Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang
mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat.
Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal
karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir
rendah. (Mochtar, 1998)
Sejak tahun 1969 WHO telah mengganti istilah premature baby
dengan low brith weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR),
karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr
pada waktu lahir bukan bayi premature.
Menurut data angka kejadian BBLR di rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo pada tahun1986 adalah 24%. Angka kematian perinatal di
rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70% dan 73% dari seluruh
kematian disebabkan oleh BBLR. (Prawirohardjo, 2005)
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi
perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalami kehamilan yang
beresiko karena dilihat dari frekunsi BBLR di negara maju berkisar antara
3,6 -10,8%, di negara berkembang berkisar antara 10-43%. Dapat
dibandingkan dengan resiko antara negara maju dan negara berkembang
adalah 1:4 .(Mochtar, 1998)
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir randah 8 kali lebih
besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Walaupun bayi
menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik
maupun mental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila bila berat makin rndah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai
kelahiran komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneummonia,
perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-
kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara,
IQ yang rendah dan gangguan lainya.

1
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
membahas lebih dalam tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui
bagaimana cara penanganan berat badan lahir rendah (BBLR).

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR).

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
BBLR adalah bayi prematur dengan berat bada pada saat lahir rendah
yaitu kurang dari 2500 gram. Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir
dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah
( WHO, 1961 ).
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gr. BBLR dapat
dibedakan menjadi 2 yatiu :

2
2.1.1 Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan
sesuai.
2.1.2 Retardasi pertumbuhan janin intra uterina (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilannya. BBLR (1800-2500 gram), BBLSR ( 1100-
1700 gram), BBLER (< 1000 gr).

2.2 Etiologi
2.2.1 Faktor ibu
a. Gizi saat kehamilan kurang
b. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
c. Jarak hamil dan persalainan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu
berat.
d. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung gangguan pembuluh
darah, perokok.
2.2.2 Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
b. Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah
dini
2.2.3 Faktor janin : cacat bawaan, infeksi dalam rahim.

2.3 Patofisiologi

Faktor Ibu Faktor Janin Faktor kehamilan

BBLR

Sindrom Aspirasi Imunisasi Hepar Bayi tampak kurus


Asfiksia Intrauterin Relatif labih
Cairan Amnion panjang
Bercampur Kulit
Mekonium
Gangguan penjungasi defisit albumin
hepar

3
hiperbilirubinmia

Bilirubin inderect <


20 mg/dl

ikterus

2.4 Manifestasi Klinis


2.4.1 Fisik
Pergerakan bayi terlihat kecil, pergerakan kuarang atau masih lemah,
kepala lebih besar dari badan bayi, berat badan kurang dari 2500 gr.
2.4.2 Kulit dan kelamin
Kulit transfaran dan tipis, lanugo banyak, genetalia belum sempurna.
2.4.3 Sistem saraf
Reflek moro, menelan, menghisap, dan batuk belum sempurna.
2.4.4 Sistem muskuluskeletal
Axifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura melebar, tulang
rawan kurang elastis, otot-otot masih hipotonik, tungkai abduksi,
sendi lutut dan kaki fleksi.
2.4.5 Sistem pernafasan
Pernafasan belum teratur, apnea dan asfiksia.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


2.5.1 Analisa gas darah
2.5.2 Pemeriksaan APGAR SCORE
2.5.3 Pemeriksaan EKG dan CT SCAn jika sudah terdapat komplikasi
2.5.4 Pemeriksaan fungsi paru dan kardiovaskuler
2.5.5 Hematologi
a. Jumlah sel darah putih : 18.000 /mm netrofil meningkat
sampai 23.000-24.000 /mm pertama setelah lahir (menurun
bila ada sepsis).
b. Hematokrit : 43%-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih
menandakan polistemia , penurunan kadar menunjukan
anemia atau hemorogis prenatal).

4
c. Hemoglobin : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah menadakan
anemia atau hemolisis berlebihan).
d. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl
1-2 hari dan 12 mg/dl pada hari ke 3-5.

2.6 Terapi medis


2.6.1 Pengaturan suhu prematuritas
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan suhu tubuh
sehingga menjadi hipotermi karena pusat pengaturan pernafasan
belum berfungsi dengan baik metabolisme redah dan permukaan
prematuritas harus dirawat di inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim.
2.6.2 Makanan BBLR
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna , lambung
kecil dan enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan
protein 3-5 gr /kg BB dan kalori 110/kal/kg BB sehingga
pertumbuhan bayi meningkat.

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus

5
Bayi Y. lahir pada 5 01 2012 Pukul 07.15 WIB di Ruang Mawar
RSUD MAHARDIKA melalui persalinan spontan dengan gravidarum II,
APGAR SCORE pada menit pertama 3, menit ke 5 nilainya 3 dan pada menit
ke 10 nilainya 3, berat badan 1400 gram, panjang badan 38 cm dan air
ketuban berwarna jernih. Dan ibu klien mengatakan riwayat kehamilan dan
persalinan anak pertama premature.
Pada saat dikaji tanggal 05 Januari 2012 Jam 08.00 WIB, bayi tampak
sesak nafas dengan respirasi 76 x/menit. Lingkar kepala: 26 cm, lingkar
dada : 28 cm, lingkar perut : 25 cm, PB 38 cm, BBL 1400 gr, BB 1200 gr,
Lingkar lengan atas :5cm. P : 138 x/menit, T : 39,1 0C
Sesak berkurang jika posisi bayi semi ekstensi dan terpasang O2
sungkup 5 liter/menit ditandai dengan menurunnya retraksi rongga dada dan
sesak tampak bertambah dengan posisi bayi fleksi. Keluarganya tidak
mempunyai penyakit infeksi menular (Misalnya TB), penyakit kardiovaskuler
(Hipertensi), dan penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan
persalinan sebelumnya adalah prematur dan tidak ada riwayat kehamilan
gemeli (Kembar). Keluarga khawatir dengan keadaan bayinya, ayahnya
tampak cemas, dan bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika
menjenguk bayinya di ruang perawatan. Ayah klien, sekaligus penangung
jawab perekonomian.
Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut
hitam, keadaan sutura sagitalis datar, terdapat lanugo disekitar wajah. Bulu
mata belum tumbuh, Telinga bentuk simetris, tulang telinga lunak, tulang
kartilago tidak mudah membalik/lambat, terdapat lanugo. Hidung terpasang
O2 sungkup 5 liter/menit, terpasang NGT, keadaan hidung bersih,
Mulut tidak terdapat labio palato skizis, mukosa bibir tampak pucat
dan terdapat jamur sisa sisa pemberian PASI. Dada bentuk dada cekung,
bersih, terdapat retraksi (pada dinding epigastrium), RR 76x/menit, suara
nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II terdengar jelas, palpasi nadi radialis brakhialis
dan karotis teraba lemah dan ireguler. Punggung keadaan punggung bersih,
terdapat banyak lanugo. Abdomen bentuk abdomen datar, BU 10 x/menit,
lingkar perut 25 cm, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit kembali

6
ke bentuk semula lebih dari 2 detik. Umbilikus tidak ada kelainan dan tanda-
tanda infeksi tali pusat, warna merah muda, bau tidak ada, tali pusat sudah
terlepas.
Labia mayora belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai
dengan bayi sudah bab, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan
konsistensi lembek. Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink),
lapisan lemak tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin
rash). Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh. Gerakan bayi kurang
aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan
Ekstrimitas Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral
dingin tidak terdapat benjolan dan lesi. Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki
lengkap, akral dingin, terpasang IVFD D5 NS Mikro drip di kaki sebelah
kanan dengan 10 tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi. Udema
Sianosis.
Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba dengan
respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon). Refleks genggam positif
tetapi lemah ditandai dengan respon bayi menggenggam telunjuk pengkaji
tetapi lemah. Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap dot
tetapi daya hisap masih lemah. Rooting positif tapi masih lemah ditandai
dengan kepala bayi mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan
di daerah bibir bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari
stimulus tersebut. Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper
ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus dengan
menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki.

3.2 Pengkajian

3.2.1. Identitas klien

7
Nama : By. Y
Usia : 7 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang/kamar : Mawar
Diagnosa medik : BBLR
Dr. penanggung jawab : dr. S Sp A
Tanggal masuk : 5-01-2012
Tanggal pengkajian : 05-01-2012 Pukul 08.00 WIB
Apgar skor : 7 (Asfiksia ringan)

3.2.2 Data ibu


Nama : Ny. Y
Usia : 32 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Status Kehamilan : G2 P2 A0 usia kehamilan 29 minggu
HPHT : 10 Mei 2008
HPL : 17 Februari 2009
Riwayat Persalinan : Persalinan spontan, P2 A0
Riwayat Kesehatan : Kehamilan prematur kurang bulan
Lama Persalinan : 8 jam 45 menit, Kala I : 7 jam, Kala II : 15
Menit, Kala III 30 menit, kala IV 1jam setelah
plasenta lahir.
Riwayat ANC : Trimester 1 : 1 kali di bidan Trimester 2 : 1
kali Trimester 3 (usia kehamilan 7 bulan ): 2
kali di bidan

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Masa Nifas dahulu

8
a. Jenis kelamin perempuan, usia kehamilan 2 hari 28 minggu,
melahirkan di bidan 1200 gr, nifas normal, masalah 40 hari
BBLSR Meninggal
b. Jenis kelamin perempuan, usia kehamilan 7 hari 29 minggu,
melahirkan di bidan 1400 gr, nifas normal, BBLSR hidup.

3.3 Keluhan utama : hipotermi

3.4 Riwayat Penyakit Sekarang :

Pada saat dikaji tanggal 05 Januari jam 08.00 Wib, bayi tampak sesak nafas
dengan respirasi 76 x/menit. Sesak berkurang jika posisi bayi semi ekstensi
dan terpasang O2 Sungkup 5 liter/menit ditandai dengan menurunnya retraksi
rongga dada dan sesak tampak bertambah dengan posisi bayi fleksi.

3.5 Riwayat Penyakit Dahulu :

Bayi lahir pada 5 01 2012 Pukul 07.15 WIB di Ruang Mawar RSUD
Mahardika melalui persalinan spontan dengan gravidarum II, APGAR
SCORE pada menit pertama 3, menit ke 5 nilainya 3 dan pada menit ke 10
nilainya 3, berat badan 1400 gram, panjang badan 38 cm dan air ketuban
berwarna jernih. Dan ibu klien mengatakan riwayat kehamilan dan persalinan
anak pertama prematur.

3.6 Riwayat penyakit keluarga :

Keluarga klien mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai penyakit


infeksi menular (Misalnya TB), penyakit kardiovaskuler (Hipertensi), dan
penyakit keturunan (DM/Asma). Riwayat kehamilan persalinan sebelumnya
adalah prematur dan tidak ada riwayat kehamilan gemeli (Kembar).

3.7 Riwayat Psikologis :

9
Keluarga klien mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya, ekspresi wajah
ayahnya tampak cemas, dan bertanya-tanya mengenai kondisi bayinya ketika
menjenguk bayinya di ruang perawatan.

3.8 Data Sosial Ekonomi :

Kepala keluarga adalah ayah klien, sekaligus penangung jawab


perekonomian, keputusan diambil oleh ayah dan ibu klien secara
musyawarah.

3.9 PENGKAJIAN FISIK :

3.9.1 Keadaan umum


Keadaan umum : Klien tampak lemah
Lingkar kepala : 26 cm
Lingkar Dada : 28 cm
Lingkar Perut : 25 cm
Panjang Badan : 38 cm
Berat badan lahir : 1400 gr
BB saat dikaji : 1200 gr
Lingkar lengan atas : 5 cm
tanda-tanda vital :
P : 138 x/menit
RR : 76 x/menit
T : 39,1 0C

3.9.2 Kepala
Bentuk kepala normochepal, rambut tipis lurus dengan warna rambut
hitam, tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi, keadaan sutura sagitalis
datar, tidak ada nyeri tekan, terdapat lanugo disekitar wajah.

3.9.3 Mata

10
Bentuk mata simetris, tidak terdapat kotoran, bulu mata belum tumbuh,
sklera tidak ikterik.

3.9.4 Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat benjolan dan
lesi, tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah
membalik/lambat, terdapat lanugo.

3.9.5 Hidung
Bentuk hidung normal, PCH positif, terpasang O2 sungkup 5
liter/menit, terpasang NGT, keadaan hidung bersih, tidat terdapat polip
dan benjolan.

3.9.6 Mulut
Bentuk bibir simetris, tidak terdapat labio palato skizis, tidak terdapat
stomatitis, mukosa bibir tampak pucat dan terdapat jamur sisa sisa
pemberian PASI.

3.9.7 Dada
Bentuk dada cekung, bersih, terdapat retraksi (pada dinding
epigastrium), RR 76x/menit, suara nafas Vesikuler, Cor BJ I BJ II
terdengar jelas, tidak terdapat bunyi jantung tambahan (BJ III), tidak
terdapat kardiomegali, palpasi nadi radialis brakhialis dan karotis teraba
lemah dan ireguler.

3.9.8 Punggung
Keadaan punggung bersih, terdapat banyak lanugo, tidak terdapat
tanda-tanda dekubitus/ infeksi.

3.9.9 Abdomen

11
Bentuk abdomen datar, BU 10 x/menit, lingkar perut 25 cm, tidak
terdapat hepatomegali, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit
kembali ke bentuk semula lebih dari 2 detik.

3.9.10 Umbilikus
Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah
muda, bau tidak ada, tali pusat sudah terlepas.

3.9.10 Genitalia
Labia mayor belum menutupi labia minor, Anus paten ditandai dengan
bayi sudah BAB, mekoniun sudah keluar dan warna terlihat hitam dan
konsistensi lembek.

3.9.11 Integumen
Struktur kulit halus dan tipis, merah pucat (Pale Pink), lapisan lemak
tipis pada jaringan kulit, keriput, tidak ada ruam merah (Skin rash).
Lanugo tersebar diseluruh permukaan tubuh.

3.9.12 Tonus Otot


Gerakan bayi kurang aktif, bayi bergerak apabila diberi rangsangan.

3.9.13 Ekstrimitas
Atas : Bentuk simetris, jari-jari tangan lengkap, akral dingin tidak
terdapat benjolan dan lesi.
Bawah : Bentuk simetris, jari-jari kaki lengkap, akral dingin, terpasang
IVFD D5 NS Mikro drip di kaki sebelah kanan dengan 10
tetes/menit, tidak terdapat benjolan dan lesi. Udema Sianosis.

3.9.14 Refleks
Moro : Moro ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba
dengan respon bayi terkejut tapi lemah (sedikit merespon)

12
Menggenggam : Refleks genggam positif tetapi lemah ditandai dengan
respon bayi menggenggam telunjuk pengkaji tetapi lemah.
Menghisap : Menghisap lemah ditandai dengan bayi mau menghisap
dot tetapi daya hisap masih lemah.
Rooting : Rooting positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi
mengikuti stimulus yang di tempelkan yang disentuhkan di daerah bibir
bawah dagu hanya tetapi bayi hanya mengikuti setengah dari stimulus
tersebut.
Babynski : Refleks babinsky positif ditandai dengan semua jari hiper
ekstensi dengan jempol kaki dorsi pleksi ketika diberikan stimulus
dengan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki.

3.9.15 Therapy
Efotax 2 x 100 mg Antibiotik iv
Gentamicine 3 x 5 mg Antibiotik iv
Aminophiline 3 x 5 mg Bronkodilator iv
Dexamethasone 3 x 1/3 ampul Kortikosteroid iv
Sanmol 2 x 0.2 cc Antipiretik parenteral
Sorbital 30 mg Antikompulsif iv (Jika perlu)
IVFD D5 NS Mikro drip 9 tts/menit iv
3.9.16 Laboratorium
WBC 10.0 103/mm3 4.0/11.0 103/mm3
HGB 13,3 g/dl 11.0/18.8 g/dl
HCT 36,9 % 35.0/55.0 %

3.10 Analisa data

No Data Etiologi Problem


1 Ds: _ Imaturitas sistem Gangguan
pernafasan
Do: pertukaran gas O2
Bayi tampak sesak berhubungan dengan
nafas imaturitas pernafasan
Usaha nafas bayi tidak

13
RR 76 x/Menit
maksimal
Terlihat retraksi pada
dinding epigastrium
Terpasang O2 CO2 meningkat
sungkup (5 liter / (Hiperkapneu)
menit)
Ujung ekstrimitas
Gangguan pertukaran
teraba dingin BBLSR
gas
2 Ds: _ Imaturitas jaringan Gangguan
lemak pada subkutan
termoregulasi
Do:
hipotermi
S : 39,1 0C/Anal
berdasarkan cairan
Leukosit 10. Mekanisme penguapan
panas yang diperoleh
103/mm3
sediaan cairan dalam
Struktur kulit halus
tubuh bayi,
dan tipis Gangguan suhu tubuh
penurunan suhu
Bayi di simpan dalam (Hipertermi)
tubuh
incubator
3 Ds : Motilitas usus rendah Gangguan
pemenuhan
Do : Daya mencerna dan
mengabsorpsi makanan kebutuhan nutrisi :
NGT terpasang berkurang
kurang dari
IVFD D5 NS
Mikro drip kebutuhan tubuh
10tts/menit
Pengosongan lambung
PASI 12x 5 7,5 bertambah
cc/hari

Refleks hisap lemah


dan menelan lemah Distensi abdomen

BB lahir 1400 gr

BB saat dikaji 1200 gr Kerja otot spingter


Imaturitas sistim kardio esophagus
berkurang

14
pencernaan

Intake nutrisi kurang


dari kebutuhan
4 Ds : Hospitalisasi Gangguan rasa aman
: Cemas Orang tua
Keluarga klien
mengatakan khawatir
dengan keadaan Perawatan ekstra di
bayinya ruang perinatologi

Do :

Ekspresi wajah
ayahnya tampak
cemas Bonding Attachment
tidak terjadi
Ayah klien sering
bertanya-tanya
mengenai kondisi
bayinya ketika Koping keluarga in
menjenguk bayinya di efektif
ruang perawatan.
BBLSR.

Cemas

3.11. Diagnosa Keperawatan


3.11.1 Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem
pernafasan
3.11.2. Gangguan Thermoregulasi Hipertermi berhubungan dengan cairan
yang diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh bayi
3.11.3. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Imaturitas sistem pencernaan
3.11.4. Gangguan rasa aman : Cemas Orang tua berhubungan dengan proses
hospitalisasi
3.11.5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan imaturitas sistem
imunologi.

15
3.12 Prioritas Diagnosa Keperawatan
3.12.1. Gangguan pertukaran O2 berhubungan dengan Imaturitas sistem
pernafasan
3.12.2. Gangguan Thermoregulasi: Hipertermi berhubungan dengan cairan
yang diperoleh/sediaan cairan dalam tubuh bayi
3.12.3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan Imaturitas sistem pencernaan

16
BAB V
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar
dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi
dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun
mental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan
intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai
kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, dan IQ.

4.2 Saran

Saran yang penulis kemukakan disesuaikan dengan hasil selama


melakukan asuhan keperawatan dan kesenjangan yang ada selama pasien
dirawat di Ruang Mawar RSUD Mahardika.
Saran-saran yang penulis berikan adalah :
1. Institusi
Sebagai sekolah yang bergerak di bidang kesehatan hendaknya
dapat memberikan pendidikan yang lebih lagi kepada mahasiswanya
dalam praktek pelayanan kesehatan dan menyediakan buku-buku
penunjang sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan.
2. Keluarga
Dalam proses asuhan keperawatan sangat diperlukan kerjasama
keluarga dan pasien itu sendiri guna memperoleh data yang bermutu
untuk menentukan tindakan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Friedman, 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Gaffar, Jumadi. L.O. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.

Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak
Edisi Ke dua.Bandung : FKU Padjadjaran.

Irianto, Kus. Drs. 2004. Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Bandung : Yrama Widya.

Laksman, Hendra, T. Dr. 2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambaran.

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 1.
Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono, DR. dr. SpOG 2005, ILMU KEBIDANAN. Jakarta

18
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta :
FKUI.

19

Anda mungkin juga menyukai