Oleh:
Departemen Kimia
Fakultas Sains Dan Matematika
Universitas Diponegoro Semarang
2017
BAB I
PENDAHULUAN
banyak dibangun sebagai salah satu solusi dalam berbagai masalah yang
pelestarian maupun penanganan daya rusak dari sumber daya yang terbarukan
yang besar yang jika tidak diperhatikan akan menyebabkan bencana yang
harus ada regulasi yang tetap untuk mengatur nilai manfaat dan nilai potensi
hujan untuk persediaan suatu desa di musim kering. Selama musim kering, air
untuk irigasi sawah, kebutuhan air minum, ataupun untuk ternak. Embung
juga akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air minum. Oleh sebab
itu diperlukan pengelolaan embung serta analisisnya sehingga dapat diperoleh
1.3 Tujuan
1. Menentukan pengelolaan air pada embung
2. Menentukan cara analisis air embung
1.4 Manfaat
1. Mengetahui teknik pengolahan air pada embung yang bisa diterapkan pada
masyarakat.
2. Mendapatkan olahan air dari pengolahan air embung sebagai sumber air
bersih.
BAB II
Air adalah suatu senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia
H2O. Berdasarkan sifat fisiknya (secara fisika) terdapat tiga macam bentuk air,
yaitu air sebagai benda cair, air sebagai benda padat, dan air sebagai benda gas
atau uap.Air berubah dari suatu bentuk kebentuk ang lainnya tergantung pada
waktu dan tempat serta temperaturnya. Berdasarkan jenis wadah yang ditempati,
air dibedakakan atas tiga jenis, yaitu air permukaan, air tanah dan air diudara. Air
permukaan adalah air yang terdapat dipermukaan kulit bumi baik yang berbentuk
cair (air sungai, air danau dan air laut) maupun yang berbentuk padat (es, salju
dan gletser). Air tanah adalah air yang terdapat dibawah permukaan kulit bumi
atau didalam tanah. Adapun air udara adalah air yang terdapat didalam atmosfer
bumi, berupa uap ataupun embun. Air lunak adalah air yang kandungan garam
kapurnya (kalsium karbonat, CaCO3) kecil. Sedangkan air sadah adalah air yang
kandungan garam kapurnya banyak. Pemakaian air secara garis besar dapat
yaitu air untuk keperluan irigasi, air untuk keperluan pembangkit energi, air untuk
keperluan industri dan air untuk keperluan publik. Air untuk keperluan publik
dibedakan atas air konsumsi domestik dan air untuk konsumsi sosial dan
komersial (Dumairy, 1992). Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber
daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan
yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin
menurun. Kegiatan industi, domestik, dan kegiatan lain yang berdampak negatif
terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air.Kondisi
ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi semua makhluk
hidup yang bergantung terhadap sumber daya air.Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama. Hingga saat ini,
No.51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan
industri.Pemerintah juga telah mencanangkan program – program penataan
lingkungan yang pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber daya
air dan sumber daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak
Lestari, dan Langit Biru. Pengelolaan sumber daya air sangatlah penting, agar
Salah satu langkah yang pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan
interpretasi dalam kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi.
berikut : 1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu 2. Golongan B, yaitu air yang dapat
digunakan sebagai air baku air minum 3. Golongan C, yaitu air yang dapat
yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian usaha diperkotaan, industri, dan
metode yang digunakan dalam pengolahan air untuk membuatnya aman dan
menarik bagi para langganan dibahas dengan ringkas pada ayat – ayat berikut ini.
Dalam hal ini, tujuannya adalah memberikan kepada para pembaca suatu
perspektif tentang apa – apa yang tercakup dalam pengolahan air dan memberikan
pengolahan air. Metode yang digunakan untuk pengolahan air berkaitan dengan
pencemar utama yang harus diperhatikan pada kebanyakan persediaan air adalah
banyaknya bakteri patogen yang terdapat pada air, adanya kekeruhan dan bahan
terapung, perubahan warna, rasa dan bau, terdapat senyawa – senyawa organik
dan kesadahan. Metode – metode yang digunakan untuk pengolahan air berkaitan
melalui penerapan gaya – gaya fisik, misalnya pengendapan gravitasi. Pada proses
– proses satuan kimiawi atau biologis, perubahan diperoleh dengan cara reaksi –
seperti layaknya air payau atau air sungai. Karena air payau ini berasal dari air
sebagai sumber air bersih. Seperti penelitian pada Beysens (2017) pada
embung di Paris. Menurut penelitian ini pada embung hal yang paling utama
dilakukan adalah mengamati dan mengevaluasi curah hujan. Setelah itu, hal
yang selanjutnya diperhatikan adalah pH air. Pada musim hujan pH air akan
turun menjadi 6,1 dari pH kondisi tidak hujan yaitu 6,6. Hal ini menandakan
pada musim hujan kondisi perairan akan lebih asam dikarenakan hujan
membawa zat-zat terlarut air hujan yang bersifat asam. Selanjutnya hal yang
diukur adalah konduktivias elektrik dan keberadaan kation anion yang ada
didalam air. Hal ini berguna untuk mendapatkan air yang sehat dengan mineral-
mineral yang baik bagi kesehatan dan terhindar dari logam-logam berbahaya.
diperariran akan lebih banyak yang terlarut. Anion-anion tersebut seperti sulfat
dan nitrat. Untuk menetralkan pH tersebut dapat menggunakan Ca. Selain itu
Cl dan Mg juga dapat menaikan massa air sehingga perlu deposisi polutan yang
kemudian perlu perlakuan khusus sesuai WHO sehingga dapat dipastikan air