Coomb Test
Disusun Oleh :
I Gede Angga Adnyana
Neja Izzawati
Ni Ketut Dhita Visthiani
Ni Luh Putu Sudarnita S. D.
Sri Yuliatni
Yessy Dwi Andika
Zurryatun Thoyyibah
Dosen pembimbing mata kuliah Transfusi Darah, Ibu Gunarti, S.Si., M.Kes
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
Latar Belakang....................................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................................1
Tujuan Penulisan.................................................................................................1
Manfaat Penulisan Makalah................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
Kesimpulan.......................................................................................................13
Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tes antibodi dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi tertentu yang
menyerang sel darah merah. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan
tubuh yang berfungsi untuk melawan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan
kemudian memusnahkannya, seperti bakteri dan virus.
Darah manusia mempunyai tanda sendiri (disebut antigen) pada permukaan sel
darah merah. Dalam proses transfusi darah, darah yang ditransfusikan harus cocok
dengan tipe darah si penerima. Itu berarti darah yang ditransfusikan harus memiliki
antigen yang sama seperti sel darah merah pasien. Jika dilakukan transfusi darah dengan
antigen yang berbeda (darah yang tidak cocok), maka sistem kekebalan tubuh akan
menghancurkan sel-sel darah yang ditransfusikan. Ini disebut reaksi transfusi dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau bahkan kematian. Inilah sebabnya mengapa
pencocokan golongan darah sangat penting.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Pemeriksaan Coomb Test
Pemeriksaan Coombs test adalah pemeriksaan
mendeteksi adanya antibody pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit dalam
serum. Anti body ini menyelimuti permukaan sel eritrosit yang meyebabkan umur
eritrosit menjadi lebih pendek dan sering menyebabkan reaksi inkompetibel pada
transfuse darah. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya ab
pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit pada serum. Prinsip pemeriksaannya
adalah eritrosit yang telah dicuci dan yang diselubungi oleh globulin manusia akan
diaglutinasi oleh Anti Human Globulin yang ditambahkan ke dalam tabung
pemeriksaan.
Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan pembentukan antibodi adalah
sebagai berikut :
a. Reaksi transfuse
Darah manusia digolongkan berdasarkan penanda tertentu (yang disebut
antigen) pada permukaan eritrosit. Untuk transfuse diperlukan tipe darah yang
sama berdasarkanantigennya. Jika antigen yang diberikan berbeda maka
sistem imun akan menghancurkandarah yang ditransfusikan. Ini dinamakan
reaksi transfuse yang dapat menyebabkan penyakitserius bahkan kematian
5
b. Sensitisasi Rh
Faktor Rhesus (Rh) merupakan suatu antigen. Jika seorang ibu hamil
dengan golongan darahRh negatif dan bayi yang dikandungnya RH positif
maka akan terjadi sensitisasi Rh. Bayinyamungkin memiliki Rh positif dari
ayahnya. Sensitisasi Rh terjadi bila darah janin bercampur dengan darah ibu
selama
kehamilan
atau
persalinan.
Ini
menyebabkan
sistem
imun
Rh negatif. Tes ini akan menunjukkan apakah ibunya telah membentuk antibodi
dan masuk ke dalam darah bayinya melalui plasenta. Beberapa penyakit dan obatobatan (kuinidin, metildopa, dan prokainamid) dapat memicu produksi antibodi ini.
Antibodi ini terkadang menghancurkan eritrosit dan menyebabkan anemia. Tes ini
terkadang menunjukkan diagnosis penyebab anemia atau jaundice.
A. Indikasi Diagnosis
Indikasi : untuk diagnosis
Indikasi :
normal dari golongan darah yg sama atau gol darah O disuspensikan ke dalam
serum penderita dan diinkubasikan pada 370 C
C. PERALATAN
1) Incubator (waterbath 0 suhu 37 0 c
2) Centrifuge
3) Mikroskop
4) Timer
5) Rak tabung
6) Tabung reaksi ukuran 12 x75 mm
7) Pipet tetes
8) Botol semprot
9) Slide test
10) Beaker glass
11) Wadah limbah
D. CARA KERJA
1) Aglutinasi Langsung (direct Coombs test)
a) Siapkan alat dan bahan
b) Tambahkan 2 tetes suspense eritrosit 2-5 % ke dalam tabung I dan
IIa
c) Cuci suspense eritrosit 2-5 % 3-4 kali dengan saline
d) Tambahkan kedalam sedimen sel ( tabung I 2 tetes AHG dan
tabung II, 2 tetes saline sebagai negative control)
e) Putar 1000 rpm selama 1 menit atau 3500 rpm selam 15 detik
f) Amati ada tidakny aglutinasi
g) Apabila negative tambahkan 1 tetes cccp dan diputar kembali
selama 1 menit kecepatan 1000 rpm
h) Apabila positif berarti pekerjaan benar dan apabila negative
pemeriksaan harus diulang kembali.
2) Aglutinasi Tidak Langsung
10
kedalam tabung
tersebut
c) Inkubasi pada suhu 370 C selam 15-60 menit
d) Tambahkan BA 22% kemudian diputar 1 menit pada 1000 rpm
dan baca hasil reaksinya. Setelah itu inkubasi selam 15 menit
e) Cuci suspense eritrosit 2- 5% 3-4 x dengan salin. Salin pencucian
terakhir
dibuang
sebanyak-banyaknya
untuk
mencegah
asosiasi Ag dan Ab. Sebaliknya suhu yang terlalu tinggi akan merusak
eritrosit dan molekul Ab.
2) Ionic Strength.
Eritrosit
dalam lar saline fisiologis, lar albumin, LISS dan reag additive seperti
polyethylene glycol (PEG)/hexadimethrine bromide (polybrene). Dalam
cairan isotonik, Na ion dan Cl ion bergerombol sekeliling sel dan
sebagian menetralisir muatan yang berseberangan pada Ag dan molekul
Ab. Effek penyelubungan ini yang merintangi assosiasi Ab dengan Ag
dan dapat dikurangi dengan cara mengurangi ionic strength dari media
reaksi. Konsekuensi menurunkan konsentrasi garam dari media reaksi
meningkatkan Ab yang melekat pada eritrosit. Penggunaan albumin
kec bila digunakan dibawah kondisi ion yang rendah juga dapat
melakukan perlekatan molekul Ab.
12
drajat Ab
yang menyelimuti
eritrosit.
Dengan
memperpanjang
waktu
inkubasi
dapat
membuktikan
keberadaannya.
G. Sumber Kesalahan
Hasil pemeriksaan dapat menunjukan nilai negatif palsu disebabkan
oleh :
1) Tidak mencuci sdm dengan bersih dan baik, karena globulin yang
bebas yang tidak berikatan dengan sel akan menetralisir AHG.
2) Pemeriksaan terganggu atau tertunda.
3) Pelaksanaan proses pencucian harus dilakukan secepat mungkin untuk
mengurangi kehilangan Ab yang terlepas dari sel.
4) AHG harus ditambahkan segera setelah proses pencucian selesai karena
Ab yang telah mengadakan ikatan akan terlepas kembali.
5) Setelah AHG ditambahkan harus segera diputar dan dibaca, karena
reaksi igg yang menyelimuti sdm akan melemah setelah inkubasi.
6) Reagen kehilangan reaktivitas yang disebabkan oleh
penyimpanan
centrifugasi
yang
tidak
baik
prozone
sebagai
kemungkinan
penyebab
pemeriksaan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemeriksaan Coombs test adalah pemeriksaan yang digunakan untuk
mendeteksi adanya antibody pada permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit dalam
serum. Pemeriksaan ini dibagi menjadi dua yaitu metode direct dan indirect.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya ab pada
permukaan eritrosit dan anti-ab eritrosit pada serum. Prinsip pemeriksaannya
adalah eritrosit yang telah dicuci dan yang diselubungi oleh globulin manusia akan
diaglutinasi oleh Anti Human Globulin yang ditambahkan ke dalam tabung
pemeriksaan.
3.2. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
http://armantonnynasution.blogspot.co.id/2013/01/cara-pemeriksaan-coombs-
test.html
http://fecoffee.blogspot.co.id/2014/08/makalah-coombs-test-tranfusi-darah.html
http://fecoffee.blogspot.co.id/2014/08/makalah-coombs-test-tranfusi-darah.html
https://tentangkedokteran.wordpress.com/2011/03/05/coombs-test/
16