Anda di halaman 1dari 28

MACRO DAN MICRO

MAKALAH, RPP, SAP, JOB SHEET, DAFTAR TILIK DAN PPT


PADA ASKEB NIFAS 2 MINGGU

OLEH :

FITRI HANDAYANI
NPM. 1826040168.P

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang
sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas kuliah. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.

Bengkulu, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 2
C. Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian masa nifas ..................................................................................... 3
B. Tanda bahaya masa nifas ............................................................................... 3
C. Penanganan tanda bahaya nifas ...................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 13


BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Latar Belakang

Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat


mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan
tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh
hari.(Ilmui kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana,
Manuaba, hal 195).

Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan


berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi
perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:

1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lochia
3. Laktasi/pengeluaran ASI
4. Perubahan psikis
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-
perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.(Ilmu
Kebidanan, Sarwono, hal.237).

Perawatan postpartum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan


adanya kemungkinan-kemungkinan perdarahan post partum, dan
infeksi.(ilmu kebidanan, Sarwono, hal.238).
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberi asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan tepat dan benar
sehingga tidak terjadi komplikasi, yang dapat mengakibatkan kematian pada
ibu.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menguraikan dan melakukan konsep dasar serta manajemen


kebidanan pada ibu post partum.

b. Mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah dan melakukan


analisa data, membuat rencana management, mengimplementasi rencana
dan mengevaluasi tindakan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Prawirohardjo, 2015)
Puerperium berlangsung 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal,
dijumpai dua kejadian penting pada puerperium, yaitu involusi uterus dan
proses laktasi.
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan mencakup
6 minggu berikutnya. Jadi masa nifas adalah periode yang dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih seperti
keadaan sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 42 hari.

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Semua kegiatan yang dilakukan, baik dalam bidang kebidanan maupun di


bidang lain selalu mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan
diadakan evaluasi dan penilaian. Tujuan dari perawatan masa nifas ini adalah:

a. Memulihkan kesehatan umum penderita

1) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan.

2) Mengatasi anemia

3) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi

4) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot untuk


memperlancar peredaran darah
b. Mempertahankan kesehatan psikologis

c. Mencegah infeksi dan komplikasi

d. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)

e. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa


nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan normal.

C. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas


Adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya
bahaya/komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.

Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut:


1. Pendarahan Post Partum
a. Tanda dan gejala
Pendarahan post partum adalah pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam
masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2015).
Menurut waktu terjadinya dibagi atas 2 bagian:
1) Pendarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorragie)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2) Pendarahan Post Partum Sekunder (Late Post Partum Hemorragie)
yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5-15 post
partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta
(Prawirohardjo, 2015)
Pendarahan post partum merupakan penyebab penting kematian
maternal khususnya di Negara berkembang.
Factor-faktor penyebab pendarahan post partum adalah:
a. Grandemultipara
b. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan
b. Penanganan
Perdarahan yang perlahan dan berlanjut atau perdarahan tiba-tiba
merupakan suatu kegawatdaruratan, segeralah bawa ibu ke fasilitas
kesehatan.

2. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)


Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa
nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran lender waktu
menstruasi dan berbau anyir (Cairan ini berasal dari bekas melekatnya
plasenta).
Lochea dibagi dalam beberapa jenis :
a. Lochea rubra (cruenta): Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari pasca
persalinan.
b. Lochea Sanguinolenta: Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan.
c. Lochea Serosa: Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.
d. Lochea Alba: Cairan putih, setelah 2 minggu.
e. Lochea Purulenta: Terjadi infeksi, cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Lochiostasis: Lochea tidak lancar keluarnya.
a. Tanda dan gejala
1) Keluarnya cairan dari vagina
2) Adanya bau yang menyengat dari vagina
3) Disertai dengan demam > 38oC
b. Penanganan
Jagalah selalu kebersihan vagina anda, jika terjadi hal – hal yang tidak
diinginkan segeralah periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus yang mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gr saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu
kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi.
Factor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,
endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2015).
a. Tanda dan gejala
- Uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya
- Fundus masih tinggi
- Lochea banyak dan berbau
- Pendarahan
b. Penanganan
Segera periksakan diri anda ke fasilitas kesehatan.

4. Nyeri pada Perut dan Panggul


a. Tanda dan gejala
Peritonitis: Peradangan pada peritoneum
1) Demam
2) Nyeri perut bagian bawah
3) Suhu meningkat
4) Nadi cepat dan kecil
5) Nyeri tekan
6) Pucat muka cekung, kulit dingin
7) Anoreksia terkadang muntah
b. Penanganan
Lakukan istirahat baring, bila nyeri tidak hilang segera periksakan ke
fasilitas kesehatan.

6. Suhu Tubuh Ibu >38oC


Peningkatan suhu tubuh pada ibu selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi
nifas.
a. Tanda dan gejala
Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu > 38 oC
b. Penanganan
1) Istirahat baring
2) Kompres dengan air hangat
3) Perbanyak minum
4) Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.

7. Penyulit dalam Menyusui


Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal kehamilan
dengan melakukan masase, menghilangkan kerak pada putting susu sehingga
duktusnya tidak tersumbat. Untuk menghindari putting susu terbenam
sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus
tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik.
Sedangkan untuk menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan
teknik menyusui yang benar, putting harus kering saat menyusui. Putting
lecet dapat disebabkan karena cara menyusui dan perawatan payudara yang
tidak benar, bila lecetnya luat menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan
dengan tangan atau pompa (Manuaba, 2008)
Beberapa keadaan abnormal pada masa menyusui yang mungkin terjadi:
1. Bendungan ASI
- Penyebab: penyempitan duktus laktiferus, kelenjar yang tidak
dikosongkan dengan sempurna, kelainan pada putting susu.
- Gejala: timbul pada hari ke 3-5, payudara bengkak, keras, tegang, panas
dan nyeri, suhu tubuh meningkat.
- Penanganan
a) Susukan payudara sesering mungkin
b) Kedua payudara disusukan
c) Kompres hangat payudara sebelum disusukan
d) Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui, sanggah
payudara.
e) Kompret dingin pada payudara diantara menyusui
f) Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 4 jam.

2. Mastitis
Adalah suatu peradangan pada payudara biasaya terjadi pada 3 minggu
setelah melahirkan. Penyebabnya salah satunya kuman yang menyebar
melalui luka pada putting susu/peredaran darah (Manuaba, 2008)
a. Tanda dan gejala
- Payudara membesar dan keras
- Payudara nyeri, memerah dan membisul
- Suhu tubuh meningkat dan menggigil
b. Penanganan
- Sanggah payudara
- Kompres dingin
- Susukan bayi sesering mungkin
- Banyak minum dan istirahat yang cukup

3. Abses payudara
Adalah terdapat masa padat mengeras dibawah kulit yang kemerahan
terjadi karena mastitis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan
mastitis terdapat bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah) (Manuaba,
2008).

D. Pengertian asuhan 2 minggu postpartum


Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada
kunjungan 6 hari post partum yaitu Memastikan involusi uterus barjalan
dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi dan perdarahan. Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup
cairan.Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada
tanda-tanda kesulitan menyusui. Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanda bahaya masa nifas merupakan suatu tanda yang abnormal
yang mungkin terjadi pada ibu nifas dan mengindikasikan adanya
bahaya/ komplikasi yang mungkin dapat terjadi selama masa nifas,
apabila hal ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu. Diantara tanda bahaya nifas yang mungkin muncul pada ibu
nifas diantaranya:
1. Pendarahan Post Partum
2. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
3. Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
4. Nyeri pada Perut dan Panggul
5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan
6. Suhu Tubuh Ibu >38oC
7. Penyulit dalam Menyusui
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba.2013. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB Edisi 2.Jakarta:EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2015. Ilmu Kebidanan. 2008. Jakarta: PT.Bina Pustaka

Rukiyah, Ai yeyeh, DKK. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakatra:Trans Info

Media
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
A. Identitas Mata kuliah
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas
Kode MK : Bd. 201
Program Studi : DIII Kebidanan
Penempatan : Semester IV
SKS : 4 SKS (T:2; P:2)
Pokok Bahasan : Asuhan kebidanan nifas
Sub Pokok Bahasan : tanda bahaya nifas
Waktu Pertemuan : 90 Menit
Pertemuan : 3 x 30 Menit

B. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami pengertian nifas, tanda bahaya nifas dan cara
penanganannya.
C. Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian masa nifas 2 minggu postpartum.
2. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas 2 minggu postpartum.
3. Menjelaskan penanganan tanda bahaya masa nifas 2 minggu postpartum.
D. Indikator
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang materi masa nifas setelah 2
minggu postpartum.
2. Mahasiswa mampu mnjelaskan tanda bahaya masa nifas setelah 2 minggu
postpartum.
3. Mahasiswa mampu mnjelaskan penanganan tanda bahaya masa nifas
setelah 2 minggu postpartum
E. Langkah - langkah kegiatan pembelajaran
Tahapan
Media /
dan Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan Dosen
Alat
(menit)
Pendahuluan - Menjawab salam - Mengucapkan salam LCD,
( 5 menit) dan memperhatikan pembuka dan Laptop,
penjelasan dosen menginformasikan pokok alat-alat
bahasan yang akan dan lain-
- Memperhatikan diajarkan lain.
penjelasan dosen - Menjelaskan tujuan
- Menjawab pembelajaran
pertanyaan dosen - Melakukan apersepsi

Penyajian - Menjawab - Memberikan pertanyaan LCD,


20 menit pertanyaan dosen untuk mengetahuai sejauh Laptop,
sesuai dengan mana pengetahuan alat-alat
pengetahuan mahasiswa tentang nifas dan lain-
setelah 2 minggu lain.
- Memperhatikan postpartum
penjelasan dosen - Menjelaskan materi
tentang nifas setelah 2
- Mengajukan minggu postpartum
pertanyaan - Melakukan feed back

Penutup - Mahasiswa - Menyimpulkan secara LCD,


5 menit memperhatikan singkat materi yang telat Laptop,
kesimpulan dari disampaikan alat-alat
dosen - Mengevaluasi materi yang dan lain-
- Menjawab telah diberikan dengan lain.
pertanyaan dari cara memberikan
dosen pertanyaan kepada
mahasiswa
- Menutup pertemuan
- Mahasiswa dengan mengucapkan
menjawab salam salam penutup
F. Evaluasi
1. Prosedur : Peragaan
2. Jenis : Lisan
3. Alat : Ceklist Obyektif
4. Bentuk : Subyektif
5. Soal : Terlampir

G. Checklist
Terlampir

H. Materi Ajar
Terlampir

I. Referensi
Manuaba.2013. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB Edisi

2.Jakarta:EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2015. Ilmu Kebidanan. 2008. Jakarta: PT.Bina

Pustaka

Rukiyah, Ai yeyeh, DKK. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakatra:Trans

Info Media
JOBSHEET
PROSEDUR PELAKSANAAN
PERSIAPAN
1. TEMPAT :
Menyediakan tempat yang nyaman
untuk melakukan tindakan
PERSIAPAN
2. ALAT
kursi yang menyangga punggung
2. Kursi kecil (kursi jongkok) /
penyangga kaki
3. Bantal besar 2 atau selimut besar
Alat cuci tangan (air mengalir,
sabun cair dan handuk)

PERSIAPAN
3. PASIEN
Sambut pasien dan pendamping
dengan ramah
Perkenalkan diri
Persilahkan pasien duduk dan
ciptakan suasana yang nyaman

TINDAKAN
4.
Tanyakan dengan sopan mengenai
identitas ibu dan kaji tujuan ibu
dating ke fasilitas kesehatan dan
tanyakan kepada ibu tetang keluhan
yang dialami ibu
Beritahu
5. ibu untuk mencuci tangan
terlebih dahulu

Beritahukan
6. ibu untuk duduk santai
di kursi yang menyangga
punggung, lebih baik punggung
diberi bantal untuk sandaran ke
kursi.
Punggung ibu tegak lurus.
Letakkan
7. kaki ibu diatas kursi kecil,
agar tidak menggantung
Letakkan bantal diatas pangkuan
ibu
8.

Sebelum menyusui, keluarkan ASI


sedikit. Oleskan pada puting susu
dan areola disekitarnya sebagai
desinfektan dan untuk menjaga
kelembaban puting susu
9.

Beritahukan ibu untuk membentuk


tangan seperti sudut 900 diatas
bantal. Letakkan bayi diatas bantal
pada pangkuan ibu menghadap
payudara ibu.
10.
Beritahu ibu untuk memegang
belakang bahu bayi dengan satu
tangan. Kepala bayi terletak di
lengkung siku ibu. Tahan bokong
bayi dengan telapak tangan.
Usahakan perut bayi menempel
pada badan ibu (skin to skin).
Usahakan antara telinga bayi
sejaajar/garis lurus dengan lengan
tangan.
Lengan bayi yang lebih dekat
dengan ibu diusahakan melingkar
tubuh ibu agar tidak menghalangi
mulut bayi ketika menghisap
puting.
11.

Topang payudara dengan tangan


yang lain, 4 jari topang bagian
bawah, ibu jari diatas kalang
payudara seperti membentuk huruf
C. Lalu memberi bayi rangsangan
membuka mulut (rooting reflex)
dengan cara menyentuh pipi atau
sisi mulut bayi dengan puting.
Setelah bayi membuka mulut,
segera dekatkan puting ke mulut
bayi.
Dengan
12. cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan
puting serta areola dimasukkan ke
mulut bayi.
Pastikan bayi tidak hanya
menghisap putingnya saja, tetapi
seluruh areola masuk ke dalam
mulutnya. Sehingga puting susu
berada di bawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan
ASI yang terletak di bawah areola.
Setelah
13. bayi mulai menghisap
payudara, tak perlu dipegang atau
di sangga lagi.
Anjurkan ibu bahwa selama
menyusui tataplah bayi dengan
penuh kasih sayang dan saat
menyusui dengan pikiran yang
tenang.
14.

Hentikan hisapan bayi dengan


memasukkan jari kelingking ibu
melalui sudut mulut
Jangan menariknya dengan kuat
karena akan menimbulkan luka
Menyusukan pada payudara
masing-masing 10-15 menit atau on
demand (sesuai keinginan bayi)
15.

Setelah selesai menyusui keluarkan


sedikit ASI, oleskan pada sekitar
puting susu dan areola sekitarnya
dan biarkan kering dengan
sendirinya.
16.

Sendawakan bayi dengan cara :


Letakkan bayi tegak lurus pada
bahu dan perlahan punggung bayi
diusap sampai bersendawa.
Rapikan ibu dan minta ibu mencuci
tangan
Bereskan alat
PASCA TINDAKAN
TINDAK LANJUT
Informasikan
17. kepada ibu tentang
tahapan selanjutnya, jadwal
kunjungan ulang. Jika ibu datang
sendirin dorong ibu untuk datang
bersama dengan orang yang ibu
inginkan untuk menemani ibu pada
kunjungan berikutnya.
Evaluasi pemahaman ibu tentang
hasil pemeriksaan

Ingatkan ibu agar segera


mengunjungi bidan/dokter jika
menemukan/merasakan tanda-tanda
bahaya atau mempunyai pertanyaan
yang ingin diajukan
Ucapkan salam dan terimakasih
Dokumentasikan asuhan

Pertanyaan :
1. Involusi uteri berlangsung kira-kira selama…
a. 2 jam
b. 6-8 jam
c. 6 hari
d. 2 minggu
e. 6 minggu
2. pendarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir di
katakan perdarahan…
a. perdarahan post partum primer
b. perdarahan post partum sekunder
c. KPD
d. Sisa plasenta
e. Pecah ketuban
3. Locea yang Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama dua hari pasca
persalinan adalah locea…
a. Serosa
b. Sanguinolenta
c. Alba
d. Lubra
e. Menstruasi
4. Lochea Purulenta adalah..
a. Infeksi, keluar cairan nanah berbau busuk.
b. Cairan Putih
c. Cairan berwarna Merah kecoklatan
d. Cairan Kekuningan
e. Cairan kuning tidak berbau
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Fakultas/Program Studi : D III Kebidanan


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas
Materi : Cara menyusui yang benar
Semester : III
Waktu Pertemuan : 30 Menit

A. Deskripsi
Pembahasan mata kuliah ini di fokuskan pada pemahaman teori tentang cara
menyusui yang benar

B. Standar Kompetensi
Dapat memahami teori tentang cara menyusui yang benar.
C. Kompetensi dasar :
Mahasiswa Dapat menjelaskan teori dan praktek tentang cara menyusui yang
benar.
D. Indikator :
Dapat memahami teori dan cara menyusui yang benar

E. Tujuan Pembelajaran :
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian masa nifas
2. Tanda bahaya pada masa nifas
3. Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4. Hal yang perlu dilakukan bila terdapat tanda bahaya pada masa nifas
5. Cara menyusui yang benar
F. Materi Ajar
Pengertian dan cara menyusui yang benar

G. Strategi Pembelajaran
Demontasi dan Tanya jawab
H. Langkah-langkah pembelajaran
Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu
Pembukaan1. Salam Pembuka - Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri - Mendengarkan
3. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
penyuluhan
4. Menjelaskan jalannya penyuluhan
5. Membagi leaflet
Isi 5. Menjelaskan pengertian masa nifas - Melihat
(20 menit) 6. Menjelaskan tanda bahaya pada masa nifas - Mendengarkan
7. Menjelaskan macam-macam tanda bahaya - Memperhatikan
pada masa nifas
8. Menjelaskan penanganan yang harus
dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada
masa nifas
Penutup - Tanya jawab - Mengajukan
(5 menit) - Mengakhiri penyuluhan pertanyaan
- Salam penutup. - Menjawab
- Menjawab salam

I. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
DAFTAR TILIK
CARA MENYUSUI YANG BENAR

0 Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau tidak
1 sesuai urutan (apabila harus berurutan)
2 Langkah kerja atau kegiatan dengan benar tetapi ragu-ragu
3 Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya diri
N/A Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam observasi ini

PENILAIAN
N
/
No Langkah Kerja 0 1 2 3 A
A PERSIAPAN
PERSIAPAN TEMPAT
Menyediakan tempat yang nyaman untuk melakukan
1 tindakan
PERSIAPAN ALAT
Alat :
1. Kursi yang menyangga punggung
2. Kursi kecil (kursi jongkok) / penyangga kaki
3. Bantal besar 2 atau selimut besar
2 4. Alat cuci tangan (air mengalir, sabun cair dan handuk)
PERSIAPAN PASIEN
3 Sambut pasien dan pendamping dengan ramah
4 Perkenalkan diri
Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana yang
5 nyaman
B TINDAKAN
6 Tanyakan dengan sopan mengenai identitas ibu
7 Kaji tujuan ibu datang ke fasilitas kesehatan
Tanyakan kepada ibu apakah ada keberatan atau
pertanyaan yang ingin di ajukan sebelum melanjutkan
8 tindakan
9 beritahukan ibu untuk mencuci tangan terlebih dahulu
Beritahukan ibu untuk duduk santai di kursi yang
menyangga punggung, lebih baik punggung diberi
bantal untuk sandaran ke kursi.
10 Punggung ibu tegak lurus.
Letakkan kaki ibu diatas kursi kecil, agar tidak
11 menggantung
12 Letakkan bantal diatas pangkuan ibu
Sebelum menyusui, keluarkan ASI sedikit. Oleskan
pada puting susu dan areola disekitarnya sebagai
13 desinfektan dan untuk menjaga kelembaban puting susu
Beritahukan ibu untuk membentuk tangan seperti sudut
900 diatas bantal. Letakkan bayi diatas bantal pada
14 pangkuan ibu menghadap payudara ibu.
Beritahu ibu untuk memegang belakang bahu bayi
dengan satu tangan. Kepala bayi terletak di lengkung
siku ibu. Tahan bokong bayi dengan telapak tangan.
Usahakan perut bayi menempel pada badan ibu (skin to
skin). Usahakan antara telinga bayi sejaajar/garis lurus
15 dengan lengan tangan.
Lengan bayi yang lebih dekat dengan ibu diusahakan
melingkar tubuh ibu agar tidak menghalangi mulut bayi
16 ketika menghisap puting.
Topang payudara dengan tangan yang lain, 4 jari topang
bagian bawah, ibu jari diatas kalang payudara seperti
membentuk huruf C. Lalu memberi bayi rangsangan
membuka mulut (rooting reflex) dengan cara
menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan puting.
Setelah bayi membuka mulut, segera dekatkan puting ke
17 mulut bayi.
Dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
18 dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
Pastikan bayi tidak hanya menghisap putingnya saja,
tetapi seluruh areola masuk ke dalam mulutnya.
Sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan
lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat
19 penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
Setelah bayi mulai menghisap payudara, tak perlu
20 dipegang atau di sangga lagi.
Anjurkan ibu bahwa selama menyusui tataplah bayi
dengan penuh kasih sayang dan saat menyusui dengan
21 pikiran yang tenang.
Hentikan hisapan bayi dengan memasukkan jari
kelingking ibu melalui sudut mulut
Jangan menariknya dengan kuat karena akan
22 menimbulkan luka
Menyusukan pada payudara masing-masing 10-15
23 menit atau on demand (sesuai keinginan bayi)
Setelah selesai menyusui keluarkan sedikit ASI, oleskan
pada sekitar puting susu dan areola sekitarnya dan
24 biarkan kering dengan sendirinya.
Sendawakan bayi dengan cara :
25 Letakkan bayi tegak lurus pada bahu dan perlahan
punggung bayi diusap sampai bersendawa.
26 Rapikan ibu dan minta ibu mencuci tangan
Bereskan alat
27
C PASCA TINDAKAN
TINDAK LANJUT
Informasikan kepada ibu tentang tahapan selanjutnya,
jadwal kunjungan ulang. Jika ibu datang sendirin
dorong ibu untuk datang bersama dengan orang yang
ibu inginkan untuk menemani ibu pada kunjungan
28 berikutnya.
29 Evaluasi pemahaman ibu tentang hasil pemeriksaan
Ingatkan ibu agar segera mengunjungi bidan/dokter jika
30 menemukan/merasakan tanda-tanda bahaya atau
mempunyai pertanyaan yang ingin diajukan

31 Ucapkan salam dan terimakasih


32 Dokumentasikan asuhan

Anda mungkin juga menyukai