Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

MALARIA PADA MASA KEHAMILAN


Selfi Renita Rusjdi

Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas


email : selfirenitarusjdi@fk.umamd.ac.id

Abstrak
Malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium dan disebarkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan 219 juta
penduduk dunia terinfeksi malaria dan sebanyak 660.000 diantaranya meninggal
setiap tahun. Penyakit ini dapat menyerang semua individu tanpa membedakan
umur dan jenis kelamin dan tidak terkecuali wanita hamil. Wanita hamil termasuk
golongan yang rentan untuk terkena malaria sehubungan dengan penurunan
imunitas di masa kehamilan. Malaria pada kehamilan dapat menimbulkan
berbagai keadaan patologi pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Pada ibu
hamil, malaria dapat mengakibatkan timbulnya demam, anemia, hipoglikemia,
udema paru akut, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin
yang dikandung oleh ibu penderita malaria dapat terjadi abortus, lahir mati,
persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin. Keadaan
patologi yang ditimbulkan ini sangat tergantung pada status imunitas, jumlah
paritas dan umur ibu hamil.
Kata Kunci :malaria, kehamilan, patologi, imunitas

Abstract
Malaria is one of topical diseases caused by parasite called Plasmodium
and transmitted by mosquito bite. In 2010 an estimated 219 million cases of
malaria occurred worldwide and 660,000 people died every year. Malaria can
occur in most population and it is not depended on age and sex even pregnant
women would be suffer from this disease. Pregnant women are particularly
vulnerable to malaria as pregnancy reduces a woman’s immunity to malaria. It can
cause fever, maternal anaemia, hypoglicemia, acute pulmonary udema and even
death. For the unborn child, maternal malaria increases the risk of spontaneous
abortion, stillbirth, premature delivery and low birth weight, a leading cause of
child mortality. The pathology is depended on imunity, number of pariety dan age
of pregnant women.
key word : malaria, pregnancy, pathology, immunity

173
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012 174

PENDAHULUAN golongan besar yaitu Stable


Malaria merupakan penyakit transmission / transmisi stabil, atau
tropis yang disebabkan oleh parasit endemik dan Unstable transmission /
Plasmodium dan disebarkan melalui transmisi tidak stabil, epidemik atau
gigitan nyamuk. Diperkirakan 219 juta non-endemik . Orang-orang yang berada
penduduk dunia terinfeksi malaria dan di daerah transmisi stabil akan terus-
sebanyak 661.000 diantaranya mening- menerus terpapar malaria karena sering
gal setiap tahun.(1) Penyakit ini dapat menerima gigitan nyamuk infektif
menyerang semua individu tanpa mem- setiap bulannya sehingga imunitas yang
bedakan umur dan jenis kelamin dan terbentuk cukup signifikan untuk
tidak terkecuali wanita hamil. Wanita bertahan dari serangan parasit malaria.
hamil termasuk golongan yang rentan Orang yang berada di daerah Unstable
untuki terkena malaria. Malaria dapat transmission, epidemik atau non-
disebabkan oleh 4 spesies plasmodium, endemik jarang terpapar malaria dan
yaitu Plasmodium falciparum, hanya menerima rata-rata kurang dari 1
Plasmodium vivax, Plasmodium gigitan nyamuk infektif/tahun. Wanita
malariae, dan Plasmodium ovale. hamil yang berada di daerah tersebut
Plasmodium falciparum merupakan akan mengalami peningkatan resiko
plasmodium yang terpenting karena penyakit maternal berat, kematian janin,
penyebarannya luas, dan mempunyai kelahiran prematur dan kematian
dampak paling berat terhadap perinatal. Ibu hamil yang menderita
morbiditas dan mortalitas ibu dan malaria berat di daerah ini memiliki
janinnya.(2-4) risiko kemungkinan fatal lebih dari 10
Malaria pada kehamilan dapat kali dibandingkan ibu tidak hamil yang
menimbulkan berbagai keadaan pato- menderita malaria berat di daerah yang
logi pada ibu hamil seperti demam, sama.(2,5,7)
anemia, hipoglikemia, udema paru akut, Wanita hamil lebih rentan ter-
gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kena malaria dibandingkan dengan
kematian. Pada janin menyebabkan wanita yang tidak hamil. Kerentanan
abortus, persalinan prematur, berat ini semakin tinggi pada kehamilan
badan lahir rendah, dan kematian janin. pertama dan kedua. Kerentanan
Kelainan yang ditimbulkan ini sangat terhadap malaria ini berhubungan erat
tergantung pada status imunitas, jumlah dengan proses imunologi dan perubahan
paritas dan umur ibu hamil. Di daerah hormonal di masa kehamilan.(8,9) Kon-
endemisitas tinggi, dimana penduduk- sentrasi eritrosit yang terinfeksi parasit
nya sudah mempunyai imunitas ter- banyak ditemukan di daerah intervillus
hadap malaria, jarang terjadi malaria plasenta. Keadaan ini berhubungan
berat dan kematian. Klinis yang ditim- dengan supresi sistim imun baik
bulkan dan derajat parasitemia juga humoral maupun seluler selama keha-
akan lebih berat pada ibu hamil pri- milan sehubungan dengan keberadaan
migravida dan berumur muda.(2,5,6) fetus sebagai “benda asing” di dalam
tubuh ibu. Supresi sistim imun selama
Keadaan yang mempengaruhi kehamilan terjadi karena perubahan
kejadian malaria pada ibu hamil hormonal terutama hormon progesteron
Kekebalan terhadap malaria dan kortisol. Konsentrasi hormon
lebih banyak ditentukan dari tingkat progesteron yang meningkat selama ke-
transmisi malaria tempat wanita hamil hamilan berefek menghambat aktifasi
tinggal/berasal, yang dibagi menjadi 2 limfosit T terhadap stimulasi antigen.(5)
Selfi Renita Rusjdi, MALARIA PADA MASA KEHAMILAN 175

Dari penelitian epidemiologi yang berat karena semua umur


diketahui bahwa Infeksi malaria kronik eritrosit dapat diserang.(2,5)
berhubungan erat dengan gangguan c. Hipoglikemia
pertumbuhan janin dan anemia pada ibu Komplikasi malaria berupa
hamil sedangkan infeksi akut (dengan hipoglikemia lebih sering terjadi
derajat parasitemia yang tinggi) pada wanita hamil dibandingkan
berhubungan dengan kelahiran pre- dengan individu yang tidak
matur.(10,11) hamil. Keadaan hipoglikemia ini
sering tidak terdeteksi karena
Keadaan patologi pada ibu hamil gejala hipoglikemia itu sendiri
a. Demam mirip dengan gejala malaria.
Demam akibat malaria pada ibu Gangguan susunan saraf pusat
hamil biasanya terjadi pada akibat hipoglikemi sering dira-
primigravida yang belum mem- gukan dengan malaria serebral.
punyai kekebalan terhadap Hipoglikemia yang tidak diatasi
malaria. Pada ibu hamil multi- segera dapat jatuh ke keadaan
gravida dan berasal dari daerah asidosis laktat yang dapat
endemisitas tinggi jarang terjadi mengakibatkan fetal
(2,11)
gejala demam walaupun mem- distress.
punyai derajat parasitemia yang Hipoglikemia akibat
tinggi. Klinis demam ini sangat malaria pada wanita hamil
berhubungan dengan proses ski- terjadi karena beberapa hal
zogoni (pecahnya merozoit/ antara lain; adanya perubahan
skizon) dan terbentuknya sitokin metabolisme karbohidrat teru-
dan atau toksin lainnya.(2,5) tama pada trimester akhir
b. Anemia kehamilan, kebutuhan glukosa
Berdasarkan defenisi WHO, dari eritrosit yang terinfeksi
seorang wanita hamil dikatakan lebih tinggi dibandingkan
anemia apabila kadar hemo- dengan eritrosit yang tidak
globin (Hb) kurang dari 11 terinfeksi, peningkatan fungsi
gram/dl. Anemia yang terjadi sel beta pankreas, peningkatan
pada trimester pertama keha- sekresi adrenalin dan disfunsi
milan sangat berhubungan susunan saraf pusat.(2,11)
dengan kejadian Berat Badan d. Edema paru akut
Lahir Rendah (BBLR). Hal ini Edema paru akut sering terjadi
disebabkan karena Pertumbuhan pada trimester kedua dan ketiga.
janin terjadi sangat pesat terjadi Kondisi ini terjadi karena bebe-
pada usia kehamilan sebelum 20 rapa sebab yaitu peningkatan
minggu. Anemia akibat malaria permeabilitasvaskuler sekunder
terjadi karena pecahnya eritrosit terhadap emboli dan Dis-
yang terinfeksi dan yang tidak seminated Intravascular Coagu-
terinfeksi. Pecahnya eritrosit lation (DIC), disfungsi berat
yang tidak terinfeksi terjadi mikrosirkulasi, proses alergi,
akibat meningkatnya fragilitas terapi cairan yang berlebihan
osmotik sehingga mengakibat- bersamaan dengan gangguan
kan autohemolisis. Pada malaria fungsi kapiler alveoli, malaria
falciparum dapat terjadi anemia serebral, tingkat parasitemi yang
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012 176

tinggi, hipotensi, asidosis dan


uremia.(11)
e. Malaria serebral
Keadaan malaria serebral antara
lain disebabkan oleh obstruksi
mekanis pembuluh darah otak
akibat berkurangnya defor-
mabilitas eritrosit yang terin-
feksi parasit dan terjadinya
adhesi eritroit yang mengandung
parasit di endotel vaskuler yang
menimbulkan peningkatan per-
meabilitas sehingga menimbul-
kan perubahan sawar darah otak
dan udem.(2,5)

Keadaan patologi pada janin


Ibu hamil yang menderita
malaria dapat berakibat buruk pada
janin yang dikandungnya. Pengaruh
pada janin yang paling sering terjadi
adalah Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dapat disebabkan oleh Mekanisme terjadinya kelahiran
kelahiran prematur dan gangguan prematur dan gangguan pertumbuhan
pertumbuhan janin. Kondisi ini dapat janin akibat malaria pada
terjadi akibat malaria di masa keha- kehamilan.(Rogerson, 2007)
milan karena adanya gangguan suplai
nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin Perubahan Patologis Plasenta
yang dikandungnya. Gangguan sirkulasi Pada infeksi P.falciparum terjadi
uteroplasenta terjadi akibat adanya akumulasi eritrosit terinfeksi yang lebih
sekuestrasi eritrosit terinfeksi yang banyak di daerah intervillus plasenta
terus mengkonsumsi glukosa dan dibandingkan dengan sirkulasi perifer.
oksigen eritrosit, terjadinya penebalan Eritrosit yang mengandung parasit ini
membran sitotropoblas dan kondisi lebih banyak dijumpai pada sisi
anemia pada ibu. Selain itu, proses maternal plasenta dibandingkan dengan
inflamasi yang diperantarai oleh sitokin sirkulasi fetal. Pada infeksi aktif,
Th1 akibat infeksi parasit malaria ini plasenta terlihat hitam atau abu-abu dan
juga mempengaruhi secara langsung sinusoid padat dengan eritrosit terin-
proses tumbuh kembang janin. Apabila feksi. Secara histologis ditandai oleh sel
infeksi yang terjadi cukup berat, malaria eritrosit berparasit dan pigmen malaria
di masa kehamilan dapat mengakibat- dalam ruang intervilli plasenta, monosit
kan abortus atau stillbirth.(6,12) mengandung pigmen, infiltrasi mono-
nuklear, simpul sinsitial (syncitial
Selfi Renita Rusjdi, MALARIA PADA MASA KEHAMILAN 177

knotting), nekrosis fibrinoid, deposit terpapar dengan CSA- binding parasite


hemozoin hasil penghancuran eritrosit, untuk pertama kalinya akan mengalami
kerusakan trofoblas, penebalan parasitemia yang tinggi pada plasenta
membrana basalis trofoblas. Keadaan dikarenakan belum terbentuknya sistem
nekrosis sinsitiotrofoblas, kehilangan imun yang efektif. Pada ibu hamil yang
mikrovilli dan penebalan membrana mengalami malaria plasenta dengan
basalis trofoblas akan menyebabkan derajat parasitemia yang tinggi bisa saja
aliran darah ke janin berkurang dan tidak mengandung parasit di sirkulasi
akan terjadi gangguan nutrisi pada perifernya.(14)
janin. Lesi bermakna yang ditemukan
adalah penebalan membrana basalis Peranan Protein Parasit terhadap
trofoblas, pengecilan mikrovilli fokal Infeksi Plasenta
menahun. Bila villi plasenta dan sinus Eritrosit terinfeksi yang berada di
venosum mengalami kongesti dan terisi plasenta mengekspresikan variant
eritrosit terinfeksi dan makrofag, maka survace antigen (VSA) yang unik, yang
aliran darah plasenta akan berkurang memegang peranan dalam proses adhesi
dan ini dapat menyebabkan abortus, di runag intervilli plasenta. Ligand yang
lahir prematur, lahir mati ataupun berat berperan penting dalam proses adhesi
badan lahir rendah. Berbeda dengan dan variasi antigen tersebut adalah P.
P.falciparum, P.vivax tidak mengalami falciparum Erythrocyte Membrane
sekuestrasi di plasenta. Keadaan ini Protein-1 (PfEMP1). Protein polimorfik
mengindikasikan bahwa kejadian berat ini dikode oleh famili multi gen yang
badan lahir rendah yang diakibatkannya disebut var. Setiap individu parasit
disebabkan oleh perubahan sistemik dan P.falciparum akan mengekpresikan satu
bukan oleh perubahan lokal pada gen var dalam satu waktu. Pada saat
plasenta.(5,6,13) antibodi terhadap suatu PfEMP1
Proses sekuestrasi eritrosit terbentuk, parasit telah membentuk
terinfeksi pada plasenta sangat berbeda varian PfEMP1 yang lain, sehingga
dengan proses sekuestrasi yang terjadi parasit dapat bertahan dari serangan
pada otak atau organ lain yang antibodi tersebut.(12,14)
diperantarai oleh reseptor CD36 and
ICAM-1. Proses sekuetrasi pada pla-
senta terjadi karena adanya molekul
adhesi chondroitin sulphate A (CSA)
dan hyaluronic acid (HA). Chondroitin
sulphate A dan hyaluronic acid ini
diekspresikan oleh sinstiotropoblas
yang membatasi ruang intervilli
plasenta.(6,14)
Sekuestrasi terjadi karena ada-
nya ikatan antigen spesifik yang
diekspresikan oleh eritrosit terinfeksi
dengan molekul adhesi CSA dan HA.
Sekuestrasi dapat dicegah oleh antibodi
yang dapat menghambat terjadinya
ikatan antara eritrosit terinfeksi dengan
molekul adhesi tersebut (CSA- binding
parasite). Ibu primigravida yang
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.36. Juli-Desember 2012 178

Ikatan eritrosit terinfeksi plasmodium 6. Raghupathy R. Th1-type immunity


dengan plasenta (Zhang, 2007) is incompatible with successful
pregnancy. Immunol Today 1997;
KEPUSTAKAAN 18: 478–82.
1. World Health Organization, 2010.
Diunduh dari: 7. Pearson RD. Parasites, pregnancy,
http://www.who.int/features/2003/0 prolactin and pandemics? Trends
4b/en/ Parasitol 2005; 21: 555–6.

2. Cahaya I. Pengaruh malaria selama 8. Shulman CE, Marshall T, Dorman


kehamilan. Universitas Sumatera EK, et al. Malaria in pregnancy:
Utara. USU digital library 2003. adverse eff ects on haemoglobin
levels and birthweight in
3. Harijanto PN. Gejala Klinik primigravidae and multigravidae.
Malaria. Dalam : Harijanto PN, ed. Trop Med Int Health 2001; 6: 770–
Malaria Epidemiologi, Patogenesis, 8.
Manifestasi Klinis dan Penanganan.
Jakarta : EGC, cetakan pertama, 9. Rogerson SJ, Pollina E, Getachew
2006; 151-65. Menendezab C, A, Tadesse E, Lema VM,
Mayor A. Congenital malaria: The Molyneux ME. Placental monocyte
least known consequence of infi ltrates in response to
malaria in pregnancy. Semin Fetal Plasmodium falciparum infection
Neonatal Med June and their association with adverse
2007;12(3):207-213Suparman E, pregnancy outcomes. Am J Trop
Suryawan A. Malaria pada Med Hyg 2003; 68: 115–19.
Kehamilan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 2004; 4(1) :21-40. 10. Guyatt LH, Snow WR. Impact of
Malaria during Pregnancy on Low
4. Rogerson SJ, Pollina E, Getachew Birth Weight in Sub-Saharan
A, Tadesse E, Lema VM, Africa. Clinical Microbiology
Molyneux ME. Placental monocyte Reviews 2004; 17(4): 760-9.
infi ltrates in response to
Plasmodium falciparum infection 11. Beeson JG, Amin N, Kanjala M,
and their association with adverse Rogerson SJ. Selective
pregnancy outcomes. Am J Trop accumulation of mature asexual
Med Hyg 2003; 68: 115–19. stages of Plasmodium falciparum-
infected erythrocytes in the
5. Quinn TC. 1992. Parasitic Disease placenta. Infect Immun 2002; 70:
During Pregnancy. Sciarra JJ, 5412–5.
Eschenbach DA, Depp R, eds. In:
Gynecology and Obstetrics. 12. Mens FP, Bojtor CE, Schallig
Volume 3. Philadephia : JB HDF. Molecular interactions in the
Lippincott Company,1-6. placenta during malaria infection.
European Journal of Obstetrics &
Gynecology and Reproductive
Biology 152 (2010) 126–32.

Anda mungkin juga menyukai