KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) :Ny. YY
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 01 Juli 1997
Usia : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan :SMK
Pekerjaan : Karyawan
Status perkawinan :Kawin
Alamat : KP Panyandaan RT 03/RW 05
Kel. Mandalamekar
Kec. Cimenyan
Kab. Bandung
Nama : Ny. NY
Status Keluarga : Ibu kandung
Tanggal :2 November 2018, pukul 11.30 WIB
A. KELUHAN UTAMA :
Mengamuk dan berbicara sendiri
Autoanamnesa
Pasien mengatakan sakit hati terhadap bibinya dan ingin membakar bibinya.
Pasien mengatakan ia sering difitnah dan diperlakukan dengan tidak baik, ia sakit hati
terhadap bibinya. Pasien mengaku ada mendengar bisikan yang menyuruh pasien untuk
membakar bibinya(halusinasi auditorik). Suara itu disebut ”Abah” oleh pasien. “Abah”
selalu mengikuti kemanapun pasien pergi dan bisa masuk kedalam tubuh
pasien(halusinasi visual). Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah mati dan yang hidup
didalam tubuhnya yaitu “Abah”. Pasien mengaku bahwa keluarganya tidak peduli dan
mengatakan bahwa dirinya memiliki gangguan jiwa tetapi hal tersebut disangkal oleh
pasien. Pasien tidak ingin kembali kerumahnya. Tetapi pasien masih memikirkan keadaan
anaknya yang tidak mendapat ASI setelah ia berada di RSJ. Pasien mengaku bahwa ia
merupakan seorang penata rias yang handal, usahanya tersebut sukses sehingga ia telah
membeli rumah dan mobil baru (waham kebesaran).
4. Riwayat pekerjaan:
Pasien pernah bekerja sebagai karyawan di salah satu Toserba di Lembang.
5. Kehidupan beragama:
Sholat 5 waktu dilakukan.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak ke 5 dari 6 bersaudara
Pohon Keluarga
: Laki- laki
: Perempuan
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :
Pasien tinggal bersama suami, anak, dan ipar. Suami pasien mengatakan pasien memiliki
hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga dari pihak ibu, sehingga pasien
cenderung lebih dekat dengan keluarga dari suami. Sebelum melahirkan, pasien memiliki
hubungan sosial yang baik dengan lingkungan rumahnya dan teman-teman semasa
sekolah. Namun jika pasien memiliki suatu persoalan, pasien lebih memilih diam dan
terkadang menangis, pasien hanya akan menceritakan masalah tersebut kepada orang
terdekat yaitu suami. Pasien masih aktif bekerja sebagai karyawan sampai usia kehamilan
7 bulan, setelah itu suami meminta pasien untuk cuti. Kehidupan ekonomi pasien cukup.
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Terdapat, halusinasi auditorik (Pasien merasa mendengar bisikan
yang menyuruh membakar bibinya). Halusinasi visual (melihat “Abah” masuk
kedalam tubuhnya)
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada
6. Daya ingat
a. Tingkat
Jangka panjang : Baik(Pasien masih ingat dan menyebutkan tanggal
lahirnya dengan benar)
Jangka pendek : Baik(Pasien ingat menu makanan yang ia makan siang
tadi)
Segera : Baik
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan jeruk bali dan bola)
Perbedaan : Baik (pasien dapat membedakan jeruk bali dengan bola )
8. Visuospasial : Baik(dapat menggambar jam)
9. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (mampu mandi, makan, BAB dan BAK
sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktifitas : Autistik
Kontinuitas :Koheren (Menjawab ketika pertanyaan diajukan tapi
kadang pasien juga berbicara secara spontan), flight of idea.
Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : Baik (berbicara dengan sopan kapada orang lain)
b. Uji daya nilai : Baik (pasien tahu kalau sampah harus di buang pada tempatnya)
c. Daya nilai realitas: Terganggu, pada pasien ditemukan adanya halusinasi auditorik,
halusinasi visual, dan waham kebesaran.
H. TILIKAN :
Tilikan derajat 1: dimana pasien tidak merasa bahwa ia sakit
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Gejala rangsang meningeal : Dalam batas normal
3. Mata : Dalam batas normal
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Ofthalmoscopy : Belum dilakukan pemeriksaan
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Sistim saraf vegetatif : Belum dilakukan pemeriksaan
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui kelainan.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 11,7g/dL
Leukosit : 10.700/ul
Hematokrit : 34 %
Trombosit : 562.000/ul
Glukosa Sewaktu : 98 mg/dl
SGOT : 25U/l (<35 U/l)
SGPT : 18U/I (<45 U/l)
Ureum : 18 mg/dl
Kreatinin : 0,69 mg/dl (0,6-1,1 mg/dl)
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan penunjang tidak ditemukan kelainan.
Differential Diagnosis
F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham
- Onset dari gejala psikotik harus akut (dua minggu atau kurang dari keadaan
nonpsikotik sampai jelas psikotik)
- Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak
berkembangnya keadaan psikotik yang jelas
- Baik criteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.0) tidak terpenuhi.
IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :
X. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik: tidak ditemukan kelainan fisik
Psikologi/psikiatrik:waham kebesaran,halusinasi auditorik, halusinasi visual
Sosial/keluarga: ditemukan masalah sosial yaitu hubungan dengan bibi yang tidak
baik
XI. TERAPI
1. Psikofarmaka
R/ Haloperidol 5 mg Tab No X
S 2 dd tab 1 pc
----------------------------------------------
R/ Trihexyphenidyl 2 mg tab No X
S 2 dd tab 1 pc
-----------------------------------------------
R/ olanzapine tab 10 mg No.X
S0–0–1
-----------------------------------------------
R/ Setraline tab 50 mg No.X
S1–0–0
-----------------------------------------------
Pro: Ny. YY
Umur: 21 tahun
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Pasien di bombing untuk menceritakan permasalahannya, apa yang menjadi
kekhawatiran pasien kepada therapist, sehingga therapist dapat memberikan
problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi pasien dari factor
pencetus
Memotivasi pasien supaya sering control dan minum obat teratur
Memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat
penyakitnya akan kambuh
Membangkitkaqn kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh (penyakit
terkontrol)
Edukasi keluarga
Edukasi mengenai penyakit
Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
Edukasi bahwa kerja sama keluarga sangat diperlukan dalam memastikan
kepatuhan control dan minum obat.
Keluarga dianjurkan mengawasi pasien saat minum obat dan memastikan
pasien meminum obat dengan rutin di rumah.
Memberi pengertian kepada keluarga untuk tetap menghargai pasien seperti
orang sehat dan juga membesarkan hati pasien, memberi pertimbangan-
pertimbangan rasional terhadap berbagai keinginannya.
Hari, tanggal Tanya Jawab Interpretasi Ket