JUDUL:
OLEH:
KIRANA
410015124
YOGYAKARTA
2018
Nama : Kirana
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui/Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Geologi
Lokasi penelitian berada di daerah Jatirogo dan Sekitarnya, meliputi desa Ngepon
- Desa Kedotan - Desa Besowo - Desa Wangi- Desa Kebon Harjo- Desa Bader-
Desa Karang Tengah- Desa Sadang- Desa Sugihan- Desa Sidomulyo- Desa
Jombok- Desa Sido Mukti- Desan Soko Grenjeng Kecamatan Jatirogo Kabupaten
Tuban Provinsi Jawa Timur.Daerah penelitian termasuk dalam Peta Geologi
Lembar Jatirogo dibagian Utara.
TAHAPAN PENELITIAN :
GEOLOGI REGIONAL :
A. Formasi Mundu
Penamaannya pertama kali digunakan oleh Klein (1918), berasal dari nama
Desa Mundu. Lokasi tipe Formasi Mundu berada di Sungai Kalen, Desa
Mundu, 10 km arah barat dari Cepu, Sedangkan stratotipenya ialah lintasan
sepanjang 1,5 km pada sayap Utara Antiklin Kedinding, 3 km arah barat Desa
Mundu. Ciri litologinya ialah Napal kehijuan yang masif. Bagian atasnya
ditempati oleh batugamping pasiran. Formasi Mundu diendapkan selaras di
atas Formasi Ledok dan dengan Formasi Lidah di atasnya. Penyebarannya
sempit di kawasan Mandala Rembang, yaitu di sekitar Todanan dan Tinggian
Tuban. Ketebalan rata–rata Formasi Mundu adalah 255 meter hingga 342
meter. Umurnya adalah Miosen Akhir hingga pliosen atau zona N.18–N.20
dari analisa foraminifera plangtonnya. Lingkungan pengendapannya adalah
lingkungan laut terbuka dengan kedalaman antara 700 meter hingga 1000
meter. Semakin ke atas kedalamannya berkurang hingga laut dangkal pada
zona sublitoral pinggir
B. Formasi Ledok
Tatanan tektonik dan struktur geologi di daerah Jawa tidak terlepas dari
teori tektonik lempeng. Kepulauan Indonesia merupakan titik pertemuan
antara tiga lempeng besar, yaitu Lempeng Eurasia yang relatif diam, Lempeng
Samudera Pasifik yang bergerak relatif kearah baratlaut, dan Lempeng Indo-
Australia yang relatif bergerak ke arah utara (Hamilton, 1979).
Van Bemmelen (1949) membagi Pulau Jawa menjadi dua elemen struktur,
yaitu Geosinklin Jawa Utara dan Geantiklin Jawa Selatan. Kedua elemen
tersebut memanjang berarah barat-timur. Geosinklin Jawa Utara dikenal
dengan nama Cekungan Jawa Timur Utara. Struktur-struktur yang
berkembang tersebut diakibatkan oleh pengangkatan yang terjadi pada kala
Intra Miosen dan pada kala Plio-Pleistosen (van Bemmelen, 1949).
RENCANA PENELITIAN :
PENELITI TERDAHULU :
2. Klein (1918),
3. (Pringgoprawiro, 1983).
4. Trooster (1937)
5. (Hamilton, 1979).
LAMPIRAN :