Dosen Pengampu :
Oleh :
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Sebelum mengetahui hubungan atau keterkaitan antara ruang personal , privasi
teritorialitas dan kepadatan pada materi perkuliahan arsitektur perilaku , berikut
akan menjelaskan secara singkat mengenai ke tiga materi tersebut.
A). Privasi
Manfaat Privasi :
Jenis-jenis Privasi
Tujuan Privasi
• Membatasi dan melindungi diri sendiri dari komunikasi dengan orang lain.
salah satu alasan seseorang mencari privasi adalah membatasi dan
melindungi percakapan yang dibuatnya.
Fungsi Privasi
a).Perilaku Verbal
Perilaku ini dilakukan dengan cara mengatakan kepada orang lain secara verbal,
sejauh mana orang lain boleh berhubungan dengannya.
b) Perilaku Non-Verbal
Perilaku ini dilakukan dengan menunjukan ekspresi wajah atau gerakan tubuh
tertentu sebagai tanda senang atau tidak senang.
Tujuan mengetahui ruang personal ini yaitu untuk membantuk nantinya para arsitek
dalam menentukan pemograman ruang, organisasi ruang, ukuran ruang dan jenis
ruang.
Faktor situasional
Besaran ruang personal tidak memiliki suatu ketetapan tertentu, hal ini lebih
dipengaruhi oleh faktor situasional, berubah-ubah bergantung pada kondisi yang
terjadi. Bisa jadi semakin besar, bisa juga semakin kecil bahkan dipaksa untuk
mengecil pada kondisi-kondisi tertentu.
Savinar (1975) menyatakan bahwa ruang tempat dimana kita berada akan
mempengaruhi besaran ruang personal kita, laki-laki banyak membutuhkan ruang
jika berada pada plafon yang rendah ketimbang plafon yang tinggi
Kita akan cenderung menyentuh orang lain ketika gelas ketimbang kondisi dengan
pencahayaan yang cukup menandakan bahwa mempertahankan ruang personal
diruang gelap justru membuat tidak nyaman daripada ketika ada penerangan.
Jenis – Jenis Ruang Personal
Gifford dan Price (1979) mengemukakan bahwa terdapat 2 jenis ruang personal,
yaitu ruang personal alfa dan ruang personal beta.
Ruang personal alfa menurt Gifford dan Price merupakan jarak objektif yang
terukur antara individu yang berinteraksi dan ruang personal beta sebagai suatu
pengalaman subjektif dalam proses mengambil jarak.
Ruang personal beta menurut Gifford dan Price merupakan kepekaan seseorang
terhadap jarak dalam bersosialisasi. Menurut penelitian Gifford dan Price, jarak
ruang personal beta ini 24% lebih besar dari pada ruang personal alfa
Istilah sosiopetal merujuk pada suatu tatanan desain arsitektur yang mampu
memfasilitasi interaksi sosial. Tatanan sosiopetal yang paling umum adalah meja
makan, tempat anggota keluarga berkumpul mengelilingi meja makan dan saling
berhadapan satu sama lain.
Istilah sosiopetal merujuk pada suatu tatanan desain arsitektur yang mampu
mengurangi interaksi sosial. Tatanan sosiofugal biasanya sering ditemukan pada
ruang tunggu. Misalnya pada ruang tunggu stasiun kereta api atau bandara tempat
para pengunjung duduk saling membelakangi.
C). Teritori
Teritori berbeda dengan ruang personal, teritori ditandai dengan sesuatu yang
fisikal dan memusat pada suatu tempat yang dapat ditinggali dan prosesnya lebih
pada suatu kelompok tertentu ketimbang indvidu. Edney (1974) mendefinisikan
teritori sebagai sesuatu yang berkaitan dengan ruang fisik, tanda kepemilikan,
pertahanan, penggunaan yang eksklusif, personalisasi, dan identitas. Termasuk di
dalamnya dominasi, kontrol, konflik, keamanan, gugatan akan sesuatu, dan
pertahanan.
1. Memiliki ruang
Pemakaian Teritorial
▪ Stalls merupakan suatu tempat yang dapat disewa atau dipergunakan dalam
jangka waktu tertentu, biasanya berkiasr anatara jangka waktu lama dan agak
lama. Contohnya adalah kamar-kamar hotel dan kamar-kamar diasrama
▪ Turns mirip dengan stalls, hanya berbeda dalam jangka waktu penggunaan
saja. Turns dipakai orang dalam jangka waktu yang singkat, misalnya tempat
antrian karcis, antrian bensin dan sebagainya.
▪ Use space adalah teritori yang berupa ruang yang dimulai dari titik kedudukan
seseorang ke titik kedudukan objek yang sedang diamati seseorang. Contohnya
adalah seseorang yang sedang mengamati objek lukisan dalam suatu pameran,
maka ruang antara objek lukisan dengan orang yang sedang mengamati
tersebut adalah “Use Space” atau ruang terpakai yang dimiliki oleh orang itu,
serta tidak dapat digangu gugat selama orang tersebut masih mengamati
lukisan tersebut.
Klasifikasi Teritori
a. Teritori Primer
Yaitu tempat - tempat yang sangat pribadi sifatnya, hanya boleh dimasuki oleh
orang - orang yang sudah sangat akrab atau yang sudah mendapat izin khusus.
b. Teritori Sekunder
Teritori sekunder adalah tempat-tempat yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang
yang sudah cukup saling mengenal. Jenis teritori ini lebih longgar pemakaiannya
dan pengontrolan oleh perorangan.
c. Teritori Publik
Teritori publik adalah tempat-tempat yang terbuka untuk umum. Pada prinsipnya,
setiap orang diperkenankan untuk berada di tempat tersebut. Misalnya, pusat
perbelanjaan, tempat rekreasi, lobi hotel, dan taman kota yang dinyatakan terbuka
untuk umum, Kadang-kadang teritori publik dikuasai oleh kelompok tertentu dan
tertutup bagi kelompok yang lain, seperti bar yang hanya untuk orang dewasa atau
tempat-tempat hiburan yang terbuka untuk dewasa umum, kecuali anggota ABRI,
misalnya. Selain pengklasifikasian tersebut,
Faktor Teritori
a.Faktor Personal
b.Situasi
Tatanan fisik dan sosial budaya merupakan dua aspek yang dianggap mempunyai
peran dalam menentukan sikap teritorialitas seseorang.
c.Budaya
a. Bentuk pertama
b. Bentuk kedua
Kekerasan, suatu bentuk pelanggaran yang bersifat temporer atas teritori seseorang.
Biasanya tujuannya bukanlah untuk menguasai kepemilikannya, melainkan suatu
bentuk gangguan.
c. Bentuk ketiga
Pencegahan
Batas sosial
Digunakan pada tepi teritori internasional, pertahanan ini terdiri atas suatu
kesepakatan yang dibuat oleh tuan rumah dan tamunya. Misalnya, perlunya
seseorang menggunakan paspor untuk memasuki wilayah negara tertentu atau
yang diperlukan identitas diri seperti KTP ketika memasuki lingkungan tertentu.
Kita selalu dihadapkan pada gradasi teritori yang bersifat primer, sekeunder
ataupun public dalam desain arsitektur.
Ruang Peralihan
Pada rancangan di mana pengguna ruang sama sekali tidak mempunyai kontribusi
dalam penataanya, atau sama sekali tidak memiliki peluang untuk membentuk
lingkungannya karena sepenuhnya bergantung pada struktur organisasi pengelola
dan kemauan arsitek, sukar untuk menstimulasi [engguna agar bisa menjadi
penghuni agar bisa merasa terlibat dalam tanggung jawab lingkungan. Akibatnya,
seluruh area dianggapnya teritori publik.
D). Kepadatan dan Kesesakkan
Kepadatan
Kepadatan diartikan sebagi banyaknya individu dalam suatu batas ruang tertentu.
Semakin bertambahnya jumlah individu, dibandingkan dengan luas ruang yang
tetap, maka akan terjadi kepadatan. Secara matematis dapat diartikan sebagai
ukuran jumlah orang/individu per unit area, tentunya tidak terlepas dari skala
geografis. Semua perhitungan tentang kepadatan diasumsikan bahwa jarak antar
individu dalam sebuah area adalah sama besar. Sebuah penelitian menyebutkan
bahwa ketetapan akan kepadatan berlaku yang universal yakni 30 orang per km2.
Kesesakkan
- Menurut Altman (1975), kesesakan adalah suatu proses interpersonal pada suatu
tingkatan interaksi manusia satu dengan lainnya dalam suatu pasangan atau
kelompok kecil. Perbedaan pengertian antara crowding (kesesakan) dengan density
(kepadatan) tidaklah jelas benar, bahkan kadang – kadang keduanya memiliki
pengertian yang sama dalam merefleksikan pemikian secara fisik dari sejumlah
manusia dalam suatu ksatuan ruang.
A. Aspek situasional : didasarkan pada situasi terlalu banyak orang yang saling
berdekatan dalam jarak yang tidak diinginkan menyebabkan gangguan fisik dan
ketidaknyamanan, tujuan terhambat, dan ruangan semakin sempit
Faktor Individu
Kontrol personal
Individu yang memiliki ketertarikan terhadap individu lain dalam ruangan
yang padat akan memiliki toleransi terhadap kesesakan yang lebih tinggi
Pengalaman
Individu yang telah terbiasa dengan situasi yang padat akan lebih adaptif
dan lebih bersikap toleran dalam menghadapi kepadatan
Budaya
Kepadatan dan kesesakan sudah melekat dengan situasi diperkotaan
Gender
Pria lebih bereaksi negatif terhadap kesesakan dibandingkan dengan wanita
Faktor Sosial
Individu yang memiliki cara pandang yang sama akan merasa cocok satu sama lain
dan lebih mudah menghadapi situasi yang padat.Informasi yang jelas dan akurat
akan membantu individu menghadapi kesesakan yang dialami
Faktor Fisik
Faktor fisik dari kesesakan meliputi situasi dan tatanan ruang keadaan ruang,
bangunan, lingkungan, kota, dan arsitektur bangunan seperti ketinggian langit-
langit, penataan perabot, penempatan jendela dan pembagian ruang
Kategori Kepadatan
Jumlah individu dalam sebuah ruang
Jumlah individu pada daerah
Jumlah individu pada unit tempat tinggal
Jumlah ruangan pada unit tempat tinggal
Jumlah bangunan pada lingkungan sekitar dan lain-lain
Jumlah struktur hunian pada setiap wilayah pemukiman
2. Reaksi Kesesakan
Menurut Gifford (dalam Zuhriyah, 2007), kesesakan yang dirasakan individu
dapat menimbulkan reaksi-reaksi pada:
c. Interaksi sosial : ketertarikan sosial, agresi, kerja sama, penarikan diri, tingkah
laku verbal dan non verbal bahkan humor
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa teori – teori tersebut sangatlah berkaitan erat
satu sama lain. Suatu kepadatan maupun kesesakkan pada satu tempat akan
membuat seseorang merasa tidak nyaman sehingga orang – orang tersebut akan
membuat suatu teritori sendiri. Teritori yang dimaksud adalah teritori yang terdiri
dari sekumpulan orang untuk menghindari kesesakkan. Di dalam suatu Teritori
akan tecipta suatu Ruang Personal pada seseorang untuk melindungi dirinya sendiri
dari orang lain , sehingga ruang personal tersebut akan menjadi ruang privasi
khusus untuk orang tersebut.
“CONTOH KASUS”
GOR Padjajaran
Kondisi penonton yang cukup padat dan sesak pada GOR Padjajaran mendorong
penciptaan sebuah teritori untuk mengatasi masalah tersebut. Kelompok-kelompok
terlihat menempati tribun secara bergerombol dan membuat teritori masing-masing,
berikut ini beberapa penanda teritori :
Teritori yang tercipta pada GOR Padjajaran dapat disebutkan sebagai berikut
berdasarkan unsur – unsur pembentuknya.
a. Pembentukan
b. Pertahanan
Mengikuti banyaknya orang dalam kelompok dengan orang terluar sebagai batas
terluar teritori
d. Orientasi
e. Ukuran
Bergantung pada jumlah orang dalam kelompok dan posisi duduk yang berkumpul
atau menyebar. Semakin menyebar, semakin besar area teritorinya
f. Fungsi
Ruang Personal
Ruang personal yang tercipta pada bangunan GOR Padjajaran akibat dari suatu
teritori yang diisi oleh rang yang tidak dikenal. Berikut adalah Ruang personal
yang tercipta dari beberapa unsur.
a. Pembentukan
Penonton akan memilih duduk berdekatan dengan orang yang dikenal. Menjaga
jarak dengan orang yang tak dikenal.
b. Pertahanan
Menyimpan minuman/tas disampingnya agar tidak ada orang yang duduk terlalu
dekat dengannya
c. Bentuk
e. Ukuran
Jarak antar orang adalah ukuran ruang personal masing - masing. Pada bangku
penonton tipe ini, jarak antar orang tidak dapat ditentukan, sehingga jarak itulah
ukuran ruang personal masing-masing.
f. Fungsi