Anda di halaman 1dari 28

practicum apk industrial engineering 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurang diperhatikannya produktivitas pekerja pada suatu proyek konstruksi dapat


menghambat pekerjaan konstruksi tersebut. Ada berbagai macam faktor yang dapat
mempengaruhi produktivitas dalam proyek konstruksi, dimana salah satunya adalah
faktor tenaga kerja yang berkaitan langsung dalam pembangunan konstruksi di
lapangan. Produktivitas pekerja merupakan salah satu unsur utama dalam menentukan
keberhasilan pelaksanaan suatu proyek konstruksi, tapi seringkali penggunaan tenaga
kerja tidak efektif, seperti menganggur, mengobrol, makan, minum, dan merokok di
luar jam istirahat, dan lain-lain. Untuk itu, pihak manajemen harus dapat mengetahui
cara-cara untuk mengukur produktivitas pekerja sebelum melakukan upaya
peningkatkan produktivitas.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran produktivitas
kerja, namun pengukuran ini sulit untuk dilakukan secara akurat. Oleh karena itu,
metode-metode pendekatan dalam work sampling dapat digunakan untuk mengukur
produktivitas pekerja. Penelitian ini juga akan meninjau faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi produktivitas pekerja terhadap pekerjaannya.

1.2 Tujuan

Adapun beberapa tujuan dari dilakukannya pratikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mengenai metode work sampling baik teori maupun prakteknya
sebagai metode yang efektif dalam suatu pengamatan,
2. Untuk melatih pratikan melaksanakan kegiatan pengukuran kerja dengan
pemahaman dan penguasaan materi mengenai work sampling, dan untuk
mendapatkan data-data untuk kemudian dianalisa, dan
3. Untuk mendorong pratikan agar dimasa-masa mendatang dapat melaksanakan
kegiatan pengukuran dan penelitian kerja guna meningkatkan produktivitas kerja
karena dilakukan secara langsung, hingga didapat waktu yang produktif.

restu, anis, afif Page 1


practicum apk industrial engineering 2012

BAB II
LANDASAN TEORI

Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, Ratio Delay Study atau
Random Observation Method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah
besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator.
Pengukuran kerja dengan cara ini juga diklasifikasikan sebagai pengukuran kerja secara
langsung. Karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus dilakukan secara langsung
ditempat kerja yang diteliti (Sritomo, 1989. Hal: 194). Metode sampling kerja
dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas atau sampling. Oleh karena itu
pengamatan terhadap suatu obyek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara
menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilaksanakan secara mengambil sampel
pengamatan yang diambil secara acak (random) (Sritomo, 1989. Hal: 194). Suatu
sampel yang diambil secara random dari suatu grup populasi yang besar akan
cenderung memiliki pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Apabila sampel yang dimiliki tersebut diambil cukup besar, maka karakteristik
yang dimiliki oleh sampel tersebut tidak akan jauh berbeda dibanding dengan
karakteristik dari populasinya (Sritomo. 1989. Hal: 194)

2.1 Sampling Pekerjaan

Sampling pekerjaan adalah suatu teknik yang cukup sering digunakan untuk mengukur
beban kerja tenaga kerja dan mempunyai beberapa tipe, yaitu pekerjaan dengan beban
tetap dan pekerjaan dengan beban yang berubah. Selain itu, sampling pekerjaan adalah
suatu prosedur pengukuran yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara
acak.

2.2 Kegunaan Sampling Pekerjaan

Karena cara kerjanya, sampling pekerjaan mempunyai tiga manfaat utama yaitu sebagai
berikut:

restu, anis, afif Page 2


practicum apk industrial engineering 2012

1. Activity and delay sampling, digunakan untuk mengukur dan mengetahui distribusi
dan pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja/kelompok kerja, atau untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin, peralatan, dan fasilitas kerja,
2. Performance sampling, dapat digunakan untuk mengukur performance index atau
performance level dari pekerja sepanjang waktu kerjanya. Performance sampling ini
juga digunakan untuk mengetahui dan menghitung beban kerja dari para pekerja,
serta memperkirakan kelonggaran bagi pekerjaan tertentu, dan
3. Work measurement, digunakan untuk menghitung dan menentukan waktu baku dari
suatu jenis pekerjaan tertentu. (http://www.scribd.com/doc/54280256/Work-
sampling)

Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat pemanfaatan
mesin atau alat-alat secara mudah diketahui dengan mempelajari frekuensi setiap
kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan setiap melakukan kunjungan.
Kegunaan-kegunaan sampling pekerjaan yang dikemukakan ini tampak sebagai
kelebihan cara ini dibandingkan dengan cara jam henti.

2.3 Rancangan Sampling

Sebelum melakukan sampling, maka perlu merancang proses sampling dengan baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sampling yaitu sebagai berikut:
1. Rumuskan persoalan yang ingin diketahui,
2. Tentukan dengan jelas batas populasi mengenai masalah yang ingin diketahui,
3. Definisikan dengan jelas dan tepat segala unit dan istilah yang diperlukan,
4. Tentukan unit sampling yang diperlukan,
5. Tentukan dan rumuskan cara-cara pengukuran dan penilaian yang akan digunakan,
6. Kumpulkan segala keterangan tentang hal yang ingin diteliti, yang pernah dilakukan
masa lampau,
7. Tentukan ukuran sampel, jangan terlalu kecil maupun terlalu besar,
8. Tentukan cara sampling yang digunakan,
9. Tentukan cara pengumpulannya, dan
10. Tentukan metode analisis yang digunakan.

restu, anis, afif Page 3


practicum apk industrial engineering 2012

Untuk mendapatkan hasil yang baik, banyak faktor yang harus diperhatikan agar
akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti
yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain-
lain. Di bawah ini adalah sebagai langkah yang perlu diikuti agar maksud di atas dapat
tercapai.

2.3.1 Penetapan Tujuan Pengukuran

Dalam pengukuran waktu, sebelum melakukan kegiatan pengukuran ini harus


ditetapkan terlebih dahulu tujuannya. Hal-hal penting yang harus diketahui dan
ditetapkan adalah peruntukan dan penggunaan hasil pengukuran, tingkat ketelitian, dan
tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.

2.3.2 Melakukan Penelitian Pendahuluan

Misalnya jika waktu baku yang akan diperoleh dimaksudkan untuk dipakai sebagai
dasar upah pemacu semangat pekerja, maka ketelitian dan keyakinan tentang hasil
pengukuran harus tinggi karena menyangkut prestasi dan pendapatan buruh disamping
keuntungan bagi perusahaan itu sendiri. Tetapi jika pengukuran dimaksudkan untuk
memperkirakan secara kasar waktu pemesan barang dapat kembali untuk mengambil
pesanannya, maka tingkat ketelitian dan tingkat keyakinannya tidak perlu sebesar tadi.
Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran waktu kerja adalah memperoleh waktu yang
optimal untuk diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Suatu
perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang seefisien mungkin agar dapat
meraih hasil yang optimal.

Untuk memperbaiki kondisi dan cara kerja, diperlukan pengetahuan dan penerapan
sistem kerja yang baik, yakni prinsip-prinsip serta keterangan-keterangannya telah
dibahas pada bab-bab sebelumnya. Hal ini yang harus dilakukan dalam rangka ini, yaitu
membakukan secara tertulis sistem kerja yang dianggap baik. Di sini semua kondisi dan
cara kerja dicatat dan dicantumkan dengan jelas serta bila perlu dangan gambar-gambar.
Untuk tata letak peralatan dan wadah, misalnya pembakuan sistem kerja yang dipilih
adalah suatu hal yang penting baik dilihat untuk keperluan sebelumnya, pada saat-saat
proses, maupun sesudah pengukuran dilakukan dan waktu baku didapatkan.

restu, anis, afif Page 4


practicum apk industrial engineering 2012

Sering kali, sebelum pengukuran waktu kerja dilakukan, sang operator yang akan
melakukan pekerjaan melakukan serangkaian pelatihan dengan sistem kerja yang baku.
Ini terjadi bila operator tadi belum terbiasa dengan sistem tersebut. Catatan yang baku
inilah yang dipakai sebagai acuan jika pelatihan-pelatihan semacam itu diperlukan.
Begitu pula pada saat-saat pengukuran dilakukan, keduanya sektor ini memerlukan
bahan acuan agar sistem kerja yang dipilih tersebut dapat berjalan sesuai dengan
standarisasi yang ditetapkan.

Waktu akhir yang diperoleh setelah pengukuran selesai adalah waktu penyelesaian
pekerjaan untuk sistem kerja yang dijalankan ketika pengukuran berlangsung. Jadi,
waktu penyesuaiannya pun berlaku hanya untuk sistem tersebut. Suatu penyimpangan
akan menyebabkan waktu penyelesaian yang jauh berbeda dari yang telah ditetapkan
berdasarkan pengukuran. Karenanya catatan yang baku tentang sistem kerja yang telah
dipilih perlu ada dan dipelihara.

2.3.3 Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja
diambil dari tempat kerja. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar
pengukuran akan berjalan dengan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat
tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

Jika jumlah pekerja yang tersedia di tempat kerja yang bersangkutan banyak dan
kemampuan mereka dibandingkan akan terlihat perbedaan diantaranya dari yang
berkemampuan rendah sampai tinggi. Umumnya kemampuan akan berdistribusi bahwa
orang-orang yang berkemampuan rendah dan berkemampuan tinggi jumlahnya sedikit.
Sementara orang yang berkemampuan rata-rata jumlahnya banyak. Secara statistik
distribusi demikian dapat dibuktikan berdistribusi normal atau dapat didekati oleh
distribusi normal.

Kembali pada tujuan mengukur waktu, yaitu mendapatkan waktu penyelesaian, maka
dengan melihat kenyataan kemampuan pekerja seperti ditunjukkan tadi jelaslah orang
yang dicari bukanlah orang yang berkemampuan tinggi atau rendah, karena orang-orang

restu, anis, afif Page 5


practicum apk industrial engineering 2012

yang demikian hanya meliputi sebagian kecil saja dari seluruh pekerja yang ada. Jadi
yang dicari adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang secara wajar diperlukan oleh
pekerja normal. Dan ini merupakan orang-orang berkemampuan rata-rata. Dengan
demikian pengukur harus mencari operator yang memenuhi hal tersebut.

Di samping itu operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran dilakukan
mau bekerja secara wajar. Walau operator yang bersangkutan sehari-hari dikenal
memenuhi syarat pertama tadi tidak mustahil dia bekerja tidak wajar ketika pengukuran
dilakukan karena alasan tertentu. Biasanya jika operator tersebut memiliki kecurigaan
terhadap maksud-maksud pengukuran, misalnya dianggap untuk hal-hal yang akan
merugikan dirinya atau pekerjaan lain, dia akan bekerja lamban. Sebaliknya mungkin
saja dia bekerja dengan kecepatan lebih karena menginginkan hasil yang banyak untuk
mendapatkan pujian. Selain itu, operator pun harus bekerja secara wajar tanpa canggung
walaupun dirinya sedang diukur dan pengukur ada di dekatnya.

2.3.4 Tahapan Melakukan Sampling Pekerjaan

Adapun cara dalam melakukan work sampling dapat melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Menentukan objek penelitian,
2. Mendeskripsikan aktivitas yang diamati,
3. Merancang lembar pengamatan sampling pekerjaan,
4. Menentukan jadwal kunjungan secara acak,
5. Melakukan pengamatan,
6. Menghitung proporsi pengamatan, dan
7. Menarik kesimpulan studi.

2.3.5 Aplikasi dari Metode Sampling Kerja

Metode sampling kerja pada umumnya merupakan salah satu cara yang sederhana,
mudah dilaksanakan, serta tidak memerlukan biaya yang besar. Dengan menggunakan
metode ini, maka waktu kosong atau menganggur (idle time) dari mesin atau fasilitas
produksi lainnya akan dapat segera diatasi. Hasil studi ini akan dapat dipakai pula

restu, anis, afif Page 6


practicum apk industrial engineering 2012

berbagai dasar penetapan tugas dan jadwal kerja yang lebih efektif dan efisien bagi
operator maupun mesin.

2.4 Cara Menentukan Waktu Pengamatan Secara Acak

Berulang kali telah kita sebutkan bahwa kunjungan-kunjungan dilakukan dalam waktu
yang ditentukan secara acak. Untuk ini biasanya satu hari dibagai ke dalam satuan
waktu yang besarnya ditentukan oleh pengukur. Biasanya panjang satu-satuan waktu
tidak terlampau panjang. Berdasarkan satuan waktu inilah saat-saat kunjungan
dilakukan.
Melakukan pengamatan dengan sampling pekerjaan juga tidak berbeda dengan yang
dilakukan untuk cara jam henti yaitu yang terdiri dari tiga langkah: melakukan sampling
pendahuluan, menguji keseragaman data, dan menghitung jumlah kunjungan yang
diperlukan. Langkah-langkah ini dilakukan terus sampai jumlah kunjungan mencukupi
untuk tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diperlukan.

2.5 Metode Westinghouse

Metode westinghouse mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap


menentukan, yaitu skill, effort, condition dan consistency. Berikut adalah tabel
performance rating sistem westinghouse yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Tabel performance rating sistem westinghouse


Skill Effort
+0,15 A1 Superskill +0,13 A1 Superskill
+0,13 A2 +0,12 A2
+0,11 B1 Excellent +0,10 B1 Excellent
+0,08 B2 +0,08 B2
+0,06 C1 Good +0,05 C1 Good
+0,03 C2 +0,02 C2
0,00 D Average 0,00 D Average
-0,05 E1 Fair -0,04 E1 Fair
-0,10 E2 -0,08 E2
-0,16 F1 Poor -0,12 F1 Poor
-0,22 F2 -0,17 F2
Sumber: Wignjosoebroto, Sritomo. 1999. Hal: 205

restu, anis, afif Page 7


practicum apk industrial engineering 2012

Tabel 2.1 Tabel performance rating sistem westinghouse (lanjutan)


Condition Consistency
+0,06 A Ideal +0,04 A Ideal
+0,04 B Excellent +0,03 B Excellent
+0,02 C Good +0,01 C Good
0,00 D Average 0,00 D Average
-0,03 E Fair -0,02 E Fair
-0,07 F Poor -0,04 F Poor
Sumber: Wignjosoebroto, Sritomo. 1999. Hal: 205

2.6 Pengolahan Data

Untuk mengolah data dalam sampling kerja, perlu dilakukan beberapa tahap seperti
dibawah ini:
1. Persentase kegiatan produktif
Adapun untuk mencari hasil dari tes keseragaman data, dapat memakai Persamaan
2.1 dan Persamaan 2.2 sebagai berikut:

produktif
Pn = ………………………………...………….…. (2.1)
jumlah pengamatan

p1 + p2 + p3
p = ..………………....………............................................. (2.2)
3

Lalu untuk menghitung batas kontrol atas dan batas kontrol bawah dapat memakai
Persamaan 2.3 dan Persamaan 2.4 sebagai berikut:

p (1 - p )
BKA = p+3 ………………………………………………….. (2.3)
N

p (1 - p )
BKB = p–3 ………………………………………………....... (2.4)
N

dengan: p = persentase
BKA = batas kendali atas
BKB = batas kendali bawah

restu, anis, afif Page 8


practicum apk industrial engineering 2012

2. Uji Kecukupan Data


Langkah selanjutnya yaitu dengan menguji kecukupan data, suatu data dikatakan
cukup apabila N’ < N dan suatu data dikatakan kurang apabila N’ > N. Untuk
menghitung uji kecukupan data dapat menggunakan Persamaan 2.5 sebagai berikut:

k2 (1-p)
N` = ............................................................................................... (2.5)
S2 p

dengan: N’ = kecukupan data


k = tingkat keyakinan
s = standar deviasi

3. Ratio Delay
Perhitungan ratio delay digunakan untuk mengetahui kinerja operator dalam
melakukan suatu pekerjaan, berapa banyak waktu kerja operator tersebut dalam
keadaan menganggur (idle). Adapun perhitungannya menggunakan Persamaan 2.6
sebagai berikut:
% idle
Ratio delay = .............................................................................. . (2.6)
% produktif

dengan: Ratio delay = rasio keterlambatan


Idle = waktu menganggur
Produktif = waktu produktif

4. Persentase Produktif
Adapun persentase produktif yang dapat ditentukan dengan memakai Persamaan 2.9
sebagai berikut:
∑ produktif
Persentasi produktif = x 100%.................................................. (2.7)
n

dengan: Persentasi produktif = tingkat kinerja


n = jumlah pengamatan

5. Selanjutnya yaitu dengan melakukan perhitungan waktu baku yang dapat diperoleh
dengan memakai Persamaan 2.8 dan Persamaan 2.9 sebagai berikut:
a. Jumlah Menit Produksi (JMP)
JMP = PP x ∑ menit pengamatan…………………………………….. (2.8)

restu, anis, afif Page 9


practicum apk industrial engineering 2012

b. Waktu yang Diperlukan Per Unit


JMP
T = …………………………….. (2.9)
Jumlah output selama pengamatan
6. Waktu Normal
Untuk menghitung waktu normal menggunakan Persamaan 2.10 dan Persamaan
2.11 sebagai berikut:
Faktor penyesuaian = 1 + WH…………………………………………. (2.10)
Waktu normal = T x Faktor Penyesuaian………………….……... (2.11)
7. Faktor Kelonggaran
Faktor kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan
kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator
terganggu pada hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah.

Kelonggaran secara umum dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu: kelonggaran
untuk kebutuhan pribadi, kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan, serta
kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Adapun besar
kelonggaran (allowance) dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tabel Allowance


FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)
A. TENAGA YANG EKIVALEN BEBAN
DIKELUARKAN PRIA WANITA
1. Dapat diabaikan Bekerja dimeja, duduk Tanpa beban 0.0-6.0 0.0-6.0
2. Sangat ringan Bekerja dimeja, berdiri 0.00-2.25 kg 6.0-7.5 6.0-7.5
3. Ringan Menyekop, ringan 2.25-9.00 7.5-12.0 7.5-16.0
4. Sedang Mencangkul 9.00-18.00 12.0-19.0 16.0-30.0
5. Berat Mengayun palu yang berat 19.00-27.00 19.0-30.0
6. Sangat berat Memanggul beban 27.00-50.00 30.0-50.0
7. Luar biasa berat Memanggul karung berat Diatas 50 kg
B. SIKAP KERJA
1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0.0 – 1.0
2. Berdiri diatas dua Badan tegak, ditumpu dua 1.0 – 2.5
kaki kaki
3. Berdiri diatas satu Satu kaki mengerjakan alat 2.5 – 4.0
kaki kontrol
4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang 2.5 – 4.0
atau depan badan
5. Membungkuk Badan dibungkukkan 4.0 – 10.0
bertumpu pada dua kaki
Sumber: Sutalaksana. 1999. Hal. 170

restu, anis, afif Page 10


practicum apk industrial engineering 2012

Tabel 2.2 Tabel Allowance (lanjutan)


FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)
C. GERAKAN KERJA
1. Normal
2. Agak terbatas Ayunan bebas dari bahu 0
3. Sulit Ayunan terbatas dari palu 0–5
Membawa beban berat dengan 0–5
4. Pada anggota badan satu tangan
terbatas Bekerja dengan tangan diatas 5 – 10
5. Seluruh anggota kepala
badan terbatas Bekerja dilorong 10 – 15
pertambangan yang sempit
D. KELELAHAN PENCAHAYAAN
MATA *) BAIK BURUK
1. Pandangan yang Membawa alat ukur 0.0 - 6.0 0.0-6.0
terputus-putus
2. Pandangan yang Pekerjaan-pekerjaan yang 6.0 - 7.5 6.0-7.5
hamper terus- teliti
menerus
3. Pandangan terus Memeriksa cacat-cacat pada 7.5 - 12.0 7.5-16.0
menerus dengan kain
fokus berubah-ubah
4. Pandangan terus
menerus dengan Pemeriksaan yang sangat teliti 19.0-30.0 16.0-30.0
fokus tetap
E. KEADAAN
TEMPERATUR
TEMPAT KERJA TEMPERATUR (OC ) KELEMBABAN, NORMAL,
**) BERLEBIHAN
1. Beku dibawah 0 Diatas 10 diatas 12
2. Rendah 0 – 13 10 – 5 12 – 5
3. Sedang 13 – 22 5–0 8–0
4. Normal 22 – 28 0–5 0–8
5. Tinggi 28 – 38 5 – 40 8 – 100
6. Sangat tinggi diatas 38 diatas 40 diatas 100
F. KEADAAN
ATMOSFER ***)
1. Baik Ruang yang berventilasi baik,
udara segar 0
2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada 0 –5
bau-bauan
3. Kurang baik Adanya debu beracun atau 5 – 10
tidak beracun tapi banyak
4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya 10 – 20
harus menggunakan alat
pernafasan
Sumber: Sutalaksana, I.Z., dkk. 1999. Hal. 170

restu, anis, afif Page 11


practicum apk industrial engineering 2012

Tabel 2.2 Tabel Allowance (lanjutan)


FAKTOR CONTOH PEKERJAAN KELONGGARAN (%)
G. KEADAAN LINGKUNGAN YANG BAIK
1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0
2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik 0–1
3. Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik 1–3
4. Sangat bising 0–5
5. Jika faktor yang berpengaruh dapat menurunkan 0–5
kualitas
6. Terasa adanya getaran lantai 5 – 10
7. Keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll. 5 – 10

Sumber: Sutalaksana. 1999. Hal. 170

*) = kontras antara warna hendaknya diperhatikan


** = tergantung juga pada keadaan ventilasi
***) = dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan
iklim
Catatan = kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi: Pria = 0-2,5%
Wanita = 2-5%

8. Insentif
Insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena
memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat
menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif adalah
suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan
kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang
yang ditambahkan pada upah dasar yang diberikan perusahaan terhadap karyawan.

Adapun untuk mencari persentasi insentif dapat memakai Persamaan 2.12 sebagai
berikut:
Wb - Wn
Insentif = x 100%....................................................................... (2.12)
Wb

dengan: Wn: waktu normal


Wb: waktu baku

restu, anis, afif Page 12


practicum apk industrial engineering 2012

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengumpulan Data

Data pengambilan work sampling kerja dilakukan selama tiga hari yang diambil secara
langsung dengan memperhatikan tally produktif dan tally idle. Data yang diambil pada
hari pertama akan dijelaskan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Kelompok : 3.3
Objek Pengamatan : Kasir Food Point Plaza Mulia
Nama Pekerja : Melda Apriani
Jam Pengamatan : 14.00 - 20.00
Hari/Tanggal : Kamis, 3 Mei 2012
Angka Bilangan Random : 6

Tabel 3.1 Data Pengambilan Work Sampling pada Hari Pertama


Bilangan Jam Tally
No Tally Idle OIU
Random Kunjungan Produktif
1 0 14.00 √ 3
2 3 14.18 √ 6
3 5 14.30 √ 3
4 7 14.42 √ 4
5 10 15.00 √
6 12 15.12 √ 2
7 13 15.18 √ 3
8 14 15.24 √ 3
9 15 15.30 √ 5
10 16 15.36 √ 5
11 20 16.00 √ 7
12 22 16.12 √ 3
13 23 16.18 √ 4
14 25 16.30 √ 2
15 26 16.36 √ 3
Sumber: Pengumpulan Data

restu, anis, afif Page 13


practicum apk industrial engineering 2012

Tabel 3.1 Data Pengambilan Work Sampling Hari Pertama (lanjutan)


Bilangan Jam Tally
No Tally Idle OIU
Random Kunjungan Produktif
16 27 16.42 √ 1
17 28 16.48 √
18 29 16.54 √ 4
19 30 17.00 √ 6
20 31 17.06 √ 1
21 32 17.12 √
22 33 17.18 √
23 34 17.24 √ 8
24 36 17.36 √
25 38 17.48 √ 7
26 39 17.54 √ 1
27 40 18.00 √ 6
28 42 18.12 √ 2
29 43 18.18 √ 3
30 44 18.24 √ 1
31 46 18.36 √ 3
32 47 18.42 √ 3
33 49 18.54 √ 7
34 52 19.12 √ 3
35 54 19.18 √ 3
36 55 19.30 √ 5
37 57 19.35 √ 9
38 58 19.48 √ 1
39 59 19.54 √ 1
40 60 20.00 √ 2
Sumber: Pengumpulan Data

restu, anis, afif Page 14


practicum apk industrial engineering 2012

Data pengambilan work sampling pada hari kedua akan dijelaskan pada Tabel 3.2
sebagai berikut:
Kelompok : 3.3
Objek Pengamatan : Kasir Food Point Plaza Mulia
Nama Pekerja : Melda Apriani
Jam Pengamatan : 14.00 – 20.00
Hari/Tanggal : Sabtu, 5 Mei 2012
Angka Bilangan Random : 7

Tabel 3.2 Data Pengambilan Work Sampling pada Hari Kedua


Bilangan Jam Tally
No Tally Idle OIU
Random Kunjungan Produktif
1 0 14.00 √ 3
2 1 14.07 √ 3
3 3 14.21 √ 8
4 5 14.35 √ 11
5 7 14.49 √ 3
6 8 14.56 √ 13
7 10 15.10 √ 3
8 11 15.17 √ 4
9 13 15.31 √ 2
10 14 15.38 √ 2
11 15 15.45 √ 1
12 17 15.59 √
13 18 16.06 √ 7
14 19 16.13 √ 3
15 20 16.20 √ 5
16 21 16.37 √ 5
17 22 16.34 √ 2
18 23 16.41 √ 6
19 24 16.48 √ 14
20 26 17.02 √ 5
21 28 17.16 √ 11
22 29 17.23 √ 10
23 30 17.30 √ 7
Sumber: Pengumpulan Data

restu, anis, afif Page 15


practicum apk industrial engineering 2012

Tabel 3.2 Data Pengambilan Work Sampling pada Hari Kedua (lanjutan)
Bilangan Jam Tally
No Tally Idle OIU
Random Kunjungan Produktif
24 32 17.44 √ 3
25 33 17.51 √ 4
26 34 17.58 √ 4
27 35 18.05 √ 6
28 37 18.19 √ 5
29 38 18.26 √ 1
30 39 18.33 √ 2
31 40 18.40 √ 7
32 41 18.47 √ 10
33 42 18.54 √ 2
34 43 19.01 √ 3
35 44 19.08 √ 9
36 45 19.15 √ 12
37 47 19.29 √ 8
38 49 19.43 √ 3
39 50 19.50 √ 13
40 51 19.57 √ 12
Sumber: Pengumpulan Data

restu, anis, afif Page 16


practicum apk industrial engineering 2012

Data pengambilan work sampling pada hari ketiga akan dijelaskan pada Tabel 3.3
sebagai berikut:
Kelompok : 3.3
Objek Pengamatan : Kasir Food Point Plaza Mulia
Nama Pekerja : Melda Apriani
Jam Pengamatan : 14.00 – 20.00
Hari/Tanggal : Minggu, 6 Mei 2012
Angka Bilangan Random : 8

Tabel 3.3 Data Pengambilan Work Sampling pada Hari Ketiga


Bilangan Jam Tally
No Tally Idle OIU
Random Kunjungan Produktif
1 0 14.00 √ 13
2 1 14.08 √ 8
3 2 14.16 √ 12
4 3 14.24 √ 17
5 4 14.32 √ 7
6 5 14.40 √ 12
7 6 14.48 √ 8
8 7 14.56 √ 3
9 8 15.04 √ 7
10 9 15.12 √ 6
11 10 15.20 √ 7
12 11 15.28 √ 3
13 12 15.36 √ 6
14 13 15.44 √ 4
15 14 15.52 √ 9
16 15 16.00 √ 9
17 16 16.08 √ 10
18 17 16.16 √ 11
19 18 16.24 √ 8
20 19 16.32 √ 20
21 20 16.40 √ 11
22 21 16.48 √ 7
23 22 16.56 √ 9
24 23 17.04 √ 5
25 24 17.12 √ 9
26 25 17.20 √ 9
27 26 17.28 √ 7
Sumber: Pengumpulan Data

restu, anis, afif Page 17


practicum apk industrial engineering 2012

Tabel 3.3 Data Pengambilan Work Sampling pada Hari Ketiga (lanjutan)
Bilangan Jam Tally
No Tally Idle OIU
Random Kunjungan Produktif
28 27 17.36 √ 20
29 29 17.52 √ 16
30 32 18.16 √ 25
31 35 18.40 √ 17
32 37 18.56 √ 25
33 38 19.04 √ 10
34 39 19.12 √ 5
35 40 19.20 √ 5
36 41 19.28 √ 9
37 42 19.36 √ 8
38 43 19.44 √ 7
39 44 19.52 √ 10
40 45 20.00 √ 5
Sumber: Pengumpulan Data

3.2 Pengolahan data

Setelah melakukan pengamatan selama tiga hari secara berturut-turut, data tersebut
kemudian diolah menjadi sebagai berikut:

1. Lokasi Pengamatan
Lokasi pengamatan ini dilakukan di kasir Food Point Plaza Mulia, Samarinda.
2. Interval Waktu Pengamatan
Interval waktu pengamatan terhadap kasir Food Point Plaza Mulia yang dilakukan
adalah sebesar 6 menit, 7 menit, dan 8 menit.
3. Waktu Pengamatan
Waktu pengamatan dilakukan selama tiga hari, yaitu hari kamis, sabtu dan minggu.
Pada pelaksanaannya, pekerja diamati selama 6 jam, yang dimulai pada pukul 14.00-
20.00 WITA.

Berikut adalah jumlah bilangan random maksimal:


1. Bilangan Random Maksimal
Bilangan random maksimal diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

restu, anis, afif Page 18


practicum apk industrial engineering 2012

60
a. Hari ke- 1 : x 6 jam = 60
6
60
b. Hari ke- 2 : x 6 jam = 51
7
60
c. Hari ke- 3 : x 6 jam = 45
8

Frekuensi pengamatan selama tiga hari dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Tabel Fisik Pengamatan

Frekuensi Pengamatan Hari Ke


Kegiatan Jumlah
1 2 3
Produktif 35 39 40 114
Idle 5 1 0 6
Jumlah Pengamatan 40 40 40 120
OIU 130 232 399 761
Sumber: Pengumpulan Data

3.2.1 Uji Keseragaman Data

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka dapat dilakukan uji keseragaman data
dengan menggunakan data-data sebagai beriku:

1. Persentasi Kegiatan Produktif


Adapu persentasi kegiatan produktif pertama dapat diperoleh dengan menggunakan
Persamaan 2.1 sebagai berikut:
35
P1 =
40
= 0,88

Untuk menghitung kegiatan produktif kedua dapat diperoleh dengan menggunakan


Persamaan 2.1 sebagai berikut:
39
P2 =
40
= 0,97

restu, anis, afif Page 19


practicum apk industrial engineering 2012

Untuk menghitung kegiatan produktif ketiga dapat diperoleh dengan menggunakan


Persamaan 2.1 sebagai berikut:
40
P3 =
40
=1

2. Persentasi Terjadinya Kejadian Rata-rata


Setelah mendapatkan persentasi kegiatan produktif, maka selanjutnya dapat dicari
persentasi terjadinya kejadian rata-rata dengan menggunakan Persamaan 2.2 sebagai
berikut:
0,88 + 0,97 + 1
p =
3
= 0,95
3. Batas Kontrol
Batas kontrol terbagi menjadi Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah
(BKB). Untuk menghitung BKA dan BKB dengan menggunakan Persamaan 2.3 dan
Persamaan 2.4 sebagai berikut:

0,95 (1 – 0,95)
BKA = 0,95 + 3
120
= 0,95 + 3 (0,01989)
= 1,009

0,95 (1 – 0,95)
BKB = 0,95 - 3
120

= 0,95 - 3 (0,01989)
= 0,8903

3.2.2 Uji Kecukupan Data

Setelah melakukan berbagai uji keseragaman data, maka selanjutnya yaitu menguji
kecukupan data yang diperoleh dengan menggunakan Persamaan 2.5 sebagai berikut:

K = 95% ≈ 2
S = 5% ≈ 0 ,05

restu, anis, afif Page 20


practicum apk industrial engineering 2012

2 2 1  0,95 
N` =
0,052 0,95
= 84
Dengan demikian maka data yang diperoleh dinyatakan cukup karena N > N’

3.2.3 Ratio Delay

Untuk mengetahui seberapa banyak waktu kerja yang tidak produktif atau mengetahui
ratio delay yaitu dapat menggunakan Persamaan 2.6 sebagai berikut:
5%
Ratio delay =
95%
= 0,52

3.2.4 Persentasi Produktif

Untuk mengetahui persentasi produktif, maka dilakukan perhitungan dengan


menggunakan Persamaan 2.7 sebagai berikut:
114
Persentasi Produktif = x 100%
120
= 95%
= 0,95

3.2.5 Waktu Baku

Berdasarkan data pengamatan diatas, dapat diperoleh waktu baku sebagai berikut:

1. Persentasi Produktif = 95%


2. Jumlah Menit Produksi (JMP)
Untuk menghitung JMP dapat menggunakan Persamaan 2.8 sebagai berikut:
JMP = 0,95 x 1080
= 1026 menit
3. Waktu yang Diperlukan Per Unit (T)
Setelah mendapatkan nilai JMP, selanjutnya dapat mencari nilai dari waktu yang
diperlukan per unit dengan menggunakan Persamaan 2.9 sebagai berikut:
1026
T = = 1,35 menit
761
restu, anis, afif Page 21
practicum apk industrial engineering 2012

4. Waktu Normal (Wn)


Untuk menghitung nilai dari faktor penyesuaian waktu normal dengan metode
westinghouse system adalah sebagai berikut:
a. Skill = +0,06
b. Effort = +0,04
c. Condition = +0,04
d. Consistency = +0,01 +
= +0,15

Setelah mendapatkan westinghouse, selanjutnya kita dapat menghitung nilai dari


faktor penyesuaian dengan menggunakan Persamaan 2.10 sebagai berikut:
Faktor Penyesuaian = 1 + 0,15
= 1,15

Untuk menghitung waktu normal dapat menggunakan Persamaan 2.11 sebagai


berikut:
Waktu Normal = 1,35 x 1,15
= 1,552 menit/orang

5. Waktu Baku
Sebelum menghitung waktu baku, kita terlebih dahul harus menghitung nilai
allowance yang kita amati sebagai berikut:
a. Sikap Kerja = 0,7%
b. Gerakan = 1,3%
c. Kelelahan Mata = 0,8%
d. Tenaga yang Dikeluarkan = 1,2%
e. Temperatur Tempat Kerja = 5%
f. Keadaan Lingkungan = 0,2%
g. Keadaan Atmosfer = 0,3% +
= 9,5%
Selanjutnya dapat menghitung waktu baku karena telah didapat nilai allowance
dengan menggunakan Persamaan 2.12 sebagai berikut:

restu, anis, afif Page 22


practicum apk industrial engineering 2012

Wb = 1,552 + (0,095 x 1,552)


= 1,699 menit/orang

3.2.6 Insentif

Selanjutnya dapat menghitung nilai insetif yang dapat diberikan kepeda pekerja, karena
telah didapat nilai W dan Wb dengan menggunakan Persamaan 2.13 sebagai berikut:
1,699 – 1,552
Insentif = x 100%
1,652
= 9,4%

Jadi, insentif yang dapat diterima pekerja tersebut adalah 9,4% dari upah yang
diperoleh.

3.3 Analisa

Setelah didapat hasil dari pengumpulan dan pengolahan data di atas, maka selanjutnya
adalah analisa data yang akan dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1 Uji Keseragaman Data dan Grafik Keseragaman Data

Berdasarkan uji keseragaman data yang telah dilakukan, maka didapatkan nilai BKA
yaitu sebesar 1,009 dan nilai BKB yaitu sebesar 0,8903, sehingga dapat dikatakan
bahwa data yang diperoleh berada dalam wilayah batas kontrol. Grafik keseragaman
data pengamatan work sampling akan dilihatkan pada Gambar 3.1 sebagai berikut:

Grafik Keseragaman Data


1,05

1
Presentase Produktif

0,95 BKA
Presentase
0,9 BKB
Rata-rata
0,85

0,8
1 2 3
restu, anis, afif Page 23
Jumlah Pengamatan
practicum apk industrial engineering 2012

Gambar 3.1 Grafik Keseragaman Data

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat diketahui bahwa semua nilai presentasi kerja
masuk dalam range BKA dan BKB, maka data tersebut dapat dikatakan tidak seragam.

3.3.2 Uji Kecukupan Data

Dari uji kecukupan data yang telah dilakukan didapatkan bahwa data yang dibutuhkan
adalah 84 data, sedangkan pada pengamatan yang dilakukan hanya 120 data yang
diambil. Hal ini berarti data yang diambil pada saat pengamatan telah mencukupi.

3.3.3 Ratio Delay

Berdasarkan perhitungan ratio delay, maka diperoleh waktu menganggur yang terjadi
selama kegiatan kerja adalah sebesar 0,52 atau 52%, sedangkan prensentase
produktifnya sebesar 95%. Hal ini menunjukkan bahwa selama dilakukan pengamatan,
pekerja menganggur atau melakukan pekerjaan lain hanya sedikit berhubungan atau
pekerja lebih banyak melakukan pekerjaan produktif.

3.3.4 Persentasi Produktif

Persentasi produktif yang diperoleh yaitu sebesar 95%. Menunjukkan bahwa selama
dilakukannya pengamatan, operator berada dalam kondisi yang produktif bila
dibandingkan dengan nilai ratio delay yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa
selama dilakukan pengamatan, pekerja sangat produktif.

3.3.5 Waktu Baku

Penghitungan waktu normal dilakukan dengan memperhatikan beberapa faktor


penyesuaian dengan menggunakan westinghouse system. Nilai faktor penyesuaian yang
diperoleh adalah 0,14% dengan rincian sebagai berikut:
1. Skill = +0,06
Nilai ini dipilih karena operator memiliki skill (kemampuan) yang baik dalam
melaksanakn pekerjaannya.
2. Effort = +0,04

restu, anis, afif Page 24


practicum apk industrial engineering 2012

Nilai ini dipilih karena operator memiliki usaha yang cukup baik dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
3. Condition = +0,04
Nilai ini dipilih karena operator berada dalam kondisi kerja yang sangat baik.

4. Consistency = +0,01
Nilai ini dipilih karena operator memiliki konsistensi kerja yang baik.

Sedangkan untuk menghitung waktu standar harus ditentukan terlebih dahulu


allowance-nya. Kelonggaran pada pekerja yang diberikan adalah sebesar 9,5% dengan
rincian sebagai berikut:
1. Sikap kerja = 0,7%
Sikap kerja pekerja yang tidak baik akan mempengaruhi daya tahan atau
kemampuannya dalam bekerja. Pada pengamatan pekerja bekerja duduk dan
sesekali berjalan untuk melayani konsumen.
2. Gerakan = 1,3%
Pada pengamatan pekerja bekerja dengan gerakan yang cukup sibuk namun tidak
terlalu dibatasi.
3. Kelelahan mata = 0,8%
Pada pengamatan pekerja bekerja dengan pandangan yang tidak selalu terus
menerus fokus, tetapi harus teliti disaat menerima pembayaan ataupun memberikan
kembalian pada konsumen.
4. Tenaga yang dikeluarkan = 1,2%
Pekerjaa ini tidak membutuhkan tenaga yang cukup besar, karena pada pengamatan
pekerja bekerja pada posisi duduk.
5. Temperatur tempat kerja = 5%
Pada pengamatan pekerja bekerja di ruangan yang bersuhu <16⁰C dengan
menggunakan pendingin ruangan.
6. Keadaan Lingkungan = 0,2%
Pada pengamatan pekerja bekerja pada lingkungan yang tidak terlalu bising dan
siklus kerja yang berulang-ulang.
7. Keadaan Atmosfer

restu, anis, afif Page 25


practicum apk industrial engineering 2012

Pada pengamatan pekerja bekerja pada ruang yang bersirkulasi udara yang cukup
baik dan tidak berdebu ataupun gas-gas beracun yang berbahaya.

Dari perhitungan juga diperoleh waktu normal untuk kegiatan kerja ini adalah sebesar
1,539 menit/orang, sedangkan waktu bakunya adalah 1,685 menit/orang.

3.3.6 Insentif

Berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah dihitung, maka didapat hasil insentif


yaitu sebesar 9.4% dari upah yang sebenarnya.

restu, anis, afif Page 26


practicum apk industrial engineering 2012

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dan analisa data yang telah dilakukan, dapat dibuat kesimpulan
sebagai berikut:

1. Sampling kerja atau sering disebut sebagai work sampling, ratio delay study atau random
observation method adalah salah satu teknik untuk mengadakan sejumlah besar
pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Jadi,
dalam pratikum ini praktikan mengamati pekerja dari kejauhan dan mencatat banyaknya
konsumen yang dilayani dalam waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya dan
tanpa mengganggu pekerjaan dari operator tersebut.
2. Pada praktikum pengamatan kerja dengan menggunakan metode work sampling,
praktikum melakukan pengamatan secara langsung terhadap kinerja kasir di Food Point
Plaza Mulia Samarinda. Praktikum ini dilakukan selama tiga hari masing-masing selama
enam jam. Data-data dikumpulkan kemudian dianalisa, dengan bilangan random enam,
tujuh, dan delapan menggunakan metode westinghouse dan tingkat kepercayaan 95%.
Pada praktikum kali ini, diperoleh nilai waktu baku, waktu normal, dan insentif yang
nantinya akan diberikan kepada pekerja, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
produktivitas kerja dari pekerja.
3. Pada praktikum work sampling, dilakukan pengamatan secara langsung pekerja lebih
sedikit menganggur, dan data yang telah diolah dan dianalisa pada bab sebelumnya maka
diperoleh nilai ratio delay adalah 0,52. Waktu baku 1,699 menit per orang, persentase
produktifnya 95%, sedangkan insentif yang sesuai untuk kinerja pekerja adalah 9,4% dari
upah yang diterima oleh pekerja.

restu, anis, afif Page 27


practicum apk industrial engineering 2012

4.2 Saran

Adapun saran yang ingin praktikan sampaikan ialah sebagai berikut:

1. Sebelum menentukan tempat yang akan diamati, sebaiknya praktikan terlebih dahulu
melihat secara langsung lokasi yang kira-kira akan dijadikan tempat pengamatan, sebab
tidak semua ideal untuk dijadikan tempat pengamatan dan nyaman untuk pratikan
sendiri,
2. Sebelum melakukan pengamatan, pratikan sebaiknya menyiapkan/mencari terlebih
dahulu tempat yang nyaman untuk dapat beristirahat sekaligus dapat dijadikan tempat
untuk melakukan pengamatan,
3. Untuk melakukan sampling pekerjaan sebaiknya pekerja dipilih adalah pekerja normal
yang sudah terlatih dan dapat bekerja sama dengan baik (kooperatif), dan
4. Dalam pengamatan, pratikan diharapkan teliti dalam melakukan pengamatan, agar
didapat hasil yang efektif dan memiliki tingkat keyakinan yang tinggi.

restu, anis, afif Page 28

Anda mungkin juga menyukai