menderita suatu penyakit hendaknya dipertimbangkan sebagai suatu kontraindikasi
untuk pemberian imunisasi yang layak, terkecuali dalam keadaan tertentu. Anak
yang belum mendapatkan imunisasi yang sesuai dengan dosis yang disarankan
tetap menjadi masalah besar dan hendaknya dilakukan upaya tertentu untuk
melengkapi tiap seri imunisasi dan kurun usia yang disarankan.

Pemberian imunisasi sebelum waktunya tidak dibenarkan karena bayi masih


mendapat kekebalan dari ibunya. Apabila pemberian imunisasi berikutnya kurang
dari jarak yang ditentukan akan menyebabkan reaksi vaksin kurang maksimal
karena konsentrasi vaksin dalam tubuh masih tinggi, demikian juga bila pemberian
imunisasi berikutnya mundur konsentrasi vaksin sudah di bawah ambang batas
bahkan memungkinkan kuman sudah masuk, sehingga pada saat diberikan
imunisasi berikutnya reaksinya tidak maksimal.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan jadwal imunisasi adalah


tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan tentang imunisasi akan mempengaruhi
motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya dengan tepat sesuai jadwal yang
telah ditentukan

Menurut data WHO prevalensi imunisasi pada anak secara global pada tahun
2015, terdapat 116 juta bayi di imunisasi, dengan persentase DPT (86%), Polio
(86%), Campak (85%), Hepatitis B (84%), dan BCG (88%).

Imunisasi secara global perlu diprioritaskan pada negara-negara yang belum


mendapatkan imunisasi, karena sebanyak 22,6 juta bayi pada tahun 2012 di seluruh
dunia tidak mendapatkan layanan imunisasi rutin, lebih dari setengah diantara bayi
tersebut berasal dari negara India, Indonesia dan Nigeria (WHO, 2013). Sementara
angka cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada tahun 2013 rata-rata
hanya 59, 2% artinya angka di beberapa daerah masih rendah (Depkes RI, 2013).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut apakah ada “Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada bayi”??

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang imunisasi
dasar dengan ketaatan kunjungan imunisasi bayi.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya
imunisasi dasar.
b. Untuk mengetahui tingkat ketaatan ibu selama kunjungan imunisasi.

Anda mungkin juga menyukai