BAB I
PENDAHULUAN
merupakan sebuah cara pemastian mutu. Adapun mutu produk obat yang
diproduksi bergantung pada pemenuhan terhadap aspek-aspek CPOB yang ada,
seperti manajemen mutu, personalia (sumber daya manusia), bangunan dan
fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, proses produksi, pengawasan mutu,
inspeksi diri– audit mutu, penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan
kembali produk, dokumentasi, pembuatan dan analisa berdasarkan kontrak
hingga kualifikasi dan validasi (Badan POM, 2012). Sumber daya manusia
sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem pemastian mutu yang
memuaskan dalam rangka pembuatan obat yang konsisten.
Oleh sebab itu, industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan
personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan tiap
tugas (Badan POM, 2012). Karena bergerak di bidang obat – obatan, industri
farmasi menjadikan Apoteker yang adalah ahli obat (expert on drugs) bagian dari
sumber daya manusia/personil yang memegang peranan penting. Menurut
Kepmenkes RI Nomor 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek, apoteker diartikan sebagai sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan
profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai
Apoteker. Adapun pekerjaan kefarmasian yang dimaksud meliputi pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat, pengelolaan obat, pelayanan obat, serta
pengembangan obat, bahan kimia obat (BKO), dan obat tradisional (OT) (PP 51
tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian). Profesi seorang Apoteker memiliki
pengetahuan, keterampilan, etika dan kemampuan yang baik sehingga dapat
menjalankan tanggung jawab dalam sebuah industri farmasi secara profesional.
Pemahaman terkait industri farmasi akan lebih mendalam apabila
mahasiswa dapat secara langsung terjun ke industri guna melihat, mengamati dan
mempelajari peran penting Farmasis atau Apoteker dalam industri farmasi secara
nyata dan mengaplikasikan teori yang telah diterima. Hal tersebut dapat
diwujudkan dalam suatu kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di
Industri Farmasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka calon Apoteker perlu dipersiapkan
dengan melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di industri farmasi
yang telah melaksanakan produksi sesuai dengan CPOB terkini. Fakultas Farmasi
(Program Profesi Apoteker) Universitas Surabaya bekerjasama dengan PT Kimia
Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung sukses untuk menyelenggarakan kegiatan
PKPA yang dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober sampai dengan 30 November
2017 sebagai salah satu upaya untuk membekali tenaga Apoteker yang
berkualitas, berkompeten dan siap terjun ke dunia kerja.