Anda di halaman 1dari 4

YAYASAN STENMANNS

RUMAH SAKIT ST. GABRIEL


KEWAPANTE 86181 – MAUMERE – FLORES – NTT
TELP./ FAX : 0382 2425116 – NO.HP : 081237629456 – EMAIL : rs.stgabriel@yahoo.co.id

APPENDISITIS AKUT
No. ICD X : K.35.9 Acute appendicitis

DEFINISI
Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada apendik, merupakan
salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui, dan jika tidak ditangani segera
dapat menyebabkan perforasi.

ANAMNESIS
Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc
Burney. Apa bila telah terjadi inflamasi (>6 jam) penderita dapat menunjukkan letak
nyeri, karena bersifat somatik.
Gejala Klinis:
a. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi n.vagus.
b. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam sesudahnya, merupakan
kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul saat permulaan.
c. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat dengan vesika urinaria.
d. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita mengalami diare,
timbul biasanya pada letak apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
e. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara
f. 37,5oC - 38,5oC tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi.
g. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan nyeri somatik yang
beragam. Sebagai contoh apendiks yang panjang dengan ujung yang mengalami
inflamasi di kuadran kiri bawah akan menyebabkan nyeri di daerah tersebut, apendiks
retrosekal akan menyebabkan nyeri flank atau punggung, apendiks pelvikal akan
menyebabkan nyeri pada supra pubik dan apendiks retroileal bias menyebabkan nyeri
testikuler, mungkin karena iritasi pada arteri spermatika dan ureter.

PEMERIKSAAN FISIS
Inspeksi
Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi perutnya yang sakit, kembung (+)
bila terjadi perforasi, penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler abses.

Palpasi
a. Terdapat nyeri tekan Mc.Burney
b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
c. Adanya defens muscular.
d. Rovsing sign positif

1
YAYASAN STENMANNS
RUMAH SAKIT ST. GABRIEL
KEWAPANTE 86181 – MAUMERE – FLORES – NTT
TELP./ FAX : 0382 2425116 – NO.HP : 081237629456 – EMAIL : rs.stgabriel@yahoo.co.id

e. Psoas sign positif


f. Obturator Sign positif
Perkusi
Nyeri ketok (+)

Auskultasi
Peristaltik normal, peristaltik (-) pada illeus paralitik karena peritonitis generalisata
akibat appendisitis perforata. Auskultasi tidak banyak membantu dalam menegakkan
diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah terjadi peritonitis maka tidak terdengar bunyi
peristaltik usus.

Rectal Toucher / Colok dubur


 Nyeri tekan pada jam 9-12
 Tanda Peritonitis umum (perforasi) :
a. Nyeri seluruh abdomen
b. Pekak hati hilang
c. Bising usus hilang

Apendiks yang mengalami gangren atau perforasi lebih sering terjadi dengan
gejala-gejala sebagai berikut:
a. Gejala progresif dengan durasi lebih dari 36 jam
b. Demam tinggi lebih dari 38,50C
c. Lekositosis (AL lebih dari 14.000)
d. Dehidrasi dan asidosis
e. Distensi
f. Menghilangnya bising usus
g. Nyeri tekan kuadran kanan bawah
h. Rebound tenderness sign
i. Rovsing sign
j. Nyeri tekan seluruh lapangan abdominal

KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis dan pemeriksaan fisis merupakan dasar penentuan diagnosis appendicitis
akut.

DIAGNOSIS BANDING
a. Cholecystitis akut
b. Divertikel Mackelli

2
YAYASAN STENMANNS
RUMAH SAKIT ST. GABRIEL
KEWAPANTE 86181 – MAUMERE – FLORES – NTT
TELP./ FAX : 0382 2425116 – NO.HP : 081237629456 – EMAIL : rs.stgabriel@yahoo.co.id

c. Enteritis regional
d. Pankreatitis
e. Batu ureter
f. Cystitis
g. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
h. Salphingitis akut

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada pasien dengan apendisitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai leukosit dan
neutrofil akan meningkat, walaupun bukan penanda utama.
2. Pada anak dengan keluhan dan pemeriksaan fisik untuk karakteristik apendisitis
akut, akan ditemukan pada pemeriksaan darah adanya lekositosis 11.000-
14.000/mm
3. dengan pemeriksaan hitung jenis menunjukkan pergeseran kekiri hampir 75%.
4. Jika jumlah lekosit lebih dari 18.000/mm maka umumnya sudah terjadi perforasi
dan peritonitis.
5. Pemeriksaan urinalisa dapat digunakan sebagai konfirmasi dan menyingkirkan
kelainan urologi yang menyebabkan nyeri abdomen.
6. Pertimbangkan adanya kehamilan ektopik pada wanita usia subur, dan lakukan
pengukuran kadar HCG yakin tidak ada di puskesmas.
7. Ultrasonografi telah banyak digunakan untuk diagnosis apendisitis akut maupun
apendisitis dengan abses.

TERAPI
a. Non-farmakologis
1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun melalui
mulut.
3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada dehidrasi.
4. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan untuk mengurangi
bahaya muntah pada waktu induksi anestesi.
5. Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-kurangnya 4-6 jam sebelum
dilakukan pembedahan.
6. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar mengurangi
distensi abdomen dan mencegah muntah.
b. Tata Laksana Farmakologi
1. Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomi
dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik.

3
YAYASAN STENMANNS
RUMAH SAKIT ST. GABRIEL
KEWAPANTE 86181 – MAUMERE – FLORES – NTT
TELP./ FAX : 0382 2425116 – NO.HP : 081237629456 – EMAIL : rs.stgabriel@yahoo.co.id

2. Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan


abses atau perforasi. Insidensi apendiks normal yang dilakukan pembedahan
sekitar 20%.
3. Antibiotik spektrum luas

EDUKASI
Edukasi dilakukan pada pasien dan keluarga mengenai :
– Pengertian Appendisitis
– Tanda dan gejala Appendisitis
Edukasi Post operasi
– Mobilisasi bertahap sedini mungkin
– Diet tinggi kalori dan protein
– Kontrol post operasi

KOMPLIKASI
1. Perforasi appendix
2. Peritonitis umum
3. Sepsis

KRITERIA PULANG
1. Post operasi Appendektomi hari ke 3
2. Tidak ada komplikasi
3. Klinis membaik

PROGNOSIS
Ad vitam ad bonam
Ad fungsional ad bonam

KEPUSTAKAAN
1. Pedoman managemen klinis spesialis bedah umum indonesia
2. Schwartz : Principle of Surgery, 8th ed, Mc Graw Hill, 2004
3. Way LW : Current Surgical Diagnosis and Treatment, 9th ed
4. PMK No.5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis di fasyankes

Anda mungkin juga menyukai