Cross Sectional
Cross Sectional
CROSS SECTIONAL
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan selalu berkembang oleh karena manusia dianugerahi
akal oleh Tuhan dan mempunyai sifat ingin tahu.manusia selalu berpikir dan
ingin mencoba mengaitkan antara fakta atau fenomena dengan teori yang di
ketahuinya. Makin banyak teori yang dimiliki manusia dengan
banyak membaca, dan makin banyak fakta yang di perolehnya, akan makin
tinggi pula pengetahuannya, dan makin besar pula rasa ingin tahunya.Secara
umum penelitian bertujuan untuk mengembangkan khazanah ilmu dengan
memperoleh pengerahuan secara fakta baru, sehingga dapat di susun teori,
konsep, hukum, kaidah dan metodelogi yang baru. Dari sini dapat diperoleh
masalah baru yang kelak harus dipecahkan dengan penelitian pula Seperti
penelitian kesehatan pada hakikatnya adalah suatau upaya untuk memahami
dan memcahkan masalah secara ilmiah, sistematis, dan logis. Istilah ilmiah
disini diartikan kebenaran pengetahuan yang didasarkan pada fakta empiris,
yang diperoleh dari penyelidikan secara berhati-hati dan bersifat objektif.
Dengan perkataan lain kebenaran pengetahuan tersebut diperoleh bukan dari
idepribadi atau dugaan-dugaan, tetapi berdasarkan fakta empiris. Oleh sebab
itu sebagai mahasiswa/i kesehatan harus memahami tentang penelitian
kesehatan yang merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang harus memerlukan dan
menepuh tahap-tahap yang sistematis, dalam arti menurut aturan-aturan
tertentu, dan logos dalam arti sesuai dengan penalaran.
Pengamatan demikian seolah-olah merupakan suatu penampang melintang
dan disebut penelitian cross sectional diantaranya adalah penelitian eksploratif,
penelitian deskriptif, dan dalam hal hal tertentu, penelitian analitik. Pada
umumnya, penelitian cross sectional disebut juga studi prevalensi dengan
tujuan mengadakan deskripsi subjek studi seperti pada penelitian deskriptip
murni atau mengadakan penelusuran seperti pada penelitian eksploratif. Dalam
hal-hal tertentu, penelitian dengan pendekatan cross sectional dapat digunakan
untuk penelitian analitik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi metodologi penelitian cross sectional ?
2. Bagaimana skema penelitian cross sectional ?
3. Bagaimana cara penghitungan penelitian cross sectional ?
4. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan penelitian cross sectional ?
5. Apa saja Ciri-Ciri Penelitian Cross Sectional ?
6. Bagaimana protokol Penelitian?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi metodologi penelitian cross sectional.
2. Untuk mengetahui skema penelitian cross sectional.
3. Untuk mengetahui cara penghitungan penelitian cross sectional.
4. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan penelitian cross sectional.
5. Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian cross sectional.
6. Untuk mengetahuibagaimana protokol penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
Nilai RR yaitu:
a/(a+b) : c/(c+d)
Interpretasi
G. PROTOKOL PENELITIAN
Untuk perencanaan dan pelaksanaan penelitian hendaknya dilakukan dengan
menuliskan protokol berupa langkah-langkah kegiatan yang digunakan sebagai
pedoman dalam kegiatan penelitian.
Adapun susunan protocol di bawab ini tidak mutlak, tetapi disesuaikan
dengan selera setiap institusi yang membenikan persetujuan atau penyandang
dana, tetapi dengan substansi yang tidak berbeda. Secara garis besar, protokol
penelitian cross sectional adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian
2. Menentukan tujuan penelitian
3. Populasi studi
4. Kriteria subjek studi
5. Cara pengambilan dan perkiraan besarnya sampel
6. Menentukan variabel yang akan diukur
7. Siapkan daftar pertanyaan atau pemeriksaan yang dibutuhkan
8. Pengumpulkan data
9. Analisis data
a. Merumuskan pertanyaan penelitian
Pertanyaan penelitian hendaknya diarahkan sesuai dengan tujuan
penelitian. Misalnya, bila penelitian bertujuan untuk membandingkan
keadaan kesehatanpenduduk suatu daerah setelah adanya program
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan status gizi anak maka pertanyaan
yang diajukan adalah sebagai berikut. Apakah dengan pemberian makanan
tambahan, status gizi anak akan meningkat dibandingkan dengan anak yang
tidak mendapat makanan tambahan?
b. Menentukan tujuan penelitian
Tujuan penelirian harus dirurnuskan dengan jelas tentang apa yang akan
dicari dalarn penelitian yang akan dilaksanakan. Misalnya, dan pertanyaan
tentang status gizi anak dapat diketahui bahwa penelitian yang akan
dilakukan merupakan penelirian analitik yang bertujuan untuk
membandingkan status gizi anak yang mendapatkan makanan tambahan
dengan status gizi anak yang tidak mendapat makanan tambahan.
c. Populasi Studi
Populasi studi pada studi cross sectional dapat berupa masyarakat daerah
tertentu dengan batas administratif atau institusi seperti rumah sakit, sekolah
atau industri, tergantung tempat penelitian dilakukan. Populasi studi dapat
pula berupa kelompok masyarakat dengan cmi rertentu, misalnya wanita
pasangan usia subur di suatu daerah. Populasi pada penelitian di rumah sakit
ditentukan berdasarkan banyaknya penderita (subjek studi) yang dicatat
selama kurun waktu rertentu.
A. Kesimpulan
Penelitian cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu
waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara
variabel independen (faktor resiko) dengan variabel dependen (efek). Beberapa
tujuannya adalah, mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa
penyakit tertentu yang terdapat di masyarakat, Memperkirakan adanya
hubungan sebab akibat pada penyakit-penyakit tertentu dengan perubahan yang
jelas, Menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relatif, dan resiko
atribut.
1. Keuntungan Studi Cross Sectional.
a. Jenis observasi studi ini bisa digunakan untuk penelitian analitik dalm
bidang kesehatan. Contohnya adalah :
Penyakit atau masalah kesehatan, atau efek.
b. Faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut, yakni faktor penyebab
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
c. Agen penyakit.
Studi ini representatif dalam mendeskripsikan karakteristik populasi
daripada studi case control atau cohort. Selain itu, studi jenis ini juga
lebih efisien untuk merumuskan hipotesis baru.
2. Kelemahan
Penelitian ini paling mudah untuk dilakukan dan sangat sederhana.
Pengujian hipotesis kausal juga tidak seakurat cohort dan case control,
karena ketidak pastian sekuensi temporal antara paparan dan penyakit.
a. Diperlukan subjek penelitian yang besar.
b. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
c. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
d. Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan faktor efek paling lemah bila
dibandingkan dengan dua rancangan penelitian cross sectional yang lain.
B. Saran
Bagi para pembaca makala ini ,kami selaku penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk
perbaikan makala ini kedepannya serta dapat mencapai kesempurnaan sesuai
dengan apa yang diinginkan