Anda di halaman 1dari 14

Yoan B.

Latumahina
2017-83-099
Learning Objective
1. Sistem klasifikasi golongan darah ABO + rhesus
2. Patomekanisme ikterus karena hemolysis (sel-sel yg berperan)
3. Patomekanisme lisis eritrosit dari segi imunologi sesuai kasus
4. Patomekanisme ikterus pada bayi
5. Faktor resiko terjadi ikterus pada bayi & orang dewasa
6. Diagnosis banding
7. Pemeriksaan penunjang
8. Pencegahan ikterus
1. Sistem klasifikasi golongan darah ABO + rhesus
2. Patomekanisme ikterus karena hemolysis (sel-
sel yg berperan)
3. Patomekanisme lisis eritrosit dari segi imunologi
sesuai kasus
3. Patomekanisme lisis eritrosit dari segi
imunologi sesuai kasus
Reaksi Ag dan Ab dapat menghasilkan hemolisis. Hemolisis
adalah kondisi pecahnya membran eritrosit, sehingga melepaskan
molekul hemoglobin (Hb). Reaksi ini dapat terjadi karena adanya
pengaktifan komplemen. Komplemen adalah suatu jenis protein serum
yang dapat teraktifkan jika suatu jenis Ab yang sesuai melekat ke Ag
atau mensensitisasi sel darah merah. Kondisi tersebut dapat
memunculkan reaksi berantai pengaktifan komplemen dengan titik
akhirnya adalah hemolisis sel darah merah. Sebagai contoh, pada
Gambar 1.10. dapat dilihat Ag A pada donor akan bereaksi dengan anti
A pada pasien, menyebabkan sel darah aglutinasi (menggumpal),
kemudian mengaktifkan komplemen dan hasil akhir adalah lisis sel
darah merah.
4. Patomekanisme ikterus pada bayi
5. Faktor resiko terjadi ikterus pada bayi & orang
dewasa
6. Diagnosis

Diagnosis diferensial Diagnosis

Anemia hemolitik Anemia hemolitik


autoimun autoimun

Inkompatibilitas Rh

Inkompatibilitas ABO
7. Pemeriksaan penunjang
AHA tipe hangat
• Hb< 7 g/dl
• Retukolosit 200.000-600.000/ul
• Apusan darah
• Uji coomb direk

AHA tipe dingin


• Anemia ringan
• Retikulositosis ringan
• Sferositosis
• Polkromatosis
• Tes coomb positif
• Antibodi +

Tambahan :
• Menghindari udara dingin yang memicu hemolisis
8. Pencegahan Ikterus
Pencegahan pada waktu hamil Pencegahan saat persalinan

1. Dengan menelusuri apakah dalam


1. Meminimalkan resiko
kehamilan atau persalinan terdahulu persalinan dan kelahiran.
pernah melahirkan bayi yang 2. Persalinan yang aman dan
mengalami ikterus. bersih.
2. Ditelusuri apakah sepanjang
kehamilan terutama pada trimester 3. Pencegahan infeksi.
pertama ibu menggunakan zat-zat/
obat-obatan tertentu yang
membahayakan kehamilan misalnya
sulfa
3. Ditelusuri juga apakah dari riwayat
anemia.
4. Melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratu
Pencegahan saat bayi lahir
1. Berikan segera ASI setelah kelahiran bayi.
2. Rawat bayi dengan ibunya.
3. Bayi jangan langsung dimandikan.
4. Pertahankan suhu tubuh bayi.
5. Lakukan pencegahan infeksi.
Pencegahan Ikterus
a. Pengawasan antenatal yang baik
b. Menghindari obat-obatan yang dapat meningkatkan ikterus pada
masa kehamilan dan kelahiran, misalnya sulfa furazole, oksitosin,
dsb.
c. Pencegahan pengobatan hipoksin dapa janin dan neonatus
d. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus
e. Pemberian makanan yang dini
f. Pencegahan infeksi

Anda mungkin juga menyukai