Anda di halaman 1dari 44

Bab 4 Pembahasan

4 BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS

4.1.Pendahuluan

Vertical drains berperan penting dalam mempercepat proses konsolidasi area

tanah lunak tersebut. Vertical drains merupakan saluran drainase buatan yang

berfungsi sebagai saluran tempat tegangan air pori berlebih mengalir. Vertical

drains di pasang vertikal di dalam lapisan tanah pada area tanah lunak tersebut,

dimana dengan adanya vertical drains maka jarak saluran drainase bagi tegangan

air pori berlebih tersebut menjadi lebih pendek karena tegangan air pori berlebih

dapat mengalir ke arah horisontal (radial) selain ke arah vertikal, sehingga

tegangan air pori berlebih dapat di keluarkan lebih cepat. Vertical drains yang

umum di gunakan adalah berupa Sand Drains dan Prefabricated Vertical

Drains (PVD).

PLAXIS adalah program pemodelan dan postprocessing metode elemen hingga

yang mampu melakukan analisa masalah- masalah geoteknik dalam perencanaan

sipil. Program PLAXIS menyediakan berbagai analisa teknik tentang

displacement. Ada beberapa permasalahan pada bidang tanah yang dapat dibuat

simulasinya pada program plaxis, salah satunya pemodelan preloading yang

digabung dengan prefabricated vertical drains. Dan bertujuan untuk mencari nilai

penurunannya dan pengaruh penurunan pada permukaan tanah.

Metode vertical drain terdiri dari 2 jenis, yaitu sand drain dan prefabricated

vertical drain. Pada tugas akhir ini penulis hanya terfokus pada metode

IV- 1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

prefabricated vertical drain, produk yang digunakan adalah Alidrain. Alidrain

merupakan material prefabrikasi vertikal drain yang terbuat dari bahan

polypropylene pada bagian inti dan poliester pada bagian filter. Bagian inti dari

material prefabrikasi vertikal drain berfungsi untuk mengalirkan air yang berasal

dari kedua sisi bagian filter.

Gambar dibawah ini menyajikan ilustrasi dari pergerakan air tanah pada proses

penurunan dengan dan tanpa vertical drain.

Gambar 4.1Gambar perbandingan tanpa prefabricated vertical drain dan


menggunakan prefabricated vertical drain

4.2.Pemodelan Tanah

Di dalam pengerjaan analisis metode elemen hingga menggunakan program

PLAXIS, perlu ditentukan terlebih dahulu model perilaku tegangan-regangan

tanah yang akan digunakan. Pemilihan model perilaku tegangan-regangan

tanah harus menggambarkan keadaan tanah di lapangan untuk memperoleh

hasil analisis yang sesuai. Untuk analisa pada kasus ini akan digunakan model

IV-2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

tanah Mohr Coulomb, Soft Soil, Soft Soil Creep, Hardening Soil. Pada setiap

model dilakukan analisis untuk keadaan drained dan undrained. Konstruksi

timbunan direncanakan dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan

kecepatan konsolidasi dari tanah lunak sebagai pondasi dari timbunan.

Perencanaan konstruksi timbunan ini dicoba-coba hingga mencapai suatu

tahapan yang optimum sehingga dicapai waktu pelaksanaan konstruksi yang

minimum tetapi menghasilkan daya dukung yang cukup untuk tahapan

timbunan berikutnya. Semua data parameter-parameter tiap model tanah

diambil dari tugas akhir (Tri Hartini, 2015)

FILL Prefabricated
Vertical Drain

Layer 1

Layer 2

Layer 3

Gambar 4.2Geometri Melintang Rencana Timbunan


EL + 8,00
EL +6,00
EL +4,00
EL +2,00
EL 0 ,00
FILL
Layer 1 ( Silty clay, Low plasticity, Dark bro wn, Very soft consistency)
EL -3,5 0

Layer 2 ( Silty clay, Low plasticity, Gree nish gray, Very soft consistency)

EL -11 ,00

Layer 3 ( Silty clay, High plasticity, Brownish gray, Very soft consistency)

EL - 20,00

Gambar 4.3Soil Material Description

IV-3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

4.2.1. Model Mohr Coulomb


Model Mohr Coulomb yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah dan empat

lapisan tanah timbunan pada statigrafi potongan melintang pada proyek Coal

Stockyard at Lubuk Tutung, East Kalimantan. Pada tugas akhir ini penulis

menganalisis untuk kondisi drained dan undrained. Parameter-parameter yang

digunakan pada analisa ini, digunakan data-data korelasi berdasarkan hasil soil

investigation di lapangan. Beriku parameter-parameter tanah untuk kondisi

drained dan undrained sebagai berikut :

Tabel 4.1Kondisi Undrained Model Mohr Coulomb

Model Mohr-Coulomb in Undraine d Conditi on


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model MC MC MC MC -
Type of behaviour Type Undrained Undrained Undrained Drained -
Soil unit wight above phreatic level ɤ uns at 14 14 14 16 kN/m³
Soil unit wight below phreatic level ɤ sat 16 16 16 20 kN/m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E 2400 2640 5400 3000 kN/m²
Poisson's ratio v 0.35 0.35 0.35 0.3 -
Cohesion c 20 22 45 1 kN/m²
Friction angle ø 6 6 6 30 °
Dilatancy angle Ψ 0 0 0 0 °
Tabel 4.2Kondisi Drained Model Mohr Coulomb

Model Mohr-Coulomb in Drained Conditi on


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model MC MC MC MC -
Type of behaviour Type Drained Drained Drained Drained -
Soil unit wight above phreatic level ɤ unsat 14 14 14 16 kN/ m³
Soil unit wight below phreatic level ɤ sat 16 16 16 20 kN/ m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E' 2124 2336.4 4779 3000 kN/ m²
Poisson's ratio v 0.33 0.33 0.33 0.3 -
Cohesion c' 10 10 15 1 kN/ m²
Friction angle ø' 45 47 45 30 °
Dilatancy angle Ψ 15 17 17 0 °

IV-4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

4.2.2. Model Soft Soil


Model Soft Soil yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah dan empat lapisan

tanah timbunan pada statigrafi potongan melintang pada proyek Coal

Stockyard at Lubuk Tutung, East Kalimantan. Pada tugas akhir ini penulis

menganalisis untuk kondisi drained dan undrained. Parameter-parameter yang

digunakan pada analisa ini, digunakan data-data korelasi berdasarkan hasil soil

investigation di lapangan. Beriku parameter-parameter tanah untuk kondisi

drained dan undrained sebagai berikut :

Tabel 4.3Kondisi Undrained Model Soft Soil

Model Soft Soil in Undrained Conditi on


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model SS SS SS SS -
Type of behavior Type Undrained Undrained Undrained Drained -
Soil unit wight above phreatic level ɤ unsat 14 14 14 16 kN/m³
Soil unit wight below phreatic level ɤ sat 16 16 16 20 kN/m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E 2400 2640 5400 3000 kN/m²
Poisson's ratio v 0.35 0.35 0.35 0.3 -
Cohesion c 20 22 45 1 kN/m²
Friction angle ø 6 6 6 30 °
Dilatancy angle Ψ 0 0 0 0 °
Modified co mpression index λ* 0.091 0.106 0.127 0.000911 -
Modified swelling index K* 0.0219 0.0230 0.0275 0.000219 -

IV-5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Tabel 4.4Kondisi Drained Model Soft Soil

Model Soft Soil in Drai ned Condi tion


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model SS SS SS SS -
Type of behaviour Type Drained Drained Drained Drained -
Soil unit wight above phreatic level ɤ uns at 14 14 14 16 kN/ m³
Soil unit wight below phreatic level ɤ sat 16 16 16 20 kN/ m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E' 2124 2336.4 4779 3000 kN/ m²
Poisson's ratio v 0.33 0.33 0.33 0.3 -
Cohesion c' 10 10 15 1 kN/ m²
Friction angle ø' 45 47 45 30 °
Dilatancy angle Ψ 15 17 17 0 °
Modified co mpression index λ* 0.091 0.106 0.127 0.000911 -
Modified swelling index K* 0.0219 0.0230 0.0275 0.000219 -

4.2.3. Model Soft Soil Creep


Model Soft Soil Creep yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah dan empat

lapisan tanah timbunan pada statigrafi potongan melintang pada proyek Coal

Stockyard atLubuk Tutung, East Kalimantan. Pada tugas akhir ini penulis

menganalisis untuk kondisi drained dan undrained. Parameter-parameter yang

digunakan pada analisa ini, digunakan data-data korelasi berdasarkan hasil soil

investigation di lapangan. Beriku parameter-parameter tanah untuk kondisi

drained dan undrained sebagai berikut :

IV-6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Tabel 4.5Kondisi Undrained Model Soft Soil Creep

Model Soft Soil Cree p in Undrai ned Condi tion


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model SCC SCC SCC SCC -
Type of behavior Type Undrained Undrained Undrained Drained -
Soil unit wight above phreatic level ɤ unsat 14 14 14 16 kN/m³
Soil unit wight below phreatic level ɤ sat 16 16 16 20 kN/m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E 2400 2640 5400 3000 kN/m²
Poisson's ratio v 0.35 0.35 0.35 0.3 -
Cohesion c 20 22 45 1 kN/m²
Friction angle ø 6 6 6 30 °
Dilatancy angle Ψ 0 0 0 0 °
Modified co mpression index λ* 0.0911 0.1056 0.1267 0.000911 -
Modified swelling index K* 0.0219 0.0230 0.0275 0.000219 -
Modified creep index µ* 0.0046 0.0053 0.0063 4.55E-05 -

Tabel 4.6Kondisi Drained Model Soft Soil Creep

Model Soft Soil Cree p in Draine d Condi tion


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model SSC SSC SSC SSC -
Type of behavior Type Drained Drained Drained Drained -
Soil unit wight above phreatic level ɤ unsat 14 14 14 16 kN/m³
Soil unit wight below phreatic level ɤ sat 16 16 16 20 kN/m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E' 2124 2336.4 4779 3000 kN/m²
Poisson's ratio v 0.33 0.33 0.33 0.3 -
Cohesion c' 10 10 15 1 kN/m²
Friction angle ø' 45 47 45 30 °
Dilatancy angle Ψ 15 17 17 0 °
Modified co mpression index λ* 0.0911 0.1056 0.1267 0.000911 -
Modified swelling index K* 0.0219 0.0230 0.0275 0.000219 -
Modified creep index µ* 0.0046 0.0053 0.0063 4.55E-05 -

4.2.4. Model Hardening Soil


Model Hardening Soil yang ditinjau meliputi tiga lapisan tanah dan empat

lapisan tanah timbunan pada statigrafi potongan melintang pada proyek Coal

Stockyard at Lubuk Tutung, East Kalimantan. Pada tugas akhir ini penulis

IV-7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

menganalisis untuk kondisi drained dan undrained. Parameter-parameter yang

digunakan pada analisa ini, digunakan data-data korelasi berdasarkan hasil soil

investigation di lapangan. Beriku parameter-parameter tanah untuk kondisi

drained dan undrained sebagai berikut :

Tabel 4.7Kondisi Undrained Model Hardening Soil

Model Hardening S oil in Undrained Condition


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model HS HS HS HS -
Type of behaviour Type Undrained Undrained Undrained Drained -
Soil unit wight above phreatic
level ɤ unsat 14 14 14 16 kN/m³
Soil unit wight below phreatic
level ɤ sat 16 16 16 20 kN/m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E 2400 2640 5400 3000 kN/m²
Poisson's ratio v 0.35 0.35 0.35 0.3 -
Cohesion c 20 22 45 1 kN/m²
Friction angle ø 6 6 6 30 °
Dilatancy angle Ψ 0 0 0 0 °
Secant stiffness in standard
1200 1320 2700 3000 kN/m²
drained triaxial tes t
Tangent stiffnes s for primary
1200 1320 2700 3000 kN/m²
oedometer loading

Unloading/reloading stiffnes s E 3600 3960 8100 9000 kN/m²

IV-8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Tabel 4.8Kondisi Drained Model Hardening Soil

Model Hardening S oil in Draine d Condition


Parameter Name Layer 1 Layer 2 Layer 3 Fill Unit
Material model Model HS HS HS HS -
Type of behavior Type Drained Drained Drained Drained -
Soil unit wight above phreatic
level ɤ unsat 14 14 14 16 kN/m³
Soil unit wight below phreatic
level ɤ sat 16 16 16 20 kN/m³
Horizontal permeability Kx 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Vertica l permeability Ky 0.0001 0.0001 0.0001 1 m/day
Young's modulus E' 2124 2336.4 4779 3000 kN/m²
Poisson's ratio v 0.33 0.33 0.33 0.3 -
Cohesion c' 10 10 15 1 kN/m²
Friction angle ø' 30 30 30 30 °
Dilatancy angle Ψ 15 17 17 0 °
Secant stiffness in standard
1200 1320 2700 3000 kN/m²
drained triaxial tes t
Tangent stiffnes s for primary
1200 1320 2700 3000 kN/m²
oedometer loading

Unloading/reloading stiffnes s E 3600 3960 8100 9000 kN/m²

4.3.Analisa Vertical Drain


Pada tugas akhir ini penulis memilih data Bore Hole yang sangat ekstrim

untuk mendapatkan hasil yang aman. Lokasi Bore Hole berada disekitar bibir

pantai dikarenakan pada lokasi tersebut merupakan daerah yang rendah

kekuatannya. Dengan lokasi coal stock yard yang akan dilakukan perbaikan

tanah dengan menggunakan metode PVD yang menggunakan parameter-

parameter tanah pada BH-11-P08; BH-11-P09; BH-11-P05; BH-11-P06.

Untuk mengatasi permasalahan pada proyek pembangunan stock yard ini

direncanakan penggunaan material vertical drain untuk mempercepat

terjadinyaproses konsolidasi. Karena tidak mungkin jika menggunakan proses

konsolidasi alami yang akan memakan waktu yang cukup lama, sedangkan

IV-9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

pembangunan proyek ini harus dikejar scedule. Prinsip kerja dari material

vertical drain ini adalah mempercepat terjadinya proses konsolidasi dengan

menyediakan jalur–jalur vertikal untuk mengeluarkan air tanah dari lapisan

tanah dasar yang lunak, sehingga air tanah akan terperas keluar dan tanah

`dasar akan mengalami penurunan akibat terjadinya proses konsolidasi pada

lapisan tanah lunaknya.

Rencana batu bara yang akan diletakan pada stcok yard setinggi +15 m

dengan γ = 1,1 ton/m3. Dengan demikian untuk proses preloading beban batu

bara akan digantikan dengan tanah timbunan Sand dengan γ = 2 ton/m3

setinggi +8 m. Ketebalan lapisan tanah lunak akan menentukan kedalaman

vertical drain yang akan dibutuh kan.

Penentuan spasi Prefabricated Vertical Drain (PVD) secara umum akan

sangat dipengaruhi oleh parameter koefisien konsolidasi, CV sedangkan tebal

vertikal lapisan tanah lunak sekaligus jarak terjauh pengaliran air. Hdr tidak

lagi berpengaruh terlalu besar dalam desain PVD. Hal ini disebabkan oleh

arah pengaliran horisontal saat konsolidasi dengan PVD akan lebih dominan

dibandingkan arah pengaliran air secara vertikal. Selain dua parameter

tersebut, dasar pertimbangan yang juga digunakan adalah aspek biaya dan

kemudahan proses instalasi dari PVD pada lokasi proyek. Dengan

petimbangan–pertimbangan ini, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk

menentukan jarak antara vertical drain :

- Penentuan distribusi daerah kedalaman instalasi PVD dengan meninjau

tebal lapisan tanah lempung lunak


IV-10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

- Penentuan parameter Cv terendah yang akan digunakan pada proses

desain

- Penentuan parameter koefisien konsolidasi radial, Ch

- Penentuan waktu konsolidasi yang dibutuhkan pada tiap tahapan

penimbunan

- Penentuan derajat konsolidasi, Uvr yang diharapkan diakhir proses

percepatan penurunan serta rasio perubahan koefisien permeabilitas,

kh/ks

- Penentuan faktor waktu Tv, derajat konsolidasi vertikal Uv, derajat

konsolidasi horisontal Ur, faktor waktu Tr, dan nilai derajat

konsolidasi horizontal Ur.

- Penentuan dimensi PVD yang digunakan, untuk menentukan diameter

silinder ekuivalen drainase, dw dan rasio s = ds/dw – ¾

4.4.Metode Pelaksanaan

4.4.1. Metode Preloading


Pada metode ini akan direncanakan lamanya konsolidasi dan besarnya konsolidasi

sehingga diperoleh elevasi timbunan akhir yang diinginkan. Kemiringan lereng

timbunan yang digunakan adalah 1 : 2. Pembebanan dilakukan atas 4 tahap,

sebagai berikut :

IV-11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

1. Tahap Pertama : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan di diamkan selama 30 hari untuk terkonsolidasi.

2. Tahap Kedua : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan di diamkan selama 30 hari untuk terkonsolidasi.

3. Tahap Ketiga : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan di diamkan selama 30 hari untuk terkonsolidasi.

4. Tahap Keempat : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan tekanan air hingga pori mencapai 1 KN/m2.

Sehingga lama waktu untuk melakukan konstruksi penimbunan preloading

adalah 181 hari.

4.4.2. Metode Kombinasi Preloading dengan Vertical Drains


• Pada metode kombinasi preloading dengan vertical drains, proses tahapan

konstruksi sama dengan metode preloading saja. Perbedaannya adalah

pada metode ini proses konsolidasi dipercepat dengan menggunakan

Prefabricated Vertical drain (PVD), yaitu tiang pasir atau bahan lain

dengan koefisien permeabilitas yang besar dimana tiang ini ditanamkan ke

dalam tanah lunak untuk memberikan jalan yang lebih singkat bagi air pori

untuk terdispersi. PVD yang digunakan adalah Alidrain HB 6. Alidrain

merupakan material vertical drain yang terbuat dari bahan polypropylene

IV-12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

pada bagian inti dan poliester pada bagian filter. Bagian inti dari material

prefabricated vertical drain berfungsi untuk mengalirkan air yang berasal

dari kedua sisi bagian filter. Untuk material dengan lebar PVD 100 mm

sudah banyak yang menggunakannya, sehingga penulis mengambil

material Alidrain HB 6 dengan Tebal PVD : 5 mm dan lebar PVD : 100.

Tabel 4.9 Spesifikasi material Alidrain HB 6

Properties Unit HB 6
1. Drain Composition
1.1. Discharge Capacity
Straight (240 kPa) m3/sec 60,0 x 10-6
Kinked (240 kPa) m3/sec 60,0 x 10-6
1.2. Tensile Properties (Full width test)
Tensile Strength N 2500
Elongation at Break % 20
Elongation at 1 kN % <5
1.3. Tensile Properties (Full width test)
Nominal Width mm 100 ± 5
Nominal Thickness mm 3,5
Roll Length m 250
2. Core (Full width test)
Tensile Strength N 1200
Elongation at Break % > 10
3. Filter
3.1. Strength
Tensile Strength (MD) kN/m 6
Elongation at Break (MD) % > 15
Grab Strength (MD) N > 280
Trapezoidal Resistance N > 40
Properties Unit HB 6
Puncture Resistance N > 80
3.2. Opening Size
A.O.S µm < 90
3.3. Permittivity
Water Permittivity s -1 0,75
Coefficient of Permeability m/s 1,8 x 10-4
4. Dimension
Roll Length m 250

IV-13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

• Jarak atau spasi PVD : 1 m

• Tebal PVD : 5 mm dan lebar PVD : 100

• Koefisien permeabilitas PVD : 0,00018 m/detik = 15,55 m/hari

• Tebal mandrel : 12 cm

• Lebar mandrel : 6 cm

Vertical drains dipasang sampai kedalaman 15 m dibawah permukaan tanah dan

diambil konfigurasi segiempat untuk pemasangan vertical drains.

Analisa perhitungan konsolidasi dengan PVD pada umumnya dilakukan dalam

arah radial. Sedangkan pada kasus konstruksi timbunan ini, analisis yang

dilakukan adalah pada arah plane strain. Oleh karena itu koefisien permeabilitas

dalam arah radial perlu dikonversi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan pada

bidang plane strain. Konversi koefisien permeabilitas dilakukan dengan

menggunakan program PLAXIS.

Dalam model ini parameter permeabilitasnya adalah sebagai berikut :

1. kh = kh(axi) = 0,0001 m/hari

2. nilai k s diambil sama dengan ks = ky = 0,0001 m/hari

3. nilai ky (koefisien permeabilitas dalam arah vertikal) = 0,0001 m/hari

Perhitungan dimensi model PVD dalam bidang axisimetri adalah sebagai berikut :

kax = 0,0001 m/hari

ks = 0,0001 m/hari

( ) ( , , )
rw = = = 0,0334 m

IV-14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

re = 0,565S = 0,565 x 1 = 0,565 m (untuk pemasangan vertical drains

berbentuk bujursangkar)

dm = diameter ekivalen mandrel

= = = 95,75 mm = 0,09575 ≈ 0,096 m

,
rs = 2,5 x jari-jari mandrel = 2,5 x = 0,12 m

,
n = = ,
= 16,92

,
s = = ,
= 3,59

Sehingga :

kpl = , , = 0,252 kax = 0,0000252 m/hari


,
, ,

Pembebanan pada metode yang menggunakan kombinasi antara metode

preloading dengan vertical drain dilakukan atas 4 tahap, sebagai berikut :

1. Tahap Pertama : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan di diamkan selama 30 hari untuk terkonsolidasi.

2. Tahap Kedua : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan di diamkan selama 30 hari untuk terkonsolidasi.

IV-15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

3. Tahap Ketiga : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan di diamkan selama 30 hari untuk terkonsolidasi.

4. Tahap Keempat : tanah ditimbun setinggi 2 m dengan

menggunakan material pasir dengan lama waktu konstruksi selama 7

hari dan tekanan air hingga pori mencapai 1 KN/m2.

4.5.Analisa dengan Program Plaxis

4.5.1. Input Plaxis (Plaxis Input)


1. Geometri dan Satuan

Geometri dasar dari terdiri tiga buah lapisan dan empat buah lapisan

timbunan seperti ditunjukan pada gambar 4.2dapat digambarkan dengan

garis geometri dengan batas penggambaran pada input general settings

serta satuan panjang, gaya dan waktu yang akan digunakan tertera pada

gambar4.4sebagai berikut :

Gambar 4.4Input General Settings

IV-16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

2. Kondisi batas (Standart Fixities)

Setelah geometri terbentuk lengkap, aktifkan kondisi batas / standart

fixities yang terletak pada bagian tengan toolbar kedua. Pada

prinsipnya seluruh batas harus mempunyai sebuah batas tiap arah. Jika

suatu model tidak diberi kondisi batas maka kondisi alamiah akan terjadi

dimana gaya yang ditentukan sama dengan nol dan terjadi kondisi bebas

bergerak.

3. Pengaturan Material (Material Sets)

Pada material sets ini akan dibuat pemodelan material tanah, pada

pemodelan perilaku tanah mencakup input sifat-sifat material tanah yang

terdapat pada program plaxis yang meliputi Mohr Coulomb, Soft Soil,

Soft Soil Creep, Hardening Soil. Masing- masing model tanah ditinjau

dalam keadaan undrained untuk mengetahui penurunan jangka pendek dan

dalam keadaan drained untuk mengetahui penurunan jangka panjang.

Input material properties masing- masing model tanah dilakukan pada set

material properties dan pilih soil and interfaces pada set type project

database kemudian pilih new untuk membuat suatu model tanah.

IV-17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.5Input Nilai Material Properties

4. Pembuatan Vertical Drains pada Plaxis

Untuk membuat vertical drains digunakan elemen drain yaitu

elemen yang digunakan untuk menentukan garis-garis dalam model

geometri dimana tekanan air pori (berlebih) diatur agar bernilai nol.

Prefabricated Vertical Drains

Gambar 4.6Vertical Drains Yang Sudah Terpasang Pada Layer Tanah

IV-18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

5. Penyusunan Jaringan Element (Generated Mesh)

Setelah model geometri telah didefisinikan secara lengkap dan sifat

material telah diaplikasikan keseluruh objek klaster maka geometri harus

dibagi-bagi menjadi elemen-elemen untuk melakukan perhitungan elemen

hingga. Komposisi dari elemen-elemen ini disebut sebagai jaringan

elemen hinga. Jaring elemen yang digunakan adalah segitiga dengan 15

titik nodal.

Gambar 4.7Hasil Penyusunan Jaringan Elemen Hingga (Generated Mesh) Pada


Model Geometri

4.5.2. Perhitungan (Calculation)


1. Kondisi Awal (Initial Condition)

Setelah model geometri terbentuk dan jaringan elemen hingga telah selesai

disusun maka kondisi tegangan awal dan konfigurasi awal harus

IV-19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

ditentukan terlebih dahulu. Dalam kondisi awal tetapkan berat isi air

sebesar 10 kN/m3 .Pada kondisi awal ini memiliki 2 mode, yaitu :

• Mode 1 untuk pembangkitan tekanan air awal ( water condition

mode). Pada mode ini menentukan elevasi muka air tanah, batas

konsolidasi, dan pergitungan tekanan air.

Gambar 4.8Letak Muka Air Tanah Pada Model Geometri

Gambar 4.9Tegangan Air Pori Pada Kondisi Awal


IV-20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

• Mode 2 untuk menetapkan konfigurasi tekanan efektif awal

(geometry configuration mode). Perhitungan tegangan awal

digunakan untuk menghitung tegangan efektif awal dengan

prosedur Ko. Tegangan awal pada massa tanah dipengaruhi oleh

berat material tanah. Kondisi tegangan ini umumnya dinyatakan

dengan tegangan vertikal efektif awal.

Gambar 4.10Kondisi Awal Geometri

2. Tahapan Konstruksi

Konstruksi timbunan terdiri dari empat tahap, masing- masing model

membutuhkan waktu tertentu untuk mendapatkan hasil maksimal. Setelah

tahap konstruksi, maka diilanjutkan dengan tahap konsolidasi dengan waktu

tertentu agar tekanan air pori berlebih dapat berdisipasi. Analisa konsolidasi

akan mengikutsertakan dimensi waktu kedalam perhitungan. Untuk melakukan

analisa konsolidasi secara benar maka kita harus memberikan waktu yang

IV-21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

optimal untuk melakukan perhitungan. Langkah-langkah perhitungan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap perhitungan pertama (phase 1) adalah analisa konsolidasi, tahapan

konstruksi. Dalam lembar-tab umum pilih konsolidasi dari kotak jenis

perhitungan. Dalam lembar-tab parameter, masukan interval waktu untuk

tahap konstruksi dan mengaktifkan bagian pertama dari timbunan dalam

jendela konfigursi.

Gambar 4.11Pengaktifan Bagian Pertama Timbunan

2. Tahap perhitungan kedua (phase 2) juga merupakan analisis konsolidasi,

tahapan konstruksi. Namun pada tahapan ini tidak ada perubahan dalam

geometri karna hanya diperlukan analisa konsolidasi hingga waktu batas

tertentu saja.

3. Tahap perhitungan ketiga (phase 3) adalah analisa konsolidasi, tahapan

konstruksi. Dalam lembar-tab umum pilih konsolidasi dari kotak jenis

perhitungan. Dalam lembar-tab parameter, masukan interval waktu untuk

IV-22

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

tahap konstruksi dan mengaktifkan bagian kedua dari timbunan dalam

jendela konfigursi.

Gambar 4.12Pengaktifan Bagian Kedua Timbunan

4. Tahap perhitungan keempat (phase 4) juga merupakan analisis konsolidasi,

tahapan konstruksi. Namun pada tahapan ini tidak ada perubahan dalam

geometri karna hanya diperlukan analisa konsolidasi hingga waktu batas

tertentu saja.

5. Tahap perhitungan kelima (phase 5) adalah analisa konsolidasi, tahapan

konstruksi. Dalam lembar-tab umum pilih konsolidasi dari kotak jenis

perhitungan. Dalam lembar-tab parameter, masukan interval waktu untuk

tahap konstruksi dan mengaktifkan bagian ketiga dari timbunan dalam

jendela konfigursi.

IV-23

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.13Pengaktifan Bagian Ketiga Timbunan

6. Tahap perhitungan keenam (phase 6) juga merupakan analisis konsolidasi,

tahapan konstruksi. Namun pada tahapan ini tidak ada perubahan dalam

geometri karna hanya diperlukan analisa konsolidasi hingga waktu batas

tertentu saja.

7. Tahap perhitungan ketujuh (phase 7) adalah analisa konsolidasi, tahapan

konstruksi. Dalam lembar-tab umum pilih konsolidasi dari kotak jenis

perhitungan. Dalam lembar-tab parameter, masukan interval waktu untuk

tahap konstruksi dan mengaktifkan bagian keempat dari timbunan dalam

jendela konfigursi.

IV-24

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.14Pengaktifan Bagian Keempat Timbunan

8. Tahap perhitungan kedelapan (phase 8) adalah analisa konsolidasi hingga

mencapai tekanan air pori minimum. Dalam lembar-tab parameter, pilih

tekanan air pori minimum dari kotak memasukan beban dam masukan nilai

1 kN/m3 untuk tekanan air pori minimum.

Gambar 4.15Lembar Kerja Pada Tahap Calculations

IV-25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.16Proses Perhitungan

Gambar 4.17Tahap Perhitungan Selesai (Checklist Pada Tiap Phase)

IV-26

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Tabel 4.10Penentuan hari pada tiap model di setiap tahapan perhitungan:

MC SS SSC HS
Undained Drained Undained Drained Undained Drained Undained Drained
Phase 1 7 hari 7 hari 7 hari 5 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Phase 2 30 hari 30 hari 30 hari 10 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari
Phase 3 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Phase 4 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari
Phase 5 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Phase 6 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari 30 hari
Phase 7 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari
Phase 8 - - - - - - - -

4.5.3. Keluaran Plaxis (Plaxis Output)

Pada tahapan ini akan mengeluarkan hasil analisa penurunan (settlement).

Setelah perhitungan selesai, sebagai hasil dari perhitungan tahap pertama

hingga terakhir akan terjadi penurunan dari permukaan tanah.

Gambar 4.18Deformed Mesh

IV-27

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.19Total Displacement

Gambar 4.20Keadaan Minimum Pore Pressure

IV-28

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.21Jalur Keruntuhan Pada Timbunan

IV-29

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.22Calcutation Information

Hasil analisa penurunan (settlement) dan lama waktu konsolidasi untuk

mencapai penurunan maksimal dipermukaan tanah tanpa perkuatan dan akibat

preloading dengan vertical drains sebagai berikut :

IV-30

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

1. Perbandingan Tiap Model Tanah Dengan Jarak Pvd 1m Dan

Kedalaman 15 m

Berikut ini merupakan hasil dari tiap model tanah dengan jarak antara PVD 1 m

dan kedalaman 15 m untuk keadaan drained dan undrained.

Tabel 4.11Waktu dan penurunan permukaan tanah dasar timbunan (titik A) tanpa
perkuatan (non PVD) untuk mencapai kondisi tegangan air (pore pressure)
sebesar 1 kN/m2

Penurunan (m) Waktu (hari) Waktu (tahun)

Drained 3.738 59032 161,73

Undrained 3.738 59032 161,73

Tabel 4.12Waktu dan penurunan permukaan tanah dasar timbunan (titik A) dalam
kondisi Drained dengan PVD untuk mencapai kondisi tegangan air (pore
pressure) sebesar 1 kN/m2

Model Tanah Penurunan (m) Waktu (hari) Waktu (tahun)

Mohr Coulomb 0.523 3572 9,78

Soft Soil 2.628 13413 36,74

Soft Soil Creep 3.394 54580 149,53

Hardening Soil 1.405 8453 23,16

IV-31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.23Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Non PVD Drained

Gambar 4.24Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Mohr Coulomb Drained

Gambar 4.25Perbandingan Waktu Dan Hari UntukSoft Soil Drained

IV-32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.26Perbandingan Waktu Dan Hari UntukSoft Soil Creep Drained

Gambar 4.27Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Hardening Soil Drained

IV-33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.28Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Drained

Tabel 4.13Waktu dan penurunan permukaan tanah dasar timbunan (titik A)dalam
kondisi Undrained dengan PVD untuk mencapai kondisi tegangan air (pore
pressure) sebesar 1 kN/m2

Model Tanah Penurunan (m) Waktu (hari) Waktu (tahun)

Mohr Coulomb 0.08716 118 0,32

Soft Soil 2,628 13413 36,74

Soft Soil Creep 3.127 45903 125,76

Hardening Soil 1.405 8453 23,15

IV-34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.29Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Non PVD Undrained

Gambar 4.30Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Mohr CoulombUndrained

Gambar 4.31Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Soft SoilUndrained

IV-35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.32Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Soft Soil CreepUndrained

Gambar 4.33Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Hardening SoilUndrained

IV-36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.34. Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Undrained

Dapat dilihat bahwa perbedaan penurunan konsolidasi tiap model tanah cukup
jauh. Perbandingan yang digunakan untuk mengambil model tanah mana yang
cocok untuk digunakan dalam studi kasus konsolidasi adalah dengan
membandingkan hasil analisis program plaxis dengan hitungan manual. Dapat
disimpulkan bahwa model tanah soft soil adalah model tanah yang tepat untuk
digunakan, hasil penurunan soft soil mendekati hasil penurunan manual.
Penurunan soft soil sebesar 2,628 dan perhitungan manual sebesar 2,782.

IV-37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

2. Perbandingan Jarak Spasi Antara PVD Dengan Kedalaman 15 m.

Berikut ini merupakan hasil dari tiap jarak spasi anta PVD dengan kedalaman 15

m.

Tabel 4.14 Waktu dan penurunan permukaan tanah dasar timbunan (titik A)untuk
mencapai kondisi tegangan air (pore pressure) sebesar 1 kN/m2
Jarak Spasi PVD (m) Penurunan (m) Waktu (hari) Waktu (tahun)

1 2.628 13413 36,74

2 2.580 13645 37,38

3 2.383 13104 35,90

Gambar 4.35Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Jarak Antara PVD 1m

Gambar 4.36Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Jarak Antara PVD 2m

IV-38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.37Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Jarak Antara PVD 3m

Gambar 4.38Perbandingan Jarak dan Spasi Antar PVD

IV-39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa jarak antar PVD berpengaruh pada

cepatnya waktu konsolidasi dan besarnya konsolidasi. Semakin sempit jarak

antar PVD maka akan semakin cepat terjadinya konsolidasi. Adapun jarak

minimal spasi antar PVD adalah 0,8 m.

3. Perbandingan Kedalaman PVD Dengan Jarak 2 m

Berikut ini merupakan hasil dari tiap kedalaman PVD dengan jarak antar PVD 2

m.

Tabel 4.15 Waktu dan penurunan permukaan tanah dasar timbunan (titik A)untuk
mencapai kondisi tegangan air (pore pressure) sebesar 1 kN/m2

Kedalaman PVD (m) Penurunan (m) Waktu (hari) Waktu (tahun)

10 2.680 15200 41,64

20 2.580 13654 37,40

30 2.549 13014 35,65

Gambar 4.39Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Kedalaman PVD 10m

IV-40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.40Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Kedalaman PVD 20m

Gambar 4.41Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Kedalaman PVD 30m

IV-41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

Gambar 4.42Perbandingan Waktu Dan Hari Untuk Kedalaman PVD

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kedalaman pemasangan PVD


berpengaruh pada cepatnya waktu konsolidasi. Untuk kedalaman PVD 10 m tidak
dapat digunakan, karena pada kedalaman PVD 10 m belum mencapai penurunan
konsolidasi maksimal. Minimal kedalaman pemasangan PVD untuk studi kasus
ini adalam 15 m. Kedalaman layer tanah pun berpengaruh pada penentuan
pengambilan kedalaman PVD. Untuk memulai pembangunan terminal batu bara
tidak perlu ditunggu hingga keadaan mencapai minimum porepressure, tetapi kita
dapat melihat dari grafik diatas untuk waktu kisaran 500 hari kita sudah bisa
melaksanakan proyeknya. Dan setelah 500 hari, penurunan yang terjadi tidak
signifikan bahkan sangat kecil penurunan yang terjadi.

IV-42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

4.6.Hasil Analisis Penurunan (Settlement) Dengan Metode Manual

Prosedur untuk melakukan uji konsolidasi satu dimensi pertama-tama

diperkenalkan oleh Terzaghi, dan menghasilkan grafik yang menunjukkan

hubungan antara pemampatan dan waktu. Pada penurunan konsolidasi terbagi

menjadi 2 jenis konsolidasi, yaitu :

• Normally Consolidated

Normal kondolidasi dengan syarat P0 = Pc

• Overconsolidated

Overconsolidated 1 dengan syarat P0 + ∆ < Pc

Overconsolidated 2 dengan syarat P0 Pc < P0 + ∆

Tabel 4.16Perhitungan manual konsolidasi

jenis
layer tanah Kedalaman LL Cc Cr e0 Cv (m2 /menit) Ch (m2/menit)
1 Clay 0-3,50 88 0.718 0.0679 2.061 1.54321E-06 2.31481E-06
2 Clay 3,50-11,00 60 0.73 0.073 1.764 1.83256E-06 2.74884E-06
3 Clay 11,00-20,00 58 0.56 0.0378 1.4 1.44676E-06 2.17014E-06
Rata-rata 1,60751E-06 2,41127E-06

IV-43

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab 4 Pembahasan

∆P
(kN/m3) (kN/m3) P0 (kPa) (kPa) P0 + ∆ P Pc (kPa) Kondisi S (m)

14 16 24.5 160 184.5 60 OC clay II 0.431

14 16 101.5 160 261.5 80 OC clay II 0.998

14 16 217 160 377 80 OC clay II 1.352

Total 2.782

Lamanya waktu konsolidasi pada kondisi alamiah dapat dihitung dengan


persamaan

0,848 20
=
1,607 10

t = 211009536 menit

t = 146534 hari

t = 407 tahun

IV-44

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai