Anda di halaman 1dari 12

154 Original Article Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Efek Fraksi n-Heksana Kulit Hylocereus polyhizus Terhadap


Kadar Malondialdehida Tikus Stres Oksidatif
Wirna Maya Sari1, Sri Wahdaningsih1, Eka Kartika Untari1
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak
1

Email: wirnamaya@yahoo.com

Abstrak
Produksi radikal bebas berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan stres oksidatif.
Salah satu indikator stres oksidatif pada manusia adalah kadar Malondialdehida (MDA).
Kulit buah Hylocereus polyrhizus berpotensi sebagai antioksidan eksogen alami. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui efek fraksi n-Heksana kulit H.polyhizus terhadap kadar
MDA dan mengetahui dosis fraksi n-Heksana H.polyhizus yang dapat menurunkan kadar
MDA. Kulit H.polyhizus dimaserasi menggunakan kloroform p.a, kemudian difraksinasi
dengan pelarut n-Heksana. Tikus dibagi menjadi 7 kelompok yaitu kontrol normal, kontrol
negatif, kontrol positif vitamin E (18 mg/ kgBB), kontrol positif kuersetin (4 mg/200gBB),
dosis I (10 mg/200gBB), Dosis II (20 mg/200gBB) dan dosis III (40 mg/ 200gBB).
Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus dan diberikan stres oksidatif berupa perenangan
10 menit perhari dan puasa pakan selama 5 hari. Kadar MDA diukur menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 532 nm. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan One way ANOVA dan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil
analisis data kadar rata-rata MDA pada kelompok normal, negatif, positif vitamin E, positif
kuersetin, dosis I, II dan III berturut-turut adalah 0,042; 0,051; 0,034; 0,042; 0,038; 0,039;
0,042 µg/ml. Dosis fraksi n-Heksana kulit H.polyhizus berpotensi sebagai antioksidan
karena dapat menurunkan kadar MDA pada tikus yang mengalami stres oksidatif.

Abstract
Excessive free radical production will lead to oxidative stress. One of the indicators used
to determine stress oxidative is malondialdehyde (MDA). Hylocereus polyhizus peel
is potential used natural exogenous antioxidant. The aim of this research was to study
the effect of n-hexane fraction of H.polyhizus peel on MDA level and to determine the
dose that could reduce the MDA level. H.polyhizus peel was macerated with chloroform,
fractionated with n-Hexane. Rats were divided into 7 groups : normal, negative, positive
control vitamin E (18 mg/ kgbw), positive control quercetin (4 mg/200gbw), H.polyhizus
peel extract group treated with dose I (10mg/ 200gbw), dose II (20 mg/200gbw) and dose
III (40 mg/200gbw). Each group consist of 4 rats and induced to oxidative stress by 10
minute swimming each day and food restriction for 5 days. Measurement of MDA level
are using Spectrophotometer UV-Vis in 532 nm. MDA levels were analyzed using One
way Anova and LSD test. The data shown that MDA level at normal, negative, positive
vitamin E, positive kuersetin, dose I, II, III group is 0.042; 0.051; 0.034; 0.042; 0.038;
0.039; 0.042 µg/ml. The n-Hexane fraction of red dragon fruit peel was a potent antioxidant
because posessing the ability to lowering the MDA level on stress oxidative rats.

Keywords: stress oxidative, malondialdehyde, antioxidant, Hylocereus polyrhizus ,


n-hexane.

Pharm Sci Res


Wirna Maya Sari, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari 155

PENDAHULUAN akibat radikal bebas (Rodriguez et al., 2003).


Stres oksidatif yang diinduksi renang dan
Perubahan gaya hidup dan pola makan yang puasa dapat meningkatkan kadar MDA pada
tidak benar dapat berdampak pada munculnya hati tikus (Suarsana et al., 2013), sehingga
berbagai penyakit degeneratif seperti pada kondisi seperti ini dibutuhkan tambahan
penyakit jantung koroner, penyakit kanker, antioksidan dari luar (Winarsi, 2007). Kulit
aterosklerosis, diabetes melitus, penyakit buah naga merah (H.polyhizus) ternyata
katarak dan sebagainya (Harjanto, 2005). menyimpan potensi sebagai antioksidan
Kerja keras tanpa istirahat pada akhirnya alami. H.polyhizus mengandung antioksidan
akan membebani semua organ-organ dalam yang bersifat lipofilik seperti β-kriptoxantin,
tubuh serta memicu radikal bebas (Jawi β-karoten, tokoferol, dan tokotrienol
et al., 2006). Data WHO (World Health (Isabelle et al., 2010). Penelitian lainnya
Organization) tahun 2005 menunjukan bahwa juga menyatakan bahwa fraksi n-Heksana
penyakit degeneratif telah menyebabkan kulit buah H.polyhizus yang mengandung
kematian hampir 17 juta orang di seluruh alkaloid, flavonoid dan terpenoid juga
dunia. Salah satu pemicu utama penyakit memiliki aktivitas antioksidan dengan
degeneratif adalah radikal bebas (Komnas., menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-
2010). Produksi radikal bebas dalam tubuh 1-picrylhydrazil) (Budilaksono, 2013).
dapat meningkatkan kondisi stres oksidatif
(SO). Oleh karena itu, tubuh memerlukan Hasil dari berbagai penelitian di atas
suatu substansi penting yaitu antioksidan menunjukan bahwa pengujian aktivitas
yang mampu menangkap radikal bebas antioksidan kulit buah H.polyhizus hanya
tersebut sehingga tidak dapat menginduksi dilakukan secara in vitro saja, namun
suatu penyakit (Kikuzaki et al., 2002). kajian aktivitasnya secara in vivo belum
Pada keadaan normal radikal bebas yang terungkapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan
diproduksi di dalam tubuh akan dinetralisir penelitian mengenai pengukuran kadar MDA
oleh antioksidan yang ada di dalam tubuh. pada tikus wistar jantan yang mengalami stres
Bila kadar radikal bebas terlalu tinggi maka oksidatif setelah diberi fraksi n-Heksana kulit
kemampuan dari antioksidan endogen tidak buah H.polyhizus.
memadai untuk menetralisir radikal bebas
sehingga terjadi keadaan yang tidak seimbang METODE
antara radikal bebas dengan antioksidan yang
disebut stres oksidatif (Winarsi , 2007). Salah Alat yang digunakan yaitu corong pisah
satu indikator yang dipakai untuk menentukan (Pyrex), rotary evaporator (Heodolph
stres oksidatif pada manusia adalah kadar tipe Hei-VAP), spektrofotometer uv-vis
Malondialdehida (MDA) yang merupakan (Shimadzu tipe 2450), mikrosentrifus (Tomy)
hasil dari peroksidasi lipid di dalam tubuh dan water bath (Memmert tipe WNB14).

December 2014 (Vol. 1 No. 3)


156 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Bahan yang digunakan pada penelitian ini penetapan 105⁰C selama 30 menit dan telah
yaitu kulit buah H.polyhizus, vitamin E, ditara. Sebelum ditimbang ekstrak diratakan
kuersetin, kloroform (Merck), n-Heksana dalam kursibel, dapat diratakan dengan
(Merck), aquades, Tiobarbiturat acid (TBA) bantuan pengaduk, kemudian dimasukkan
(Sigma), Tetra Metoksi Propana (TMP) ke dalam lemari pengering, buka tutupnya
(Sigma), Phosphat Buffer Saline (PBS), HCl dikeringkan beserta tutupnya pada suhu
(Merck), BHT (Sigma), TCA (Trikloroasetat) 105⁰C hingga bobot tetap (Depkes RI.,
(Merck). 1979).

Cara Kerja Skrining fitokimia Fraksi n-Heksana


Kulit Buah H.polyhizus. Skrining fitokimia
Pengambilan Sampel dan Pengolahan. menggunakan mengunakan metode uji
Kulit H.polyhizus yang digunakan diperoleh tabung. Skrining fitokimia yang dilakukan
dari Perkebunan Petani Mekar Sari Kecamatan meliputi uji alkaloid, tanin, polifenol,
Segedong, Kabupaten Pontianak, Provinsi terpenoid, steroid, saponin dan flavonoid.
Kalimantan Barat. Kulit tersebut dicuci
dengan air mengalir, kemudian dirajang, Persiapan Hewan Percobaan. Pengukuran
disortasi basah dan dikeringkan kemudian kadar MDA dilakukan di Laboratorium
diblender hingga menjadi simplisia. Farmakologi FK UNTAN. Dua puluh delapan
tikus dibagi kedalam 7 kelompok secara acak.
Ekstraksi dan Fraksinasi. Metode ekstraksi Hewan percobaan diadaptasikan terhadap
yang digunakan adalah maserasi. Ekstrak lingkungan kandang percobaan selama
kloroform kemudian difraksinasi cair-cair kurang lebih 1 minggu. Stres oksidatif (SO)
dengan pelarut n-Heksana. Fraksi n-Heksana yang diberikan berupa puasa pakan tetapi
kulit H.polyhizus kemudian dipekatkan diberi air minum ad libitum serta perenangan
menggunakan rotary evaporator dan water selama sepuluh menit/hari selama lima hari.
bath. Pemberian vitamin E, kuersetin dan fraksi
n-Heksana kulit buah H.polyhizus dilakukan
Pemeriksaan Karakteristik Fraksi secara oral. Pembagian kelompok hewan uji
n-Heksana Kulit Buah H.polyhizus. dapat dilihat pada Tabel 1.
Pemeriksaan karakteristik fraksi n-Heksana
kulit buah H.polyhizus meliputi uji susut Pengambilan Hati Tikus. Setelah lima hari
pengeringan. Fraksi n-Heksana ditimbang masa perlakuan, tikus dieuthanasi secara
secara seksama sebanyak 1,0469 g; 1,0003 cervical dislocatio yang dilakukan dengan
g; 1,0098 g (penimbangan untuk triplo) steril dan cepat. Organ hati dilakukan
dan dimasukkan ke dalam krusibel yang pencucian dengan buffer fosfat sallin (PBS).
sebelumnya telah dipanaskan pada suhu Setelah itu organ hati ditiriskan dan ditimbang

Pharm Sci Res


Wirna Maya Sari, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari 157

Tabel 1. Pembagian Kelompok Hewan Uji

Kelompok Hewan Uji Perlakuan Hewan Uji


Tikus normal tanpa perlakuan
Normal
Tikus diberikan puasa dan perenangan
Kontrol Negatif
Tikus diberikan puasa dan perenangan + vitamin
Kontrol Positif vit E
E 18 mg/ kg BB
Tikus diberikan puasa dan perenangan +
Kontrol Positif Kuersetin
kuersetin 4 mg/ 200 g BB
perlakuan puasa dan perenangan + fraksi
Dosis I
n-heksana 10 mg/ 200 g BB
perlakuan puasa dan perenangan + fraksi
Dosis II
n-heksana 20 mg/200 g BB
perlakuan puasa dan perenangan + fraksi
Dosis III
n-heksana 40 mg/ 200 g BB

beratnya (Puspawati, 2009). Pengukuran Sampel Hati. Sebanyak 0,5


ml supernatan jernih ditambah 2,0 ml HCl
Persiapan Homogenat Hati. Hati sebanyak dingin (0.25 N) yang mengandung 15%
1,25 g dicacah dalam kondisi dingin dalam 5 TCA, 0,38% TBA dan 0,5% BHT. Campuran
ml larutan PBS yang mengandung 11,5 g/L dipanaskan 80⁰C selama 1 jam. Setelah
KCl, kemudian disentrifuse pada 4000 rpm, dingin, campuran disentrifuse pada 3500 rpm
10 menit. Sehingga diperoleh supernatan selama 10 menit. Supernatan diambil diukur
jernih (homogenat). Homogenat ini absorbansi dengan spektrofotometer pada λ
digunakan untuk analisis kadar MDA (Singh 532 nm. Sebagai larutan standar digunakan
et al., 2002). TMP (tetra metoksi propana) (Singh et al.,
2002).
Analisis Kadar Malondialdehida
Pembuatan Kurva Standar. Larutan stok Analisis Statistika. Teknik analisis data
pereaksi 1,1,3,3-tetrametoksipropana (TMP) menggunakan One way ANOVA dan LSD.
konsentrasi 6 M diencerkan menjadi 0,05;
0,06; 0,07; 0,0; 0,09; 0,10; 0,11; 0,12; dan HASIL DAN PEMBAHASAN
0,13 ppm. Selanjutnya, ditambah 2,0 ml
HCl dingin (0,25 N) yang mengandung 15% Ekstraksi dan Fraksinasi
TCA, 0,38% TBA dan 0,5% BHT. Campuran Simplisia kulit buah H.polyhizus diekstraksi
dipanaskan 80⁰C selama 1 jam. Setelah dengan menggunakan metode maserasi.
dingin, campuran disentrifuse pada 3500 rpm Metode ekstraksi yang digunakan adalah
selama 10 menit. Supernatan diambil diukur maserasi untuk mencegah rusaknya senyawa
absorbansi dengan spektrofotometer pada λ yang tidak tahan panas. Simplisia dimaserasi
532 nm. menggunakan pelarut kloroform p.a selama 7

December 2014 (Vol. 1 No. 3)


158 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

hari. Ekstrak kloroform yang didapat adalah Tabel 2. Hasil skrining fitokimia Fraksi
n-Heksana Kulit H.polyhizus
sebanyak 9,48 g atau dengan nilai rendemen
sebesar 2,39 % dari 396,97 g simplisia.
Senyawa Hasil
Ekstrak kloroform difraksinasi cair-cair Alkaloid +
dengan pelarut n-Heksana. Fraksi n-Heksana Fenolik -
Flavonoid -
kemudian dipekatkan menggunakan Terpenoid +
rotary evaporator. Fraksi n-Heksana yang Tanin -
Saponin -
didapatkan adalah sebesar 6,22gr dengan Steroid -
nilai rendemen sebesar 65,61% dari 9,48gr Ket: (+) positif : mengandung golongan senyawa;
ekstrak kloroform. (-) negatif: tidak mengandung golongan
senyawa.

Pemeriksaan Karakteristik Fraksi


n-Heksana kulit H.polyhizus senyawa asam lemak tidak jenuh rantai
Hasil susut pengeringan ekstrak yang panjang (PUFA= Poly Unsaturated
diperoleh menunjukkan persen kadar pelarut Fatty Acid) yang mudah teroksidasi dan
dan air dalam ekstrak yang menguap setelah menghasilkan produk oksidasi, salah satunya
dipanaskan pada suhu 105⁰C sebesar 20,13%. MDA. Pengukuran kadar MDA dengan
Ekstrak dengan presentase 20,13% termasuk menggunakan metode TBARS (Tiobarbiurat
ke dalam ekstrak kental dengan rentang Acid Reative Substance). Proses peroksidasi
5-30% (Voight., 1995). lipid yang diperantarai oleh radikal bebas
menghasilkan senyawa MDA (Nayanatara
Skrining Fitokimia et al., 2005). Prinsip kerja dari pengukuran
Skrining fitokimia telah dilakukan terhadap MDA adalah reaksi satu molekul MDA
fraksi n-Heksana kulit buah H.polyhizus. dengan dua molekul asam tiobarbiturat (TBA)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa membentuk warna merah muda yang diukur
fraksi n-Heksana kulit buah H.polyhizus pada spektrofotometer panjang gelombang
menunjukkan hasil positif terhadap 532 nm (Yagi, 1994).
pemeriksaan alkaloid dan terpenoid.
Sedangkan senyawa fenolik, tanin, flavonoid, MDA digunakan secara luas sebagai petanda
steroid dan saponin menunjukkan hasil biologis stres oksidatif, sensitif, dan relatif
negatif. Hasil skrining fitokimia ditunjukan konstan terhadap proporsi lipid (Yagi, 1994).
pada Tabel 2. Reaksi pembentukan kompleks TBA-MDA
digambarkan pada Gambar 1.
Kadar MDA Hati
Kadar molondialdehida dapat digunakan MDA dalam perhitungannya menggunakan
untuk mengestimasi laju peroksidasi lipid. tetra metoksi propana (TMP) sebagai
Hal ini disebabkan adanya kandungan standar. Standar TMP dalam keadaan asam

Pharm Sci Res


Wirna Maya Sari, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari 159

Gambar 1. Reaksi Pembentukan Komplek MDA-TBA (Nawar B., 1985)

dapat terhidrolisis menghasilkan hemiasetal sebagai standar MDA. Persamaan regresi


dam metanol, hemiasetal yang terbentuk linier yang dihasilkan pada pengukuran kurva
kemudian akan terdekomposisi menjadi baku yaitu y = 8,17993x-0,09969 dan nilai r=
metanol dan aldehid yang dapat bereaksi 0,99268. Grafik hubungan antara absorbansi
dengan TBA (Prasetyawati, 2003). TMP dan konsentrasi kurva standar TMP terdapat
merupakan prekusor dari MDA, karena pada Gambar 2.
sifatnya yang tidak stabil sehingga dijadikan

Gambar 2. Grafik Konsentrasi dan Absorbansi Kurva Standar Tetra Metoksi Propana (TMP)

Hasil uji normalitas kadar MDA pengujian statistik dengan menggunakan


menunjukan sebaran data yang normal ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji
untuk pengujian menggunakan uji LSD. Kadar rata-rata MDA tiap kelompok
normal Shapiro-Wilk (p>0,05). Hasil disajikan pada Gambar 3.

December 2014 (Vol. 1 No. 3)


160 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Gambar 3. Histogram Kadar Rata-Rata Malondialdehida Tiap Kelompok Perlakuan, Tanda


(*) Menunjukan Adanya Perbedaan Signifikan Antar Kelompok Negatif
dan Kelompok Lain

Pada hasil uji LSD pada masing-masing makanan yang terdapat di dalam jaringan
kelompok terlihat bahwa kelompok diantaranya adalah lemak (Guyton., 1997).
negatif memiliki kadar MDA yang berbeda Lemak netral dikatabolisme menjadi asam
signifikan bila dibandingkan dengan semua lemak dan gliserol. Asam lemak merupakan
kelompok dengan nilai p<0,05. Hasil dari bahan bakar utama. Pada keadaan normal,
Gambar 3 menunjukan adanya peningkatan katabolisme asam lemak terjadi di dalam
kadar rata-rata MDA pada kelompok kontrol mitokondria melalui proses yang dikenal
negatif dengan nilai MDA sebesar 0,051 µg/ sebagai ß-oksidasi.
ml. Terjadi perbedaan yang signifikan bila
dibandingkan dengan kelompok normal yang Namun, dalam kondisi kelaparan terjadi
mempunyai kadar rata-rata MDA sebesar peningkatan proses ß-oksidasi pada
0,042 µg/ml. Suarsana (2013) dan Wresdiyati peroksisom yang pada kondisi normal
(2002) menyatakan bahwa tikus yang merupakan jalur minor proses ß-oksidasi
diinduksi dengan menggunakan perenangan (Orellana et al., 1992). Kondisi stres seperti
dan puasa selama 5 hari memiliki kadar rata- puasa dapat meningkatkan jumlah peroksisom
rata MDA pada kelompok negatif yang lebih yang berdampak pada peningkatan oksidasi
tinggi dari kelompok normal. Pada kondisi di peroksisom. Dengan makin meningkatnya
puasa dengan berkurangnya suplai energi aktivitas ß-oksidasi di dalam peroksisom
dari luar tubuh, tubuh berusaha memenuhi jumlah radikal bebas juga meningkat sebagai
kebutuhannya dengan memakai cadangan salah satu hasil samping dari metabolisme

Pharm Sci Res


Wirna Maya Sari, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari 161

(Wresdiyati et al., 1995). ß-oksidasi mungkin secara signifikan bila dibandingkan dengan
dapat berlangsung pada semua sel tubuh, kelompok negatif karena aktivitas antioksidan
tetapi terjadi dengan cepat pada sel hati yang dimiliki. Vitamin E bekerja sebagai
dibandingkan dengan yang lain (Guyton, antioksidan pemutus rantai (chainbreaking
1997). anti-oxidants) yang mencegah terjadinya
tahap propagasi dengan cara donor satu ion
Perenangan yang dilakukan merupakan hidrogen dari grup 6-hidroksil pada cincin
bentuk aktivitas fisik yang dilakukan terhadap kroman yang mampu merubah radikal
tikus. Selama melakukan latihan fisik, peroksil (hasil peroksidasi lipid) menjadi
konsumsi oksigen tubuh meningkat dengan radikal tokoferol yang kurang reaktif sehingga
cepat. Penggunaan oksigen oleh otot selama tidak mampu merusak rantai asam lemak
latihan fisik maksimal dapat meningkat sekitar (Pokorny et al., 2001). Tokoferol menangkap
100–200 kali dibandingkan saat istirahat radikal peroksil lebih cepat daripada radikal
(Chevion et al., 2003). Saat fosforilasi oksidatif peroksil yang akan bereaksi dengan substrat
di dalam mitokondria, oksigen direduksi oleh lipid. Tokoferol akan menjadi radikal bebas
sistem transport elektron mitokondria untuk yang stabil (tocopheroxyl radical). Reaksi
membentuk adenosin trifosfat (ATP) dan air. antara tocopheroxyl radical dan radikal
Selama proses fosforilasi oksidatif ini sekitar peroksil akan menghasilkan dua produk yang
2% molekul oksigen dapat berikatan dengan bersifat stabil yaitu α –tocopherylquinone dan
elektron tunggal yang bocor dari karier epoxyquinone) (O’dunel et al., 1997). Hasil
elektron pada rantai pernafasan, sehingga analisis data juga menunjukan bahwa kontrol
membentuk radikal superoksida (O2) (Singh., positif kuersetin juga memiliki kadar rata-
1992). Tingginya jumlah radikal bebas dalam rata MDA yang berbeda signifikan (p<0,05)
kondisi stres tersebut terdeteksi dengan bila dibandingkan dengan kontrol negatif.
meningkatnya kadar rata-rata MDA pada Kelompok kuersetin memiliki kadar rata-rata
kelompok stres dibandingkan kelompok MDA sebesar 0,042 µg/ml. Dosis kuersetin
kontrol normal pada penelitian ini. yang diberikan adalah 4mg/200gBB.
Kuersetin merupakan antioksidan yang
Hasil analisis data kelompok kontrol positif bekerja dengan mekanisme menangkap
vitamin E juga menunjukan kadar MDA radikal bebas. Kuersetin akan mendonasikan
yang berbeda signifikan bila dibandingkan sebuah atom hidrogen (H) dari gugus hidroksil
dengan kelompok negatif. Hal ini ditunjukan (OH) fenolik saat bereaksi dengan radikal
dengan nilai p<0,05 dan kadar rata-rata MDA bebas (R*). Reaksi ini akan menghasilkan
pada kelompok kontrol vitamin E adalah suatu radikal fenoksil kuersetin (KO*)
0,034 µg/ml. Dosis vitamin E yang diberikan yang kurang reaktif karena (KO*) dapat
pada tikus adalah 18mg/kgBB. Pemberian mengalami perubahan struktur resonansi
vitamin E dapat menurunkan kadar MDA dengan meredistribusi elektron yang tidak

December 2014 (Vol. 1 No. 3)


162 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

berpasangan dalam struktur ikatan rangkap karatenoid yaitu betakaroten (Isabelle et


terkonjugasi pada cincin aromatiknya. KO* al., 2010). Terpenoid golongan karotenoid
akan bereaksi lebih lanjut membentuk senyawa merupakan Chain Breaking Antioxidant.
yang tidak reaktif, yang kemungkinan melalui Karatenoid adalah antioksidan pemutus
reaksi terminasi radikal-radikal (Kurniasari et radikal bebas. Karatenoid bereaksi dengan
al., 2009). Melalui reaksi tersebut, kuersetin radikal peroksil (radikal peroksil merupakan
dapat menghambat peroksidasi lipid yang hasil dari proses peroksidasi lipid) kemudian
diinisiasi oleh radikal bebas. menghasilkan radikal antioksidan yang
tidak reaktif untuk memulai kembali proses
Hasil kadar rata-rata MDA pemberian dosis propagasi radikal bebas. Pembentukan radikal
I,II, dan III dapat dilihat pada Gambar 3. antioksidan dapat terhenti bila beraksi dengan
Hasil menunjukan rataan kadar rata-rata radikal lain dengan membentuk produk yang
MDA dosis I,II,III lebih rendah dan berbeda stabil sehingga dapat memutus rantai radikal
signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini bebas. Satu hal penting mengenai karatenoid
menunjukan bahwa terjadi penurunan kadar bahwa aktivitas antioksidan karotenoid tidak
MDA akibat pemberian fraksi n-Heksana dapat berubah menjadi aktifitas prooksidan
kulit buah H.polyhizus. Semua dosis Fraksi dalam keadaan stres oksidatif yang diinduksi
n-Heksana kulit buah H.polyhizus dapat oleh perenangan (Burton dan Ingold, 1984).
menurunkan kadar MDA hingga tidak berbeda Terpenoid (Gamma Terpinen) menghasilkan
nyata dengan kontrol normal, kontrol positif radikal yang stabil yang disebut dengan
vitamin E dan kuersetin. Kadar rata-rata MDA hidroperoksikal (HOO), kemudian radikal
kelompok dosis I, II, dan III juga menunjukan tersebut akan beraksi secara langsung
tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) antar dengan radikal yang dihasilkan pada
kelompok. Hal ini menunjukan peningkatan proses peroksidasi yaitu radikal lemak
pemberian dosis Fraksi n-Heksana kulit buah (LOO), kedua radikal ini bereaksi sehingga
H.polyhizus tidak memberikan perbedaan dapat mengurangi jumlah radikal bebas.
nyata dalam penurunan kadar MDA. Dengan penghambatan proses peroksidasi lemak
demikian, Dosis I (10mg/200gBB) lebih efektif sangat efektif karena proses terminasi yang
menurunkan kadar MDA pada tikus yang terjadi sangatlah cepat, sehingga dapat
diinduksi stres oksidatif. Hasil dari penapisan menekan pembentukan radikal lebih lanjut
skrining fitokimia menunjukan bahwa (Foti et al., 2003).
fraksi n-Heksana kulit buah H.polyhizus
positif mengandung alkaloid dan terpenoid. Alkaloid diduga turut bertanggung jawab
Terpenoid mempunyai efek antioksidan dan dalam memberikan aktivitas antioksidan.
dapat menurunkan peroksidasi lipid yang Adanya Logam, seperti tembaga dan besi,
terjadi. Berdasarkan penelitian kulit buah yang terdapat dalam sistem biologi akan
H.polyhizus mengandung terpenoid golongan bereaksi dengan H2O2 melalui reaksi Fenton

Pharm Sci Res


Wirna Maya Sari, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari 163

untuk menghasilkan radikal hidroksil (OH-). dosis terendah yaitu dosis 10 mg/200
Radikal hidroksil tersebut dapat menginduksi g BB sudah mampu menurunkan kadar
kerusakan untaian DNA dan kerusakan sel. malondialdehida mendekati kadar MDA
Adanya senyawa alkaloid dapat mencegah kelompok normal dan kontrol vitamin E.
terjadinya kerusakan tersebut dengan bekerja
sebagai scavangers dari radikal hidroksil DAFTAR ACUAN
(OH-) dan pengkelat ion besi (Moura.,
2007; Jang et al., 2009). Alkaloid (Boldine) 1. Budilaksono, W. (2013). Uji Aktivitas
dapat menurunkan kadar malondialdehida Antioksidan Fraksi n-Heksana Kulit
pada tikus yang mengalami stres oksidatif. Buah Naga Merah (Hylocereus Lemairei
Hal ini disebabkan karena alkaloid dapat Britton Dan Rose) Menggunakan Metode
meredam atau mengurangi produksi senyawa DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil).
radikal bebas seperti anion superoksida, Skripsi. Pontianak: Program Studi
hidrogen peroksida dan oksida nitrat. Hasil Farmasi, Universitas Tanjungpura.
penelitian menunjukkan bahwa alkaloid 2. Burton, G.W., & Ingold, K.U. (1984).
dapat menghasilkan efek penghambatan pada Beta Carotene: An Unusual Type Of Lipid
kerusakan oksidatif jaringan dan memulihkan Antioxidant. Science, 224, 569–573.
aktivitas enzim antioksidan endogen (Jang 3. Chevion, S., Moran, D.S., Heled,
et al., 2000). Dengan demikian, fraksi Y., Shani, Y., Regev, G., Abbou, B.,
n-Heksana kulit buah H.polyhizus diduga Berenshtein, E., et al. (2003). Plasma
memiliki aktivitas antioksidan. Namun, perlu antioxidant status and cell injury after
dilakukan penelitian lebih lanjut penelusuran severe physical exercise. Proceedings
mekanisme aksi antioksidan tiap-tiap of the National Academy of Sciences,
senyawa aktif yang menunjukkan aktivitas 10051, 19–23
antioksidan. 4. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia.
KESIMPULAN (3rd ed). Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan 5. Foti, Mc.,  & Ingold, Ku. (2003).
penelitian ini adalah Mechanism of Inhibition of Lipid
1. Fraksi n-Heksana kulit buah H.polyhizus Peroxidation By Gamma-Terpinene,
dapat menurunkan kadar MDA pada tikus An Unusual And Potentially Useful
wistar yang mengalami stres oksidatif. Hydrocarbon Antioxidant. Journal of
2. Dosis fraksi n-Heksana kulit buah Agricultural and Food Chemistry, 51(9),
H.polyhizus yang dapat menurunkan 2758-65.
kadar MDA adalah dosis 10, 20 dan 6. Guyton, C.A. (1997). Buku Teks Fisiologi
30 mg/200 g BB. Dimulai dengan Kedokteran. Jakarta: EGC penerbit buku

December 2014 (Vol. 1 No. 3)


164 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

kedokteran. (2010). Warta Kesra edisi 121/15-30


7. Harjanto. (2005). Pemulihan Stres website: http://www.komnaslansia.go.id/
Oksidatif Pada Latihan Olahraga . Jurnal modules.php?name=News&file=article
Kedokteran YARSI, 12(3), 81-87. &sid=50
8. Isabelle, M., Bee, L.L., Meng, T.L., 14. Kurniasari, B., Aulanni’am & Anna
Woon-Puay, Koh., Dejian, H., Choo, N.O. Roosdiana. (2014). Pengaruh Herbal
(2010). Antioxidant activity and profiles Spray Berbasis Bioaktif Spirulina Sp.
of common fruits in Singapore. Journal Terhadap Kadar Mda Pada Luka Sayatan
Food Chemistry, 123, 77–84. Tikus (Rattus Norvegicus) Dm T1. Kimia
9. Jang, Yoon Young., Song, Jin Ho., Shin, Student Journal, 1(1), 126-132
Yong Kyoo., Han, Euk Soon., Lee, Chung 15. Moura. (2007). Antioxidant Properties
Soo. (2000). Protective Effect Of Boldine Of B-Carboline Alkaloids Are Related To
On Oxidative Mitochondrial Damage In Their Antimutagenic And Antigenotoxic
Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Activities Mutagenesis. Advance Access
Pharmacological Research, 42(4), 361- Publication, Vol. 22 No. 4 .
371. 16. Nawar, W. (1985). Lipids. Didalam :
10. Jang, Moon Hee., Kim, Hyun Young., fennema, O.R (ed). Food Chemistry. New
Kang, Ki Sung., Yokozawa, T., Park, York: Marcel Dekker Inc – Basel
Jeong Hill. (2009). Hydroxyl Radical 17. Nayanatara, A.K., Nagaraja, H.S., &
Scavenging Activities Of Isoquinoline Anupama, B.K. (2005). The Effect Of
Alkaloids Isolated From Coptis Chinensis. Repeated Swimming Stress On Organ
Archives of Pharmacal Research, 32(3), Weights And Lipid Peroxidation In Rats.
341-345. Thai Journal Of Physiological Sciences,
11. Jawi, I., Manuaba, I., Sutirtayasa, I., & Vol 18, No.1.
Muruti, G., (2006). Pemberian Glutamin 18. O’Donnel., Chumley., Hogg.,
Menurunkan Kadar Bilirubin Darah serta Bloodsworth, A., Darley, V.M &Freeman,
Mengurangi Nekrosis Sel-Sel Hati setelah B.A. (1997). Nitric Oxide Inhibition
Pemberian Aktivitas Fisik Maksimal dan of Lipid Peroxidation: Kinetics of
Parasetamol pada Mencit. Dexa Media, Reactions with Lipid Peroxyl Radicals
No. 4, vol 19, 192-195. and Comparison with Tocopherol.
12. Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose, K., Biochemistry, 15216-15223.
Akiyama, K., & Taniguchi, H. (2002) 19. Orellana, M., Fuentes, O., Rosenbluth,
Antioxidants Properties of Ferulic Acid H., Lara, M., & Valdes, F. (1992).
and Its Related Compound. Journal Modulatios of rats liver peroxisomal
of Agricultural and Food Chemistry, and microsomal fatty acids oxidation by
50:2161; 50 (7), 2161-2168. starvation. FEBS, 310, 193-196.
13. Komnas Lansia Penyakit Degeneratif. 20. Prasetyawati, R.C. (2003). Evaluasi

Pharm Sci Res


Wirna Maya Sari, Sri Wahdaningsih, Eka Kartika Untari 165

Daya Antioksidatif Oleoresin Jahe of Agricultural and Food Chemistry, 50,


(Zingiber officinale) Terhadap Aktivitas 81-86.
Superoksida Dismutase (SOD) Hati 26. Suarsana., Wresditati, T., & Suprayogi.
Tikus yang Mengalami Perlakuan Stres. (2013). Respon Stres Oksidatif dan
Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pemberian Isoflavon terhadap Aktivitas
Pertanian Bogor. Enzim Superoksida Dismutase dan
21. Pokorny, J., Yanishlieva, H., & Gordon, Peroksidasi Lipid pada Hati Tikus. Jurnal
M. (2001). Antioxidant In Food: Univ. Udayana. JITV, 18(2), 416-152.
Practical Application. Cambrige 27. Voigt, R. (1995). Buku Pelajaran
England: Woodhead Teknologi Farmasi. Yogyakarta : Gadjah
22. Rodriguez, M.C., Rosenfeld, J., & Mada University Press.
Tarnopolsky, M.A. (2003). Plasma 28. Winarsi, H. (2007). Antioksidan
Malondialdehyde Increases Transiently Alami dan Radikal Bebas: Potensi
Ischemic Forearm Exercise. Medicine dan Aplikasinya dalam Kesehatan.
& Science in Sports & Exercise, 35(11), Yogyakarta: Kanisius.
1859, 65. 29. Wresdiyati, Made, A., Diini., I Ketut.,
23. Puspawati, G.A. (2009). Kajian Aktivitas Savitri, N., & Saptina. (2002). Pengaruh
Proliferasi Limfosit dan Kapasitas Α-Tokoferol Terhadap Profil Superoksida
Antioksidan Sorgum (Sorghum Bicolor Dismutase dan Malondialdehida Pada
L Moench) dan Jewawut (Pennisetum Jaringan Hati Tikus Di Bawah Kondisi
Sp) Pada Tikus Sprague Dawley. Tesis. Stres. Jurnal Veteriner, 13, 111
Bogor: Institut Pertanian Bogor. 30. Wresdiyati, T., & Makita, T. (1995).
24. Singh, V.N. (1992). A Current Perspective Remarkable increase of peroxisomes in
on Nutrition and Exercise. The Journal the renal tubule cells of Japanese monkeys
Of Nutrision, 0022-3166/92 under fasting stress. Pathophysiol, 2,
25. Singh, R.P, Murthy, K.N.C., & 177-182.
Jayaprakasha, G.K., (2002). Studies on 31. Yagi, K. (1994). Free Radical in
Antioxidant Activity of Pomegranate Diagnostic Medicine. Armstrong D,
(Punica granatum) Peel and Seed editor. New York: Plenum Pr.
Extract Using in vitro Model. Journal

December 2014 (Vol. 1 No. 3)

Anda mungkin juga menyukai