Anda di halaman 1dari 6

Beberapa Penyakit yang Sering Dialami Bayi dan

Antisipasinya.

Poros Jatim - Kenali beberapa penyakit yang sering dialami bayi pada tahun
pertama, agar orng tua tidak mudah panik, namun tetap waspada.

Sesak napas.
Apa yang menjadi penyebab sesak napas pada bayi baru lahir?
Jawabannya adalah alergi atau infeksi yang mengakibatkan peradangan paru-paru.
Sesak napas bisa juga terjadi karena adanya sumbatan di saluran napas akibat
produksi lendir berlebihan atau pembengkakan kelenjar di belakang hidung.

Apage jalanya?
Bayi tampak berat saat menarik napas atau napas berbunyi disertai batuk.
Biasanya sesak napas ini terjadi pada bayi dalam waktu 2 – 3 hari.

Bagaimana cara mengatasinya?


Bila sesak napas akibat sumbatan lendir, keluarkan dengan penguapan, menepuk-
nepuk punggung bayi yang ditelungkupkan di paha Anda, atau disedot dengan alat
khusus. Bila tidak bisa, bawa ke dokter.
Bawa bayi ke dokter untuk mengetahui sesak napasnya itu akibat infeksi atau
alergi.

Waspada jika wajah bayi menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen, segera
bawa ke dokter.

Ruam popok.
Ruam popok merupakan penyakit yang membuat kulit bayi iritasi. Biasanya iritasi
ini disebabkan karena pemakaian popok yang tidak benar.
Daerah bokong bayi yang terus-menerus tertutup popok sehingga lembab, bisa
menimbulkan masalah. Jika terjadi gesekan antara kulit (yang tipis dan lembut itu)
dengan popok, timbul ruam (bintil-bintil merah pada kulit). Akibatnya, bayi Anda
akan rewel berkepanjangan. Kalau tidak segera diatasi, ruam bisa melebar hingga
lipatan paha, perut dan kemaluan bayi.
Selain lembab, ruam pada bokong bayi dan sekitarnya juga terjadi akibat:

 Permukaan kulit terlalu lama terkena air seni dan tinja. Kotoran yang tak segera
dibersihkan akan membentuk ammonia dan meningkatkan keasaman kulit bayi.
Iritasi (radang) pada kulit pun muncul dan tambah parah jika tumbuh jamur dan
bakteri di tempat itu.

 Kulit bayi alergi terhadap bahan popok

 Kulit bayi teriritasi popok kain yang dicuci dengan deterjen atau diberi pemutih,
tetapi tidak dibilas dengan sempurna.

CEPAT DI ATASI

 Saat membersihkan bokong bayi, alirkan air ke arah bokongnya dan jangan
menggosok kulitnya yang kemerahan.

 Saat mengeringkan, tepuk-tepuk permukaan kulit dengan kain lembut. Angin-


anginkan sebentar hingga mongering sendiri.

 Gunakan krim atau salep khusus yang mengandung bahan zinc untuk melindungi
kulit bayi yang terserang ruam.

 Segera konsultasikan ke dokter bila ruam tidak hilang dalam jangka waktu 3
hari. Apalagi kalau kondisinya bertambah parah, seperti melepuh atau keluar
rumah

Kuning (jaundice).
Penyakit kuning ini biasanya membuat kulit dan mata bayi berwarna kuning.
Sampai batas-batas tertentu, penyakit ini tidak berbahaya, tapi ibu perlu waspada
jika kuning pada bayi tidak kunjung hilang.
Sakit kuning pada bayi bisa disebabkan karena meningkatnya zat bilirubin, yakni
pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin di hati, dalam darah.
Kondisi tersebut bisa disebabkan karena kurangnya asupan ASI, gangguan fungsi
hati, atau kekurangan enzim G6PD.

Eksim susu (dermatitis atopi).


Eksim susu merupakan salah satu masalah kulit paling umum ditemukan pada bayi.
Mitosnya, dinamakan eksim susu karena ASI yang mengenai kulit di sekitar mulut
bayi yang menyebabkan bercak merah. Benarkah?
Eksim susu atau yang biasa disebut dermatitis atopi biasa terjadi pada bayi baru.
Rasa gatal yang dirasakan bayi akibat penyakit ini pastinya akan membuat bayi
rewel. Atasi segera sebelum eksim susu benar-benar mengganggu kesehatan kulit
bayi.
Mitos mengatakan eksim susu disebut demikian karena penyebabnya adalah ASI
yang mengenai kulit di sekitar mulut bayi. Ini salah! Eksim susu bukan disebabkan
karena ASI, melainkan ada tiga faktor penyebabnya:

 Faktor keturunan, di mana orang tua bayi memiliki riwayat alergi.

 Faktor kulit bayi yang kering.

 Faktor lingkungan, akibat udara panas, kotor dan berdebu.

Gejala-gejala eksim susu:

 Kulit bayi di area wajah terutama pipi terlihat kering, bersisik, dan kemerahan.

 Bayi gelisah karena gatal.

 Selain di wajah, gejala ini bisa meluas ke leher, lengan dan tungkai.

 Biasanya bayi mengalami eksim susu antara 1 – 2 hari.

Lalu, jika bayi sudah terkena eksim susu, apa yang harus dilakukan ibu?

Jaga kebersihan kulit wajah bayi. Bila terkena tetesan susu, segera bersihkan
dengan lap basah lalu keringkan.
Pilih sabun mandi khusus untuk bayi yang mengandung pelembab, namun tidak
mengandung parfum.
Usahakan bayi tetap berada dalam ruangan yang sejuk. Bila udara terlalu panas
hingga ia berkeringat, jaga agar kulitnya yang mengalami ruam tetap kering.

Hindari bagian yang mengalami eksim susu terkena paparan sinar matahari
langsung.

Pakaikan bayi sarung tangan, atau rutin memotong kuku jari tangannya untuk
mencegah lecet jika ia menggaruk wajahnya.

Ibu perlu waspada jika kulit bayi tampak bengkak atau terluka dan terlihat basah.
Jika terjadi hal itu, segeralah bawa bayi ke dokter.

Batuk pilek.
Virus bisa menjadi penyebab penyakit ini menyerang bayi.
Batuk dan pilek bisa saja terjadi pada bayi baru lahir. Penyebabnya adalah virus
dari kelompok RNA (asam ribonukleat). Namun kadang-kadang ada bakteri yang
ikut menginfeksi bayi.
Gejala yang biasa muncul pada bayi jika mengalami batuk pilek adalah batuk dan
hidung mengeluarkan cairan bening disertai demam. Biasanya batuk pilek yang
dialami bayi terjadi antara 2 – 3 hari. Namun bila batuk pilek terjadi lebih dari 1
minggu, bisa jadi ada infeksi bakteri lanjutan.

Cara mengatasi:
Tetap berikan ASI dan hindari penggunaan botol. Sebab, gerakan bayi mengisap
payudara akan menutup saluran eustachius yang menghubungkan hidung dengan
telinga. Kondisi ini akan memperkecil risiko terjadinya infeksi telinga oleh bakteri
yang ada di hidung dan tenggorokan.
Jangan asal memberi obat antibiotik, karena sebenarnya batuk pilek disebabkan
oleh virus. Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter untuk tahu apakah ada
bakteri yang menginfeksi bayi Anda.
Beri obat penurun panas bila suhunya 38,5 derajat Celcius, untuk mencegah
kejang.
Agar bayi bernapas lega, khususnya saat minum susu atau sebelum tidur, keluarkan
cairan hidungnya dengan penguapan, menepuk-nepuk punggung bayi dalam posisi
telungkup di paha Anda, atau disedot menggunakan alat penyedot lendir.

Untuk pencegahan, beri bayi vaksin influenza saat usianya 6 bulan. Ulang setiap
setahun sekali. Ibu perlu waspada bila bayi batuk pilek hingga kemampuan minum
berkurang, atau tidak sembuh lebih dari seminggu. Segeralah bawa ke dokter.

Infeksi saluran napas.


Infeksi saluran napas merupakan segala bentuk infeksi yang menyerang saluran
pernapasan atas (ISPA). Tak jarang juga saluran pernapasan bawah. Infeksi saluran
napas ini bisa saja terjadi pada bayi baru lahir (newborn).
Hati-hati komplikasi, jika tak segera ditangani sampai tuntas!

Infeksi saluran napas bisa disebabkan oleh bakteri atau virus. Gejala-gejala yang
mungkin timbul yaitu, batuk, pilek serta demam, bahkan disertai muntah dan
diare. Biasanya infeksi saluran napas terjadi selama 1 – 2 minggu. Jika segera
ditangani tentu saja bisa lebih cepat pulih

Cara mengatasi:
Segera cek apakah infeksinya terjadi di saluran napas atas, yaitu di daerah hidung
dan tenggorokan, atau di saluran napas bawah, yaitu bronkus dan paru-paru. Untuk
bayi baru lahir, sebaiknya Anda mengunjungi dokter neonatologi atau dokter
spesialis anak, apabila bayi Anda di atas usia satu bulan.
Untuk mencegah kejang, beri obat penurun panas bisa demam lebih dari 38,5
derajat Celcius.
Beri bayi ASI yang cukup, dan beri pelukan penuh kehangatan. Sentuhan penuh
kasih sayang yang berpadu dengan ASI berkualitas dan dalam jumlah cukup akan
mempercepat bayi pulih kembali.

Ibu perlu waspada apabila demam berlanjut, bawa segera bayi ke dokter untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya komplikasi.
Sembelit.
Biasanya terjadi karena bayi kekurangan cairan atau akibat perubahan makanan
dan dimulainya pemberian makanan padat pertama. Waspada jika sembelit masih
terjadi sampai lebih dari satu bulan.
Sembelit memang jarang terjadi pada bayi baru lahir, apalagi yang diberi ASI. Hal
ini karena dalam ASI memiliki kadar laktosa yang tinggi yang dapat mencegah
terjadinya konstipasi. Namun, pada bayi baru lahir yang diberikan susu formula,
konstipasi atau sembelit mungkin saja terjadi. Sedangkan pada bayi usia 6 bulan,
sembelit biasa terjadi karena bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat
pertamanya.

Sembelit bisa terjadi karena:


Bayi kekurangan cairan.
Bayi mendapatkan susu formula.
Akibat perubahan makanan, dari ASI masuk ke tahap makanan padat.

Ada beberapa gejala sembelit yang tampak pada bayi, yaitu:


Bukan hanya dari frekuensinya yang berkurang (normalnya BAB terjadi 1 – 2 kali
sehari), tapi juga karena fesesnya keras dan kecil-kecil.
Selain itu bayi juga tampak mengedan saat BAB, bahkan hingga menangis.
Raba perutnya, akan terasa tonjolan akibat feses yang menumpuk.

Jika bayi Anda mengalami sembelit, atasi dengan:


Pastikan bayi Anda mendapatkan cukup cairan
Beberapa bayi mengalami sembelit akibat minum susu formula. Sebaiknya bayi
tetap diberi ASI, atau ganti susu formula Anda dengan susu formula nabati.
Pijat perut bayi dengan lembut searah jarum jam. Jangan lupa gunakan baby oil
saat memijat.
Jangan sembarangan memberi obat pencahar, konsultasikan dengan dokter.

Biasanya sembelit pada bayi baru terjadi selama seminggu. Namun bila sembelit
terjadi sampai lebih dari satu bulan bayi masih mengalami sembelit, segera bawa
ke dokter.

Muntah.
Muntah bisa terjadi karena bayi kekenyangan, terlalu banyak udara dalam
lambung, dan sebagainya. Waspada bila bayi terus menerus muntah tanpa henti.
Muntah bisa dialami sejak bayi baru lahir. Penyebabnya bisa bermacam-macam,
antara lain:
terlalu banyak udara dalam lambung
kekenyangan
pemberian makan yang salah
bayi sedang menderita batuk pilek
bisa juga akibat adanya hernia atau sumbatan usus.

Gejala yang biasa tampak yaitu bayi tidak mau minum, dan muntah yang bisa
keluar dari mulut maupun hidung. Muntah bisa terjadi sesekali akibat reaksi
kekenyangan, atau terjadi terus menerus bila ada hernia.

Jika bayi Anda mengalami muntah jangan panik, atasi dengan:


Segera bersihkan muntah di mulutnya agar tidak masuk ke saluran pernapasan.
Jangan langsung diberi minum, tunggu bayi tenang dulu.
Jika muntah makin sering, jangan berikan minum atau makanan.
Jangan lupa sendawakan bayi setelah disusui.
Jangan menyusui atau memberi makan bisa bayi dalam posisi tiduran. Pastikan bayi
dalam posisi setengah duduk.

Ibu perlu waspada bila bayi terus menerus muntah tanpa henti, bahkan hingga
lebih dari sepuluh kali muntah dalam sehari. Segera bawa ke dokter untuk
mengetahui apakah ada sumbatan usus atau tidak

Diare.
Virus yang biasa disebut rotavirus seringkali menjadi penyebab diare, di samping
penyebab-penyebab lainnya. Ibu harus waspada jika diare disertai darah.
Gejala-gejala yang mengikuti diare pada bayi:
Fesesnya cair.
Frekuensi BAB meningkat dari yang biasa 2 – 5 kali sehari menjadi tiga kali lipatnya
atau lebih.
Kadang disertai muntah dan demam.
Bayi jarang buang air kecil yang menandakan bayi dehidrasi.

Cara mengatasi diare pada bayi:


Tetap beri bayi ASI agar tidak dehidrasi. Pastikan cairan yang masuk ke tubuh bayi
adekuat. ASI diberikan perlahan tapi terus menerus tanpa henti selama sekitar 10 –
30 menit.
Pemberian oralit untuk bayi harus atas petunjuk dokter.
Bila bayi sudah makan, beri dia makanan yang mudah dicerna seperti pisang dan
kentang.

Pepatah mengatakan 'lebih baik mencegah daripada mengobati'. Dan itu benar.
Lakukan pencegahan sebelum bayi Anda terkena diare, dengan:
Jaga kebersihan tangan Anda dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum
memegang bayi. Ini dimaksudkan untuk mencegah bayi tertular diare.
Jaga kebersihan alat makan bayi.

Biasanya, diare pada bayi berlangsung kurang dari seminggu. Ibu perlu waspada
jika diare disertai darah, segera bawa ke dokter.

Penyakit-penyakit tersebut di atas memang biasa dan mungkin terjadi pada bayi
Anda sejak lahir hingga usia-usia tertentu. Tidak perlu panik, tapi jika kondisi
semakin parah dan Anda harus waspada, sebaiknya segera bawa ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai