PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dapat kami ambil yakni
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan dari penulisan makalah ini
yakni
PEMBAHASAN
Pada setiap permukan sel darah merah, setiap individu belum tentu memiliki
faktor Rh atau D-antigen imunogenik . Dengan demikian, status diindikasikan sebagai
Rh-positif (terdapat antigen-D) atau Rh-negatif (tidak terdapat antigen-D). Berbeda
dengan sistem ABO, antibodi anti-Rh biasanya tidak ditemukan dalam darah individu
dengan sel darah merah D-negatif, kecuali sistem peredaran darah dari individu-individu
ini telah terpapar sel darah merah D-positif. Antibodi dari Rh sistem ini merupakan
Imunoglobulin G (IgG) yang dapat melewati plasenta, sehingga profilaksis diberikan
terhadap imunisasi Rh menggunakan Ig anti-D untuk ibu hamil Rh-negatif yang telah
melahirkan anak Rh-positif.
Penyebab Reaksi Hemolitik Fatal karena ABO Transfusi Darah yang Tidak Kompatibel
Pada kasus ini pasien mendapatkan darah yang keliru karena perawat tidak
mencocokkan label pada darah dengan identitas pasien pada gelang yang digunakan oleh
pasien, selain itu menanyakan ke pasien apakah nama pasien benar atau tidak, dimana
seharusnya tidak boleh dilakukan, jadi seharusnya biarkan pasien yang menyebutkan
namanya sendiri.
Terjadi akibat banyaknya pasien yang memerlukan komponen darah sehingga tidak
menutup kemungkinan label sample darah tertukar. Akibatnya adalah pasien mendapatkan
sample darah keliru dan dampak yang ditimbulkan juga sangat fatal.
Darah yang diambil oleh petugas kesehatan adalah darah orang lain sehingga akan
menimbulkan dampak yang fatal. Contoh kasus di klinik adalah petugas kesehatan
mengambil darah penunggu pasien akibat penunggu pasien tidur di bangsal dan petugas
kesehatan tidak menanyakan siapa nama seseorang yang tidur di bangsal tersebut untuk
memastikan apakah dia pasien atau penunggu pasien.
Contoh kasus di klinik adalah seharusnya pasien A yang diujikan dengan golongan
darah tertentu tetapi pasien B yang diujikan. Semua kesalahan diatas akan memberikan
dampak yang sangat fatal dimana pada akhirnya pasien akan mendapatkan komponen
darah yang tidak pas sehingga akan menimbulkan reaksi transfusi hemolitik yang sangat
berat.
Pada inkompatibilitas ABO yang terjadi pada neonates dibagi menjadi 2 yakni
secara farmakologi dan non farmakologi.
1. Farmakologi
2. Non Farmakologi
Inkompatibilitas obat adalah pencampuran antara dua reaksiatau lebih antara obat-
obatan yang menimbulkan ketidak cocokan atau ketidak sesuaian. Inkompatibilitas biasa
dikenal dengan OTT ( obat tak tercampur ) pada sediaan cair biasanya terjadi inkompatibilitas
secara fisika atau kimia tergantung pada larutan tersebut ( Syamsuni, 2006 ).
Contoh interaksi obat yang kini digunakan untuk memberikan manfaat adalah
pemberian bersamaan antara karbidopa dan levodopa (tersedia sebagai
karbidopa/levodopa). Levodopa adalah obat anti Parkinson danuntuk menimbulkan efek
harus mencapai otak dalam keadaan tidak termetabolisme. Bila diberikan sendiri, levodopa
dimetabolisme di jaringan tepi di luar otak, sehingga mengurangi efektivitas obat dan malah
meningkatkan risiko efek samping. Namun, karena karbidopa menghambat metabolisme
levodopa di perifer, lebih banyak levodopa mencapai otak dalam bentuk tidak
termetabolisme sehingga risiko efek samping lebih kecil.
Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lainperubahan dalam
farmakokinetika obat tersebut, seperti Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi
(ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat-sfat
farmakodinamik obat tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan
agonis untuk reseptor yang sama.
PENGGOLONGAN/PEMBAGIAN INKOMPATIBILITAS
a) Inkompatibilitas Fisik
b) Inkompatibilitas Kimia
c) Inkompatibilitas Farmasetik
d) Inkompatibilitas Terapetik
Inkompatibilitas Fisika
1. Tdak dapat larut ( serbuk dalam cairan ) atau tidak dapat campur ( cairan dalam cairan ) dua
sediaan contoh serbuk golongan sulfur sukar larut dalam air sehingga akan mengendap,
minyak ikan ( Oleum Iecoris Aselli ) tidak dapat campur dengan air
2. Peristiwa adsorbsi contohnya ekstrak belladon dengan bolus alba, ekstrak belladon indeks
karena diabsorbsi oleh bolus alba
3. Meleleh atau menjadi lembab ( liquifaction ) karena adanya penurunan titik lebur,
penurunan tekanan uap relati atau bebasnya air hablur. Contohnya menthol dicampur
campor akan menyebabkan penurunan titik lebur sehingga serbuk menjadi lembek. Kalii
bromidi dan Natrii iodida akan menyebabkan penurunan tekanan uap relatif sehingga
campuran serbuk menjadi basah. Campuran magnesii sulfat dan natrii sulfat akan
membentuk garam rangkap dengan bebasnya air hablur dari magnesii dan natrii sulfat.
4. Pracipitation Obat dalam pelarutnya kemudian ditambahakan pelarut lain yang tidak larut
maka pelarut ini akan mendesak pelarut sehingga terjadi pengendapan (senyawa asal).
Inkompatibilitas Kimia
Inkompatibilitas Farmasetik
Kondisi dimana bahan-bahan obat (bahan aktif maupun bahan tambahan) tidak
dapat dicampurkan untuk menghasilkan “pharmaceutically elegant dosage form” karena
adanya inkompatibilitas fisika atau / maupun kimia.
Inkompatibilitas Terapetik
Inkompatibilitas golongan ini mempunyai arti bahwa bila obat yang satu binasikan
dengan obat yang lain akan mengalami perubahan-perubahan demikian rupa hingga sifat
kerjanya dalam tubuh (in vivo) berlainan dari pada yang diharapkan. Hasil kerjanya kadang-
kadang menguntungkan, namun dalam banyak hal justru merugikan dan malah dapat
berakibat fatal.
Suatu obat jadi pada umumnya terdiri dari bahan obat berkhasiat dan bahan
pembantu. Inkompatibilitas obat sering pula diakibatkan oleh bahan pembantu ini. Hal ini
terjadikarena bahan pembantu yang digunakan dalam obat jarang dicantumkan pada etiket
obat jadi (hanya diketahui oleh produsen saja). Akibatnya di luar pengetahuan dokter yang
akan menggunakan obat, khususnya pada waktu dicampur dengan obat lain mungkin timbul
kelainan-kelainan yang tidak diinginkan. Kiranya untuk ini dapat diberikan sebuah contoh
kasus yang pernah terjadi. Propyl gallate (derivat phenol) merupakan bahan pembantu yang
berfungsi sebagai zat antioksidan. Bahan ini sering ditambahkan ke dalam preparat-preparat
yang mengandung bahan berkhasiat yang mudah teroksidasi, misalnya preparat oxitetrasiklin
injeksi dll.Bila preparat ini dicampur dengan preparat lain yang mengandung zat besi, maka
akan terjadi reaksi kimia yaitu terbentuk senyawa baru (besi-phenolat) dan tergantung dari
kepekatannya dapat berwarna biru sampai biru tua. Karenalarutan obat suntik semula
berwarna kuning (oxitetrasiklin),maka larutan akhirnya akan nampak berwarna
kehijauan.Peristiwa di atas bisa terjadi melalui pemakaian satu jarum suntik yang sama untuk
pengambilan dua jenis preparat secara beruntun.
BAB III
PENUTUP
1.1 Simpulan
a) Inkompatibilitas Fisik
Inkompatibilitas fisika adalah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak di inginkan
pada percampuran obat dua atau lebih tanpa ada perubahan susunan kimianya.
b) Inkompatibilitas Kimia
Perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pencampuran obat yang disebabkan oleh
berlangsungnya reaksi kimia/interaksi.
c) Inkompatibilitas Farmasetik
Kondisi dimana bahan-bahan obat (bahan aktif maupun bahan tambahan) tidak dapat
dicampurkan untuk menghasilkan “pharmaceutically elegant dosage form” karena adanya
inkompatibilitas fisika atau maupun kimia.
d) Inkompatibilitas Terapetik
Inkompatibilitas golongan ini mempunyai arti bahwa bila obat yang satu
dicampur/dikombinasikan dengan obat yang lain akan mengalami perubahan-perubahan
demikian rupa hingga sifat kerjanya dalam tubuh (in vivo) berlainan dari pada yang
diharapkan.