Anda di halaman 1dari 9

1.

Pengertian NAPZA
Napza adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik
secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum
suntik) sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku
seseorang. Penggunaan Napza berlanjut akan mengakibatkan ketergantungan secara fisik
dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ otonom. Napza
terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan).
Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari
bahan-bahan kimiawi. Narkoba dapat disebut juga Napza (Narkotik, Alkohol dan Zat
Aktif).

NAPZA merupakan singkatan dari Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan Zat


Adiktif. Narkotik adalah, adalah zat/bahan aktif yang bekerja pada sistem syaraf pusat
(otak), yang dapat menyebabkan penurunan sampai hilangnya kesadaran dari rasa sakit
(nyeri) serta dapat menimbulkan ketergantungan (ketagihan). Zat yang termasuk golongan
ini, antara lain:Putaw (heroin), Morfin, dan Opiat lainnya. Psikotropika, adalah zat bahan
aktif bukan narkotika, bekerja pada sistem syaraf pusat dan dapat menyebabkan perasaan
khas pada aktifitas mental dan perilaku serta dapat menimbulkan ketergantungan
(ketagihan). Zat yang termasuk golongan ini, antara lain: Shabu-shabu, Amphetamin, dan
Ekstasi. Zat Adiktif, adalah zat bahan aktif bukan narkotika atau psikotropika, bekerja pada
sistem syaraf pusat dan dapat menimbulakn ketergantungan. Zat yang termasuk golongan
ini adalah:LSD, Psisolin, Psilosibin, Meskalin, Ganja dan beberapa pelarut seperti lem, cat,
dan lain-lain.

2. Jenis-jenis NAPZA
Narkotika adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, juga dapat mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Contohnya Heroin, Kokain, Ganja. Alkohol adalah cairan
yang dihasilkan dari proses peragian minuman berkadaralkohol tinggi disebut sebagai
golongan minuman keras dan dilarang diperjualbelikan secara bebas ditempat umum.
Psikotropika adalah zat atau obat yang berkhasiat psiko aktif pada susunan syaraf pusat
yang menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku golongan pshikotropika
antara lain : Amfetamin, Ekstasy, Shabu-shabu Phenogarvital, Diazepam, Pil BK, Pil
Koplo. Zat Aktif adalah zat atau obat yang berpotensi menimbulkan ketergantungan
misalnya Lem kayu (aibon), Tipp Ex, Penyegar Ruangan.

3. Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA


 Faktor Keluarga
Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi
penyalahgunaan napza adalah orangtua yang kurang komunikatif dengan anak dan terlalu
menuruti kemauan anak (permisif). Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada
anak, Tidak sepaham dalam mendidik anak. Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk
orangtua) mengalami ketergantungan NAPZA. Keluarga dengan manajemen keluarga
yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh
ayah dan ibu. Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara
ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-saudara. Keluarga dengan
orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat dominan, dengan anak yang hanya
sekadar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau
demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog
dan menyatakan ketidaksetujuannya. Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang
menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus dicapai
dalam banyak hal. Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan
dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam
menanggapi sesuatu.

 Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada
remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri
yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidak
mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan
cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan remaja untuk
memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah
mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan
mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang
menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri
memainkan peranan penting dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan
masalah yang dihadapi. Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan
dari lingkungan sebagai bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki
kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala sesuatunya harus diperoleh dari
lingkungan, akan sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya
menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan
harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.

 Faktor Kelompok
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara
teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku
seperti kelompok itu. Tekanan kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja,
karena pada kenyataannya semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi
dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga,
sosial dan akademik, dapat menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat
menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang memiliki
perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.

 Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan
sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika internasional,
menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh. Bahkan beberapa media massa
mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual barang dagangannya di
sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya
berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha penjualan
NAPZA di Indonesia.

 Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan karakteristik
seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat berpengarug terhadap penyalah
gunaan obat tersebut karena kondisi lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya
pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah membiarkan
penyalahgunaan napza.

4. Bahaya NAPZA

Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak sesuai
dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada berbagai faktor
yang saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat
yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan, bagaimana cara menggunakan
obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap tubuh manusia juga
tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat
memakai, dan faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara
fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) ,
termasuk otak dan sumsum belakang organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru,
hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ tubuh itu menghilangkan dan
merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga selanjutnya
pemakai tidak dapat lagi hidup normal.

NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai,
selain tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena overdosis atau
penyakit lain. Para pemakai NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain
di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri sampai masyarakat luas.

Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat biasanya tidak dapat
hidup normal. Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun
psikologis pada tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan atau kecanduan
menyebabkan pengguna tidak dapat hidup tanpa obat. Ketergantungan dimulai ketika
orang dengan sadar memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan hanya
berarti memakai obat secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja
dan metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan obat
dan sebuah penyakit kronis.

Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha
untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan. Ketergantungan
secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk
memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini menyebabkan perilaku orang
tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.

Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga
kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat untuk dapat sampai
pada efek yang sama “tingginya” (disebut toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian
yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang besar. Semakin tinggi dosis
dan semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai mengalami over
dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.

Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat, senang,


bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya
berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA
habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman sehingga pemakai merasa
perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang sampai pemakai menjadi tergantung.
Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan berbagai dampak negatif dan
berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.

a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ
otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan pancaindera.

b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut,
percobaan bunuh diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan
tindak kekerasan.

c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan,


masyarakat bahkan bangsa.

d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan


diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar
hukum yang berlaku di negera Indonesia.

e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai dengan


norma dalam masyarakat.

5. Tanda dan gejala penyalahguanaan NAPZA


Perubahan Fisik :
 Badan kurus
 Tampak mengantuk
 Mata merah, cekung
 Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki
Perubahan Perilaku :
 Emosi labil
 Takut sinar/air
 Menyendiri
 Bohong/mencuri.
 Menjual barang
 Pergi tanpa pamit
 Halusinasi
 Paranoid

6. Akibat penyalahgunaan NAPZA

Akibat seseorang terlibat menyalah gunakan obat-obatan terlarang, pada awalnya


mandapat tawaran oleh temannya. Bisa juga mereka hanya sebatas ingin mengetahui dan
merasakan, terutama bila mereka memiliki teman pemakai obat-obatan terlarang tersebut
atau karena adanya tekanan dari temannya, akhirnya dengan terpaksa ikut mencobanya.
Namun secara singkat faktor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba, adalah sebagai
berikut:
1. Keingintahuan yang besar tanpa sadar akibatnya.
2. Keinginan untuk mencoba-coba karena penasaran.
3. Keinginan untuk bersenang-senang.
4. Keinginan untuk mengikuti tren atau gaya.
5. Keinginan untuk diterima oleh lingkungannya.
6. Menghindari dari rasa kebosanan.
7. Adanya salah pengertian, bahwa pengguanaan sekali tidak menimbulkan ketagihan

A. Kondisi fisik
1.Dampak yang ditimbulakn terhadap kondisi fisik misalnya gangguan impotensi, gangan
fungsi ginjal, kanker usus, aritmia jantung, dan pendarahan otak.
2. Akibat bahan campuran atau pelarut menimbulkan infeksi.
3. kibat alat yang digunakan tidak steril,menimbulkan berbagai infeksi.
B. Kondisi mental.
1. Timbulnya perilaku yang tidak wajar.
2. Timbulnya perasaan defresi dan ingin bunuh diri.
3. Gangguan perspsi dan daya pikir.
C. Kondisi kehidupan sosial.
1. Gangguan terhadap prestasi sekolah, kuliah, dan bekerja.
2. Gangguan terhadap hubungan dengan keluarga, dan teman
3. Gangguan terhadap perilaku normal, munculnya keinginan untuk mencuri dan
melukai orang lain.

7. Cara menghindari atau mencegah NAPZA

A. Peran orang tua menjauhkan anaknya dari narkoba:


a. Bantu mereka untuk selalu berfikir positif tentang dirinya seperti memberikan
dorongan dengan pujian yang positif setiap anak berhasil melakukan tugasnya
misalnya bekarja membersihakan rumah, juara kelas, dan menolong teman dalam
kesulitan.
b. Sediakan waktu untuk anak. Ajak mereka bicara apa saja yang sifatnya positif,
termasuk kehidupan dunia remaja, sekolah.
c. Ajari mereka tentang fakta narkoba seperti memanfaatkan informasi yang
berkembang di masyarakat untuk lebih mengetahui tentang penyalahgunaan
narkoba dan minuman keras.
d. Memanfaatkan waktu yang tepat untuk berbicara tentang narkoba dengan anak
bersamaan ketiaka acara televisi membahas narkoba dan minuman keras.
e. Gunakan kalimat yang mudah diingat dan dipahami oleh anak, contohnya:Narkoba
dan minuman keras akan membuat kamu sakit.

B. Peran pendidik.
Sebagai mana diketahui bahwa para pendidik merupakan pengganti orang tua di
sekolah. Dengan predikat seperti itulah keberadaan pendidik harus mendidik siswanya
penuh dengan rasa kasih sayang dan penuh dedikasi, oleh karena pendidik di sekolah
sangat dianjurkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kenalilah setiap anak didiknya dengan baik.
2. Selalu bersikap sensitif terhadap keberadaan dan permasalahan setiap anak
didiknya.
3. Membina dan mengembangkan kepribadian anak didiknya seoptimal mungkin.
4. Menanmkan nilai-nilai budi pekarti, moral, dan spiritual sesuai dengan
agamanya masing-masing dan pancasila.
5. Selalu menciptakan saling percaya, keterbukaan, dan bersikap jujur.
C.Peran anggota masyarakat.
Tiap anggoata masyrakat memilki tanggung jawab sekaligus mempunyai
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam membantu upaya pencegahan
dan pemberantasan penyalah gunaan dan peredaran narkoba di lingkungan masyarakat.
Peran serta anggoata masyrakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Gunakan obat secara wajar, sesuai dengan resp dokter.
 Kembangkan potensi yang dimiliki serta melibatkan diri sebagai anggoata masyrakat
dalam berbagai kegiatan positif.
 Belajar cara mengatasi berbagai permasalahan dan tekanan hidup, tanpa mengalihkan
kepada penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.
 Mengembangkan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat yang bersipat positif,
misalnya kegiatan olah raga, kebersihan lingkungan, pengajian.
D. Peranan Masyarakat
 Gerakan kampanye anti Napza
 Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh

E. Peranan Pemerintah
 UU tentang Narkotika dan Psikotropika
 Pembentukan LSM
 Pembentukan Tempat Rehabilitasi
Berdasarkan Undang-Undang Tentang Narkotika No.35 Tahun 2009 ini, Pada Pasal 8
ayat 1 isinya menyatakan bahwa "Narkotika golongan satu dilarang digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan". Dan dalam Pasal 8 ayat 2 isinya menyatakan bahwa
"Dalam jumlah terbatas, narkotika golongan satu dapat digunakan untuk kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta
reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan atas rekomendasi Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan".
Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun kita harus
tetap menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun
hubungan pertemanan kita, kita harus selalu berani menolak ajakan yang :

 Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai malam).


 Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan
obat/NAPZA).
 Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).
 Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat
dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang masuk akal.
Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti
merayu atau memaksa kita. Carilah alasan yang tepat untuk menolak seperti : “terima
kasih, tapi saya tidak mau karena saya tidak suka nongkrong”, “terima kasih, tapi saya
tidak mau terlibat dalam kegiatan yang merugikan saya”, “saya tidak mau karena saya
harus mengerjakan hal penting di rumah”.
 Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu
sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.
Daftar pustaka

Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung


Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif. Kumpulan Catatan Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai