Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi Gunung Berapi Berdasarkan Frekuensi Letusan. Dampak sekunder : Lahar, Longsoran, Banjir.

Tipe A : gunungapi mengalami erupsi magmatik sekurang-


kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22
Tipe B : gunungapi sesudah tahun 1600 belum lagi meng- /PRT/M/2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN RUANG
alami erupsi magmatik, namun masih memperli-hatkan KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI DAN
gejala kegiatan vulkanik seperti solfatara. KAWASAN RAWAN GEMPA BUMI.
Tipe C : Sejarah erupsi gunungapi tidak diketahui dalam
catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda
kegiatan masa lampau.

Tipe bentuk morfologi gunungapi?


Stratovulcano, Shield Vulcano, Caldera, Cinder Cone

Tipe erupsi berdasarkan sifat kegiatan magma?


Efusif : Erupsi dari magma basaltik  aliran lava. Lava
keluar dari celah (vent) yang terletak :
1) puncak gunungapi, 2) bagian sisi ataupun 3) berdekatan
dasar gunungapi.
Sifat aliran lava dipengaruhi komposisi magma, kandungan
volatil & kristal, kekentalan, kemiringan lereng, dan kece-
patan erupsi.

Eksplosif : Magma menggandung volatil terlarut dalam


jumlah signifikan atau kontak dengan air dekat pemukaan
 ekspansi gas secara cepat. Kekentalan tinggi.

Tipe erupsi gunungapi?


Tipe Hawaiian  erupsi efusif berupa semburan lava dan
aliran lava terbentuk melalui celah ataupun kawah.
Viskositas aliran lava & kan-dungan gas rendah.
Tipe Strombolian  menyerupi tipe Hawaiian. Erupsi
berupa semburan magma dangkal, Erupsi relatif kecil dan
tidak terlalu berbahaya. Viskositas lava & tekanan gas agak
tinggi.
Tipe Pelean : Eksplosif & sangat merusak  menimbulkan
bencana .Magma yang sangat kental. Suhu aliran
piroklastik 900° C pada saat erupsi 1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh
Tipe Vulkanian : Eksplosif, menyerupai Tipe Strombolian peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
dengan kolom erupsi lebih besar. Viskositas lava dan alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
kandungan gas relatif tinggi. meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
Tipe Plinian : Eksplosif atau sangat kuat, menghasilkan longsor.
aliran lava yang bergerak sangat cepat  mengancurkan 2. Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan
sekitarnya. Viskositas lava & kandungan gas sangat tinggi dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
Produk Erupsi Gunungapi : kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
1. Volatil : CO2, CO, SO2, SO3, H2S, HCl, dan HF. manusia, dan sumber daya buatan.
2. Piroklastik/Tepra : Bom gunungapi, Lapili, skoriaan, Abu 3. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan
gunungapi dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
3. Aliran lava hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
4. Lahar : aliran dari hancuran material gunungapi buatan.
(piroklastik) dan air. 4. Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang
Dampak Erupsi Gunungapi sering atau berpotensi tinggi mengalami Bencana alam.
Dampak primer : gas gunungapi, Aliran Piroklastik, Abu 5.Kawasan rawan letusan gunung berapi adalah kawasan
Volkanik/Tepra, Lontaran bom & blok gunungapi, Aliran yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana
lava, Lahar. letusan gunung berapi.
Tipologi kawasan adalah penggolongan kawasan sesuai Pemanfaatan ruang kawasan rawan letusan gunung
dengan karakter dan kualitas kawasan, lingkungan, berapi dan kawasan rawan gempa bumi
pemanfaatan ruang, penyediaan sarana dan prasarana Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan
lingkungan, yang terdiri dari kawasan mantap, dinamis dan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
peralihan. ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
Kriteria Penentuan Tipologi Berdasarkan beserta pembiayaannya.
Potensi Dampak Letusan dan Tingkat Resiko :
1. Rendah : Berjarak Cukup Jauh Dari Sumber Letusan Prinsip-prinsip yang perlu diacu dalam pemanfaatan
2. Sedang : Berjarak Cukup Dekat Dengan Sumber Letusan, ruang:
Resiko Untuk Menyelamatkan Diri Saat Letusan Cukup a. mengacu pada fungsi ruang kawasan yang ditetapkan
Sulit, Kemungkinan Untuk Terlanda Bencana Sangat Besar dalam rencana tata ruang,
3. Tinggi : Sangat Dekat Dengan Sumber Letusan. Pada S aat b. mensinkronkan dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang
Terjadi Aktivitas Magmatis, Kawasan Ini Akan Dengan di wilayah sekitarnya,
Cepat Terlanda Bencana c. memperhatikan standar pelayanan minimal dalam
Penentuan tipologi kawasan rawan letusan gunung penyediaan sarana dan prasarana,
berapi: d. mengacu standar kualitas lingkungan, daya dukung dan
Berdasarkan informasi geologi dan tingkat risiko letusan daya tampung lingkungan hidup.
gunung berapi, tipologi kawasan rawan letusan gunung
berapi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe sebagai Penyusunan program pemanfaatan ruang beserta
berikut: pembiayaan:
Tipe A 1. perumusan usulan program pemanfaatan ruang
1) Kawasan yang berpotensi terlanda banjir lahar dan tidak kawasan rawan letusan gunung berapi dan kawasan rawan
menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan gempa bumi
panas dan aliran lava dan kawasan ini berpotensi tertimpa 2. perumusan perkiraan pendanaan dan sumbernya
material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu 3. pelaksana program pemanfaatan ruang kawasan rawan
pijar. letusan gunung berapi dan kawasan rawan gempa bumi
2) Kawasan yang memiliki tingkat risiko rendah (berjarak 4. tahapan waktu pelaksanaan program.
cukup jauh dari sumber letusan, pada saat terjadi bencana
letusan, masih memungkinkan manusia untuk Pelaksanaan program pemanfaatan ruang:
menyelamatkan diri dan risiko terkena bencana masih a. pengembangan kawasan secara terpadu,
dapat dihindari). b. pengembangan penatagunaan tanah yang didasarkan
Tipe B pada pokok-pokok pengaturan penatagunaan tanah
1) Kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran (penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah).
lahar dan lava, lontaran atau guguran batu pijar, hujan abu
lebat, hujan lumpur, aliran panas dan gas beracun. Perencanaan tata ruang kawasan rawan letusan gunung
2) Kawasan yang memiliki tingkat risiko sedang (berjarak berapi dan kawasan rawan gempa bumi
cukup dekat dengan sumber letusan, risiko manusia untuk Proses awal dalam penataan ruang berbasis mitigasi
menyelamatkan diri pada saat letusan cukup sulit, kawasan letusan gunung berapi dan kawasan rawan gempa
kemungkinan terkena bencana sangat besar) bumi dilakukan dengan penetapan kawasan rawan letusan
Tipe C gunung berapi dan kawasan rawan gempa bumi. Dengan
1) Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lahar menganalisis sifat, karakteristik, dan kondisi geologi suatu
dan lava, lontaran atau guguran batu, hujan abu lebat, kawasan akan diidentifikasi kawasan rawan letusan gunung
hujan lumpur, aliran panas dan gas beracun, diperuntukkan berapi dan kawasan rawan gempa bumi.
bagi kawasan rawan letusan gunung berapi yang sering
meletus. Pendekatan dan prinsip dasar penentuan pola ruang
2) Kawasan yang memiliki risiko tinggi (sangat dekat 1) pendekatan kajian geologi; 2) pendekatan aspek fisik dan
dengan sumber letusan. Pada saat terjadi aktivitas sosial ekonomi; 3) pendekatan tingkat risiko pada kawasan
magmatis, kawasan ini akan dengan cepat terlanda rawan letusan gunung berapi dan kawasan rawan gempa
bencana, makhluk hidup yang ada di sekitarnya tidak bumi; dan 4) rekomendasi penentuan pola ruang sesuai
mungkin untuk menyelamatkan diri). dengan tipe kawasan rawan bencana dan rekomendasi
tipologi jenis kegiatan yang diperbolehkan berdasarkan
tingkat kerentanan.

Anda mungkin juga menyukai