Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu
Skripsi
oleh:
Ludfia
NIM. 1110025000062
Nama : Ludfia
NIM : 1110025000062
ludul Skripsi : Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
: Studi Kasus TBM Sanggar Baca lendela Dunia dan TBM Jendela
IImu
Ujian Skripsi : 14 Januari 2015
Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai
syarat memperoleh gelar Sarjarra Strata Satu (S 1) pada Program Studi I1mu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora DIN yarifHidayatullah Jakarta.
,.
.~
UPAYA PEMBINAAN MINAT BACA DI TAMAN BACAAN MASYARAKAT
(TBM): STUDT KASUS TBM SANGGAR BACA JENDELA DUNIA DAN TBM
JENDELA ILMU
.. Skripsi
Diajukan untnk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana IImu Perpustakaan (S.IP)
oleh:
Ludfia
NIM.l110025000062
di bawah himhingan
Penelitian ini dilakukan di TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela
Ilmu. Tujuan penelitian ini adalah; pertama, untuk mengetahui upaya TBM SBJD
dan TBM JI dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca terhadap
masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan dan dikembangkan;
kedua, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program-
program minat baca terhadap masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang pengambilan datanya melalui
observasi dan wawancara dengan informan terkait. Teknik penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya
pembinaan minat baca melalui program-program di TBM SBJD dan TBM JI
adalah menyelenggarakan pentas seni, membuat MADING, membaca buku
selama 15 menit kemudian membuat ringkasan, mensirkulasi buku selama 1
minggu sekali dengan tema yang berbeda, menyelenggarakan kelas pekerjaan
tangan, lomba memasak, pemutaran film/video, story telling, pameran buku dan
bedah buku fiqih. Faktor pendukung minat baca secara internal dan eksternal di
TBM SBJD dan TBM JI adalah sarana dan prasarana, dana operasional TBM,
kualitas SDM, menyesuaikan program minat baca berdasarkan kelompok usia dan
kerjasama dengan organisasi luar. Faktor penghambat minat baca di TBM SBJD
dan TBM JI adalah kurangnya sosialisasi, perkembangan Teknologi Informasi,
kurangnya dukungan dan kerjasama dari semua lapisan masyarakat, kurangnya
dukungan dan kerjasama dari pemerintah, rendahnya sikap dan minat anak-anak
terhadap bahan bacaan dan ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan anak.
Kata Kunci : Pembinaan Minat Baca, Minat Baca, Taman Bacaan Masyarakat
i
ABSTRACT
This research is done at TBM Sanggar Baca Jendela Dunia and TBM Jendela Dunia.
The purpose of this research are; first, to know TBM SBJD'S effort and TBM JI to
improve and increases the interest in reading to society through executed and
developed programs. Second, to understand the factors ofaffect in implementation of
interest in reading programs to the society.The research uses descriptive qualitative
method that take of data through observation and interviews with relevant informants.
Technique of this research is using purposive sampling.The result shows that
development effort of interest in reading through TBM SBJD and TBM JI programs
are organizing art performances, making wall magazine, reading book up to 15
minutes then make a summary, circulating books up to 1 week with different theme,
evening out handiwork class, cooking competitions, film/video showing, storytelling,
book fairs and fiqh book review.Then, the supporting factor of interest in reading
internally and externally at TBM SBJD and TBM JI are infrastructure, TBM’s
operational fund, the quality of human resources, adjusting interest in reading
program to base age and collaboration group with organisasitonal outer. Besides that,
the inhibiting factors of interest in reading at TBM SBJD and TBM JI are its reducing
socialization, informations technological developing, lack of support and
collaboration of all society coat, lack of support and collaboration of government, low
attitude and children interest to reading material and oldster doesn’t care of child
education.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi, yang telah memberikan nikmat,
hidayah dan inayahnya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
Muahammad SAW. yang telah membawa umatnya dari kegelapan hingga terang
benderang yang penuh cahaya hidayah, juga kepada keluarga dan para
aamiin.
telah membantu dan memberikan dukungan baik moril maupun materiil terhadap
1. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
2. Bpk. Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Adab
6. Ayah Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Pendiri Yayasan SBJD dan Bunda
iii
menerima penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas
penulis.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
8. Keluarga besar Yayasan SBJD yaitu Kakak-kakak Mentor Kak Ida, Kak
Najmah, Mba Sri, Kak Dion, Kak Zainul, Kak Aziz, Kak Faisal, Kak Ulin
permasalahan dan memberikan nafkah sejak kecil sampai saat ini, Bapak
10. Kakak tercinta Miftahul Husna dan keponakan tercinta Nayra Safira
Ma’uf, terima kasih atas segala perjuangan kakak untuk membantu adikmu
berupa moril dan materil dalam menuntut ilmu sampai saat ini, kalian
Rochmah, Nurun, Vidi dan Syifa. Teman-teman yaitu Ima, Mey, Vida,
iv
Tiwi, Dian dan lain-lain. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan
12. Terima kasih kepada ibu dan bapak kostan pink, kakak-kakak kostan
tersayang kak eka, hafizah adha, kak erni, kak putri, kak tika, kak devi dan
15. Terima kasih kepada kakak senior IPI, Kak Doni, Kak Nia, Kak Nissa
16. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saran dan kritik sangat penulis perlukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
Ludfia
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
ABSTRAK………………………………………………………………............. i
ABSTRACT…………………………………………………………………....... ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………......... xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….……. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………….….... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………....... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………..... 9
D. Definisi Istilah ……………………………………………….. 10
E. Sistematika Penulisan ……………………………................... 11
vi
B. Membaca
1. Definisi Membaca ............................................................... 21
2. Fungsi Membaca ................................................................. 23
3. Manfaat Membaca .............................................................. 23
C. Minat Baca
1. Definisi Minat Baca ............................................................ 26
2. Menumbuhkan dan Meningkatkan Minat Baca ................. 27
3. Faktor Pendukung Minat Baca ........................................... 28
4. Faktor Penghambat Minat Baca .......................................... 30
D. Upaya Pembinaan Minat Baca
1. Tujuan Pembinaan Minat Baca ............................................ 31
2. Ciri-ciri Pembinaan Minat Baca .......................................... 32
E. Upaya Pembinaan Minat Baca di TBM ..................................... 34
F. Penelitian Relevan ..................................................................... 40
vii
e. Kegiatan-kegiatan yang Pernah Diselenggarakan……. 52
f. Prestasi yang diraih…………………………………... 53
g. Mentor dan Relawan…………….………………........ 54
h. Jejaring dan Kerjasama…………………………......... 54
i. Mitra……………………………………..……….…... 55
j. Pengurus atau Sumber Daya Manusia…………........... 56
k. Layanan TBM SBJD…………………………….…… 56
l. Koleksi TBM SBJD……………………………….…. 57
m. Pengolahan Koleksi……………………………...…... 58
2. Profil TBM Jendela Ilmu
a. Sejarah TBM JI……………………………………... 60
b. Visi dan Misi………………………………….…….. 62
c. Struktur Organisasi…………………………………. 62
d. Layanan TBM JI……………………………………. 62
e. Uraian Tugas Pengurus TBM JI……………………. 62
f. Program-Program yang Diselenggarakan…………... 63
B. Hasil Penelitian ……………….…………………………… 63
1. Upaya Pembinaan Minat Baca melalui Program-Program
yang diselenggarakan ………………………................ 63
2. Faktor yang Mendukung Minat Baca di TBM SBJD dan
TBM JI ………………..……………………...……..…. 69
3. Faktor yang Menghambat Minat Baca di TBM SBJD dan
TBM JI …………………………………………….……. 77
C. Pembahasan………………………………………………….. 87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………… 92
B. Saran ………………………………………………….............. 93
viii
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan adalah suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa
Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif
Setiap perpustakaan didirikan dengan tujuan tertentu dan dilandasi oleh visi-misi
yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan
bidang bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan
muliti media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi,
bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.48 Tahun 2010 adalah penguatan dan
dan sumber informasi lain yang mudah, murah, dan merata serta sarana
4
pendukungnya.
Pemerintah No.20 Tahun 2001, pasal 1 (7) menyatakan bahwa yang dimaksud
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Aditama yang menyatakan bahwa dua
tahun sebelumnya, atau tahun 2006, UNESCO menempatkan posisi minat baca
mendudukkan Indonesia di peringkat ke-38 dari 39 negara. Hal itu antara lain
Indonesia pada posisi rendah dalam hal pembangunan sumber daya manusia.
Laporan UNDP tentang Human Development Index (HDI) tahun 2006 meyatakan
4
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat Bantuan Perluasan dan Penguatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).(Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, 2012.), h. 4
5
bahwa HDI negara Indonesia berada pada peringkat ke 111 dari 177, dan berada
pada peringkat 25, Brunei Darussalam peringkat 34, Malaysia peringkat 61, dan
Filiphina yang berada pada peringkat 84. Hal ini menunjukkan bahwa standar
5
hidup dan kualitas hidup bangsa Indonesia masih rendah.
Terlepas dari itu segala suasana suram dalam dunia minat baca, perlu
dipahami bahwa perubahan dari budaya dengar dan lisan ke budaya membaca dan
yang ikut bertanggung jawab dalam segi pendidikan yaitu orang tua, guru,
dilahirkan. Dengan demikian minat baca bukanlah kebiasaan bawaan. Oleh karena
itu minat baca dapat dipupuk, dibina, dan dikembangkan. Dalam era
pembangunan dewasa ini peranan minat baca sangat penting karena dengan minat
baca seseorang dapat memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang suatu
dengan berbagai gejala lain. Secara singkat dengan membaca akan diperoleh hasil,
5
Ifah Hanifah. Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan
Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan). (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2013), h. 1.
6
yang telah dibaca yang berguna baik bagi pembangunan diri pembaca, keluarga,
maupun masyarakat yang lebih luas. Selain itu, juga dapat membina sikap
6
fakta atau informasi, dan lain-lain.
berbagai jenis bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu, untuk seterusnya
Perpustakaan juga merupakan sarana penghimpun hasil karya budaya bangsa yang
lebih dalam lagi penelitian ini tentang upaya pembinaan minat baca di taman
6
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 1.
7
Perpustakaan Nasional RI. Pencanangan Pemberdayaan Perpustakaan di Masyarakat. (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2001), h. 5
7
Dunia telah memberikan wadah kepada masyarakat melalui upaya layanan yang
diberikan, terutama anak-anak dalam pendidikan islami yaitu Kelas Baca Qur’an
dan Kelas Tahfidz. Anak-anak tidak hanya diberikan pengetahuan islami saja
tetapi juga diberikan pengetahuan umum yaitu melalui buku-buku bacaan yang
Pada saat ini TBM SBJD baru memberikan sosialisasi untuk anak-anak
pustaka sanggar jadi hanya anak-anak sanggar yang bisa meminjam buku yang
ada di perpustakaan. TBM SBJD menyediakan empat buah buku di teras sanggar,
dan setiap minggu diganti untuk bahan bacaan ibu-ibu sambil menunggu anak-
anaknya selesai mengaji. Beberapa tahun yang lalu minat baca anak-anak di
lingkungan sekitar sanggar cukup tinggi, berbeda zaman pada saat ini yang sudah
serba instan dengan berbagai teknologi maka buku tidak lagi menjadi sumber
informasi yang penting bagi anak-anak, remaja maupun dewasa, maka cukup sulit
menghilang, dari kegiatan yang ada di TBM SBJD maka TBM SBJD lebih
berperan aktif terhadap anak-anak yang mengikuti Kelas Baca Qur’an dan Kelas
Tahfidz. Dari sinilah anak-anak belajar dan di latih untuk membiasakan diri
Salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan anak-anak yaitu ketika anak-
oleh kakak mentor dan pustakawan sanggar. Setelah mereka selesai membaca
8
bacaannya di rumah.
pemustaka yang masih sedikit tidak adanya pemustaka dari masyarakat sekitar
sanggar, hanya anak-anak sanggar, mentor dan ibu-ibu wali santri. Selain itu
kepada masyarakat melalui layanan yang diberikan, pengelola TBM Jendela Ilmu
mengungkapkan pada awal pendirian TBM Jendela Ilmu pada tahun 2010 dan
masih tergabung kedalam PAUD, karena kegiatan TBM yang masih berada di
bawah payung PAUD belum bisa merangkul semua kegiatan TBM karena
keterbatasan dana. Maka TBM memisahkan diri dari PAUD, setelah memisahkan
antara PAUD dan TBM, pengelola mulai memfokuskan diri untuk TBM.
Masyarakat disekitar TBM Jendela Ilmu sangat antusias dalam setiap kegiatan
yang diadakan oleh TBM Jendela Ilmu, namun minat baca masyarakatnya masih
rendah karena masyarakat disekitar lebih banyak dari kalangan menengah keatas,
hari besar Nasional/hari besar Islam, menyelenggarakan kegiatan cinta alam dan
olah raga. Namun kendala yang diungkapkan oleh pengelola yaitu karena
kurangnya minat baca masyarakat yang masih rendah dan lebih tertarik dengan
kegiatan-kegiatannya saja.
upaya pembinaan minat baca pada TBM Sanggar Baca Jendela Dunia (SBJD) dan
TBM Jendela Ilmu (JI) telah melakukan upaya pembinaan minat baca terhadap
Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu”.
10
1. Pembatasan Masalah
dengan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka dalam penelitian ini
2. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela
dikembangkan?
a. Untuk mengetahui upaya TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM
dikembangkan.
D. Definisi Istilah
sebagai kecendrungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan
tertentu.
12
berbagai jenis bahan belajar yang dibutuhkan masyarakat. Minat baca akan timbul
karena tersedianya berbagai jenis koleksi yang beragam, bahan bacaan yang baik,
menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Maka TBM sebagai
salah satu sarana dan akses informasi yang menunjang bagi masyarakat.
E. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika ini penulis membagi penulisan dalam lima bab, yang
BAB I Pendahuluan
penulisan.
Bab ini membahas teori – teori yaitu berasal dari kajian kepustakaan yang
definisi upaya pembinaan minat baca di taman bacaan masyarakat, tujuan dan
BAB III Gambaran Umum TBM Sanggar Baca Jendela Dunia Dan
Bab ini memuat gambaran umum mengenai TBM Sanggar Baca Jendela
Dunia dan TBM Jendela Ilmu yang meliputi sejarah singkat, visi dan misi,
13
Bab ini membahas hasil penelitian yang terdiri dari keberadaan, fungsi dan
baca yang diteliti yaitu TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela
Ilmu sehingga mengetahui upaya pembinaan minat baca yang dilakukan untuk
BAB V Penutup
pembinaan minat baca di taman bacaan masyarakat untuk TBM Sanggar Baca
LITERATUR
peminjaman buku perpustakaan yang dikelola oleh orang cina peranakan pada
akhir abad ke-19 di Batavia. Dengan membahas awal dimulainya suatu sastra
nasional Indonesia dalam bahasa yang nanti menjadi bahasa nasional, yang tidak
dapat dipisahkan dari pendirian Balai Pustaka dan perpustakaan umum pertama,
bahwa bahasa Indonesia memperoleh suatu posisi yang kuat sebagai bahasa
desa.
Ada tiga reinkarnasi yang jelas berbeda di era modern sekarang ini, yang
dapat ditelusuri kembali ke era persewaan buku Taman Bacaan, yang dimulai di
Batavia pada akhir abad ke-19. Satu hal yang tidak banyak berubah, dan terus ada
hingga saat ini adalah kios-kios kecil yang menyewakan buku dan komik. Yang
kedua adalah persewaan buku yang dikombinasikan dengan suasana kafe, untuk
upaya singkat di era Orde Baru Suharto dengan mendirikan Taman Bacaan
13
14
Masyarakat (TBM) di desa-desa pada tahun 1990-an, dan pada akhirnya berubah
1
menjadi Taman Bacaan seperti yang kita kenal saat ini.
menjamur pada tahun 1950-an, tapi kemudian meredup. Pada tahun 1990-an, ada
perkembangan mengembirakan karena sejak tahun itu mulai ada dan sekarang
terus meningkat taman bacaan yang ada di masyarakat, baik yang didirikan secara
2
pribadi atau oleh sebuah institusi.
tumbuh langsung dari masyarakat, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh
TBM hadir sebagai tempat baca dengan suasana sederhana dan terbuka
bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Hal tersebut juga tidak terlepas dari
memiliki fungsi yang hampir sama dengan perpustakaan, TBM yang ada
ada.
1
Stian Haklev.Mencerdaskan Bangsa-Suatu Pertanyaan Fenomena Taman Bacaan di Indonesia. (Toronto: IDS
University of Toronto at Scarborough, 2008), h. 45
2
Asrorun Ni’am Sholeh. Perpustakaan Jendela Dunia : Teks, Konteks, dan Dinamika Pembahasan Undang-
Undang tentang Perpustakaan. (Depok: eLSAS, 2008), h.117
15
Komponen yang harus didukung oleh TBM ialah sumber daya fisik dan sumber
3
daya manusia sebagai berikut:
untuk mendukung pengelolaan TBM, antara lain: (1) rak/almari buku, (2)
display buku baru, (3) rak majalah, (4) gantungan koran, (5 ) meja kerja,
3
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengolahan Bantuan
Bacaan Masyarakat Ruang Publik. (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, 2013), h. 9
16
atas, secara ringkas komponen yang ada dalam penyelenggaraan TBM terutama
karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku
4
Melati Indri Hapsari. “Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten
Semarang”. Jurnal diakses pada 26 April 2014 dari
http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wp- content/uploads/2010/10/andragogia1_2.pdf
5
Ratih Rahmawati dan Blasius Sudarsono. Perpustakaan untuk Rakyat Dialog Anak dan Bapak. (Jakarta:
Sagung Seto, 2012), h. 29
17
bidang bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan
multi media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah
buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang
Menteri Pendidikan Nasional No.48 Tahun 2010 adalah penguatan dan perluasan
budaya melalui penyediaan taman bacaan masyarakat, bahan bacaan dan sumber
6
informasi lain yang mudah, murah, dan merata serta sarana pendukungnya.
menyediakan dan memberikan layanan bahan bacaan yang merata, meluas dan
terjangkau oleh masyarakat dengan mudah dan murah. Adapun tujuannya adalah:
6
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat Bantuan Perluasan dan Penguatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).(Jakarta: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, 2012.), h. 4
7
Ibid., h.6
18
mendidik dan menyenangkan. Lebih jauh dari itu, TBM dengan bahan
8
berperilaku dan bergaul di masyarakat lingkungan.
adalah :
a. Minat Masyarakat
8
Ibid., h. 7
19
fasilitas di TBM lengkap dan baik maka akan bermanfaat sebagaimana yang
TBM bersifat aktif dan kondusif. TBM dapat mengadakan kelompok baca,
cerpen, baca puisi dan bedah buku. Untuk merangsang masyarakat agar
hadiah atau penghargaan kepada pengunjung atau anggota TBM yang paling
rajin datang dan meminjam buku yang diadakan secara berkala. Misalnya
b. Tenaga Pengelola
tidaknya sebuah TBM. Oleh karena itu untuk membuat TBM yang
bermanfaat sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuannya, maka para pengelola,
c. Koleksi TBM
TBM merupakan hal yang penting, selain buku-buku dan bahan pustaka
yang meliputi rak buku, rak surat kabar, rak majalah, meja sirkulasi,
yang ada tetap eksis dan senantiasa tidak ditinggalkan oleh masyarakat
Selanjutnya apabila dana tersebut sudah ada maka tugas dari pengelola
TBM untuk merancang dan mengawal penggunaan dana yang ada. Hal itu
21
harus dilakukan sistematis dan sesuai dengan prosedur yang sudah ada.
sama sekali bagi TBM. Tetapi ada juga TBM yang memunggut biaya
9
peminjaman buku walaupun sangat sedikit untuk biaya perawatan buku.
B. Membaca
1. Definisi Membaca
lambang di atas kertas atau bahan lainnya. Jadi membaca merupakan proses
10
pemecahan masalah.
“Membaca adalah hal yang sangat fundamental dalam proses belajar dan
pertumbuhan intelektual. Kualitas hidup seseorang dapat dilihat dari
bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Salah satu upaya
untuk memaksimalkan potensi diri adalah dengan membaca. Dengan
membaca maka akan memperoleh informasi, dimana informasi diproduksi
keseluruh dunia melalui media cetak dan elektronik. Sementara dengan
9
Melati Indri Hapsari. “Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten
Semarang”. Jurnal diakses pada 26 April 2014 dari
http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wp- content/uploads/2010/10/andragogia1_2.pdf
10
Khotijah Samsul. “Strategi Pengembangan Minat dan Kegemaran Baca”. Artikel diakses pada 22 Januari 2014
dari http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/G4pKDLun1338123296.pdf
22
usia dini dan dipelihara terus menerus untuk membantu individu menjadi
13
membaca ialah dengan menciptakan kondisi baca yang menyenangkan.”
Membaca juga dapat membawa seseorang ke suasana masa lalu, masa depan dan
11
Melati Indri Hapsari. “Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten
Semarang”. Jurnal diakses pada 26 April 2014 dari
http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wp- content/uploads/2010/10/andragogia1_2.pdf
12
Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
23
2011), h.6
13
Shaheen Majid. “Understanding the Reading Habits of Children in Singapore.” Jurnal diakses pada 8 April
2014 dari http://www.vnseameo.org/zakir/Understanding-the-reading-habits-of-children-in-singapore.pdf
Rasulullah SAW yaitu perintah untuk membaca. Dengan membaca maka akan
menjadi peringkat yang lebih baik di belahan dunia, dari hasil membaca seseorang
dapat menambah kosa kata dalam berinteraksi dan bersosialisasi, dari hasil
seseorang bisa menjadi seorang ilmuwan atau cendikiawan dan banyak manfaat
dibiasakan dan seseorang akan merasa haus akan informasi. Membaca merupakan
proses penyerapan informasi yang lebih efektif dari pada mendengar. Hal ini akan
2. Fungsi Membaca
tertentu.
14
d) Compensatory reading, yakni membaca untuk kepuasan pribadi.
3. Manfaat Membaca
harus dikuasai setiap individu. Dengan membaca, kita akan mendapatkan banyak
menuangkan suatu gagasan atau pesan terhadap apa yang dilihat, didengar dan
dirasakan betul oleh sebagian besar masyarakat, dimana terlihat bahwa minat dan
kita akan memperoleh pengalaman dan pelajaran dari orang lain. Bahkan dengan
membaca buku, seseorang dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di masa
16
tua. Beberapa manfaat membaca antara lain:
pengalaman orang lain. Kegiatan ini akan merangsang sel-sel otak. Otak
sebagai pengatur kegiatan manusia memiliki struktur dan sifat yang unik,
kehidupan intelektual karena seluruh saraf diatur oleh otak ini. Maka otak
bahkan bisa dicegah. Secara medis, kesegaran dan vitalitas otak dapat
15
Muhammad Syarif Bando. Jadikan Membaca Sebagai Kebiasaan Sehari-hari. (Jakarta : Koran Tempo, 2014)
16
Lasa HS. “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat”. Visi Pustaka.
Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009. h. 8
sayuran dan buah-buahan segar dapat mencegah penuaan dini dan
khusnudzhan, dan rileks. Oleh karena itu perlu dijauhi pola pikir yang
b. Menumbuhkan Kreativitas
pengalaman orang lain. Hasil bacaan ini kemudian kita renungkan dan
merupakan cara baca yang berkualitas. Sebab dalam proses baca ini tidak
ekspresi lain. Unsur-unsur ini sangat penting bagi mereka yang bergerak di
Banyak orang yang lancar berbicara, ceramah, orasi, dan ngobrol dalam
mampu menulis dengan baik. Hal ini sangat mungkin disebabkan kurangnya
proses baca. Ekspresi melalui tulisan berbeda dengan ekspresi melalui lisan.
dilakukan dengan cermat, teliti, dan penuh pertimbangan. Maka kualitas dan
C. Minat Baca
Baca adalah ba.ca [v] , mem.ba.ca v (1) melihat serta memahami isi dari
18
apa yg tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).
17
Melling Simanjuntak. “Memaknai Hakikat Minat Baca untuk Tujuan Praktis”. Visi Pustaka. Volume 13 No.3
Desember 2011. h. 47
18
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada tanggal 23 April 2014 dari
www.KamusBahasaIndonesia.org
Dengan demikian minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan
perlu dipupuk, dibina, diarahkan dan dikembangkan dari sejak dini mulai dari
masa bayi dan pra sekolah (0-5 tahun), masa anak sekolah (6-12 tahun), masa
remaja (13-18 tahun) sampai masa dewasa yang melibatkan peranan orang tua,
19
sekolah dan masyarakat.
“Reading behavior and interest are obtained skill after someone born.
So, reading behavior and interest can be fertilized, build, and developed.
With reading interest will be obtained a result, information, meaning, skill
knowledge, motivation or fact as a served by reading matter. The
substance has been read very useful for reader self development, family
and wider community. Beside it, from reader result will also built a value
at time attitude, objective attitude in discuss a problem, make important
fact or information, and others. Reading interest building is needed to do
early starting from family, school surroundings and further in community
20
surrounding.”
19
Syamsul Bahri. Pedoman Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009), h.8
20
Heri Hidayat dan Siti Aisah. “Read Interest Co-Relational With Student Study Performance In
IPS Subject Grade IV (Four) In State Elementary School 1 Pagerwangi Lembang”. Artikel diakses pada 8
April 2014 dari http://www.ijstr.org/final-print/jan2013/Read-Interest-Co-relational-With-Student-
Study- Performance-In-Ips-Subject-Grade-Iv-Four-In-State-Elementary-School-1-Pagerwangi-Lembang.pdf
21
dan sebagainya). Menumbuhkan minat baca yaitu menjadikan, memelihara,
yang menyenangkan bagi seseorang. Minat baca ibarat bibit yang jika ditanam
pada lahan yang tepat akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca dan pada
waktunya akan berbuahkan budaya baca. Sebagai bibit, minat baca harus ditanam
22
mengangkat diri; memegahkan diri. Dengan meningkatkan keinginan membaca
maka akan melahirkan sebuah kebutuhan dari kegiatan membaca dan bukan hanya
rendahnya minat baca yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seperti pembawaan,
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada tanggal 23 April 2014 dari
www.KamusBahasaIndonesia.org
22
Ibid
sesuai dengan tujuan, berpikir logis atau rasional, dan berbuat secara
b. Faktor Eksternal
orang tua, guru, televisi, serta film. Belum tersedianya bahan bacaan
membaca buku yang sangat kita senangi, karena dengan cara membaca
bahan bacaan apapun, secara tidak langsung kita sedang melatih diri agar
23
minat dalam membaca koleksi-koleksi perpustakaan.
disebabkan karena:
terbatas.
24
rendah.
minat baca, adanya tantangan dan motivasi untuk membaca, serta tersedianya
Dalam masyarakat kita yang telah berkembang budaya tutur, oral atau lisan, maka
23
Teguh Yudi Cahyono. “Peran Perpustakaan dalam Membina Kemampuan dan Minat Baca.” Artikel diakses
pada 14 November 2014 dari http://118.97.219.90/images/stories/pustakawan/pdfteguh/kemampuan dan minat baca.pdf.
24
Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2011), h. 6
baca-tulis. Namun yang paling penting adalah bahwa hal itu seharusnya dimulai
25
dengan tindakan nyata, tidak terbatas wacana atau discourses.
persoalan, mencari jalan keluar, dsb); daya upaya: -- menegakkan keamanan patut
26
dibanggakan.
27
penumbuhan dan pengembangan minat baca.
a. Tujuan Umum
25
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. (Jakarta: Sagung Seto, 2006). h. 29
26
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada tanggal 2 April 2014 dari http://kbbi.web.id/upaya
27
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 61
berkualitas sebagai piranti pembangunan nasional menuju masyarakat
b. Tujuan Khusus
masyarakat.
masyarakat.
ini mengandung arti bahwa kegiatan minat baca bukan merupakan suatu
tidak sengaja, asal saja dan sebagainya, melainkan suatu kegiatan yang
pilihan dalam buku-buku atau bahan yang akan dibaca adalah individu
bahwa pembinaan minat baca hanya untuk individu yang masih anak-
anak saja adalah pendapat yang kurang tepat, karena yang memerlukan
individu-individu lainnya.
Ini berarti bahwa individu harus dapat memahami apa yang disukainya
perpustakaan.
keahlian dan pengalaman khusus dalam membina minat baca. Ini berarti
adanya kerjasama yang baik dengan berbagai instansi atau unsur terkait, yaitu;
Bangsa yang maju dapat dilihat dari kebiasaan dan minat baca
dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi,
28
Ibid., h.74
bangsa, serta memberikan layanan jasa lainnya. Mengingat betapa pentingnya
fungsi perpustakaan bagi kemajuan suatu bangsa, pemerintah saat ini sudah
29
melakukan berbagai upaya. Maka upaya pembinaan minat baca di Taman
Idealnya, minat baca ditanamkan sejak anak dalam asuhan orang tua ketika
Hal yang masih berkaitan dalam upaya pembinaan minat baca dan sama
dilaksanakan untuk menarik anak datang ke perpustakaan dan sekaligus secara tak
1. Mula-mula melalui acara yang tidak ada kaitan secara langsung dengan
29
Daniel Hermawan.”KOMPAS (Komunitas Pembaca Setia) : Peran Masyarakat Sebagai Agent of Change
dalam Pengembangan Perpustakaan”. Visi Pustaka. Volume 12 Nomor 3 Desember 2010, h. 7
30
Murti Bunanta. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. (Jakarta: Kelompok Pecinta Bacaan Anak, 2008), h.
121.
b. Menyelenggarakan kelas seni: musik, tari, drama, dan nyanyi.
buku non-fiksi.
31
peristiwa.
Dalam hal ini setiap kelompok usia dibedakan jenis bacaan yang
dibutuhkannya. Jika dilihat dari tabel di bawah ini terlihat bahwa pola pembinaan
31
Ibid., h. 99
untuk semua jenis usia tidak berbeda banyak. Tetapi strategi dan format
32
pembinaannya perlu dibedakan diantara kelompok usia tersebut.
Tabel 2.
32
Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2011), h.15
Kebijakan pembinaan minat baca masyarakat diarahkan melalui lima jalur
sebagai berikut:
melalui jalur rumah tangga merupakan tanggung jawab orang tua terhadap
33
motivasi, bimbingan teknis, perencanaan, program dan sebagainya.
upaya pembinaan minat baca adalah serangkaian kegiatan sebagai suatu sistem
dan pengembangan minat baca. Oleh karena itu dalam pembinaan minat baca
pelaksanaan program.
perhatian dan kesukaan membaca, maka fungsi pembinaan minat baca terutama
sebagai berikut:
baca.
tiga fungsi, yaitu sebagai sumber kegiatan, pedoman pelaksanaan kegiatan, dan
33
Syamsul Bahri. Pedoman Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009), h.28
menumbuhkan minat baca. Agar fungsi minat baca tersebut dapat diwujudkan,
maka:
34
sasarannya atau tidak.
F. Penelitian Relevan
sebelumnya, yaitu:
Studi Kasus Sanggar Baca Jendela Dunia yang di tulis oleh Nia Eka Sari
tahun 2013. Perbedaan penelitian saya dengan penelitian ini adalah dari
judul penelitiannya yang berbeda. Hasil dari penelitian ini adalah untuk
34
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 69
pemberdayaan masyarakat tersebut serta solusi dari kendala-kendala yang
dengan penelitian ini adalah lokasi penelitiannya yang serupa, jenis dan
Jakarta yang mengambil gelar sarjana tahun 2012. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian saya ialah dari judul penelitian ini mengenai Minat dan
Upaya Pembinaan Minat Baca, lokasi penelitiannya yang berbeda, jenis dan
hal-hal mengenai minat baca anak seperti jenis-jenis bahan bacaan yang
dibaca, koleksi buku yang diminati anak dan alasan anak membaca.
ialah judul yang diangkat dari penelitian ini yaitu mengenai Upaya
berbeda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan ialah
yang serupa. Hasil dari penelitian ini adalah Upaya yang dilakukan oleh
lain dengan melakukan berbagai kegiatan literasi dan usaha kreatif, kendala
yang dialami antara lain kurangnya pendampingan dan ruang atau tempat
PENELITIAN
Jenis dari penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan sifat sesuatu yang berlangsung, dengan tujuan agar objek
yang dikaji dapat dibahas secara mendalam. Penelitian ini difokuskan pada
1
objek penelitian.
kualitatif adalah untuk memahami “makna” yang berada di balik fakta-fakta itu.
banyak tersebar di beberapa Kecamatan, TBM pada saat ini yang berada di bawah
Selatan ini didirikan, diantaranya atas gagasan dari Pemerintah Tangerang Selatan
sendiri yaitu Ibu Hj. Airin Rachmi Diany. SH.MH karena keperihatinannya
terhadap minat baca masyarakat di Tangerang Selatan yang masih minim. Alasan
peneliti memilih dua lokasi penelitian ini karena kedua TBM ini sudah
strategis dan cukup dekat yaitu TBM SBJD yang terletak di Ciputat Timur, Jl.
1
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. (Jakarta : STIA-LAN, 1999), h. 32.
43
44
Legoso Raya dan TBM JI di Pamulang, Jl. Lembah Pinus Sasmita Jaya, sehingga
B. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara dari
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
2
(laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah).
C. Pemilihan Informan
3
tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Alasan penulis menentukan informan
karena untuk mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian di TBM
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin
2
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. (Jakarta : STIA-LAN, 1999), h.86
3
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif . (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 3.
45
dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau
4
situasi sosial yang diteliti.
Informan yang akan menjadi sumber data dalam penelitian ini, dengan
Helmanita, MA.
a. Wawancara
5
memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada informan, lalu dijawab oleh
4
Sugiyono
h. 2 . Metode
Penelitian
Kuantitati
f
Kualitatif
dan R&D.
(Bandung:
Alfabeta,
2012),
5
Lexy J.
Moleong.
Metodolo
gi
Penelitian
Kualitatif.
(Bandung:
Remaja
Rosdakary
a, 2001),
h. 135.
6
Riduwan.
Metode
dan
Teknik
Menyusun
Tesis.
(Bandung
: Alfabeta,
2010),
h.102.
47
7
inisial. Rincian dari informan ini sudah dipilih dan disesuaikan di bawah
ini, yaitu :
Tabel. 2
b. Observasi
8
bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Observasi
dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal – hal yang
c. Kajian Kepustakaan
7
Samiaji Samosa. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar. (Jakarta: Indeks, 2012), h. 21
8
Ibid., h. 63.
9
Ibid., h. 65.
48
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal.
secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus
menerus mengakibatkan variasi data yang tinggi sekali. Berdasarkan hal tersebut
yang telah dikemukakan, bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis, data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
10
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Menurut Miles dan Huberman ada tiga tahapan dalam analisis data
kualitatif, yaitu :
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
10
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 87
49
bersifat kompleks, dan dinamis, sehingga apa yang ditemukan pada saat
mengalami perkembangan data. Untuk itu peneliti harus selalu menguji apa
yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat
hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan
grounded.
Teori grounded adalah teori yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji
melalui pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan
telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut menjadi pola
yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya ditampilkan pada
laporan akhir penelitian. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh
data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang
tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya ditampilkan pada laporan akhir
penelitian.
c. Verification (verifikasi)
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
50
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
11
teori.
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TBM SBJD dan TBM JI. Berdasarkan tema
(TBM) : Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu,
maka penulis menentukan untuk melakukan penelitian ini di dua Taman Bacaan
Masyarakat.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2014 sampai dengan Januari 2015
berikut rinciannya.
11
Ibid., h. 92
51
Tabel. 3
Jadwal Penelitian
BAB IV
A. Objek Penelitian
minat baca. Ia adalah wadah keagungan moral dan intelektual dengan “baca”
sebagai titik tekan. Sederetan kata “Sanggar”, “Jendela” dan “Dunia” tidak akan
memiliki arti dan signifikansi tertentu tanpa ada nuansa lain yang mengisi
“Sanggar”, “Jendela” dan “Dunia” akan muspra dan sia-sia jika tidak ada kata
“Jendela” dalam memahami “Dunia”. Namun, ibarat air yang akan berceceran
tanpa ada gelas, membaca juga perlu wadah, perlu tempat untuk jadi rujukannya,
dan dari situlah arti penting sebuah “Sanggar”. “Sanggar” itulah wahana
berekspresi menemu jati diri. Bercermin dengan membaca sebagai cara pandang
Namun Sanggar Baca Jendela Dunia bukan wadah baca sekedar “baca”
tapi baca untuk berkarya. Membaca untuk memulung ide, merajut gagasan,
51
52
b. Motto
1) Visi
2) Misi
d. Tujuan
para tutor untuk berkreasi dan memantapkan diri untuk lebih siap
Juni 2010
5) Peringatan Hari Pahlawan dan Hari Bahasa untuk TBM dan TKA-
Jendela Dunia
2) Juara II, Story Telling pada peringatan Hari Pahlawan dan Hari
3) Juara II, mewarnai pada peringatan Hari Pahlawan dan Hari Bahasa
Jendela Dunia.
1435/2013
54
9) Dompet Dhu’afa
14) TVRI
i. Mitra
1) Program
2) Donasi
menjadi orangtua asuh bagi satu anak yatim/piatu yang tidak mampu.
5) Sponsor
Bendahara : Fikriyah
Pada saat ini TBM SBJD baru memberikan sosialisasi untuk anak-
anak pustaka sanggar jadi hanya anak-anak sanggar, mentor dan orang
2) Jam Layanan
sebagai berikut :
TBM SBJD merupakan hasil dari hadiah, donasi, sumbangan dan beli.
berjumlah 1.000 judul buku, 677 eksemplar. Koleksi yang ada di TBM
m. Pengolahan Koleksi
nomor penyesuaian yaitu huruf ”F” dan Komik ”K”. Adapun kegiatan
pengolahannya yaitu :
2) Setelah di catat dalam buku induk, buku-buku diberi cap atau stempel.
nomor klasifikasi maka cek judul buku dan daftar isi untuk
origami. Contoh :
59
Tabel. 4
Klasifikasi
halaman terakhir. Kantong buku disertai kartu buku dan slip tanggal
9) Agar buku-buku terlihat lebih rapih dan tidak mudah rusak maka
10) Setelah tahap 1 sampai 7 sudah selesai dikerjakan, maka pada tahap
N S
a A
m N
a G
G
P A
e R
r
p B
u A
s C
t A
a “
k J
a E
a N
n D
E
(no L
mer A
kelas
;3 D
digit U
) N
(inisi I
al A
peng ”
aran
g; 3 0
huru 2
f 5
awal B
) A
(hur S
uf P
depa
n
judul
;1
huru
f)
61
Ket:
SANGGAR BACA “JENDELA DUNIA” = Nama Perpustakaan
025 = nomor kelas Ilmu Perpustakaan berdasarkan DDC
BAS = inisial pengarang buku, Sulistiyo Basuki
P = huruf depan judul buku, Pengantar Ilmu Perpustakaan
Buku adalah jendela ilmu dan membaca adalah kuncinya. Masyarakat yang
gemar membaca dan mempunyai kebiasaan belajar, adalah masyarakat yang akan
mampu beradaptasi dan bersaing di era globalisasi. Hal ini dikarenakan pada era
ini ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi sangat pesat. Semua pihak
dapat mengakses informasi dengan mudah dan cepat sehingga masyarakat dituntut
suatu wujud dari pembangunan masyarakat yang didalamnya terdapat dua unsur
Sistem pendidikan formal yang sudah berjalan masih belum optimal dalam
kebutuhan yang belum terlayani oleh sistem pendidikan formal yaitu sistem
62
Salah satu jenis layanan nonformal dan informal ini adalah Taman Bacaan
masyarakat untuk memperoleh bahan bacaan. Disamping itu TBM juga berperan
dalam meningkatkan minat baca, menumbuhkan budaya baca dan cinta buku.
Kondisi masyarakat Indonesia menurut Badan Pusat statistik (BPS) tahun 2006
bahwa budaya baca masyarakat Indonesia sangat rendah karena masyarakat belum
membaca.
Kondisi diatas tentunya disebabkan berbagai alasan, antara lain karena masih
dibutuhkan. TBM adalah lembaga yang dibentuk oleh, dari dan untuk masyarakat
dengan menyediakan berbagai jenis bahan bacaan yang dapat menjadi rujukan
dalam informasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat. Dalam hal ini TBM
Jendela Ilmu yang berada di Perumahan Lembah Pinus Sasmita Jaya, Pamulang
Barat, Kota Tangerang Selatan, dapat menjadi salah satu solusi yang baik bagi
warga perumahan yang datang dari berbagai latar belakang yang berbeda baik
memotivasi mereka untuk dapat tetap bersaing di era globalisasi sekarang ini.
63
Misi
c. Struktur Organisasi
Ketua :
B. Hasil Penelitian
a. TBM SBJD
bukanlah hal yang mudah, perlu adanya upaya atau suatu bentuk nyata untuk
dengan informan SN, selaku Pendiri Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia.
untuk meningkatkan minat baca seperti yang telah dijelaskan oleh informan SN
dan KH diatas. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang telah disampaikan,
bahwa minat bacanya yang masih rendah yaitu MADING dan teras baca yang
sudah disediakan oleh TBM SBJD hanya sedikit pemustaka yang membacanya.
yang diselenggarakan oleh TBM SBJD akan diuraikan di bawah ini. Program-
masyarakat.
Karena TBM SBJD bagian dari Yayasan, maka Yayasan Sanggar Baca
Jendela Dunia ini juga terdapat TK/TP Al-Qur’an dan Kelas Tahfidz maka semua
dari hasil observasi yang telah dilakukan untuk pembinaan minat baca anak-anak
yang bersifat rutin dilaksanakan yaitu ketika anak-anak datang untuk mengaji
“Kan tadi saya nyatakan ada dua program, program jangka panjang dan
program jangka pendek. Program jangka panjang itu adalah yang bersifat
nonformal ya seperti TK/TP Al-Qur’an dan Taman Tahfidz. Kemudian
kalau yang Ad Hoc tadi yaitu perlombaan jenis perlombaannya Story
Telling. Story Telling Se-Jabodetabek tapi ya Alhamdulillah anak-anak
sanggar bisa menjuarai Story Telling pada Hari Bahasa.”
Dari jawaban informan KH yaitu lebih menekankan untuk menumbuhkan
minat baca terhadap anak-anak sejak dini. Berikut hasil wawancara dengan
informan KH :
kesempatan yang sama bagi pemustaka yang lain yaitu baik para guru atau mentor
dan ibu-ibu untuk mengakses informasi melalui sumber bacaan yang tersedia di
TBM SBJD. Hal ini dinyatakan kembali oleh informan KH sebagai berikut :
“Jadi baik anak-anak, para guru atau mentor, bahkan kepada ibu-ibu
yang ingin menuangkan ide dan pikirannya melalui tulisan gitu, itupun
sangat kami anjurkan walaupun kami mengalami hambatan untuk
merealisasikannya secara total.”
Menurut peneliti, program-program yang diselenggarakan masih
yang diselenggarakan oleh TBM SBJD maka akan bertambah juga minat baca
diadakan oleh TBM inilah masyarakat mulai membuka diri sedikit demi sedikit
Program yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku adalah
membaca buku, dengan cara membaca selama 15 menit, anak-anak ketika datang
sebelum adzan ashar berkumandang mereka selalu di ingatkan oleh mentor untuk
buku, mentor menyediakan buku pustaka sanggar untuk diisi oleh anak-anak,
buku tersebut berisi beberapa kriteria yaitu : judul buku, tanggal membaca, jumlah
mensirkulasi buku-buku selama satu minggu sekali dengan tema yang berbeda-
atas, TBM SBJD belum merencanakan penambahan program untuk saat ini.
TBM JI
tujuan agar menarik minat baca masyarakat. Dengan ini masyarakat menjadi
“Untuk menumbuhkan minat baca itu Taman Bacaan itu harus punya
program yang menarik. Kalo ibu membuat jaringan, jaringan
pembelajaran partisipatif. Akhirnya ibu menjadikan jaringan masyarakat
itu sebagai jaringan yang bisa mengeliatkan kegiatan-kegiatan yang ada
disini.”
baca dari program-program yang ada sudah direalisasikan dengan baik, agar
dampak dari program-program yang ada di TBM dapat dirasakan dan memberikan
minat baca.
kegiatan yang ada di masyarakat yaitu melalui PKK, PAUD dan Remaja Masjid,
informan RM yaitu :
“Pertama PKK, kegiatan membuat kerajinan dari kain perca, seperti
membuat gelang, bros-bros, dll. Kalau untuk ke PAUD kerjasamanya
di mewarnai, pengenalan hardware melalui anak-anak,kemudian untuk
Remaja Masjid kita kerjasamanya di outbond...”
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan informan,
seni, membuat prakarya seperti membuat gelang dari manik-manik, bros dari kain
perca, kerajinan kertas kokoru, kerajinan dari limbah yang tidak terpakai,
kerajinan dari bahan sedotan, kerajinan dari kain flanel dan demo memasak,
mewarnai untuk PAUD, untuk remajanya yaitu outbound dan tadabbur alam dan
yang terakhir pemutaran film/video untuk bapak-bapak yaitu nonton bareng piala
dunia.
terdapat pameran buku dan hasil karyanya, stand tersebut akan dilombakan. TBM
ke dalam kategori yang sifatnya keagamaan, program bedah buku ini telah
dintegrasikan dari kegiatan TBM ke dalam kegiatan Majelis Ta’lim yaitu bedah
buku fiqih dengan kehidupan sehari-hari, bedah buku ini disampaikan satu
minggu sekali.
a. TBM SBJD
berupa media cetak seperti buku. Buku sebagai media komunikasi yang sangat
menambah pengetahuan maka dari koleksi buku yang disediakan oleh TBM ini
lingkungan sekitar, TBM bisa dikatakan berhasil apabila telah menarik minat baca
seseorang.
Maka harus ada faktor yang mendukung minat baca di TBM SBJD, faktor
yang mendukung minat baca di TBM SBJD yaitu sarana dan prasarana dan SDM.
koleksi buku yang ada di TBM SBJD sudah cukup lengkap dan bervariasi
dengan informan KH :
“Suasana mungkin ya, karena untuk ruang baca sebenarnya anak-
anak sudah terfasilitasi...”
2) Kualitas SDM
SDM yang ada di Yayasan SBJD berasal dari kalangan mahasiswa UIN
Dari beberapa faktor yang mendukung minat baca yang telah dijabarkan,
faktor yang mendukung minat baca di TBM SBJD adalah karena di Yayasan
SBJD sasaran utama dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca yaitu
kepada anak-anak dan yang menjadi kewajiban anak-anak ketika datang secara
rutin yaitu mengaji atau membaca Iqra’ dan Al-Qur’an serta menghafal Al-Qur’an
melalui program Kelas TK/TP Al-Qur’an dan Kelas Tahfidz. Jadi tidak hanya
faktor yang mendukung minat baca ini masuk ke dalam faktor internal.
tiap anak berbeda karena seperti yang telah dikemukakan sebelumnya ada anak
ketika anak tersebut ada di TBM SBJD tanpa mereka diberikan dorongan atau
stimulus anak tersebut akan membaca secara mandiri. Karena kakak mentor selalu
maka, kebiasaan anak-anak tersebut mulai berubah dari yang tidak suka membaca
menjadi suka sedikit demi sedikit, sebagai contoh ketika anak-anak selesai
mengaji dan telah menyelesaikan tugas yang diberikan, tanpa diingatkan oleh
kakak mentor salah satu anak meminta izin untuk membaca buku, dan kemudian
anak-anak yang lainnya, mengikuti temannya untuk membaca, faktor ini masuk ke
dorongan atau stimulus dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca anak-
anak. Tidak hanya anak-anak tetapi juga untuk remaja, dewasa dan orang tua juga
menarik yang diadakan di TBM SBJD. Baik program yang tidak berkaitan
langsung dengan buku maupun yang berkaitan langsung dengan buku seperti yang
minat baca secara internal yang ada di TBM SBJD. Sarana dan prasarananya
adalah koleksi buku yang cukup beragam, dengan koleksi yang cukup beragam
cerita fabel, komik, novel islami, kisah-kisah nabi, Ensiklopedia Islami, KKPK
(Kecil-Kecil Punya Karya), dan lain-lain. Ruangan yang ada di TBM SBJD cukup
memberikan suasana yang nyaman bagi pemustaka baik dari kebersihan dan
kerapihannya.
relawan yang biasa disebut mentor, mentor yang terdapat di Yayasan SBJD
berbeda fakultas dan program studi. Mahasiswa yang menjadi relawan diseleksi
menurut program studinya di bangku kuliah, selain itu mahasiswa juga diberikan
Yayasan SBJD, sehingga Yayasan SBJD ini menjadi laboratorium nyata bagi
sudah baik, dan untuk masa yang akan datang dalam mengembangkan dan
memajukan TBM SBJD baik sarana dan prasarananya bisa terus memberikan
suasana yang nyaman bagi pemustaka. Kemudian SDM yang ada juga sudah baik
yang ada di TBM SBJD memegang peranan penting dan merupakan faktor yang
yang akan diadakan yaitu tidak terlepas dari persoalan dana, maka TBM SBJD
saat ini masih terus berusaha untuk melakukan kerjasama dengan organisasi-
organisasi, semua lapisan masyarakat baik akademik maupun non akademik dan
minat baca secara eksternal. Kerjasama yang dilakukan pada saat ini yaitu dari
KEMENAG, orang tua wali murid berupa financial serta bantuan buku-buku dari
b. TBM JI
Faktor yang mendukung minat baca di TBM JI, faktor yang mendukung
minat baca di TBM JI yaitu SDM, program yang menarik, kemampuan membaca
masyarakat.
1) Kualitas SDM
Majelis Ta’lim dengan menjadi pengisi materi, materi yang pertama kali
Materi fiqih yang disampaikan kepada ibu-ibu rutin diberikan satu minggu
Untuk menjadikan sebuah TBM itu tetap efektif dan aktif, dalam upaya
ada di TBM JI :
“Seperti ini kan dari bungkus kopi bekas ya, ini produk Jendela Ilmu
kerjasama dengan mahasiswa Sukabumi. Eksternalnya bagaimana
kita bisa merangkul atau bermitra dengan organisasi-organisasi luar
supaya TBM itu tidak vakum...”
Dari faktor pendukung minat baca yang telah dipaparkan oleh informan,
yang menjadi faktor pendukung minat baca di TBM JI yaitu kualitas SDM,
Faktor pendukung minat baca secara internal yang dialami oleh TBM JI
TBM JI, pengelola TBM JI merupakan seorang yang aktif di masyarakat dan
masyarakat di sekitarnya. Tanpa SDM yang baik untuk mengelola TBM maka
tidak akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas dalam upaya pembinaan
minat baca.
masyarakat, kelompok usia tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu PAUD,
PKK dan Majelis Ta’lim, dan Remaja. Untuk program minat baca PAUD yaitu
mewarnai, untuk PKK dan Majelis Ta’lim yaitu membuat kerajinan tangan dan
untuk remaja yaitu Tadabur Alam kerjasama dengan Remaja Masjid, dan TBM JI
minat baca lebih mengutamakan program yang menarik, program menarik yang di
adakan di TBM JI selalu merujuk ke buku sebagai bahan referensi untuk program
yang akan diadakan. Karena program yang menarik sebagai modal utama dalam
menarik minat baca masyarakat, faktor pendukung minat baca ini masuk ke dalam
faktor internal.
Menurut peneliti, faktor yang mendukung minat baca secara internal yang
dilakukan oleh TBM JI sudah baik dan sudah merata dalam memenuhi kebutuhan
yang bertujuan agar program-program yang dijalankan lebih terarah, dan SDM di
TBM JI untuk masa yang akan datang akan terus bertahan dan meningkatkan
lainnya yang tidak berkaitan langsung dengan buku maupun yang berkaitan
langsung dengan buku. Untuk program yang berkaitan langsung dengan buku
sebaiknya ditambah lagi dan divariasikan agar pengetahuan dan wawasan
Faktor pendukung minat baca secara eksternal yang dialami oleh TBM JI
a. TBM SBJD
Disadari bahwa kondisi minat baca masyarakat kita belum sejajar dengan
merupakan syarat utama untuk menuju masyarakat yang maju. Untuk itu TBM
prasarana, dan lainnya. Tetapi minat baca tidak selalu terlihat jelas sebab selalu
ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang menghambat minat baca di TBM
SBJD yaitu :
1) Kurangnya Sponsor
karena kekurangan dana TBM SBJD pada saat ini belum menjalankan
operasionalnya dengan baik dan ini juga berakibat kepada SDM yang ada
di TBM SBJD pada saat ini. Berikut hasil wawancara dengan informan
di TBM SBJD :
menjadi satu di dalam rumah pribadi. Ruangan yang tersedia dibagi untuk
beberapa bagian yaitu TK/TP Al-Qur’an dan Kelas Tahfidz. Berikut hasil
3) Kurangnya Sosialisasi
kepada masyarakat maka pada saat ini hanya pemustaka dari anak didik,
orang tua, dan mentor yang aktif dalam layanan sirkulasi koleksi buku
informasi dapat diakses dengan sangat cepat , kapan saja dan dimana saja,
Masyarakat
Karena TBM SBJD adalah lembaga yang non profit dan masih dalam
non akademik. Dukungan tersebut tidak hanya berupa materil tetapi juga
masyarakat :
dilaksanakan oleh sebuah TBM, namun yang dirasakan oleh TBM SBJD
meningkatkan minat baca, maka minat baca cukup sulit dilaksanakan dan
yang tidak bisa dipungkiri lagi yaitu karena keterbatasan dana. Berikut
berdasarkan sikap dan minat anak-anak terhadap bahan bacaan yang ada di
TBM SBJD :
“Sikap anak-anak belum maksimal, masalahnya untuk orang yang
bertanggung jawab secara langsung juga tidak permanen ibaratnya
seperti itu..”.
Dimana kekurangan yang ada bisa menjadi pelajaran, untuk kita lebih
Dari beberapa faktor penghambat minat baca di TBM SBJD yang ada
dan minat anak-anak terhadap bahan bacaan dan waktu kerja mentor.
karena TBM SBJD adalah lembaga yang non profit dan masih dalam proses
pengembangan, tidak hanya berupa materil tetapi juga imateril, maka TBM SBJD
kepada masyarakat maka pada saat ini hanya pemustaka dari anak didik, orang
tua, dan mentor yang aktif dalam layanan sirkulasi koleksi buku yang ada di TBM
masyarakat sekitar.
memang bangunan Yayasan SBJD menjadi satu di dalam rumah pribadi. Ruangan
yang tersedia dibagi untuk beberapa bagian yaitu TK/TP Al-Qur’an dan Kelas
Tahfidz. Jadi, ruangan TBM masih menyatu dengan kelas TK/TP Al-Qur’an.
kekurangan dana TBM SBJD pada saat ini belum menjalankan operasionalnya
dengan baik. Kemudian waktu kerja mentor yaitu pengelola yang ada di Yayasan
SBJD belum menetap, maka fokusnya masih terbagi-bagi sehingga belum bisa
maksimal. Karena TBM SBJD berada di Ciputat yang disebut sebagai kota pelajar
maka TBM SBJD mempunyai harapan agar kerjasama antara masyarakat, Civitas
SBJD. TBM SBJD pada saat ini baru saja mendapatkan bantuan buku dari
dengan perkembangan teknologi informasi dan lebih tertarik dengan game online,
gadget-gadget yang memudahkan semua orang untuk mengakses informasi, dan
maksimal, karena sebagian anak-anak belum bisa membaca secara mandiri, anak-
SBJD. Namun karena keterbatasan yang dimiliki pustakawan yang tidak menetap
di Yayasan SBJD, maka belum bisa memberikan dorongan yang maksimal untuk
menumbuhkan dan meningkatkan minat baca, maka minat baca cukup sulit
dialami oleh semua TBM. Sebaiknya TBM SBJD melakukan sosialisasi kepada
masyarakat agar koleksi buku yang ada di TBM SBJD dapat dimanfaatkan untuk
membuat program yang menarik minat masyarakat untuk datang ke TBM dan
dana tersebut tidaklah mudah, TBM SBJD harus lebih aktif lagi untuk
proposal bantuan untuk TBM. Jika dana tersebut telah didapatkan maka dalam
pelaksanaanya TBM SBJD bisa berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
sarana dan prasarananya, SDM, Pengelolaan TBM dan lain-lain. Kerjasama dan
dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena pemerintah
mempunyai peranan yang sangat penting dalam memajukan bangsa. Jadi semua
pihak terlibat tidak hanya satu pihak yang berperan, karena semua itu tidak
diberikan dorongan atau stimulus secara rutin baik dari tenaga pustakawan,
mentor dan orang tua juga harus bekerjasama. Untuk perekrutan tenaga pengelola
pada masa yang akan datang agar diusahakan yang menetap dan terkondisikan
yang baik dan sesuai dengan kebutuhannya melalui gadget yang dimilikinya.
b. TBM JI
Salah satu faktor yang mendukung minat baca ialah pendidikan dari
keluarga, terutama orang tua, karena orang tua sangat memegang peranan
minat baca anak. Hal ini diutarakan oleh informan RM mengenai ketidak
TBM JI yaitu dana yang terbatas, dan ini berdampak pada sarana dan
Karena masih banyak masyarakat yang belum tahu dan belum meratanya
“Yang ketiga ada kendala lain adalah sikap cuek masyarakat sekitar
terhadap TBM...”
Dari beberapa faktor penghambat minat baca di TBM JI yang ada yaitu
ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan anak, dana yang masih terbatas,
pendidikan masyarakat yang masih banyak di bawah standar yaitu pendidikan dari
keluarga, terutama orang tua, karena orang tua sangat memegang peranan penting
dalam tumbuh kembangnya kemampuan belajar anak, namun banyak orang tua
yang kurang memperhatikan pendidikan anak terutama minat baca anak. Karena
orang tua hanya memberikan pendidikan formal saja kepada anak namun tidak
terhadap perpustakaan yang masih rendah yaitu karena masih banyak masyarakat
yang belum tahu dan belum meratanya sosialisasi tentang TBM, maka masyarakat
yang tidak tahu tersebut menanggapi keberadaan TBM menjadi negatif. Maka
di lingkungan mereka.
Faktor penghambat minat baca di TBM JI yang lainnya adalah dana yang
masih terbatas, dengan keterbatasan dana maka sarana dan prasarana yang
ini TBM JI sangat terbantu, TBM JI juga menjalin kerjasama dan mendapat
sudah baik, untuk meningkatkan dan menumbuhkan minat baca masyarakat lebih
baik dan lebih banyak lagi pemustaka yang berapresiasi kepada program-program
yang ada di TBM JI maka dalam melakukan kegiatan promosi lebih efektif lagi
kepada masyarakat.
C. Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan menjelaskan pembahasan dari hasil penelitian
pada bab IV. Hasil penelitian upaya pembinaan minat baca yaitu suatu usaha yang
dilaksanakan untuk menarik anak datang ke perpustakaan dan sekaligus secara tak
1. Mula-mula melalui acara yang tidak ada kaitan secara langsung dengan
buku non-fiksi.
peristiwa.1
program yang ada di kedua TBM, TBM SBJD dan TBM JI yaitu
kertas kokoru, kerajinan dari limbah yang tidak terpakai, kerajinan dari sedotan
dan kerajinan dari flannel, lomba memasak, pemutaran film/video, story telling,
belum dibahas dalam teori ini adalah mewarnai, outbound dan tadabburr alam,
pembaca buku terbanyak akan diberikan reward, TK/TP Al-Qur’an dan kelas
Tahfidz.
a. Faktor Internal
minat baca yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam diri seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri.
keseluruhan atau global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir
program yang ada di kedua TBM, yang termasuk ke dalam faktor internal ialah
sarana dan prasarana yaitu koleksi buku yang beragam, ruangan yang memberikan
yang belum dibahas dalam teori ini adalah mengaji atau membaca Iqra’ dan Al-
Qur’an serta menghafalnya melalui program kelas TK/TP Al-Qur’an dan Kelas
Tahfidz dan mengadakan program yang menarik untuk masyarakat, seperti:
membuat gelang dari manik-manik, bros dari kain perca, kerajinan kertas dari
kokoru, kerajinan dari limbah yang tidak terpakai, kerajinan dari sedotan dan
b. Faktor Eksternal
status sosial, ekonomi, kelompok etnis, pengaruh teman sebaya, orang tua, guru,
televisi, serta film. Belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai, maksudnya
meningkatkan minat membaca, tidak harus membaca buku yang sangat kita
senangi, karena dengan cara membaca bahan bacaan apapun, secara tidak
langsung kita sedang melatih diri agar terbiasa untuk membaca, sehingga kita
akan senang membaca, karena membaca adalah untuk mendapat informasi, dan
lebih luas, sebagai media yang dapat menghubungkan segala peristiwa pada masa
lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Keberadaan perpustakaan sangat
2
Teguh Yudi Cahyono. “Peran Perpustakaan dalam Membina Kemampuan dan Minat Baca.” Artikel diakses
pada 14 November 2014 dari http://118.97.219.90/images/stories/pustakawan/pdfteguh/kemampuan dan minat baca.pdf.
Sedangkan faktor eksternal yang ada di kedua TBM ialah dana operasional
terbatas.
3
rendah.
rendahnya sikap dan minat anak-anak terhadap bahan bacaan dan ketidak pedulian
orang tua terhadap pendidikan anak. Faktor penghambat lainnya di kedua TBM
ini, namun belum dibahas dalam teori ini adalah kurangnya sponsor, terbatasnya
3
Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2011), h. 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) : Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela
pameran buku dan pembaca buku terbanyak. Program yang diadakan di TBM
JI yang sifatnya umum merupakan program jangka pendek dan lebih banyak
hiburan atau pentas seni, membuat prakarya, outbound dan tadabur alam.
2. Faktor pendukung minat baca secara internal yang ada di TBM SBJD adalah
sarana dan prasarana yang terdiri dari tersedianya buku yang cukup beragam,
92
93
SDM yaitu pengelola seperti mentor yang berasal dari kalangan mahasiswa
UIN. Faktor pendukung minat baca secara eksternal yaitu kerjasama dengan
KEMENAG, orang tua wali murid berupa financial serta bantuan buku-buku
internal di TBM JI adalah kualitas SDM yang merupakan seorang pendidik dan
pengelompokkan usia masyarakat yang terdiri dari tiga kelompok yaitu anak-
anak, remaja dan orang tua. Sedangkan faktor pendukung minat baca secara
dukungan dan kerjasama dari pemerintah, rendahnya sikap dan minat anak-
anak terhadap bahan bacaan dan waktu kerja mentor. Sedangkan faktor
pendidikan anak, dana yang masih terbatas, dan ketidak pedulian masyarakat.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk TBM SBJD dan TBM JI,
1. Untuk mendukung minat baca anak-anak di TBM SBJD dan TBM JI, langkah
anak-anak. Tidak hanya anak-anak tetapi juga untuk remaja, dewasa dan orang
tua juga perlu disosialisasikan upaya pembinaan minat baca melalui program-
program yang diadakan di TBM SBJD dan TBM JI. Baik program yang tidak
buku.
2. Dari faktor penghambat yang ada di TBM SBJD dan TBM JI membutuhkan
sarana promosi yang lebih baik dan efektif yaitu memperbaharui program-
program secara berkala melalui jejaring sosial dan dengan media sosial inilah
agar koleksi buku yang ada di TBM SBJD dapat dimanfaatkan untuk
TBM juga dapat membuat program yang menarik minat masyarakat agar
3. TBM SBJD dan TBM JI untuk kerjasama dan dukungan dari pemerintah
sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena pemerintah mempunyai peranan yang
penting dalam memajukan bangsa. Jadi semua pihak terlibat tidak hanya satu
pihak yang berperan, karena semua itu tidak mungkin terlaksana tanpa adanya
kerjasama yang baik. Untuk kedepannya TBM SBJD dan TBM JI tetap
Heri Hidayat dan Siti Aisah. Read Interest Co-Relational With Student Study
Performance In IPS Subject Grade IV (Four) In State Elementary School 1
Pagerwangi Lembang. Artikel diakses pada 8 April 2014, 10.44 a.m dari
http://www.ijstr.org/final-print/jan2013/Read-Interest-Co-relational-With-
Student-Study-Performance-In-Ips-Subject-Grade-Iv-Four-In-State-
Elementary-School-1-Pagerwangi-Lembang.pdf.
Lasa HS. “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca
Masyarakat”. Visi Pustaka. Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009.
95
96
9. Peneliti : Apa saja kendala dan cara mengatasi minat baca masyarakat
dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca?
Informan : Kendalanya lagi-lagi juga bisa jadi faktor di masyarakat itu
kebiasaan mereka itu tadi. Kebiasaan bertutur, menonton, tapi malas membaca.
Nah, eh... salah satunya tadi itu eh... potong generasilah ya. Potong generasi
maksudnya kalo orang tuanya tidak suka membaca, anaknya yang kita ajak
mengaji dan membaca, sehingga eh... apa yang bisa kita peljari di al-qur’an ini
bernilai plus. Sebetulnya, Sanggar ini tidak hanya sekedar membaca al-qur’an
tapi juga membaca buku. Nah, ini membiasakan mereka dengan membaca
buku dengan membawa ke rumah dari sini. Lalu, eh... membaca dan terus
membaca. Memotong generasi itu artinya apa? Eh... mendidik generasi awal ini
agar gemar membaca. Kendalanya itu yaa... generasi tua itu ya tadi, yang
gemar bertutur, nonton tv gitu ya, ngomong sana-sini tetapi minim
pengetahuan mereka dari membaca.
10. Peneliti : Apa saja harapan anda untuk TBM Sanggar Baca Jendela
Dunia?
Informan : Nah, eh... paling gini TBM SBJD ini paling tidak mengilhami
teman-teman yang lain untuk mengembangkan TBM ini di rumah masing-
masing. Jadi itu. Dan yang kedua, butuh kesabaran untuk mengembangkan
TBM ini gitu. Apalagi untuk merubah culture yang ada di masyarakat. Nah,
eh... TBM ini juga eh... menjadi sarana atau media terutama bagi eh... kalo saya
kan akademisi nih, dengan lingkungan agar terjembatani gitu, agar antara
seorang akademisi, seorang kampus dengan masyarakat tidak berjarak gitu loh.
Di rumah ini kan selalu welcome, selalu dibuka. Kalo dulu kan awal bulan,
Sabtu-Minggu kita buka untuk masyarakat. Nah, kalo sekarang ini kan setiap
hari kita buka untuk masyarakat, dengan ya.... mau gak mau pengurangan
privasi di rumah ini. Yah, itulah yang kita korbankan untuk lingkungan.
Sehingga, Alhamdulillah sampai sekarang ini hubungan saya, istri dengan
lingkungan tidak begitu kentara jaraknya melalui TBM ini.
TRANSKRIP WAWANCARA
5. Peneliti : Apa saja upaya pembinaan minat baca TBM Sanggar Baca
Jendela Dunia dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca
masyarakat melalui program-program yang diselenggarakan?
Informan : Kan tadi saya nyatakan ada dua program, program jangka
panjang dan program jangka pendek. Program jangka panjang itu adalah yang
bersifat nonformal ya seperti TK/TP Al-Qur’an dan Taman Tahfidz, ada
kelompok yang eh... jangka panjang itu seperti ini kami masukan ke dalam
kurikulum jadi untuk menumbuhkan minat baca anak-anak itu kita selipkan
kurikulum lokal pada eh... apa? eh... ya sekolah non formal ini gitu loh, eh...
misalnya anak-anak ya dalam satu minggu atau bahkan dua minggu satu kali
itu ada story telling begitu ya, atau kemudian baik harus dipandu oleh para
mentor disini atau anak-anak eh... story telling secara bergantian. Kemudian
yang kedua eh... anak-anak bukan hanya dibatasi waktu dan jam mereka
bahkan sejak datang sebelum belajarpun kami selalu eh... menginggatkan
mereka untuk membaca di sanggar, jadi ya eh... ya seperti itu yang kami
lakukan. Di samping anak-anak kami juga menganjurkan kepada para guru
untuk cinta baca juga gitu dan bahkan di samping cinta baca kami harapkan
bisa eh... mengejawantahkan budaya baca ke menulis jadi mereka diharapkan
bisa menulis, jadi baik anak-anak, para guru atau mentor, bahkan kepada ibu-
ibu yang ingin menuangkan ide dan pikirannya melalui tulisan gitu, itupun
sangat kami anjurkan walaupun kami mengalami hambatan untuk
merealisasikannya secara total, nah anak-anak juga begitu eh... kami di dalam
kurikulum kami juga sebenarnya ada apa untuk karangan yang terbaik dan apa
eh... ya untuk karangan yang terbaik kami harapkan bisa ditempel di MADING
Jendela Dunia, begitu juga eh... cuman karena anaknya masih kecil-kecil, anak-
anak Taman Tahfidz itu ya masih anak di bawah 5 Tahun ya, satu orang yang
sudah SD. Eh... untuk membaca langsung itu ya tadi itu para orang tuanya yang
sering , dari konsumsi bacaan yang ada di sanggar bisa dibaca oleh orang tua
kemudian bacaan yang diceritakan atau dibacakan kepada anak-anak. Itu kalau
secara meningkatkan minat baca anak-anak di sanggar, kemudian kalau yang
Ad Hoc tadi yaitu perlombaan jenis perlombaannya Story Telling. Story
Telling Se-Jabodetabek tapi ya Alhamdulillah anak-anak sanggar bisa
menjuarai Story Telling pada Hari Bahasa.
6. Peneliti : Apa saja faktor yang mendukung minat baca di TBM SBJD ?
Informan : Suasana mungkin ya, karena untuk ruang baca sebenarnya anak-
anak sudah terfasilitasi tetapi sarana yang demikian belum begitu hidup
sebenarnya karena akibat apa ya, terbatasnya pengembangan ya eh... Sanggar
Baca ini, jadi memang kelihatannya kurang, apa ya progresif ya kondisinya
jadi pada satu sisi untuk fasilitas bangunan karena masih menumpang dalam
rumah eh... kami ya cukup terjaga baik kebersihan, kerapihan begitu juga
dengan dokumentasi yang tertib lah, mungkin itu ada lagi?
Peneliti : Mungkin dari sikap dan minatnya itu bagaimana bun, sikap anak-
anak terhadap bahan bacaan?
Informan : Sikap anak-anak belum maksimal, masalahnya untuk eh... orang
yang bertanggung jawab secara langsung juga eh... tidak apa ya tidak permanen
ibaratnya seperti itu artinya adalah lagi-lagi karena kekurangan eh... apa ya
eh... dana ya, kami sulit untuk meng-higher, meng-higher petugasnya secara
langsung untuk benar-benar bisa me... mendorong minat baca secara simultan,
simultan kecuali hanya bisa hanya memanggil tenaga pustakawan untuk apa
gitu loh, untuk melakukan klasifikasi, membuat katalog, dsb. Tetapi orang
yang benar-benar mempunyai apa ya? Eh... gairah ya untuk me... mendorong
anak-anak baca baca, membaca di sanggar kami, ya timbul tenggelam misalnya
kayak ka ilut ya lagi sedang bertugas dia bisa mengkondisikan anak-anak tetapi
kalau seandainya dia mempunyai pekerjaan lain di kampus ya tentunya itu juga
menjadi kendala, dengan demikian menurut saya sekalipun ini TBM haruslah
dikelola dengan baik, dengan eh... fokus yang total tidak mungkin hanya
sambil berlalu gitu loh... tetapi ya itu lagi sebuah organisasi apapun namanya
itu perlu uang bensin untuk menjaga eh... keberlangsungan program sebuah
organisasi TBM seperti ini, begitu.
Peniliti : Itu masuknya ke dalam faktor internal ya bun?
Informan : Ya, internal dan eksternal, secara eksternal, secara eksternal ya
mungkin karena eh... secara internal fasilitas yang diberikan juga terbatas
seperti itu, ya... daya tarik eh... TBM kami pun ya seperti ini.
Peneliti : Eh... kalau dari faktor eksternal dari lingkungan masyarakatnya
itu seperti apa ya bun? Misalnya bahan bacaannya gitu bun eh... terhadap anak-
anaknya itu sudah sesuai belum dengan yang disediakan oleh sanggar?
Informan : Bagi eh... orang yang eh... membutuhkan saya pikir sangat ya,
sangat berhubungan dengan, berkaitan, berhubungan dengan ke kebutuhan
anak-anak di sekitar sini. Tetapi masalahnya itu tadi, daya tarik masyarakatnya
untuk membaca itu minim, gitu loh, nah itu masalahnya. Kalau secara internal
kami sudah memfasilitasi dengan keragaman buku yang yang yang cukuplah
gitu lah, apalagi terakhir ini kami menerima eh... sumbangan kan, ka ilut yang
yang mempersuasikan program ini. Tetapi lagi-lagi gitu loh, dengan
keterbatasan dana, pengelolaan kami belum bisa mengelolanya secara baik,
karena hampir separohnya kan. Kalau seribu eh... buku sudah ter...apa? ter apa
namanya ka ? sudah dikelola gitu loh ya mungkin hampir seribu buku lagi yang
lain ya seribu nya sih belum mungkin kurang ya tujuh ratusan mungkin ya.
Tujuh ratusan artinya sudah mau mencapai seribu lagi, kami belum bisa
mengelola seperti itu. Ya keliatannya memang perlu di, apa ya di eh... dikelola
ka antara semangat, tujuan dan keinginan hendaknya bisa berjalan simultan
gitu loh, apa lagi kami belum punya gedung ya.
Peneliti : Kalau dari eh... motivasi dan kecenderungan anak-anaknya itu
terhadap bahan bacaannya itu gimana bun, anak-anaknya semangat atau ga
bun?
Informan : ya... tergantung tadi saya bilang, kalau eh.. mereka di dorong
bisa, tapi kalau ga ga, memang ya kami kami tidak punya tenaga pustakawan
yang permanen. Ka ilut sibuk eh... apa bimbingan skripsi yak an? Harus
menyelesaikan studynya gitu ya. Kemudian saya juga eh... sudah lelah juga
gitu loh, untuk terjun langsung karena pekerjaan kampus, belum penelitian,
jadi memang tidak punya waktu khusus buat anak-anak ya. Kalau saya
berharap generasi-generasi muda ini mempunyai gairah untuk itu. Tapi pada
kenyataannya tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Peneliti : Berarti memang dari SDM nya ya bun?
Informan : Ya dari SDM nya ya, sebenarnya saya berharap untuk program
KKN misalnya ada kontribusi yang diberikan oleh universitas kepada
masyarakat, tidak saja masyarakat dari dunia kampus yang jauh tetapi
masyarakat di sekitar kampus UIN termasuk di tempat kami di daerah Legoso
itu. Kalau lah nanti saya pikir untuk jurusan ilmu perpustakaan, akan lebih eh...
apa ya kontributif gitu loh, bila mahasiswa diterjunkan di tempat-tempat TBM
seperti di tempat kami, disana mungkin mereka bisa memberikan program-
program yang kreatif gitu loh eh... sehingga suara-suara untuk menggerakan
gerakan baca itu berjalan ya dan UIN dalam hal ini secara nyata memberikan
kontribusinya itu kepada masyarakat mungkin itu harapan saya, harapan selaku
ketua Yayasan SBJD dan sekaligus harapan dari orang yang bergaul langsung
dengan masyarakat kampus karena saya kebetulan saya mengajar di fakultas
Adab dan Humaniora. Sekalipun saya bukan dosen jurusan IPI eh... tetapi
gairah perpustakaan, gairah membaca, menggerakan bacaan buku pada dunia
kampus maupun non kampus menjadi pekerjaan saya, mungkin eh... ada yang
pernah mengambil mata kuliah kampanye – kampanye untuk rajin baca, rajin
baca, baik itu dari literatur Arab, maupun literature-literaur Indonesia dan
bahkan Inggris itu menjadi sebuah kemestian gitu loh, semua orang apalagi
mahasiswa UIN Jakarta. Eh... bahkan buku-buku SBJD sebenarnya juga bisa
memfasilitasi eh... ya sebagian kecil kebutuhan mahasiswa eh... UIN Jakarta.
9. Peneliti : Apa saja kendala dan cara mengatasi minat baca masyarakat
dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca?
Informan : Tidak mudah dan tidak gampang mendorong minat baca itu,
caranya ya seperti tadi itu yang saya katakana memasukan eh... program
Sanggar Baca Jendela Dunia ke dalam kurikulum atau kemudian perlombaan
membaca, Story Telling seperti itu.
10.Penelti : Apa saja harapan anda untuk TBM Sanggar Baca Jendela
Dunia?
Informan : Sanggar Baca Jendela Dunia semakin berkembang, semakin
dicintai dan Sanggar Baca Jendela Dunia bisa menjadi sebuah gapura untuk
mengenal. Kemampuan dan dapat merangakai mimpi anak-anak muda eh...
mereka bisa merangkai mimpi-mimpi itu, mereka bisa mencintai ilmu melalui
budaya baca itu. Eh... hal yang apa ya? Harapan kami anak-anak dan semua
komunitas yang masuk ke sanggar ini adalah orang-orang yang cinta baca, ilmu
pengetahuan dan agama. Cinta untuk membaca nilai-nilai yang ada di Al-
Qur’an juga nilai-nilai yang bersifat duniawi ya melalui keduanya itu saya juga
berharap komunitas Sanggar Baca Jendela Dunia bisa sukses. Suksesnya tidak
pada satu kehidupan tetapi dua kehidupan yang lain yaitu sukses dunianya
maupun sukses akhiratnya.
TRANSKRIP WAWANCARA
7. Peneliti : Apa saja upaya pembinaan minat baca TBM Jendela Ilmu
dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca masyarakat melalui
program-program yang diselenggarakan?
Informan : Untuk menumbuhkan minat baca itu Taman Bacaan itu harus
punya program yang menarik. Kalo ibu membuat jaringan, jaringan
pembelajaran partisipatif, terserah temanya mau apa, partisipatif dalam artian
kita memakai jaringan yang ada itu sebagai sarana untuk sosialisasi program,
itu harus disesuaikan dengan objeknya, nah objeknya untuk anak usia dini
berarti ga mungkin dong programnya memasak, boleh memasak ga papa tapi
masakan anak-anak tuh apa sih ya gitu atau misalnya ibu kerjasama dengan
posyandu pemberian vitamin A kita kerjasama lagi dengan puskesmasnya bun
saya mau minta vitamin A nih untuk posyandu A, oh... iya kita juga mensuplai
apanya makanan PMT nya, ibu beli dua dus susu, dua dus eh... biscuit misalnya
itu, yaitu kaitannya dengan dana lagi itu selalu harus ada kerjasama, tanpa ada
kerjasama nonsense ga bisa, itu namanya helpfull Comunity, tanpa helpfull
Comunity tanpa gotong royong cape deh, masyarakat itu harus dirangsang
minatnya tanpa rangsangan itu mereka yang memang suka baca buku mah ga
usah dirangsang datang sendiri. Bun aku mau pinjem buku sore-sore, bun aku
pinjem tiga ya, jangan lupa yuk tulis ya. Ibu kan harus ada administrasi,
mereka menulis sendiri dengan kejujuran toh, mereka menulis namanya A
membawa buku ini ini ini, pengarangnya ini, nanti dikembalikan tanggal segini
ya bun, tanda tangan. Jadi harus ada program yang menarik supaya mereka
tertarik untuk paling tidak untuk membaca buku ya, untuk datang hadir sudah
datang mah ada buku ga mungkin dia ga megang sama sekali gitu.
8. Peneliti : Apa saja faktor yang mendukung minat baca di TBM SBJD ?
Informan : Banyak, kalau internalnya kemauan si pengelolan terutama untuk
berjuang bagaimana caranya membuat program yang menarik, eh... supaya
masyarakat paling tidak mau datang dulu, orang kan bagaimana mau datang
kalau dia tidak punya program yang menarik, masa cuman lihat buku doing itu
misalnya, nanti kita dengan punya program yang menarik, pertama kalau di
TBM JI harus punya program yang eh... menarik minat baca itu misalnya kita
punya program yang kaitannya dengan eh... anak-anak PAUD ya bagaimana
anak-anak bisa datang ke TBM karena dia tertarik dengan buku-buku yang
kayak gini misalnya, bagaimana dengan warna-warni ini mereka tertarik bisa
membaca maka harus diperbanyak buku-buku cerita yang kaitannya dengan
anak-anak ya, jadi buku itu harus disesuaikan dengan konsumen yang ada
keperluannya, kalau buku kaitannya dengan ibu-ibu kita punya program
menarik yang kaitannya dengan ibu-ibu misalnya kita eh... kita punya bedah
buku eh... buku tentang cara memasak, cara membuat kue kering, cara
memproduksi sesuatu yang dari hal yang eh... rendah dan tidak ada harganya
sampai kepada yang eh... kelihatannya gede gitu ya. Dompet-dompet yang ada
di TBM JI tu dari kertas daur ulang dari kopi dari cangkang kopi, tau cangkang
kopi? Eh... Maryati ambilin dompet satu deh, ambilin dompet satu, nah itu kan
dari daur ulang sampah, bagaimana bisa menjadi sebuah dompet yang cukup
mempunyai kecukupan hidup yang dia tiru, itu kan menarik itu program dari
internal ya, nah eksternalnya nah ini seperti ini kan dari bungkus kopi bekas ya,
ini produk Jendela Ilmu kerjasama dengan mahasiswa Sukabumi yang mereka
punya cita-cita ingin bagaimana ni limbah di masyarakat jadi sesuatu yang
bermakna, sesuatu yang tidak terbuang gitu saja. Eksternalnya bagaimana kita
bisa merangkul atau bermitra dengan organisasi-organisasi luar supaya TBM
itu tidak vakum di bawah atau gitu tidak menclep ke bawah. Nah kalau TBM-
TBM itu kerjasama dengan mitra seperti ini, mengadakan seperti ini, kita
menjadi terlihat di luar kan, ya kan ini dengan mitra-mitra yang ada, dengan
dinas pendidikan yang ada, dengan PERPUSDA, dengan TBM MAGMA,
dengan TBM Al-Hidayah, dengan yang lainnya. Ini kita faktor eksternal yang
pada akhirnya kita menjadi eh... ter... terkemuka apa ya terlihat di permukaan,
kalu kita diem aja di dalam ga bakalan terliha gitu loh ya, TBM kita
Alhamdulillah bahwa kita juga sudah upload beberapa kegiatan di internet
tentang TBM itu muncul ya, ada beberapa tabloid yang datang wawancarain
ibu kemaren terakhir di Koran Tang-Sel ibu bawa ga ya, tentang kunjugan ke
TBM-TBM, itu dari tabloid PERPUSDA. Jadi gini ketika kita punya program
internal otomatis secara eksternal juga orang akan melihat oh... ternyata disini
ada kegiatan, ada TBM.
Peneliti : Kalau faktor internalnya eh... kemampuan membaca anaknya itu
atau masyarakatnya itu gimana bu?
Informan : Eh... sebetulnya gini ya kita itu kan tradisi membaca di
masyarakat itu sangat rendah saya akui itu, tapi bagaimana sikap orang tua bisa
mengajak anaknya eh... untuk ke tradisi membaca itu, kalau orang tuanya itu ya
sulit cuman eh... bagaiamana usaha si pembuat TBM untuk bisa menanamkan
gitu ya menanamkan paling tidak, kalau saya kan gini usahanya saya secara
pribadi ya, kalau saya masuk ke Majelis Ta’lim, Alhamdulillah saya dipercaya
disitu untuk bedah buku fiqih, nah bagaimana menanamkan orang tua nih suka
dengan fiqih kita ngomong dulu, loh... fiqih ini eh... katannya dengan wukuf
tapi dengan ubudiah sehari-hari, bagaimana ibu-ibu ga bisa, ga mau baca kalau,
kalau apa akan mau tau, akan bisa berhasil untuk mengetahui ini itu, kalau
tidak membaca, silahkan ibu datang ke TBM saya, itu banyak buku-buku yang
mengenai fiqih pada akhirnya kan setelah ketertarikan itu mereka tau jadi gitu.
Jadi kalau eh... minat membacanya sendiri memang sulit sekali ya, ini saya
yakin hanya 50% aja yang mau membukabuku disini. Misalnya semuanya
dengan acara meriahnya aja itu rame, itu hanya beberapa.
Peneliti : Kalau usia masyarakatnya itu dibedakan ga bu minat bacanya?
Informan : Jelas dong, itu kan itu, itu yang menjadi eh... daya ketertarikan
eh... apa namanya ya, orang-orang dinas misalnya eh... ada sesuatu gitu yang di
TBM JI karena memang ada ke khususan ketika menangani eh... minat baca,
jadi saya menjadikan eh... sekeliling mitra saya menjadi tiga minat baca, minat
baca PAUD, minat baca PKK, minat baca Majelis Ta’lim, kenapa minat baca
PAUD? Itulah pemisahan usia, jadi disitu kan saya memakai bukunya juga
beda cara menyampaikan juga beda, koordinasi dengan guru-gurunya beda,
caranya saya dengan mendongeng, dengan main mewarnai, dengan main apa
balok, itu kan caranya berbeda kita menyampaikannya juga dengan cara yang
lebih meriah. Lalu kepada ibu-ibu PKK itu kan eh... kaum ibu ya caranya
dengan apa?, otomatis sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka,
mereka suka memasak ya kita ga mungkin mengajari mereka komputer, itu kan
eh... mereka sukanya dengan membuat bunga, membuat sesuatu seperti ini. Ini
kan menarik, saya aja suka ko ini, saya simpen untuk alat-alat sabun misalnya
kalau saya pergi atau untuk alat-alat sabun misalnya kalau saya pergi atau
untuk alat make up kan bisa disini, atau untuk uang sekalipun ini ga bakalan
jatoh. Kalau kendala di saya ya ngerangkul bapak-bapak yang agak sulit, tapi
saya punya cara jadi ada momen-momen tertentu untuk menarik bapak-bapak
misalnya ketika kemaren eh... memperebutkan juara bola itu kemaren ya,
caranya dengan nonton bareng, nonton bareng mereka kita suplai dengan kopi,
suplai dengan eh... apa tontonan yang menarik nah disitu kita persiapkan buku
yang kaitannya dengan bapak-bapak. Untuk remajanya jendela ilmu ya ini
kerjasama dengan mahasiswa dalam rangka membuat limbah, tahun ini
pokoknya eh... judulnya limbah, kalau tahun kemaren membuat gelang-gelang
ya, kemudian membuat bros, jadi saya setiap tahun saya ada prioritas supaya
kita fokus, jadi tidak semua dipegang.
11. Peneliti : Apa saja kendala dan cara mengatasi minat baca masyarakat
dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca?
Informan : Kalo kendalanya sih ya gitu, TBM itu suka dianggap enteng
oleh
warga, ada juga yang nganggap baca buku itu bisa di rumah. Terus kendala
lainnya minat baca itu dikalahkan oleh elektronik terutama anak-anak, game
online, gadget, itu lebih dipilih dan diberikan oleh orang tua ketimbang
mengarahkan anak-anaknya untuk membaca. Maka saya anggap satu orang
yang datang saya anggap seperti seribu orang yang datang.
12. Peneliti : Apa saja harapan anda untuk TBM Jendela Ilmu?
Informan : harapannya yaitu TBM dapat mendukung program masyarakat
agar masyarakat lebih melek terhadap informasi dan ingin meningkatkan minat
baca di Indonesia.
- '~
TAMAM ~SACArAN"
'.YAR.il(~srt~r'~'<,~{,}4BNBELAUta
;S~ektetarfa1:' 'iperl3m~f.t;B~,i~LembanPi'nus:,SaBmita ja¥a:~R~ ~OO..lRW,'.,
O~4
Pamu~an~~~.ataf" T.a·nsret(8~~~S~~m:!! S~lBn
'ie!tp., 'Cl21 7-47'~~e192H:~~,"
tlS7.8~1S44M,.99
; No.1 WaKtu
Pemiiljaman huku
1
.~
j - Demo'Memasa,K
I- Keterrunlt»tan ·1
,
"i
Ir I
,j I!
~ '1
4 f TerlaKsan'2- . I
~,Tanurlrtn
I I
J I
3
'1'r:I:,1l.2~( ~~/~~I~'" ."
:Pii
~aiJil 'u~ A_,,{,,; '~lT'~A'T('. . :: <~~", <)~' j£·)tI;A.~{ ::A f:l'
H¥,.l
. M.§VI,ft'£~ ;O'~. :I;ijfj ::['~ 'f\?if.'"~rJ' \", '~o, _ :' ~·'I:~U:C,'i-..M,-:li\ .. :,·lmu,
r""t.i!¥1i'·ltng~U.,
~'F'·
.Ii
'~ ""
·'lI
~V
") fl""':; I
: l Q ,
:d ei i l
iP J .~
4,re
~ ru al'l ; !l
r ":' ;.. .J '
{®'f0! t i ~t
I
Mingt.lu; li'6 Rebraari 20J4
1",:
I,:
t
1
Jan 6.3'6 sld 0$.00 \\\'lb 1 ~~fl santn ltB
'
- ._;:
TAUAir~~F8~~~AAN··.·:.:_;:'·~·iYA~~Ar '" JSJl~
.) JB.De~A:IUUU
-S~kr't~tl·~t ':-~P~tWffla~a~ .l.e~b: .. h: ,P"i:n(t5~·.\$awll. ·Jtt1a> '. ·:03
R~1t~·0:24
Pii~.~ * F!~et~fJQ;~~:
T:e]p. 021- 7~~i11S1it~~, 6878.;
~8a~lm
:*8a-e.9·
. " .... :
1 ,BelkOtltciifiasi cl.e- I
...
...... j'" . .:7'-. -'-:-10'· .. ~ .
.1 I
s.e rt~m
I
-:s;etiat d'art '-Mii"fg:~y:~ '1 Jt;;ID1·e014 ·1 'B~rl«H')f£iijj;asl00-
I
J
, c_f,,_.,_ ~~~~~~~_~
,~,
,I,'
! B~r~GQt~a~; . '~I !
Gambar III. Koleksi Buku Gambar IV. Kegiatan Majelis Ta’lim &
PKK
K~fllt~'-'Yt~ ~
&etua ,J:uru:S31r'Ltn~u Pe~p;~~~fl'
~:::&{~:~=~=~
Denf§Hn :int. ;$~&f: .
~N~m~ : Wdlia
l;Jl!\1 ~-:11 rOB2$tr~JG~~62,~
S:em~ter : ~ttl
, hi?: ';'
(fuocy """1: -I 'Cl"
'·'.u '_, :£~ ,*~~).'
~ 0"
il)_"Qi:) ;p
Men~ge~lJj;
Dosea Pe~Qinl~rh~g Ak[ld~m,k,
......-.
K,•• ~~
1\$il:JUmsa.n.lbtt~ ]t~erpu~'~a'an
Eralnltas A dab· d~ h~man_~
~!lyarifFUdayanttiatI J$~
;
:S~e.m~ster
.MJ?
E",:1rtail
N1engetahui"
.
·<
,vv,1t'!lf1f~t'T"1'i"j1Vt}?t
£~,.Ff.iEd f'!C.·
~(N'~:' .A.~j~~:~i~;'.J::L-'.;!f
I:J.,1'\;:I.:f'1_· U'l"l. .
.1'\..
fi,.
K\~p;;:~i.f~ Ytb.
Hpl</UlulSdr,. : :F:·u,.db:.i bUtd" :a~u;lid~u'n.l"·.M.][u ru.
Den gari .h- Ofmm. ~karn i' be ri tah u kan ·.b:,~·wha .s·pJ;./~t'fuj.~dr. '(~irtltrho n
m'etJJ ZlJ.i
Yl:3.111bl rn hi fi g .s.'kd' pgi~ 'ala;$ iia·l7.thl:
Ludf.'i,~-"
.' II,1. O:D1~5~O()O.6.2
Jd,r..lP'ak., '", r: 1m.l~ P erpu,-61ilkaal~1 t. rai!{uhiiS A,dab ~fan H'tl m'Bfl :i'o-r8
Se.'1rf~stfT VIlF
Email
MoQ- HP_.,
JLd:j:J
j'~tFtl.~Y~,.P;;e~mfJ¢fn~~lnMi,rul~ts.,~:.t'a di' Tt'wlj~».n .Bn<~1l~n Nbl~ara:k:Q1"
(1"B~t\1fl: Snrdl Blllulfnl> T13:M ~S;a"nggoa"t' B~2t!~J, ~fM],{l~a .t~~·tl,.liil 'tt'a.n
'~tllf\"'f~JerHtl·;eb I I U1,U '~, ~
·c.~,ll~ ] 1 ;:t:f:i. ,:
~,).-'.~-i~" ; i ~.'";J~:; r;~ r~~~tl"~"':'" '::; ' .. :: \"V;~'~~:lf:;gn-e n.l:re'f(;,8 :;=-~..j rei.'.t:·ks:-iju:: 8'~ d~·tt ()'~!;i/);i;U!
= '?~~: L ~~.- --": ~ .. I"::::I - ;-?-: ,~:_~~;3p j~t~:·,:~i·h~.ht~,a11(ihen 1~"y.ah.s.~i~swa 'ke ~~;_;PJ~~l.
~}~0!A)i1~9;~ :..:{]n~:Q.]lF2:i¥Pj3.~'1I~Wl~Q.14
La:iftp ..
H~J : Iibl P:'e;neli~
'Ke,ada:-Yth~ ,
'K~t1l~ T;~, :B~Gi~~l.l ~ia._,~~arakat ,~¢Qd~j •. ~[{JmR
Tat!8:s:@1'
'Pi
Terop.~t
.. - ~-.:-?=:':;-
- >--:--'-"l~~1P':19ti9M'(}~1~~tf3 1 UQ3
BIODATA PENULIS
menengahnya di MTSN4 (tahun 2007) dan MAN 13 (tahun 2010). Pada tahun
2010 penulis melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu
Minat Baca Di Taman Bacaan Masyarakat (TBM): Studi Kasus TBM Sanggar
Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu”. Penulis pernah melakukan
Islam (HMI) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan IPI pada tahun 2011. Penulis