Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatNya
hingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PIDATO.“

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini mengulas tentang pengertian pidato, teknik berpidato serta sistematika berpidato.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman yang telah terlibat dan
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam rangka menambah pengetahuan dan juga wawasan yang
berkaitan dengan pidato.

Kamipun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran kami harapkan dari pembaca agar
bisa memperbaiki pembuatan makalah kami di waktu mendatang.

Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Kami
mohon maaf jika terdapat kata yang tidak berkenan.

Palopo, 12 November 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pidato adalah hubungan yang melibatkan orang banyak, maka dalam penyampaian
pidato kita harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Dan untuk berpidato dibutuhkan
kemampuan berbicara, beretorika.

Hampir pada setiap acara kita akan menemui yang namanya pidato, baik pidato
pembukaan, pidato sambutan, pidato peresmian, dan sebagainya. Pidato menjadi hal penting
yang harus disampaikan dalam acara-acara resmi.

Terlebih dahulu kita harus mengetahui teknik-teknik berpidato, agar pidato yang nantinya
disampaikan sesuai dengan situasi dan kondisi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Apa itu pidato?


2. Apa saja fungsi pidato?
3. Apa saja jenis dari pidato?
4. Bagaimana membuat kerangka pidato?
5. Bagaimana langkah penyususnan pidato?
6. Apa saja sistematika dalam penyampaian pidato?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian pidato, dan
hal-hal yang berkaitan dengan pidato seperti jenis pidato dan cara menyusun pidato.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato

Menurut Isdaryanto, Pidato merupakan kegiatan seseorang di depan orang banyak


dengan mengandalkan kemampuan bahasanya sebagai alat. Sedangkan menurut Wijaya
(2015:9) pidato atau Public Speaking adalah ucapan yang tersusun dengan baik dan ditujukan
kepada orang banyak. Kepandaian berpidato disebut dengan retorika atau oratori, sedang
orangnya disebut dengan rhetor atau orator. Berpidato merupakan seni percakapan atau seni
berkata-kata yang didukung dengan penggunaan bahasa yang baik dan didukung dengan
wawasan keilmuan yang luas dan dapat dipertanggungjawabkan. Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pidato adalah kegiatan seseorang di depan khalayak umum
menyampaikan atau mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata dan disampaikan oleh
seseorang yang berwawasan serta dapat dipertanggungjawabkan.

B. Fungsi Pidato

Fungsi pidato dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Mempengaruhi orang lain. Seseorang yang berpidato passti menyampaikan sesuatu topik,
dalam topik tersebut akan ada ajakan dan pembelajaran. Maka sifat atau fungsi pidato di
sini adalah mempersuasi pendengar. Untuk dapat mempengaruhi orang lain tentu si
pembicara harus mempunyai wawasan yang luas dan perkataannya harus dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Menyampaikan informasi kepada pendengarnya.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur. Dalam penyampaian pidato,
pendengar akan lebih tertarik mendengarkan pidato yang menghibur dari pada pidato yang
monoton. Untuk itu maka diperlukanlah kemampuan beretorika seseorang, agar pendengar
senang dengan apa yang kita sampaikan, sehingga informasi yang kita sampaikan dapat
dimengerti oleh pendengar.

C. Jenis-jenis Pidato

Jenis pidato dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria.

1. Pidato sambutan
Pidato sambutan adalah pidato yang dibawakan pada suatu acara, pidato ini biasanya
disampaikan oleh orang-orang penting atau orang-orang yang disegani. Pidato sambutan
bisa dilakukan oleh beberapa orang dalam waktu terbatas.
2. Pidato pembukaan
Pidato pembukaan adalah pidato singkat yang biasanya dibawakan oleh pembawa acara,
pidato ini hanya berisi sedikit kata-kata dari pembawa acara.

3. Pidato pengarahan
Pidato pengarahan adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang sebagai bentuk
pengarahan dari suatu acara.

4. Pidato peresmian
Pidato peresmian berfungsi sebagai pemberi informasi atas peresmian sesuatu. Orang yang
menyampaikan pidato ini adalah orang-orang yang berpengaruh.

5. Pidato laporan, yaitu pidato yang berisi laporan suatu tugas atau kegiatan yang telah selesai
dilaksanakan, seperti pidato laporan ketua kelompok KKN mengenai kegiatan-kegiatan
KKN yang dilakukan di desa.

6. Pidato pertanggungjawaban, yaitu pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban,


seperti pidato pertanggungjawaban ketua koperasi pada rapat akhir tahun.
(http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan -sifat- metode-susunan-dan-persiapan-
pidato-samnbutan)

D. Metode dalam berpidato

1. Pidato serta merta (impromtu)

Pidato impromtu disampaikan secara mendadak, tanpa adanya persiapan sebelum


menyampaikan pidato. Baik persiapan teks pidato maupun persiapan mental. Orang yang
memiliki wawasan luas tidak akan mengalami kesulitan yang berarti ketika harus berpidato
dengan teknik impromtu ini. Metode ini tentu memiliki kelemahan dan kelebihan.

a. Kelebihan
 Perasaan dari pembicara dapat tersalurkan, tanpa harus terbatas kepada teks.
 Otak kita akan terbiasa berpikir, dengan kebiasaan ini maka untuk kesempatan
selanjutnya kita tidak lagi takut dan panik ketika harus memberikan sebuah
pidato, walaupun tanpa persiapan sebelumnya.
 Hal yang ingin kita sampaikan dapat dengan mudah diterima oleh pendengar
karena perhatian kita terfokus kepada pendengar.
b. Kekurangan
 Tidak semua orang dapat berbicara lancar di depan umum, karena berbicara di
depan umum membutuhkan keahlian khusus.
 Kesulitan dalam memilih kata-kata, hal ini bisa membuat apa yang hendak kita
ucapkan jadi ambigu.

2. Pidato naskah

Pidato naskah berarti ketika kita menyampaikan pidato, maka kita membaca naskah
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Contoh pidato presiden pada hari kemerdekaan, pidato
itu dibaca bukan disampaikan.

a. Kelebihan
 Kemungkinan salah berbicara akan berkurang, karena kata-kata yang akan
diucapkan sudah terangkum dalam teks yang akan dibaca.
 Pernyataan yang akan disampaikan dapat dihemat, kita hanya menyampaikan
apa yang tersurat dalam teks. Terkadang jika tidak disertai dengan teks maka
kemungkinan kita untuk berbicara boros lebih besar
b. Kekurangan
 Orang yang berpidato lebih akan terpaku kepada teks yang dibacanya, dan
terkesan mengabaikan pendengar.
 Intonasi, jeda, dan pelafalan sering terabaikan

3. Pidato menghapal

Sesuai dengan namanya, metode menghapal ini adalah teknik berpidato dengan cara
mengahapal teks pidato terlebih dahulu. Orang yang berpidato membuat konsep pidato atau
teks pidatonya kemudian menghapal teks tersebut.

a. Kelebihan
 Kata-kata yang dipilih adalah katata-kata yang bagus, karena sudah
dipersiapkan sebelumnya.
b. Kekurangan
 Jika kita lupa pada suatu kalimat, maka kekacauan akan bisa terjadi. Karena
satu kalimat dengan kalimat lainnya saling berhubungan. Maka ketika kita
menghapal, jika ada kata-kata yang kita lupa maka kemungkinan kalimat
pidato kita bisa berantakan.
 Dalam menyampaikan pidato kita akan terlihat kaku, karena kesan menghapal
itu akan terbaca dari wajah kita.
4. Pidato ekstemporan

Pidato ekstemporan adalah pidato yang sudah disiapkan catatan-catatan penting dari
apa yang akan disampaikan nanti ketika berbicara. Pembicara bebas untuk memilih kata-kata
yang akan disampaikan. Catatan-catatan penting yang sudah disiapkan itu berfungsi untuk
mengingatkan pembicara pada urutan ide pembicaraan yang akan disampaikan.(Mulgrave,
1954: 25)

a. Kelebihan
 Pembicara dan pendengar tetap bisa saling berkomunikasi.
 Pesan yang disampaikan fleksibel.
b. Kekurangan
 adanya kemungkinan akan menyimpang dari garis-garis besar yang sudah
dibuat.

E. Kerangka susunan pidato

Susunan pidato berisi salam sebagai pembuka pidato, kata pengantar yang
bersangkutan dengan tema yang akan disampaikan, kemudian isi yang berisi tujuan, sasaran,
rencana, langkah untuk bertindak dan lain sebagainya. Kemudian yang terakhir penutup,
berisi kesimpulan, pesan dan salam penutup dari si pembicara.

F. Langkah penyusunan pidato

Sebelum berpidato hal yang harus kita persiapkan yaitu topik. Hal apa yang akan kita
sampaikan nanti, serta tingkah laku apa yang diharapkan dari khalayak. Serta bagaimana cara
mengembangkan topik bahasan.

Ada tiga hal yang menjadi langkah penyusunan pidato yaitu memilih topik dan tujuan
pidato serta mengembangkan topik bahasan.

1. Memilih topik dan tujuan pidato

Hal pertama yang harus kita perhatikan sebelum berpidato adalah menentukan topik
yang akan disampaikan. kriteria topik yang baik adalah:

a. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan pembicara


Pembicara hendaklah berbicara atau berpidato sesuai dengan apa yang
ia ketahui. Karena akan menjadi sebuah masalah jika pembicara berbicara
mengenai persoalan yang sebenarnya tidak ia ketahui dan mengerti. Dalam
berpidato setiap ucapan yang diucapkan harus bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
b. Topik harus menarik minat pendengar
Agar apa yang kita sampaikan dapat menarik minat pendengar, maka
topik dan cara penyamapaian pidato kita juga harus baik. Kekhasan
penyampaian akan menjadi salah satu daya tarik bagi pendengar. Jika apa yang
kita sampaikan tidak menarik bagi pendengar maka pesan yang semula ingin
disampaikan tidak bisa diterima dengan baik.

c. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar


Topik tidak hanya harus sesuai dengan pengetahuan pembicara, tatapi
juga harus sesuai dengan pengetahuan pendengar. Kita berbicara harus dengan
konteks dan melihat situasi kondisi. Sebagai contoh kita berbicara kepada
buruh tani, tatapi yang kita bahas adalah mengenai politik, maka pesan yang
semula ingin disampaikan tidak akan dapat dicerna oleh pendengar. Karena
konteks nya berbeda. Ketika berpidato di depan buruh tani pidato yang sesuai
adalah tentang cara bercocok tanam yang baik, dan sebagainya.

d. Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasnya


Boleh jadi kita mengetahui sesuatu dengan sangat mendalam. Tetapi
nanti yang disampaikan dalam pidato tidaklah seluruhnya. Karena topik yang
baik tidak boleh terlalu luas. Misal kita akan membahas topik yang
berhubungan dengan agama. Orang tahu bahwa agama itu luas sekali, baik
tentang kesopanan, tentang akidah dan lain sebagainya. Agar topik yang kita
sampaikan dapat lebih jelas dan terperinci maka ambillah misalnya topik
tentang hikmah berpuasa.

e. Topik harus ditunjang dengan bahan lain


Pendengar tidak akan percaya begitu saja jika kita berbicara tanpa ada
dalil yang pasti. Misalnya materi hikmah berpuasa, maka sebagai bahan
penunjang kita bisa menambahkan sumber-sumber seperti kitab, buku-buku
agama, hadis- hadis, dan lain sebagainya.
2. Menentukan tujuan pidato
Tujuan pidato dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus
a. Tujuan umum pidato

1. Memberi informasi
Secara umum tujuan dari pidato adalah untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak mengenai suatu hal. Informasi dalam pidato ini biasanya bersifat
fakta dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Mempengaruhi (mempersuasi)
Kalimat-kalimat dalam pidato bersifat persuasi, pembicara menginginkan
agar pendengar melakukan apa yang dikatakan oleh pembicara. Oleh karena itu
kemampuan berbicara sangatlah dituntut di sini. Agar apa yang disampaikan dapat
diterima dan dicerna oleh pendengar serta dapat ditindak lanjuti sesuai dengan
yang diharapkan oleh pembicara.
3. Menghibur (rekreatif)
Pidato dapat menghibur, jika dalam penyampaiannya pembicara bisa
mempengaruhi pendengar. Alangkah lebih baik dalam penyampaian pidato
pembicara menyelipkan humor- humor ringan. Misalnya berkaitan dengan
masalah kehidupan sehari-hari.
4. Menekankan aspek-aspek pendidikan (educative)
Pidato yang berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan. Contoh:
pidato keagamaan. (Ochs and Winner dalam Tarigan, 2008:16)

b. Tujuan khusus pidato

Sifat khusus berhubungan dengan kepahaman pendengar terhadap apa yang


diucapkan oleh pembicara. Sebagai contoh pembicara mengambil topik tentang
hikmah berpuasa, tujuan umumnya adalah memberikan informasi. Dan tujuan
khususnya adalah agar pendengar dapat mengetahui dan memahami bahwa puasa
mendatangkan manfaat kesehatan, membantu memperbaiki metabolisme pencernaan.

3. Merumusakan judul pidato

Setelah kita menentukan topik apa yang akan disampaikan, maka selanjutnya yang
harus dilakukan adalah merumuskan judul, untuk menentukan judul ada beberapa hal yang
harus kita perhatikan.
a. Relevan
Relevan artinya, judul yang kita buat harus sesuai dengan tema tang telah kita
tentukan pada pemilihan topik. Jika tema atau topiknya membahas agama, maka
judul pun harus ada kaitannya dengan agama.
b. Propokatif
Sebisa mungkin dalam penentuan judul kita membuat sesuatu yang bisa
menimbulkan rasa penasaran dan keingintahuan pendengar. Sehingga antusias
pendengar dalam mendengarkan pidato itu tinggi.
c. Singkat
Judul yang kita rancang haruslah singkat, padat. Berikan saja inti dari apa yang
akan kita bicarakan. Sebagai contoh beberapa judul pidato, Nikmat Iman, Misteri
di Sepertiga Malam terakhir, dan lain-lain.

G. Sistematika Berpidato

Secara garis besar sistematika berpidato sebagai berikut:

1. Mengucapkan salam pembuka dan menyapa hadirin.


2. Menyampaikan pendahuluan yang biasanya dilahirkan dalam ucapan terima kasih,
ungkapan kegembiraan atau rasa syukur.
3. Menyampaikan isi pidato yang diucapkan dengan jelas dengan menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar dan dengan gaya bahasa yang menarik.
4. Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato supaya mudah diingat oleh pendengar.
5. Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada pendengar untuk
melaksanakan isi pidato.
6. Menyampaikan salam penutup.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Pidato adalah salah bentuk kemampuan brbicara yang disusun secara sistematis guna
menyampaikan informassi kepada khalayak, baik dengan naskah maupun tanpa naskah.
Tergantung pada teknik yang digunakan. Adapun fungsi dari pidato adalah sebagai sebagai
penyampai pesan dan informasi keapada pendengar, selain itu pidato juga berfungsi sebagai
didikan dan hiburan atau rekreasi.

Dalam cara penyampaian pidato ada beberapa metode yang digunakan yaitu metode
impromtu, metode naskah, metode menghapal, dan metode ekstemporan. Masing-masing
metode digunakan sesuai dengan konteks dan situasi serta kondisi tertentu.

Sebelum menyampaikan pidato, terlebih dahulu kita juga harus mempersiapkan topik
yang akan kita berikan nanti ketika berpidato. Setelah menentukan topik, selanjutnya adalah
penentuan judul. Judul harus sesuai dengan topik. Dan yang terakhir adalah mengembangkan
pokok bahasan. Setelah itu barulah kita bisa berpidato dengan sitematika berupa salam
pembuka, pendahuluan, isi pidato, kesimpulan, dan salam penutup.

3.2. Saran

Pidato menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari. Mulai dari pidato di
sekolah, pidato di perguruan tinggi, bahkan pidato di pemerintahan pusat. Ilmu pidato menjadi
sangat berguna untuk kemampuan berkominukasi kita. Untuk itu setelah membaca makalah
ini, kami harapkan agar pembaca dan mahasiswa khususnya dapat berpidato dengan baik
sesuai dengan sistematika yang ada dalam pidato tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G, dan U.S, Mukti. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Jalaludin Rakhmat, 2001. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

http://www.satubahasa.com/2014/09/koleksi-teori-dan-contoh-teks-pidato.html. Diakses pada


tanggal 8April 2017

(http://www.isdaryanto.com). Diakses pada tanggal 8 April 2017


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatNya
hingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PIDATO.“

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Makalah ini mengulas tentang pengertian pidato, teknik berpidato serta sistematika berpidato.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman yang telah terlibat dan
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam rangka menambah pengetahuan dan juga wawasan yang
berkaitan dengan pidato.

Kamipun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran kami harapkan dari pembaca agar
bisa memperbaiki pembuatan makalah kami di waktu mendatang.

Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca. Kami
mohon maaf jika terdapat kata yang tidak berkenan.

Palopo, 12 November 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai