PENDAHULUAN
1
Metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran
bidang kesehatan yaitu metode role play dan simulasi. Kedua metode
tersebut memiliki hubungan yang erat dan memiliki kemipiripan.
Bermain peran (role play) adalah cara penguasaan bahan-bahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan dan penghayatan imajinasi tersebut dilakukan oleh siswa
dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. Metode ini
banyak melibatkan siswa dan membuat mereka senang belajar. Metode
pembelajaran ini juga memiliki nilai tambah, yaitu dapat menjamin
partisipasi seluruh siswa dan memberi kesempatan dalam bekerja sama
hingga berhasil, sehingga akan menimbulkan kesan (Prastowo, 2013).
Sedangkan, metode pembelajaran simulasi merupakan metode belajar
yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengetahui suatu
proses dengan memindahkan situasi nyata ke dalam ruang kelas, metode
pembelajaran simulasi adalah bentuk metode praktik yang sifatnya untuk
mengembangkan keterampilan peserta didik (ranah kognitif maupun
keterampilan. Dalam menciptakan suasana pembelajaran yang baik
hendaknya pengajar dapat mengalikasikan dari beberapa metode
pembelajaran yang ada.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran role play
dan simulation
2. Untuk mengetahui kelebihan metode pembelajaran role play dan simulation
3. Untuk mengetahui kelemahan metode pembelajaran role play dan simulation
4. Untuk mengetahui bagaimana tahapan pembelajaran metode role play dan
simulation
BAB II
2
TINJAUAN TEORI
3
1. Permainan yang diperankan sendiri, membantu dalam memahami masalah –
masalah yang sedang dihadapi.
2. Bagi peserta yang memainkan peran sebagai orang lain, maka peserta tersebut
dapat menempatkan dirinya sendiri seperti watak dari karakter yang
dimainkan itu.
3. Mampu merasakan perasaan yang dialami oleh orang lain. Hal tersebut
mampu menumbuhkan sikap saling memperhatikan orang lain.
4
3. Pelaksanaa simulasi sering menjadi kaku bahkan jadi salah arah karena
kurangnya pengalaman, ketrampilan, atau pengasaan terhadap masalah social
yang diperankan.
4. Simulasi dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional seperti rasa malu, ragu-
ragu, atau takut yang dapat mempengaruhi peserta didik dalam melakukan
simulasi.
5. Simulasi menuntut hubungan informal antara guru dan peserta didik yang
akrab dan fleksibel. Ini berarti menghendaki guru yang deokratis bukan yang
otoriter.
6. Simulasi menuntut imajinasi peserta didik.
7. Simulasi memerlukan penglompokan peserta didik memadai yang fleksibel
serta ruang dan fasilitas yang selalu tersedia dengan baik.
5
b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya
pada siswa yang terlibat dalam peranan simulasi.
2. Pelaksanaan simulasi
a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran .
b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong siswa untuk berfikir dalam menyelesaikan msalah yang sedang di
simulasi.
3. Penutup
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
di simulasikan . guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik
dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b. Merumuskan kesimpulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bermain peran (role playing) adalah berakting sesuai dengan peran yang
telah ditentukan terlebih dahulu untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan
simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan
menggunakan situasi atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif
dalam berinteraksi dengan situasi dilingkungannya. Peserta didik
mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.
Kelebihan metode role play dan simulasi yaitu sebagai berikut 1)
Membantu dalam memahami masalah – masalah yang sedang dihadapi. 2)
Menempatkan dirinya sendiri seperti watak dari karakter yang dimainkan itu.
3) Mampu menumbuhkan sikap saling memperhatikan orang lain. 4)
6
Memperkaya pengetahuan , sikap, dan keterampilan serta pengalaman yang
tidak langsung diperlukan dalam menghadapi berbagai masalah social, 5)
Menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapatkan kepuasan,
kesegaran, dan kesehatan jiwa. 6) Simulasi dapat mengembangkan bakat dan
kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik. Misalnya, dalam seni
drama, bermain peran, dan sebagainya.
Kelemahan metode role play dan simulasi yaitu sebagai berikut 1)
Apabila pelatih tidak menguasai maka akan gagal, 2) Dapat menimbulkan
kekacauan selama kegiatan berlangsung., 3) Pengalaman yang diperoleh tidak
selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan dilapangan, 4) Menuntut
imajinasi peserta didik, 5) Memerlukan pengelompokan peserta didik
memadai yang fleksibel serta ruang dan fasilitas yang selalu tersedia dengan
baik. Tahapan metode pembelajaran simulasi dan role play terdiri dari 3 aspek
perencanaan, pelaksanaan dan penutup.
7
DAFTAR PUSTAKA