DEPRESI BERAT
Disusun Oleh:
Endra Wibisono Harmawan
NIM. 05.48865.00266.09
Pembimbing:
dr. Denny Jeffry Rotinusulu, Sp. KJ
0
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku : Dayak
Alamat :Jl. Kelawit RT.01 Sihid Ngurai Melak
Status Psikiatri
Anamnesa
Keluhan Utama : Sulit tidur
Riwayat perjalanan penyakit sekarang
Autoanamnesis oleh pasien yang bersangkutan dan Alloanamnesis
diberikan oleh istri serumah pasien.
1
Autoanamnesa :
Kesulitan tidur dirasakan sejak dua tahun yang lalu, pasien kesulitan
memulai tidur dan mudah terbangun serta sering terjaga pada malam hari. Pasien
mengaku mulai tidur malam sekitar jam 10 malam kemudian sekitar jam 2 pagi
pasien biasa terbangun terbangun sendiri tanpa disertai gangguan di sekitar pasien
maupun oleh karena mimpi buruk, setelah terbangun kesulitan untuk mulai tidur
lagi dan terjaga hingga pagi hari. Dalam 2 tahun terakhir ini pasien mengaku tidak
pernah tidur di waktu lainnya, seperti tidur siang. Pasien sudah mencoba
memejamkan matanya namun tidak juga tertidur dan tetap gelisah.
Awalnya sejak tahun 2007 (4 tahun yang lalu) sejak usaha rotannya
gulung tikar yang mana menurut pengakuan pasien diakibatkan karena modal
usaha dipakai berjudi, semangat hidup dan kerja pasien mulai menurun. Saat itu
pasien masih bisa berladang di sawah, namun pada tahun 2009 (2 tahun yang lalu)
pasien sama sekali menghentikan aktifitas bekerjanya. Pasien mengaku tidak
memiliki keinginan untuk melakukan aktifitas bekerja di ladang maupun di tempat
lain, sehingga aktifitas rutinnya hanya makan,minum,tidur,BAB/BAK, duduk dan
berjalan mengelilingi kebun
Pasien juga mengaku nafsu makannya menurun dan juga mengeluh
tubuhnya semakin kurus. Pasien juga mengeluhkan tubuhnya lemah dan lesu.
Pasien tidak memiliki ide bunuh diri. Pasien merasa sedih melihat dirinya yang
sekarang karena semakin kurus dan tidak memiliki keinginan untuk
berkomunikasi dengan tetangga maupun teman temannya di luar rumah.
Pasien juga mengaku senang keluyuran keluar rumah mengelilingi ladang
yang berada di belakang rumah pasien dengan alasan untuk mencari ketenangan.
Hal tersebut tidak didahului dengan adnya bisikan untuk menyuruh pasien
keluyuran, pasien juga tidak pernah melihat bayangan aneh maupun mencium bau
yang tidak sedap.
Alloanamnesa: (oleh istri pasien)
Menurut istri pasien, pasien sudah mengalami kesulitan tidur, kehilangan
semangat bekerja dan cenderung merasa lelah sejak 2 tahun setelah usaha
wiraswastanya gulung tikar. Menurut istri pasien, setiap hari sejak 2 tahun yang
2
lalu, pasien setiap hari keluyuran ke halam belakang rumah kurang lebih 5
kali/hari dan alasan pasien ialah untuk menenagkan pikiran di tanah yang lapang.
Hilangnya semangat tidak pernah membaik dan keluhan ini terus terjadi
semenjak 2 tahun yang lalu, sebelumnya tidak pernah terjadi keluhan serupa.
Menurut istri, pasien tidak pernah marah dan berbicara sendiri, namun kegiatan
sosial berkurang dan tidak pernah berkumpul dengan masyarakat sejak mulai
gulung tikar. Menurut istri pasien sebelum gulung tikar pasien tidak pernah
mengalami gangguan dalam bertingkah laku dan merupakan pribadi yang periang.
makan pasien juga sedikit sedikit, sehari hanya menghabiskan paling banyak
setengah piring.
Gambaran Kepribadian
Pasien cenderung murung dan keinginan untuk beraktifitas sangat kurang.
Tidak ingin bergaul karena alasan yang tidak dimengerti pasien. Tetapi pasien
suka menyimpan masalahnya sendiri, dan berusaha menyelesaikannya sendiri
tanpa meminta bantuan kepada orang lain, demikian juga tidak terlalu peduli
dengan kondisi keluarga.
Faktor Pencetus
Pasien mengatakan bahwa hilangnya minat untuk melakukan sesuatu,
karena pasien merasa menyesal dan bersalah akibat perbuatannnya berupa berjudi
sehingga usaha rotannnya gulung tikar.
Riwayat perkawinan
3
Pasien sudah menikah dan memiliki 4 orang anak
Riwayat sosial ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.
Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa
Keterangan :
= Perempuan
4
a. Status Praesens
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Frekuensi nadi : 88 x/ menit, reguler kuat angkat
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,5 0 C
Sistem kardiovaskular : normal
Sistem respiratorik : normal
Sistem gastrointestinal : normal
Sistem urogenital : normal
Kelainan khusus : normal
b. Status Neurologikus
Panca indera : Tidak didapatkan kelainan
Tanda meningeal : Tidak didapatkan kelainan
Tekanan intrakranial : tidak didapatkan kelainan
Mata :
Gerakan : normal, strabismus (-)
Pupil : isokor 3mm/3mm, midriasis (-)
Diplopia : Tidak ada
Visus : secara kasar normal
c. Status Psikiatrikus
Kesan umum : penampilan rapi, tenang, kooperatif
Kontak : verbal (+) , visual (+)
Kesadaran : orientasi orang (+), waktu (+),tempat (+); atensi berkurang;
Emosi / afek : stabil/ afek depresi
Proses berpikir : Bentuk pikiran : lambat
5
Arus pikiran : koheren
Isi pikiran : waham (-),
Intelegensi : baik
Persepsi : halusinasi visual(-), auditori (-); ilusi (-)
Psikomotor : menurun
Kemauan : ADL (+) mandiri
Insight : merasa menyesal dengan perbuatannya yang dulu sering
main judi dan merasa kasihan dengan diri sendiri karena
semakin kurus
IKHTISAR & KESIMPULAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI
A. Keadaan Umum
o Kesadaran : compos mentis
o Sikap : kooperatif
o Tingkah laku : tenang
o Perhatian : kurang
o Inisiatif : baik
o Ekspresi wajah : sedih
o Verbalisasi : (+) lancar
B. Keadaan Spesifik
Keadaan Afek
o Afek : depresi
o Arus Emosi : stabil
Keadaan dan fungsi Intelek
o Daya Ingat : baik
o Konsentrasi : kurang
o Orientasi : baik
o Insight : kurang
Keadaan Proses berpikir
o Bentuk fikiran : lambat
o Arus fikiran : koheren
6
o Isi : waham (-)
Keadaan sensasi dan persepsi
o Halusinasi : (-) visual dan auditori
o Ilusi : (-)
Keadaan intelektual dan perbuatan
o Kegaduhan umum : (-)
o Deviasi seksual : (-)
Psikomotor : menurun
Kemauan : ADL (+) mandiri
C. Diagnosis
Formulasi Diagnosis
Seorang laki-laki, usia 56 tahun, beragama Islam, status menikah, lulusan
SD, tidak bekerja, tinggal di Melak. Datang berobat ke UGD RSKD Atma
Husada Mahakam Samarinda diantar oleh istri dan adik kandung pasien
yang tinggal serumah pada hari Jumat, 17 Oktober 2011 pukul 16.40
WITA.
Pasien susah tidur, minat dan semangat kerja hilang, merasa lelah dan
tidak bertenaga, nafsu makan menurun dan mudah melupakan sesuatu.
Pasien juga sering keluar rumah setiap harinya untuk menenagkan
pikirannya . pasien merasa menyesal dan bersalah atas apa yang menimpa
pekerjaannya dan kondisi ekonomi keluarga saat ini. Pasien juga sedih
dengan dirina sendiri bila melihat kondisi badannya yang semakin kurus.
Keinginan dan kontak komunikasi ke orang lain selain keluarga tidak ada,
sehingga tidak ada komunikasi. Perhatian terhadap keluarga mulai
berkurang. Keluhan sejak 2 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan rapi, tenang,
kooperatif, orientasi tidak terganggu, atensi menurun, emosi stabil, bentuk
pikiran lambat, arus pikiran koheren, waham (-), halusinasi visual dan
auditori (-), kemauan ADL mandiri, intelegensi baik, psikomotor menurun,
insight tidak baik
7
Pasien merupakan pribadi yang sekarang tidak bergaul dengan orang lain
karena keinginan pasien tidak ada. . Tetapi pasien suka menyimpan
masalahnya sendiri, dan berusaha menyelesaikannya sendiri tanpa
meminta bantuan kepada orang lain, bahkan tidak dengan istriny demikian
juga perhatian terhadap keluarga juga berkurang.
Pada pemeriksaan fisik : tidak dididapatkan kelainan
Pasien merasa bersalah dan menyesal atas yang terjadi dengan usaha yang
gulung tikar dan keadaan ekonomi keluarga sekarang, akibat permainan
judi yang dilakukan.
D. Diagnosis Multiaksial
Aksis I : F.32.2. depresi berat
Aksis II : Tidak ada diagnosis untuk aksis ini
Aksis III : tidak ada diagnose untuk aksis ini
Aksis IV : masalah ekonomi
Aksis V : GAF 50-41
E. Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Kalxetin 10 mg tab 1x1
Alprazolam 0,5 mg tab 1x1
Psikoterapi
Dukungan keluarga berupa pengertian, perhatian, dan mengajak
pasien untuk rutin kontrol berobat.
Lebih banyak melakukan aktivitas fisik dibandingkan aktivitas yang
menyita konsentrasi seperti berolahraga .
Mengajak pasien untuk lebih rajin beribadah sehingga pikiran pasien
dapat lebih logis dan realistis.
8
F. Prognosis
Dubia ad bonam
9
PEMBAHASAN DAN TEORI
A. DIAGNOSIS
Diagnosis F32.2 Episode Depresif berat pada pasien laki-laki, usia 39 tahun
ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
psikiatri.
Pasien ini menujukan adanya gambaran mood terdepresi yaitu sedih atau
perasaan kosong atau kelihangan minat/kesenanganan selama 2 minggu atau lebih
disertai 4 atau lebih gejala berikut : tidur insomnia hampir setiap hari, rasa
bersalah yang berlebihan, kehilangan energi dan letih setiap waktu. Pada pasien
depresi juga ada penurunan selera makan dan aspek psikomotor juga dapat
berkurang.
Gejala pada pasien ini bukan merupakan efek fisiologi langsung tanpa zat.
Stressor pada pasien ini diketahui yaitu semenjak usaha wiraswasta rotannya
gulung tikar maka pasien merasa bersalah.
10
yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya
aktivitas. Biasanya ada rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja.
Gejala lazim lainnya adalah :
11
daripada biasanya, depresi yang lebih parah pada pagi hari, bukti objektif
dari retardasi atau agitasi psikomotor yang nyata (disebutkan atau
dilaporkan oleh orang lain), kehilangan nafsu makan secara mencolok,
penurunan berat badan (sering ditentukan sebagai 5% atau lebih dari berat
badan bulan terakhir), kehilangan libido secara mencolok. Biasanya
sindrom somatik ini hanya dianggap ada apabila sekitar empat dari gejala
itu pasti dijumpai.
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa
“aminergic neurotransmitter” (noradrenalie, serotonine, dopamine) pada sinaps
neuron di SSP (khususnya pada sistem limbik).
12
Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif menurun, dll)’
Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur,
konstipasi, sinus takikardia, dll)
Efek anti-adrenergik (perubahan EKG, hipotensi)
Efek neurotoksis (tremor halus, agitasi, insomnia)
Efek samping yang tidak berat (tergantung daya toleransi dari penderita), biasanya
berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan dengan dosis yang sama.
Bila diagnosa depresi sudah dibuat, maka perlu dinilai taraf hebatnya
gejala depresi dan besarnya kemungkinan bunuh diri. Hal ini ditanyakan dengan
bijkasana dan penderita sering merasa lega bila ia dapat mengeluarkan pikiran-
pikiran bunuh diri kepada orang yang memahami masalahnya, tetapi pada
beberapa penderita ada yang tidak memberitahukan keinginan bunuh dirinya
kepada pemeriksa karena takut di cegah. Bila sering terdapat pikiran-pikiran atau
rancangan bunuh diri, maka sebaiknya penderita dirawat di rumah sakit dengan
pemberian terapi elektrokonvulsi di samping psikoterapi dan obat anti depresan.
Sebagian besar klinisi dan peneliti percaya bahwa kombinasi psikoterapi dan
farmakoterapi adalah pengobatan yang paling efektif untuk gangguan depresi.
Tiga jenis psikoterapi jangka pendek yaitu terapi kognitif, terapi interpersonal dan
terapi perilaku, telah diteliti tentang manfaatnya di dalam pengobatan gangguan
depresi.
13
Pada farmakoterapi digunakan obat anti depresan, dimana anti depresan dibagi
dalam beberapa golongan yaitu :
Obat-obatan ini memiliki efek samping berupa efek sedasi otonomik, dan
kardiologik yang relatif besar sehingga pemberiannya dianjurkan pada
pasien usia muda dimana toleransinya lebih besar terhadap efek samping
tersebut dan bermanfaat untuk meredakan “agitated depressive”
Tetrasiklik
Golongan obat : maprotiline, mianserin, amoxapine
14
sindrom depresi yang disertai dengan gejala anxietas dan insomnia yang
menonjol.
Atypical
Golongan obat : trazodone, tianeptine, mirtazapine
Efek samping dan pemberian obat sama seperti pada obat golongan
tetrasiklik
Obat-obatan ini memiliki efek samping berupa efek sedasi, otonomik, dan
hipotensi yang sangat minimal dan biasanya digunakan pada pasien
dengan “retarded deppresive” pada usia dewasa atau lanjut, atau yang
memiliki riwayat penyakit jantung, berat badan berlebih dan keadaan lain
yang menarik manfaat dari efek samping yang minimal tersebut.
Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat dalam jangka waktu yang
cukup (sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih ke pilihan kedua yaitu
15
golongan trisiklik, yang spektrum anti-depresinya juga luas tetapi efek
sampingnya relatif lebih berat. Bila pilihan kedua belum berhasil, dapat beralih
ketiga dengan spektrum anti-depresi yang lebih sempit, dan juga efek samping
lebih ringan dibandingkan trisiklik, yang teringan adalah golongan MAOI
reversibel. Disamping itu juga dipertimbangkan bahwa pergantian SSRI ke MAOI
membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk “washout period.
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan onset efek primer (efek klinis)
sekitar 2-4 minggu, efek sekunder (efek samping) sekitar 12-24 jam serta waktu
paruh sekitar 12-48 jam (pemberian 1-2 kali perhari).
Psikoterapi suportif
Psikoterapi ini hampir selalu diindikasikan. Memberikan kehangatan,
empati, pengertian dan optimisme. Bantu pasien mengidentifikasi dan
mengekspresikan emosinya dan bantu untuk ventilasi. Mengidentifikasi
faktor-faktor presipitasi dan membantu mengoreksi. Bantu memecahkan
problem eksternal (misalnya masalah pekerjaan, rumah tangga). Latih
pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompensasi yang akan datang.
Temui pasien sesering mungkin (mula-mula 1-3 kali per minggu) dan
secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau selamanya.
16
Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan
terapis (melalui kemarahan, hostilitas, tuntutan yang tak masuk akal, dan
lain-lain).
Psikoterapi psikodinamik
Dasar terapi ini adalah teori psikodinamik yaitu kerentanan psikologik
terjadi akibat konflik perkembangan yang tak selesai. Terapi ini dilakukan
dalam periode jangka panjang. Perhatian pada terapi ini adalah defisit
psikologik yang menyeluruh yang diduga mendasari gangguan depresi.
Misal- nya, problem yang berkaitan dengan rasa bersalah, rasa rendah diri,
berkaitan dengan pengalaman yang memalukan, peng- aturan emosi yang
buruk, defisit interpersonal akibat tak adekuatnya hubungan dengan
keluarga.
Terapi perkawinan
Problem perkawinan dan keluarga sering menyertai depresi dan dapat
mempengaruhi penyembuhan fisik. Oleh karena itu, perbaikan hubungan
perkawinan merupakan hal penting dalam terapi ini.
Prognosis
Prognosis pada pasien yang mengalami depresi pada umumnya baik apabila :
17
pada kasus ini prognosa pasien dubia et bonam karena episodenya ringan
dan tidak berulang, tidak ada gejala psikotik, sebelum sakit fungsi sosial baik,
tidak menggunakan alkohol dan NAPZA.
18
TINJAUAN PUSTAKA
19