Anda di halaman 1dari 18

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus:
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Stella Nadia Sura Tanda Tangan


Nim :11.2016.339
Dr. Pembimbing / Penguji : dr. Lenny Irawati Yohosua, Sp.KJ

NOMOR REKAM MEDIS :051490


Nama Pasien :Ny. YY
Nama Dokter yang merawat :dr.Bhinnekasari, Sp.KJ
Masuk RS pada tanggal : 22 Oktober 2018 jam 18.30 WIB, hari perawatan IX
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Diantar oleh ibu, suami, dan bibi
Riwayat perawatan : pasien belum pernah menjalani pengobatan psikiatri sebelumnya

I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) :Ny. YY
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 01 Juli 1997
Usia : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan :SMK
Pekerjaan : Karyawan
Status perkawinan :Kawin
Alamat : KP Panyandaan RT 03/RW 05
Kel. Mandalamekar
Kec. Cimenyan
Kab. Bandung

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Data diperoleh dari:
 Autoanamnesis :1 November 2018, jam 14.30 WIB di Ruang Gelatik
 Alloanamnesis dengan :
Nama : Tn. E
Status Keluarga : Suami
Tanggal :2 November 2018, pukul 11.00 WIB

Nama : Ny. NY
Status Keluarga : Ibu kandung
Tanggal :2 November 2018, pukul 11.30 WIB

A. KELUHAN UTAMA :
Mengamuk dan berbicara sendiri

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :


Alloanamnesa
Sejak 1 minggu setelah pasien melahirkan anak pertama, pasien menunjukkan
tingkah laku yang aneh seperti lebih banyak berbicara, mondar mandir (hiperkinetik),
mengacak-acak lemari dan menggedor-gedor pintu (agresivitas motorik). Pasien susah
tidur dan terganggu tidurnya (insomnia), dan terkadang tidak mau makan sehingga harus
di paksa. Keluarga mengatakan pasien terlihat lebih cuek terhadap bayinya, seperti tidak
ingin memberi asi kepada bayinya jika bayi menangis.
Sejak 4 hari SMRS pasien mengamuk (agresivitas motorik). Pasien mengamuk
dan mengatakan ingin membakar bibinya. Pasien juga menjadi mudah tersinggung
(iritabilitas), dan terkadang menangis sendiri. Pasien mengatakan ingin kabur dari rumah
karena tidak tenang berada dirumah.
Menurut keluarga, 3 hari setelah melahirkan, pasien dijenguk oleh bibinya dimana
hubungan pasien dengan bibinya tersebut kurang baik. Menurut pasien, bibinya tersebut
memperlakukan pasien dengan tidak baik, seperti menganggap rendah karena keluarga
pasien dari kalangan kurang mampu. Dan itu dipendam oleh pasien dalam waktu lama
karena pasien tidak bisa untuk melawan. Setelah bertemu dengan bibinya, tingkah laku
pasien semakin memburuk. Pasien telah dibawa ke Ustadz dan didoakan.

Autoanamnesa
Pasien mengatakan sakit hati terhadap bibinya dan ingin membakar bibinya.
Pasien mengatakan ia sering difitnah dan diperlakukan dengan tidak baik, ia sakit hati
terhadap bibinya. Pasien mengaku ada mendengar bisikan yang menyuruh pasien untuk
membakar bibinya(halusinasi auditorik). Suara itu disebut ”Abah” oleh pasien. “Abah”
selalu mengikuti kemanapun pasien pergi dan bisa masuk kedalam tubuh
pasien(halusinasi visual). Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah mati dan yang hidup
didalam tubuhnya yaitu “Abah”. Pasien mengaku bahwa keluarganya tidak peduli dan
mengatakan bahwa dirinya memiliki gangguan jiwa tetapi hal tersebut disangkal oleh
pasien. Pasien tidak ingin kembali kerumahnya. Tetapi pasien masih memikirkan keadaan
anaknya yang tidak mendapat ASI setelah ia berada di RSJ. Pasien mengaku bahwa ia
merupakan seorang penata rias yang handal, usahanya tersebut sukses sehingga ia telah
membeli rumah dan mobil baru (waham kebesaran).

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Gangguan psikiatrik :
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri sebelumnya.
2018

Riwayat gangguan medik


Pasien tidak pernah mengalami kejang, tidak menderita epilepsy, penyakit berat, tidak
pernah kecelakaan atau mengalami trauma kepala. Diabetes, hipertensi, penyakit jantung,
penyakit ginjal disangkal pasien.

2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif


Pasien tidak pernah merokok, minum alcohol, ataupun mengkonsumsi obat-obatan
terlarang.

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :


1. Riwayat perkembangan fisik :
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal ditolong bidan.Tidak ada kelainan pada
98
proses tumbuh kembang dari bayi sampai dewasa. Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang,
operasi dan patah tulang.

2. Riwayat perkembangan kepribadian :


a. Masa kanak-kanak : pasien mengalami perkembangan kepribadian seperti anak
seusianya. Mulai dari kanak-kanak pasien mampu aktif bergaul dengan orang lain
di lingkungannya.
b. Masa remaja : pasien memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan
teman-teman dan keluarganya di lingkungannya.
c. Masa dewasa : pasien dapat menjalani hubungan baik dengan keluarga,
teman, dan warga sekitar sebelum mulai sakit.
3. Riwayat pendidikan :
Pasien pendidikannya lulus SMK. Selama pendidikan pasien memiliki prestasi yang baik,
tidak pernah tidak naik kelas ataupun pindah sekolah.

4. Riwayat pekerjaan:
Pasien pernah bekerja sebagai karyawan di salah satu Toserba di Lembang.

5. Kehidupan beragama:
Sholat 5 waktu dilakukan.

6. Kehidupan sosial dan perkawinan :


Pasien sudah menikah dan memiliki 1 anak

E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak ke 5 dari 6 bersaudara

Pohon Keluarga

: Laki- laki

: Perempuan
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :
Pasien tinggal bersama suami, anak, dan ipar. Suami pasien mengatakan pasien memiliki
hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga dari pihak ibu, sehingga pasien
cenderung lebih dekat dengan keluarga dari suami. Sebelum melahirkan, pasien memiliki
hubungan sosial yang baik dengan lingkungan rumahnya dan teman-teman semasa
sekolah. Namun jika pasien memiliki suatu persoalan, pasien lebih memilih diam dan
terkadang menangis, pasien hanya akan menceritakan masalah tersebut kepada orang
terdekat yaitu suami. Pasien masih aktif bekerja sebagai karyawan sampai usia kehamilan
7 bulan, setelah itu suami meminta pasien untuk cuti. Kehidupan ekonomi pasien cukup.

III. STATUS MENTAL


A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan:
Seorang perempuan, penampilan sesuai usia, tidak berdandan, memakai baju seragam
dari RSJ berwarna pink, tampak rapi. Postur tubuh normal. Perawatan diri tampak
baik, rambut pendek seleher disisir rapi, kuku terawat, raut wajah tampak
kebingungan dan gelisah, dan tampak kesal, kontak mata adekuat.
2. Kesadaran:
a. Kesadaran sensorium/neurologik: Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik: Tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Perilaku pasien sopan, gelisah, saat diperiksa pasien
dalam posisi duduk di ranjang, terkadang berdiri diatas ranjang.
4. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif (pasien mendengarkan dan menjawab
pertanyaan).
5. Pembicaraan:
A. Cara berbicara : spontan, artikulasi jelas, cara berbicara cepat.
B. Gangguan berbicara: Tidak ada

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood) : Hipertim
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : Cepat
b. Stabilisasi : labil
c. Kedalaman : Dangkal
d. Skala diferensisasi : Sempit
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian impuls : Baik
g. Ekspresi : Sesuai mood
h. Dramatisasi : Tidak ada
i. Empati : Belum dapat dinilai

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Terdapat, halusinasi auditorik (Pasien merasa mendengar bisikan
yang menyuruh membakar bibinya). Halusinasi visual (melihat “Abah” masuk
kedalam tubuhnya)
b. Ilusi : tidak ada
c. Depersonalisasi : tidak ada
d. Derealisasi : tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF ( FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan : SMK
2. Pengetahuan umum : Baik(pasien tahu nama presiden sekarang Jokowi)
3. Kecerdasan : Rata-rata
4. Konsentrasi : Baik (pasien bisa menghitung hitungan seperti 100 – 5,
100 + 5, 50 x 2)
5. Orientasi

a. Waktu : Baik, pasienmengatakan waktu saat wawancara adalah sore hari.


b. Tempat : Baik, pasien mengatakan bahwa ia saat ini berada di Rumah Sakit
c. Orang : Baik, pasien mengetahui bahwa yang mengantarnya ke Rumah
Sakit adalah suami, ibu, dan bibinya
d. Situasi : Baik

6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : Baik(Pasien masih ingat dan menyebutkan tanggal
lahirnya dengan benar)
 Jangka pendek : Baik(Pasien ingat menu makanan yang ia makan siang
tadi)
 Segera : Baik
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan jeruk bali dan bola)
Perbedaan : Baik (pasien dapat membedakan jeruk bali dengan bola )
8. Visuospasial : Baik(dapat menggambar jam)
9. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (mampu mandi, makan, BAB dan BAK
sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
 Produktifitas : Autistik
 Kontinuitas :Koheren (Menjawab ketika pertanyaan diajukan tapi
kadang pasien juga berbicara secara spontan), flight of idea.
 Hendaya bahasa : Tidak ada

2. Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada

 Waham : waham kebesaran (Pasien mengaku bahwa ia


merupakan seorang penata rias yang handal, usahanya tersebut sukses
sehingga ia telah membeli rumah dan mobil baru)
 Obsesi : Tidak ada
 Fobia : Tidak ada
 Gagasan rujukan : Tidak ada
 Gagasan pengaruh : Tidak ada

F. PENGENDALIAN IMPULS : Baik

G. DAYA NILAI

a. Daya nilai sosial : Baik (berbicara dengan sopan kapada orang lain)
b. Uji daya nilai : Baik (pasien tahu kalau sampah harus di buang pada tempatnya)
c. Daya nilai realitas: Terganggu, pada pasien ditemukan adanya halusinasi auditorik,
halusinasi visual, dan waham kebesaran.

H. TILIKAN :
Tilikan derajat 1: dimana pasien tidak merasa bahwa ia sakit

I. RELIABILITAS : (Reality Testing Ability)/ RTA


Terganggu, pada pasien ditemukan adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan waham
kebesaran.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tensi : 110/70 mmHg
4. Nadi : 80x/menit
5. Suhu badan : 36°C
6. Frekuensi pernafasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh : Normal
8. Sistem kardiovaskuler : Dalam batas normal
9. Sistem respiratorius : Dalam batas normal
10. Sistem gastro-intestinal : Dalam batas normal
11. Sistem musculo-sceletal : Dalam batas normal
12. Sistem urogenital : Dalam batas normal
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan dalam batas normal

B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Gejala rangsang meningeal : Dalam batas normal
3. Mata : Dalam batas normal
4. Pupil : Dalam batas normal
5. Ofthalmoscopy : Belum dilakukan pemeriksaan
6. Motorik : Dalam batas normal
7. Sensibilitas : Dalam batas normal
8. Sistim saraf vegetatif : Belum dilakukan pemeriksaan
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui kelainan.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 11,7g/dL
Leukosit : 10.700/ul
Hematokrit : 34 %
Trombosit : 562.000/ul
Glukosa Sewaktu : 98 mg/dl
SGOT : 25U/l (<35 U/l)
SGPT : 18U/I (<45 U/l)
Ureum : 18 mg/dl
Kreatinin : 0,69 mg/dl (0,6-1,1 mg/dl)
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan penunjang tidak ditemukan kelainan.

VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan berusia 21 tahun, beragama Islam, status menikah, pendidikan
terakhir SMK. Pasien adalah anak kelima dari 6 bersaudara. Pasien dibawa oleh keluarga
ke Rumah Sakit Jiwa karena mengamuk (agresivitas motorik). Pasien mengatakan sakit
hati terhadap bibinya dan ingin membakar bibinya. Pasien mengatakan ia sering difitnah
dan diperlakukan dengan tidak baik. Pasien mengaku ada mendengar bisikan yang
menyuruh pasien untuk membakar bibinya (halusinasi auditorik). Suara itu disebut
”Abah” oleh pasien. “Abah” selalu mengikuti kemanapun pasien pergi dan bisa masuk
kedalam tubuh pasien (halusinasi visual). Pasien mengatakan bahwa dirinya pernah mati
dan yang hidup didalam tubuhnya yaitu “Abah”. Pasien mengaku bahwa keluarganya
tidak peduli dan mengatakan bahwa dirinya memiliki gangguan jiwa tetapi hal tersebut
disangkal oleh pasien. Pasien tidak ingin kembali kerumahnya. Tetapi pasien masih
memikirkan keadaan anaknya yang tidak mendapat ASI setelah ia berada di RSJ. Pasien
mengaku bahwa ia merupakan seorang penata rias yang handal, usahanya tersebut sukses
sehingga ia telah membeli rumah dan mobil baru (waham kebesaran).
Sejak 1 minggu setelah pasien melahirkan anak pertama, pasien menunjukkan
tingkah laku yang aneh seperti lebih banyak berbicara sendiri (autistic), mondar mandir
(hiperkinetik), mengacak-acak lemari(agresivitas motorik). Pasien sering susah tidur
dan terganggu tidurnya (insomnia), dan terkadang tidak mau makan sehingga harus di
paksa. Keluarga mengatakan pasien terlihat lebih cuek terhadap bayinya, seperti tidak
ingin memberi asi kepada bayinya jika bayi menangis.
Sebelum melahirkan, pasien memiliki hubungan sosial yang baik dengan
lingkungan rumahnya dan teman-teman semasa sekolah. Namun jika pasien mempunyai
suatu persoalan, pasien lebih memilih diam dan terkadang menangis, pasien hanya akan
menceritakan masalah tersebut kepada orang terdekat yaitu suami.
Di keluarga pasien juga tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa seperti
yang dialami pasien. Pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis, dan hasil medis
menunjukkan hasil dalam batas normal.
Seorang perempuan, penampilan sesuai usia, tidak berdandan, memakai baju
seragam dari RSJ berwarna pink, tampak rapi. Postur tubuh normal. Perawatan diri
tampak baik, rambut pendek seleher disisir rapi, kuku terawat, raut wajah tampak
kebingungan dan gelisah, dan tampak kesal, kontak mata adekuat.
Kesadaran psikiatrik tampak terganggu. Saat wawancara dengan pasien, pasien
cukup kooperatif. Cara berbicara pasien cepat, artikulasi jelas, dengan volume normal.
Suasana perasaan (mood) pasien tampak hipertim dengan kedalaman dangkal dan skala
diferensiasi sempit. Pada pasien terdapat halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan
waham kebesaran. Proses pikir produktivitas autistik, pasien menjawab pertanyaan yang
diajukan dengan kontinuitas koheren, flight of idea. Tilikan derajat 1 karena pasien
menyangkal total terhadap penyakitnya.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan untuk
evaluasi multiaksial, sebagai berikut:
 Aksis I: Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pada kasus ini dapat dinyatakan
mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gejala kejiwaan dan adanya timbul penderitaan
(distress) dan menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari – hari (hendaya)
2. Gangguan jiwa ini sebagai gangguan mental non-organik/GMNO, karena:
a. Tidak terdapat faktor organik spesifik
b. Tidak ada gangguan kesadaran dan neurologi.
c. Tidak ada disorientasi, gangguan memori, ilusi.
3. Gangguan psikotik dibuktikan dengan adanya:
a. Halusinasi auditorik dan halusinasi visual
4. Working Diagnosis
Menurut PPDGJ-III, pasien ini mengalami gangguan ke dalam F53. Gangguan Jiwa dan
Perilaku yang Berhubungan dengan Masa Nifas YTK . Pada pasien ini penderita
cenderung dititikberatkan pada F53.1 Gangguan Jiwa dan Perilaku Berat yang
Berhubungan dengan Masa Nifas YTK karena adanya halusinasi yang menonjol
setelah melahirkan 2 minggu yang lalu dimana pasien mengatakan mendengar bisikan
(halusinasi auditorik) yang menyuruh untuk membakar bibinya dan “Abah” yang
masuk dalam tubuhnya (halusinasi visual). Pasien mengaku bahwa ia merupakan
seorang penata rias yang handal, usahanya tersebut sukses sehingga ia telah membeli
rumah dan mobil baru (waham kebesaran).

Differential Diagnosis
F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan Waham
- Onset dari gejala psikotik harus akut (dua minggu atau kurang dari keadaan
nonpsikotik sampai jelas psikotik)
- Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu sejak
berkembangnya keadaan psikotik yang jelas
- Baik criteria untuk skizofrenia (F20.-) maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.0) tidak terpenuhi.

F30.2 Mania dengan Gejala Psikotik


- Harga diri yang membubung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi
waham.
- Aktivitas dan eksitasi fisik yang hebat dan terus-menerus dapat menjurus kepada
agresi dan kekerasan.
- Episode tidak dihubungkan dengan penggunaan zat psikoaktif atau gangguan
mental organic lainnya.
- Episode tidak bertumpang tindih dengan criteria skizofrenia atau gangguan
skizoafektif tipe mania.
- Waham atau halusinasi muncul.

 Aksis II : Tidak ada gangguan kepribadiandan retardasi mental


 Aksis III : Tidak ada
 Aksis IV : Post partum + Masalah sosial (hubungan dengan bibi tidak baik, )
 Aksis V : GAF Scale 60-51 gejala sedang dan disabilitas sedang pada saat
dilakukan wawancara
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Diagnosis kerja : F53.1 Gangguan Jiwa dan Perilaku Berat yang Berhubungan
dengan Masa Nifas YTK termasuk Psikosis Masa Nifas

Diagnosis banding : F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan Predominan


Waham
F30.2 Mania dengan Gejala Psikotik
Aksis II : Tidak ada ciri kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Post partum + masalah sosial (hubungan dengan bibi tidak baik)
Aksis V : GAF 60-51 gejala sedang dan disabilitas sedang pada saat di lakukan
wawancara

IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :

Faktor-faktor Baik Buruk


Onset usia Awitan usia 21 tahun
Faktor presipitasi Tidak ada
Onset Akut
Riwayat pramorbid Baik
Menikah Menikah
Riwayat keluarga Riwayat keluarga (-)
Gejala Gejala positif (+)
Dukungan keluarga Keluarga mendukung
Sering relaps Tidak ada
2. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam

X. DAFTAR PROBLEM
 Organobiologik: tidak ditemukan kelainan fisik
 Psikologi/psikiatrik:waham kebesaran,halusinasi auditorik, halusinasi visual
 Sosial/keluarga: ditemukan masalah sosial yaitu hubungan dengan bibi yang tidak
baik

XI. TERAPI
1. Psikofarmaka
R/ Haloperidol 5 mg Tab No X
S 2 dd tab 1 pc
----------------------------------------------
R/ Trihexyphenidyl 2 mg tab No X
S 2 dd tab 1 pc
-----------------------------------------------
R/ olanzapine tab 10 mg No.X
S0–0–1
-----------------------------------------------
R/ Setraline tab 50 mg No.X
S1–0–0
-----------------------------------------------

Pro: Ny. YY
Umur: 21 tahun

2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
 Pasien di bombing untuk menceritakan permasalahannya, apa yang menjadi
kekhawatiran pasien kepada therapist, sehingga therapist dapat memberikan
problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi pasien dari factor
pencetus
 Memotivasi pasien supaya sering control dan minum obat teratur
 Memberikan informasi pada pasien mengenai jika putus minum obat
penyakitnya akan kambuh
 Membangkitkaqn kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh (penyakit
terkontrol)

Edukasi keluarga
 Edukasi mengenai penyakit
 Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien
 Edukasi bahwa kerja sama keluarga sangat diperlukan dalam memastikan
kepatuhan control dan minum obat.
 Keluarga dianjurkan mengawasi pasien saat minum obat dan memastikan
pasien meminum obat dengan rutin di rumah.
 Memberi pengertian kepada keluarga untuk tetap menghargai pasien seperti
orang sehat dan juga membesarkan hati pasien, memberi pertimbangan-
pertimbangan rasional terhadap berbagai keinginannya.
Hari, tanggal Tanya Jawab Interpretasi Ket

1. Tanya : selamat pagi Yuli,


tadi sudah makan?
Jawab : iya sudah, tapi
makanan saya diambil sama
si Fitri
2. Tanya : memangnya Fitri
tidak dapat makan?
Jawab : iya ada, tapi dia
selalu ngambil makanan saya,
dia mau mencekik saya.
3. Tanya : tadi sebelum makan,
Yuli ngapain aja?
Jawab : tadi lagi dandanin
rambut Bunda.
Jumat, 2 Nov 4. Tanya : Yuli pintar dandanin
2018 ya?
Jawab : iya, saya kan emang
penata rias, nanti kalau ibu
dokter mau didandanin Waham Kebesaran
panggil saya aja.
5. Tanya : ohh Yuli penata rias
ya? Bukannya Yuli dulu SMK
nya perkantoran?
Jawab : saya teh belajar rias
pengantin udah lama,
sekarang beli mobil dan
rumah baru.
(setelah itu pasien tiba-tiba
bernyanyi dan berjoget Autistik
sendiri)
Senin, 5 Nov 1. Tanya : Yuli, apa kabar hari
2018 ini?
Jawab : saya mau pulang aja
2. Tanya : Apa yang Yuli
rasakan sekarang?
Jawab : saya takut disini,
banyak hantu, ada genderuwo,
kuntilanak.
3. Tanya : Yuli bisa lihat itu?
Itu menganggu Yuli ga? Halusinasi visual
Jawab : iya bisa lihat, tapi
ada Abah yang jagain Yuli.
Yuli mau pulang aja, mau
jalan-jalan keluar.
(menggedor-gedor pintu, Agresivitas motorik
membanting kursi).
4. Tanya : Yuli semalam
tidurnya gimana?
Jawab : bisa tidur, tadi
malam Abah nyuruh sholat,
jagain Yuli.
5. Tanya : apa itu Yuli bisa
dengar?
Jawab : iya Abah teh bisikin
saya. Saya teh ga suka sama Halusinasi auditorik
bibi saya, saya difitnah, saya
dibilang stres padahal saya
teh ga sakit.

Anda mungkin juga menyukai