Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL

PADA SMA NEGERI 5 KUPANG

TAHUN PELAJARAN 2016

Oleh:

YOHANES PIUS ASSAN

NO REG:11112029

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

KUPANG

2016
BAB: III

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING

A. Layanan Konseling Kelompok

Selain konseling individual praktikan juga melakukan konseling

kelompok di kelas. Kegiatan konseling kelompok ini di maksudkan untuk

membantu siswa dalam menyelesaikan masalah melalui dinamika kelompok. Melalui

konseling kelompok ini praktikan menggunakan topik bebas, dimana dalam topik

bebas ini tema atau pokok masalah berasal dari tiap-tiap siswa. Kemudian dari

tema-tema tersebut praktikan bersama siswa kembali mendiskusikan kira-kira dari

tema-tema yang ada masalah mana yang lebih utama dibahas untuk

mendapatkan jalan keluarnya. Setelah melalui diskusi akhirnya tema yang dipilih

adalah “masalah keluarga dan bolos .

B. Pengertian Layanan Konseling Individual.

Layanan konseling adalah suatu pelayanan yang diberikan kepada individu, yang

mana pelaksanaan konseling ini harus professional, oleh karena itu konselor harus

mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai sehingga dalam pelaksanaan

melaksanakan pelayanan benar-benar professional.

Individu sebagai sasaran bimbingan dan konseling adalah individu sebagai

pribadi dengan karakteristiknya yang unik. Artinya tidak ada dua orang individu yang

memiliki karakteristik yang sama. Atas dasar karakteristik pribadinya, konselor

memberikan bantuan agar individu dapat berkembang secara optimal melalui proses

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan aktualisasi diri. Untuk itu

seharusnya konselor memahami pribadi setiap individu yang dibimbing sehingga


dapat melakukan tugasnya membantu siswa kearah perkembangan yang

optimal.Untuk hal ini, maka menurut Moh Surya(1998:41), Konselor dituntut paling

tidak memiliki dua kemampuan dan keterampilan yaitu :

a. Kemampuan dan keterampilan memahami individu yang di bimbing

b. Kemampuan dan keterampilan berupa teknik membantu individu.Teknik-teknik

bimbingan dan konseling, mencakup teknik memahami individu dan teknik-

teknik membantu individu.

C. Proses Konseling Individual.

Pelaksanaan konseling individual merupakan kegiatan praktikan konseling

yang diselenggarakan oleh praktikan, untuk membantu siswa yang memerlukan

bantuan dalam mengatasi kesulitan dan memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan

pribadi, sosial, belajar dan karir. Bantuan ini merupakan suatu proses perubahan

melalui relasi konseling yang direncanakan.

Dimana konseling merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam

membantu individu agar dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara

optimal sesuai kemampuannya sehingga individu memahami diri serta menyesuaikan

diri dengan lingkungannya Karena konseling merupakan suatu proses maka

penyelsaiaan masalah melalui tahap-tahap : Identifikasi masalah, penelusuran

masalah, diagnosa, prognosa, therapy dan tindak lanjut.

Pelaksanaan konseling individual dibuat dengan memperhatikan teknik-teknik

yang akan digunakan seperti mendengarkan secara aktif, merefleksikan perasaan,

menjelaskan, hadir sebagai pribadi bagi konseli, kerahasiaan, empati,dan lain

sebagainya. Hubungan antara konselor dan konseli merupakan hal yang sangat

penting dalam proses konseling. Dengan demikian konseli diharapkan mampu untuk

mengungkapkan sendiri masalahnya secara terbuka, sehingga konseli mampu keluar


dari permasalahannya dan perlahan-lahan mampu menemukan diri dan merencanakan

masa depan. Berikut ini adalah sebuah proses konseling yang dilakukan dengan siswa

kasus. Adapun tahap-tahap kegiatan individual yang di lakukan adalah:

1. Identifikasi kasus

Tujuan dari identifikasi kasus ini adalah untuk mengumpulkan data siswa

sebanyak-banyaknya sehingga dapat mengetahui penyebab timbulnya masalah yang

dihadapi oleh siswa. Siswa yang akan diberikan bimbingan, terlebih dahulu harus

diketahui data-datanya. Data-data inilah yang akan memberikan keterangan tentang

peserta didik yang mengalami kesulitan dan memerlukan bantuan. Dari data siswa,

baik yang bersifat umum maupun pribadi dikumpulkan kemudian dikaji. Proses ini

dilakukan dengan cara melalui penyebaran AUM, wawancara, maupun observasi.

Dengan demikian proses dalam pemberian bantuan akan lebih mudah dilakukan.

Berikut ini data –data yang dapat dikumpulkan praktikan berhubungan dengan data

klien:

a. Data Pribadi

1. Nama Lengkap Siswa : M. G. T

2. Tempat, tanggal, lahir : Kupang, 08 Mei 2000

3. Kelas : X.I

4. Alamat : Jln. Bakti Karang-Oebobo

5. Agama : Katolik

6. Golongan darah :0

7. Tinggi badan : 160

8. Berat badan : 45 Kg

9. Kelebihan : bisa bermain sepak bola


10. Kekurangan : suka melawan

11. Hobi :-

12. Sakit yang di derita :-

b. Data Keluarga

1. Nama Ayah : B. T

Tempat,tanggal lahir : Oelolok,24 Mei 1963

Pekerjaan : PNS

2. Nama Ibu : Y. B. A

Tempat,tanggal lahir : Nimasi, 01 Januari 1976

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

3. Jumlah saudara : 7 Orang

4. Jarak dari rumah ke sekolah : 1,5 Kilo

5. Trasportasi : Angkutan Umum (Bemo)

c. Data Awal

M adalah seorang siswi kelas X.I pada SMA Negeri 5 Kupang, M merupakan

anak keenam dari 7 bersaudara. M tinggal bersama kedua orangtuanya yang beralamat

di Jln.Bakti Karang-oebobo. M sering alpa, banyak mendapat komplen dari guru

karena sering melawan,jarang mengerjakan tugas sehingga nilai semseter 1 untuk

beberapa mata pelajaran tidak tuntas.

1. Penelusuran Masalah

a. Hasil observasi

Hari/ Tanggal : Selasa,11 April 2016

Waktu : 10. 15
Ruangan : Kelas XI.I

Hasil observasi terhadap M:

1) Masa bodoh ketika guru menjelaskan

2) Hubungan dengan teman tidak terjalin dengan baik

3) Kemajuan belajar di bandikan semester lalu biasa saja

4) Pasif di dalam kelas.

b. Studi Dokumentasi

Setelah praktikan melalukan observasi terhadap M, maka langkah selanjutnya

yaitu melihat nilai raport ujian semester sebagai dokumentasi.

Nilai-nilai yang diperoleh sebagai berikut:

No Mata Pelajaran KKM Angka Predikat Ket

1 Pendidikan Agama 75 79 B T

2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 76 B T

3 Bahasa Indonesia 75 73 B T

4 Bahasa Inggris 75 75 A T

5 Matematika 75 75 B T

6 Seni Budaya 75 A T

7 Pendidikan Jasmani 75 70 C TT

8 Sejarah 75 75 A T

9 Geografi 75 78 B T

10 Ekonomi 75 75 B T

11 Sosiologi 75 80 B T

12 Fisika 75 60 C T

13 Kimia 75 75 B T
14 Biologi 75 80 C T

15 Teknologi Informasi dan Komunikasi 75 59 A T

16 Bahasa Jerman 75 80 A T

B Muatan Lokal

17 Pendidikan Koperasi 75 75 B T

Dari data tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa E tuntas dalam

pelajaran: Agama, PKN, Bahasa Inggris, Matematika, Seni Budaya, Sejarah,

Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Kimia, Biologi, Bahasa Jerman, Pendidikan

Koperasi. Sedangkan yang tidak tuntas: Pendidikan Jasmani,Bahasa Indonesia,

Fisika, dan TIK.

c. Wawancara

a) Wawancara I dengan M

Hari/ tanggal : Rabu,20 April 2016

Jam : 10. 45

Tempat : Ruang Kelas

Hasil wawancara :

1) Mengambil data tentang M

2) M mengatakan bahwa ia sering terlambat ke sekolah dengan

alasan dia sering tidur larut malam.

b) Wawancara Ke II dengan M

Hari/ tanggal : senin, 25 April 2016

Jam : 10. 15

Tempat : Parkiran

Hasil wawancara :
1) M mengatakan bahwa ia sering minum mabok

2) M mengatakan bahwa ia jarang sekali kesekolah

3) M mengatakan banyak mata pelajaran yang belum tuntas

4) M mengatakan belum memperbaiki nilai mata pelajaran

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa M

c) Wawancara III dengan M

Hari/tanggal : sabtu, 30 April 2016

Waktu : 10.20

Tempat : parkir

Hasil wawancara:

1. M mengatakan sering bolos sekolah karena di ajak temannya

untuk bermain biliar

2. Wali kelas selalu menegur

3. M mengatakan sudah mendapat surat panggilan dari wali kelas

d) Wawancara dengan teman kelas M

Hari/ tanggal : selasa, 17 Mei 2016

Waktu : 11.40

Tempat : Ruang Kelas

Hasil wawancara:

1) M adalah salah satu siswa yang paling nakal di kelas

2) M sering bolos

3) M sering di tegur oleh guru mata pelajaran

4) M sering alpa
Dari data tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa M adalah siswa

yang nakal dan sering mendapat teguran dari guru

e) Hasil wawancara dengan wali kelas

Hari/ Tanggal : rabu, 25 Mei 2016

Jam : 09.15

Tempat : Ruang Guru

Hasil wawancara :

1) M merupakan anak yang suka membuat keributan di dalam

kelas

2) M sering alpa

3) M jarang mengerjakn tugas yang di berikan

4) M sering bolos

5) M sering alpa

Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa M adalah anak yang suka

membuat keributan di dalam kelas dan sering absen

f) Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani

Hari/ Tanggal : 28 Mei 2016

Jam : 09.15

Tempat : ruang piket

Hasil wawancara:

1) M jarang mengikuti pelajaran olahraga

2) M sering alpa

3) Di semester lalu M hanya mengikuti pelajaran pendididkan

Jasmani beberepa kali saja


Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa M jarang mengikuti

pelajaran jasmani.

d. Sosiometri

Dari hasil sosiometri yang di buat di kelas X.I dapat di lihat bahwa ada 11

orang anak yang tidak menyukai M dengan alasan yang sangat privasi. Dan

tidak ada satu orangpun dari 39 siswa yang memilih M untuk teman yang di

sukai, itu berarti M merupakan siswa yang terisolir dalam kelas.

1. Diagnosis

Menemukan masalah dan latar belakang masalah yang paling mendekati

kebenarannya atau menghubungkan sebab akibat yang rasional. Dari latar belakang

uraian kasus diatas maka inti masalah yang dihadapi M adalah masalah belajar

Latar Belakang Masalah :

a. Sering bolos

b. Prestasi belajar yang tidak terlalu menonjol

c. Malas mengerjakan tugas

d. Sering alpa

e. Sering buat keributan di dalam kelas

f. Kemampuan dan semangat belajar yang rendah

2. Prognosa
Dari data dan analisis data yang telah di kumpulkan dan di peroleh, maka

pendekatan yang di gunakan praktikan dalam menangani masalah yang di alami oleh

E adalah

1. Pendekatan Behavioral Therapy.

Tokoh utama dalam pendekatan ini adalah Skinner. Pendekatan Behavioral

Therapy menekankan pada dimensi kognitif individu dan menawarkan berbagai

metode yang berorientasi pada tindakan untuk membantu mengambil langkah

yang jelas dalam mengubah tingkah laku.

Berdasarkan pengertian di atas maka alternatif yang di berikan oleh praktikan

antara lain:

a) Menetapkan tujuan dan tingkah laku serta upaya pencapaian sasaran yang

di lakukan antara konseli dengan konselor.

b) Memberikan penguatan positif kepada konseli.

c) Membantu konseli membuang respon-respon lama yang merusak diri dan

mempelajari respon baru yang lebih sehat dan sesuai.

3. Terapi

Setelah langkah demi langkah dilalui maka pada tahap berikutnya adalah

therapy. Pada langkah ini praktikan mengadakan konseling individual bersama

dengan klien (M), dimana praktikan memberikan penguatan kepada (M) untuk selalu

hadir saat pelajaran berlangsung. Praktikan juga melakukan proses tindak lanjut dari

prognosis yang ada. Tindak lanjut yang dilakukan oleh praktikan adalah melakukan

konseling individual dengan M yaitu:


1. Menyadarkan M bahwa perbuatan nakal itu sangat mengganggu orang lain

dan juga tidak ada manfaatnya sama sekali kalau kita menjadi siswa yang

nakal di dalam kelas.

2. Memberikan motivasi kepada M agar dia tetap semangat dalam mengikuti

pelajaran

3. Menyadarkan M tentang apa yang sudah dilakukannya dengan cara memberi

arahan kepada klien bahwa sebagai seorang pelajar harus rajin ke sekolah

karena kalau sering absen akan ketinggalan banyak pelajaran.

6. Evaluasi

Evaluasi dari kegiatan konseling individual adalah praktikan melihat

perkembangan dan perubahan tingkah laku dari klien (M).Setelah melihat proses

konseling tersebut ternyata klien mengalami perkembangan dan perubahan tingkah

laku yakni Sudah mulai rajin datang kesekolah, mulai mengikuti pelajaran dengan

baik.

7. Tindak Lanjut

Berhubung keterbatasan waktu yang dimiliki praktikan, maka upaya tindak

lanjut terhadap masalah klien dilimpahkan sepenuhnya kepada guru BK sekolah untuk

diperhatikan secara khusus dan melihat perkembangan selanjutnya , sehingga dapat

diberikan bantuan bimbingan dan konseling secara khusus apabila klien (M)

menghadapi masalah.
8. Rekomendasi

Setelah melakukan proses konseling individual , praktikan merekomendasikan

kepada konselor sekolah untuk memberikan bimbingan da konseling secara khusus

apabila klien yang bersangkutan menghadapi masalah, dan kepada wali kelas agar

memberikan perhatian khusus (cross chek kehadiran dan ketaatan klien terhadap waktu

serta peraturan disekolah) ketika berada dikelas sehingga dapat memberikan informasi

kepada konselor sekolah apabila klien kembali menghadapi masalah tersebut


PERTEMUAN PERTAMA

Hari/tanggal : Kamis, 20 April 2016

Tempat : Ruangan Kelas

Hasil wawancara konselor dan konseli sebagai berkut:

Klien : Selamat pagi pak

Konselor : Selamat pagi juga,bagaimana kabarnya?

Klien : Baik-baik saja pak

Konselor Ibu
: bapak merasa senang bisa bertemu dengan ade hari ini, kalau boleh tahu
namanya siapa?
Klien : Nama saya M pak

Konselor : Oh iya, nama bapak rai. Ade tinggalnya dimana?

Klien : Jln. Bakti Karang-Oebobo

Konselor : Tinggalnya dengan siapa?

Klien : Dengan orangtua pak

Konselor : M ada berapa bersaudara?

Klien : Ada 7 bersaudara pak

Konselor : M anak ke berapa?

Klien : Anak ke-6 pak

Konselor : Oh begitu, terus ke sekolah menggunakan kendaraan apa?

Klien : Kadang dengan teman menggunakan sepeda motor dan kadang kala
menggunakan angkutan kota (bemo)

Konselor : Bapak bisa tidak minta nama lengkap orangtua M?

Klien : Ia bisa pak

Konselor : Namanya siapa?


Klien : (Ayah)B. T dan (ibu) Y. B. A

Konselor : Pekerjaan orangtua apa?

Klien : (Ayah) PNS dan (ibu) IRT

Konselor : Kelebihan yang di miliki apa?

Klien : Saya bisa bermain bola pak

Konselor : Punya hobby?


Klien : Iya punya pak

Konselor : Hobbynya apa?

Klien : Bermain biliar pak

Konselor : Wow, berarti jago sekali bermain bola gulingnya?

Klien : Iya lumayan pak

Konselor : Ok pak rasa sekian dulu pertemuan kita, terimakasih untuk waktunya.

Klien : Ia sama-sama pak


PERTEMUAN KEDUA

Hari/tanggal : Senin,25 April 2016

Tempat : Tempat parkir

Hasil wawancara konselor dan konseli sebagai berkut:

Klien : Selamat siang pak

Konselor : Selamat siang juga M, senang sekali bisa bertemu lagi dengan M hari ini.
Kebetulan sekali ada beberapa hal yang mesti bapa tanya kepada M?

Klien : Oh iya pak...

Konselor Ibu
: apakah ade ada waktu kosong?

Klien : Iya pak

Konselor : Oke, begini ade bapak lihat di kehadiran ade banyak sekali alpa mengapa
sampai demikian ?

Klien : Itu karena saya sering bangun terlambat pak

Konselor : Mengapa sampai demikian?

Klien : Karena saya biasa tidur terlambat pak

Konselor : Mengapa sampai tidurnya larut malam?

Klien : Karena saya sering di ajak minum mabok oleh teman-teman saya pak

Konselor : Apakah ade seorang peminum?

Klien : Tidak pak

Konselor : Terus mengapa ade mau ikut ajakan teman?

Klien : Soalnya saya tidak enak dengan teman-teman pak

Konselor : Apakah minumnya setiap hari atau kadang-kadang?

Klien : Biasanya 1 minggu 4 atau 5 kali kami berkumpul bersama untuk minum

Konselor : Biasanya pagi bangunnya jam berapa?


Klien : Jam 9 pagi pak

Konselor : Bagaimana tanggapan orangtua kalau ade tidak ke sekolah?

Klien : Orangtua mengomel dan memarahi saya tapi tidak pernah pukul

Konselor : Apakah orangtua tahu bahwa selama ini ade tidak ke sekolah?

Klien : Tahu pak

Konselor : Kalau orangtua tahu kalau ade sering alpa bagaimana tanggapan mereka?

Klien : Mereka hanya memarahi saya saja pak

Konselor : Bapak lihat banyak mata pelajaran yang tidak tuntas,mengapa demikian?

Klien : Mungkin karena sering alpa, jarang mengerjakan tugas, sering ribut di dalam
kelas dan sering di tegur oleh guru

Konselor : Setelah melihat nilai raport tenyata ada beberapa mata kuliah yang tidak
tuntas apa yang ade lakukan?

Klien : Saya tidak melakukan apa-apa

Konselor : Sudah ada upaya untuk memperbaiki nilai yang tidak tuntas?

Klien : Saya mau menghadap guru mata pelajaran yang tapi saya takut

Konselor : Mengapa ade takut?

Klien : Saya takut di marahi oleh guru pak

Konselor : Cobalah untuk menghadap jangan sampai guru tidaka memperlakukan ade
sesuai dengan apa yang ade pikirkan?
Klien : Iya pak,nanti coba saya menghadap

Konselor : Iya, bagus kalau begitu, bapak rasa cukup sampai di sini

Klien : Iya baik bapak, kalau begitu saya mohon permisi pak

Konselor : Iya silakan


PERTEMUAN KETIGA

Hari/tanggal : Sabtu,30 April 2016

Tempat : Tempat parkir

Hasil wawancara konselor dan konseli sebagai berkut:

Klien : Selamat siang pak

Konselor : Selamat siang juga M, senang sekali bisa bertemu lagi dengan M hari ini.
Ada yang bisa bapak bantu?

Klien : iya pak...

Konselor Ibu
: kalau boleh tahu apa yang bisa bapak bantu

Klien : Saya ingin menceritakan masalah saya lebih lanjut bapak

Konselor : Oh iya ade dengan senang hati bapak akan mendengarkan silakan
Klien : Begini bapak, saya sering sekali di tegur oleh wali kelas pak

Konselor : Kalau bapak boleh tahu mengapa sampai di tegur?

Klien : Karena saya sering alpa dan membolos pak

Konselor : Megapa sampai demikian?

Klien : Seperti bapak tahu bahwa saya sering alpa karena alasannya bangun terlambat
dan kalau bolos saya sering di ajak teman-teman untuk pergi bermain biliar
Konselor : Apakah ade memiliki hobi bermain biliar?

Klien : Iya pak saya suka sekali dengan permainan biliar pak

Konselor : Terus uang dari mana untuk bermain biliar?

Klien : Dari uang jajan saya pak

Konselor : Apakah setiap hari bermain biliarnya?

Klien : Tidak setiap hari pak

Konselor : Mengapa bermain biliarnya tidak di lakukan sore hari ?

Klien : Biasanya kami bermain dari siang sampai sore hampir gelap pak
Konselor : Terus bagaimana tanggapan orangtua kalau pulangnya sore hari begitu?

Klien : Orangtua memarahi saya pak

Konselor : Tanggapan balik ade bagaimana?

Klien : Saya hanya diam dan masuk ke dalam kamar pak

Konselor : Sudah adakah surat panggilan dari wali kelas?

Klien : Sudah pak, satu kali

Konselor : Terus di berikan kepada orangtua atau tidak?

Klien : Saya tidak kasih pak

Konselor : Mengapa demikian ?

Klien : Saya takut di marahi oleh orangtua pak

Konselor : Oh iya ade, di lihat dari masalah ade seperti lebih pada masalah pribadi

Klien : Oh iya pak

Konselor : Bisakah bapak beri alternatif bantuan untuk masalah yang di hadapi oleh ade?

Klien : Oh iya pak boleh,saya juga membutuhkan solusi untuk masalah saya pak

Konselor : Oke bapak beri beberapa alternatif bantuan


yang pertama:kalau untuk kehadiran cobalah untuk kurangi alpanya caranya
yaitu setiap kali teman ajak minum mabok cobalah untuk menolak seraca
halus.
Yang kedua: untuk nilai mata pelajaran yang tidak lulus cobalah untuk
menghadap guru mata pelajaran yang tidak tuntas supaya segera
memperbaikinya.
Yang ketiga: untuk bolos,coba kurangi bermain biliar atau tidak bisa ganti
jam bermain biliar setelah pulang dari sekolah
Bagaimna apakah ade bisa lakukan itu?
Klien : Iya saya akan mencoba

Konselor : Oke karena bapak sudah memberi solusi untuk masalah ade,apakah masih ada
yang ingin ade sampaikan lagi?

Klien : Tidak pak,saya rasa Cuma itu saja

Konselor : Kalau begitu apakah ini bisa kita akhiri?

Klien : Iya bapak,terimakasih banyak bapak

Konselor : Iya sama-sama, dan terima kasih juga ade sudah mau menyampaikan masalah
ade secara terbuka kepada bapak. Untuk masalah kerahasiaan tidak perlu di
ragukan lagi karena di dalam menjalankan tugas sebagai konselor harus
memengang asas kerahasiaan untuk setiap masalah yang di sampaikan.
Klien : Oh iya bapak. Kalau begitu saya mohon permisi

Konselor : Iya silakan ade

Anda mungkin juga menyukai