Anda di halaman 1dari 10

SUATU ANALISA KINERJA GAS LIFT PADA SUMUR MIRING DENGAN MENGGUNAKAN

SIMULATOR

Gas lift Performance Analysis In Inclined Well Using Simulator


Oleh:
Rizal Fakhri*

Sari
Adanya kemiringan pada suatu sumur ternyata akan memberikan perubahan terhadap parameter
Produktivitas Indek (PI) dan kehilangan tekanan yang terjadi di tubing. Produktivity Indek adalah suatu parameter
yang secara fisik menyatakan kemapuan mengalirkan fluida dari reservoir ke dasar sumur, sedangkan parameter
kehilangan tekanan ditubing akan mempengaruhi kampuan produksi fluida dari dasar sumur kepermukaan. Gas lift
merupakan suatu metode pangangkatan buatan yang digunakan untuk meningkatkan produksi suatu sumur.
Perubahan parameter yang diakibatkan oleh adanya kemiringan sumur akan mempengaruhi kinerja gas lift. Dalam
peper ini, telah dilakukan percobaan mengenai kinerja gas lift pada berbagai kemiringan sumur yang dibandingkan
dengan kinerja gas lift pada sumur tegak yang mempunyai harga True Vertical Depth (TVD) yang sama.

Kata kunci: Gas lift, PI, kehilangan tekanan di tubing, TVD, dan sumur miring.

Abstraction
Degree of Inclination in directional well could change produktivity index and pressure loss in tubing.
Physically, produktivitas index is ability to transfer fluid from reservoir to bottom of the well bore and the ability to
transfer fluid from bottom of the well bore to surface is affected by pressure loss in tubing. Gas lift is one of
artificial lift methods by injecting gas through tubing. Gas lift application will increase well production. Change of
parameters in inclined well will affect the gas lift performance. This paper studies the gas lift performance in
inclined well with various condition and the result were compared to vertical well.

Keywords: Gas lift, PI, Pressure loss in tubing, TVD, inclined well.

* Mahasiswa Program Study Perminyakan

I. PENDAHULUAN titik injeksi gas lift sehingga produksi diperoleh lebih


1.1 Latar Belakang. banyak. Berdasarkan cara penginjeksian gas kedalam
Adanya peningkatan kemiringan pada suatu tubing terdapat dua jenis gas lift:
sumur ternyata akan menghasilkan perubahan pada 1. Continuous gas lift, dimana gas diinjeksikan
harga Produktivitas Indek, PI, dan kehilangan tekanan secara terus-menerus ke dalam tubing.
yang terjadi di tubing. Dari hasil penurunan persamaan 2. Intermitem gas lift, dimana gas diinjeksikan
yang telah dilakukan, dijelaskan kemudian, secara berkala kedalam tubing.
menunjukkan bahwa adanya kemiringan sumur pada Dalam paper ini, pembahasan akan dibatasi pada
interval produktif akan meningkatan PI suatu sumur Continuous gas lift saja.
dan dan adanya kemiringan tubing akan meningkatan
kehilangan tekanan yang terjadi di tubing. Peningkatan 1.2 Gas lift Performace Curve (GLPC) .
PI akan menguntungkan karena dengan harga tekanan Untuk menganalisa kinerja suatu sumur gas lift
well bore, Pwf, yang sama dengan sumur tegak akan , maka harus dibuat suatu kurva yang bernama Gas lift
mengahasilkan produksi lebih banyak ke dasar sumur Performance Curve (GLPC) dimana Gambar 1.1 adalah
namun peningkatan kehilangan tekanan yang terjadi di contoh suatu kurva GLPC. GLPC adalah suatu kurva
tubing akan mengurangi kemampuan produksi ke yang menyatakan hubungan antara besarnya gas yang
permukaan. diinjeksikan dengan besarnya produksi yang diperoleh.
Gas lift adalah salah satu metode Dengan GLPC, maka dapat ditentukan suatu laju injeksi
pengangkatan buatan yang digunakan pada sumur gas optimal yang akan menghasilkan suatu peningkatan
minyak untuk meningkatkan kemampuan produksi produksi maksimal. Dari grafik tersebut dapat dilihat
fluida dari dasar sumur ke permukaan. Prinsip dari gas bahwa produksi maksimal sebesar 2860 stb/d dicapai
lift adalah menurunkan tekanan di dalam tubing pada pada suatu laju injeksi gas optimal sebesar 0.4 mmscf/d.

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 1


Kinerja gas lift pada tiap-tiap sumur akan berbeda-beda, kerusakan formasi, maka persamaan PI pada persamaan
sangat bergantung dari karakteristik suatu sumur dan (1) menjadi:
formasinya. Baik buruknya kinerja suatu gas lift
bergantung dari seberapa besar peningkatan produksi 0.00708k h Pr
cos θ kro
PI ' =
[ ]∫
yang dihasilkan akibat adanya pemasangan gas lift. dp ............(3)
( Pr − Pwf ) ln(.42 re ) Pwf
µ o Bo
rw
2900

2850 dimana PI’ adalah Produktivitas Indek pada sumur


miring dengan sudut kemirngan θ .
produksi, stb/d

2800
Dengan menggunakan hubungan perbandingan dapat
2750 dihitung hubungan antara PI dengan PI’:
Peningkatan
2700 produksi
Recall persamaan (1) dan (3)
2650
0.00708k h Pr
cosθ kro
[ ∫ ]
2600
dp
PI ' ( Pr − Pwf ) ln(.42 rw) Pwf µ o Bo
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
re
Q injk,mmscfd
= Pr
PI 0.00708kh kro

Gambar 1.1 Gas lift Performance Curve.

1.3 Asumsi Percobaan.


[
( Pr − Pwf ) ln(.42 re ) Pwf µ o Bo
rw
]dp

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam


PI ' 1
percobaan ini adalah =
1. Injeksi dilakukan pada MD sumur yang PI cos θ
diteliti. PI
2. karakteristik reservoir seragam, properties PI (θ )' = ………………………....................(4)
fluida reservoir seragam, dan tidak terjadi cos θ
kerusakan formasi
Dari persamaan 4, dapat disimpulkan bahwa
II. LANDASAN TEORI kemiringan sumur dapat meningkatkan produktivitas
2.1 Penurunan persamaan hubungan PI dengan indek.
Kemiringan sumur.
Besarnya produktivitas indek dihitung dengan
menggunakan persamaan:

Pr
0 .00708 kh kr o
PI =
[
( Pr − Pwf ) ln(. 42 re )+s ] ∫
Pwf
µ o Bo
dp ..(1)
rw
h’
h
persamaan diatas berlaku untuk sumur tegak. Gambar θ
2.1 memperlihatkan kondisi lubang sumur miring yang
menembus lapisan produktif. Pada sumur tegak, asumsi
perforasi sepanjang ketebalan “h”, minyak akan masuk
ke lubang sumur tegak sepanjang ketebalan interval
produktif “h”, namun pada sumur miring dengan Gambar 2.1 Skematik lubang sumur miring pada
kemiringan θ , minyak akan masuk ke lubang sumur interval produktif.
sepanjang interval “h’”, dimana hubungan antara h
dengan h’ adalah: 2.2 Kehilangan tekanan yang terjadi di dalam
tubing.
h Ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya
h' = ………………………….........................(2) kehilangan tekanan yang terjadi di tubing, yaitu:
cos θ • Kehilangan tekanan akibat elevasi
• Kehilangan tekanan akibat friksi
Dengan asumsi karakteristik reservoir seragam, sifat –
• Dan kehilangan tekanan akibat kecepatan
sifat fluida reservoir seragam, dan tidak terjadi

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 2


Dimana kontribusi dari masing-masing kehilangan Dari persamaan diatas, diketahui bahwa Sumur miring
tekanan diatas berbeda-berbeda, bergantung dari fluida akan mempunyai MD yang lebih besar dari pada sumur
yang diproduksikan. Tabel 2.1 memperlihatkan tegak sehingga merujuk ke persamaan 8 dan 9, sumur
kontribusi dari masing-masing kehilangan tekanan, baik miring akan menghasilkan kehilangan tekanan akibat
yang terjadi pada sumur gas maupun yang terjadi pada friction dan acceleration yang lebih besar dibandingkan
sumur minyak. dengan sumur tegak. sehingga total kehilangan tekanan
akan bertambah. Gambar 2.2 memperlihatkan skematik
Tabel 2.1 Persentase kehilangan tekanan yang terjadi di sumur tegak dan sumur miring yang akan
tubing1). dibandingkan.
% Pressure Loss
Componen Oil Gas 2.3 Pengaruh kemiringan terhadap Liquid hold-up.
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan oleh
Elevation 70-90 20-50 Begg and Brill4) menyatakan adanya pengaruh
friction 10-30 30-60 perubahan liquid hold-up akibat perubahan sudut
Acceleration 0-10 0-10 kemiringan pipa. Gambar 2.2 merupakan grafik
hubungan antara liquid hold-up dengan besarnya sudut
Secara matematis seluruh kehilangan tekanan ditubing kemiringan. Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa
dinyatakan dengan persaman. liquid hold-up terbesar diperoleh pada sudut kemiringan
450.
(∆P)total = (∆P)elevation+ (∆P) friction + (∆P)acceleration ..(5) Parameter liquid hold-up berpengaruh
terhadap besarnya densitas campuran fluida yang
mengalir dalam pipa dan akan mempengaruhi pola
dimana kehilangan tekanan masing-masing komponen aliran yang terjadi.
dinyatakan dalam persamaan matematis dibawah ini:

(∆P )elevation = ρ m g (∆z ) ........................................(6)


gc

Pada sumur tegak dengan sumur miring yang


mempunyai kedalaman True Vertical Depth (TVD)
yang sama akan mempuyai harga ( ∆z ) sama sehingga
kehilangan tekanan yang terjadi akibat elevasi, baik
pada sumur miring maupun sumur tegak adalah sama.
Kehilangan tekanan akibat friksi dan kecepatan
dinyatakan dalam persamaan matematis dibawah ini:

fρ m 2
(∆P ) friction = v ( MD) .................................(7)
2gcd

ρ mv
(∆P )Accelerati on = (MD ) ...............................(8)
gc

MD merupakan singkatan dari Meansure Depth yang


menyatakan panjang tubing dari formasi ke permukaan.
Perlu diingat bahwa pada sumur tegak dan sumur Gambar 2.2 Hubungan antara liquid-hold-up dengan
miring yang mempunyai TVD yang sama, akan inclinasi 4).
mempunyai harga MD yang berbeda. Pada sumur
tegak, harga MD adalah sebesar TVD, sedangkan pada 2.4 Pola Aliran dua fasa yang terjadi pada sumur
sumur miring dengan Kick Of Point, KOP, pada gas lift continuous.
kedalaman tertentu, harga MD adalah sebesar: Dari hasil percobaan yang dilakukan oleh
Hendra3), menunjukkan bahwa terjadi perubahan pola
MD = KOP + (TVD − KOP ) cosθ ....................(9)
aliran didalam tubing seiring dengan bertambah
besarnya injeksi gas kedalam tubing. Pola aliran

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 3


berubah dari pola aliran bubble menjadi slug dan data yang digunakan, maka terdapat dua kategori data
selanjutnya annular. Gambar 2.4 adalah GLPC yang digunakan. Pertama data tetap, yaitu data sumur
memperlihatkan adanya perubahan pola aliran yang yang digunakan untuk perhitungan GLPC yang tidak
terjadi seiring dengan peningkatan besar laju injeksi gas diubah-ubah selama percobaan. Adapun contoh data
kedalam tubing. Dari gambar tersebut dapat kita lihat sumur tetap adalah seperti yang telihat dalam Tabel
bahwa peningkatan produksi terbesar terjadi pada saat 3.2. Kategori data yang kedua adalah data tidak tetap.
pola aliran slug dan penurunan peningkatan produksi Yang dimaksud data tidak tetap disini adalah data yang
mulai terjadi pada saat pola aliran berubah menjadi pola diubah-ubah untuk melihat pengaruhnya terhadap
aliran annular. kinerja gas lift pada sumur miring. Adapun data tidak
tetap adalah harga PI dan tekanan statik reservoir.
Perubahan data ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
Sumur Sumur
Lurus Miring gas lift pada sumur miring pada berbagai kondisi. Perlu
diingat bahwa dalam percobaan ini juga dilakukan
koreksi terhadap adanya perubahan kemiringan sumur
terhadap perubahan harga PI suatu sumur. Dari data
yang telah disebutkan diatas, maka dihitung Gas lift
Performace Curve (GLPC) pada berbagai kondisi
sumur yang dikaji. Dari GLPC yang dihasilkan dihitung
berapa besar peningkatan produksi yang dihasilkan oleh
masing-masing kondisi.

KOP 3.2 Prosedure Penelitan


Untuk mengetahui kinerja gas lift pada sumur
MD miring dan untuk menjelaskan berbagai fenomena yang
θ
MD terjadi pada gas lift pada sumur miring, maka dilakukan
TVD percobaan sebagai berikut:
1. Analisa kinerja gas lift pada tubing yang
miring.
2. Pengaruh besarnya PI terhadap kinerja gas lift
3. Pengaruh Ukuran ID tubing yang digunakan
terhadap kinerja gas lift.
4. Perhitungan perubahan PI pada sumur miring
5. Perbandingan kinerja Gas lift pada sumur
Gambar 2.3 Skematik sumur tegak dan sumur miring tegak dan sumur-sumur miring pada berbagai
yang diabandingkan dalam percobaan ini. kemiringan sumur.
6. Perbandingan kinerja Gas lift pada sumur
2300
tegak dan sumur-sumur miring pada berbagai
kemiringan sumur. Pada berbagai kondisi
Produksi, stb/d

1800
sumur yang berbeda.
1300 Dari data yang telah dibahas sebelumnya,
untuk masing-masing kondisi diatas dibuat GLPC pada
800
berbagai kondisi sumur dengan menggunakan
300 perangkat lunak pipesim. Ploting hasil keluaran
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
perhitungan dengan menggunakan perangkat lunak
Q injk, mmscf/d
pipesim di-plot dengan menggunakan MS Excell hingga
Bubbly slug Annular menjadi suatu garfik/kurva GLPC. Dari GLPC yang
Gambar 2.4 Pola alir yang dibentuk berdasarkan dihasilkan, dilakukan analisa kinerja gas lift.
besarnya penginjeksian gas kedalam tubing3).
Table 3.2 Data tetap percobaan.
III. METODELOGI Fluid properties
3.1 Data yang digunakan
Data yang digunakan dalam Percobaan ini Water cut 70 %
adalah data hipotetik yang dianggap mewakili suatu GOR 100 scf/stb
sumur minyak. Data yang digunakan adalah data sumur Gas SG 0.65
yang diperlukan untuk perhitungan GLPC. Ditinjau dari

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 4


Water SG 1.02 Hasil Percobaan
Hasil percobaan adalah Gambar 4.1.
Oil API 30
Pb 2647 Psi 4.2 Pengaruh PI terhadap Kinerja gas lift.
Data percobaan.
Well bore Data
Data Data yang digunakan dalam percobaan
Pwh 100 psi ini adalah data yang terdapat dalam bahasan
Temperature WH 100 F metodelogi. Sensitivitas PI yang diujikan dalam
percobaan ini adalah sebesar (2, 2.3, 2.82, dan 4)
KOP 1000 Ft stb/d/psi dan besarnya ID tubing yang digunakan adalah
TVD 3000 Ft 1.998”.
Flow correlation Begg and Brill
Hasil percobaan.
Reservoir data Hasil percobaan adalah Gambar 4.2.
Reservoir temperature 200 F
1600
3.3 Skematik Sumur Percobaan
1300
Gambar 3.3 memperlihatkan posisi sumur-

Produksi, stb/d
0
sumur percobaan pada berbagai kemirngan. 1000
30
45
700
60
400

100
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Q injk, mmscf/d

Gambar 4.1 GLPC Sensivitas kemiringan sumur.


KOP
4.3 Pengaruh perubahan ID tubing terhadap kinerja
θ Gas lift.
Data percobaan.
Data yang digunakan dalam percobaan ini
Gambar 3.3 Posisi sumur-sumur percobaan pada adalah data yang terdapat dalam bahasan metodelogi.
berbagai kemiringan. Sensitivitas ID tubing yang diujikan dalam percobaan
ini adalah sebesar (1.995”, 2.441”, 2.992”, dan 3.958”)
VI. PERCOBAAN PI yang digunakan adalah 2 stb/d/psi.
Pada bagian awal diri percobaan, dilakukan
percobaan sensitivitas berbagai parameter yang terkait Hasil Percobaan.
dengan kinerja gas lift pada sumur miring. Adapun Gambar 4.3 merupakan hasil percobaan.
parameter tersebut adalah: Sensitivitas Inclinasi, PI, dan
ID tubing. Percobaan selanjutnya adalah percobaan 4.4 Perhitungan perubahan PI pada sumur miring.
kinerja gas lift pada sumur miring dengan Data percobaan.
memperhitungkan koreksi adanya perubahan harga PI Pada percobaan ini harga PI yang digunakan
sebagai akibat adanya kemiringan pada interval pada sumur tegak adalah 2 stb/d/psi. Dengan
produktif. kemuduian percobaan dilanjutkan pada menggunakan persamaan (6), maka dihitung perubahan
percobaan berbagai kondisi lainya dengan mengubah- PI sebagai akibat dari adanya inclinasi.
ngubah harga PI dan Ps.
Hasil percobaan.
4.1 Sensitivitas Inclinasi sumur. Tabel 4.1 merupakan hasil percobaan.
Data Percobaan.
Data yang digunakan dalam percobaan ini 4.5 Kinerja Gas lift pada sumur miring.
adalah data yang terdapat pada bahasan metodelogi. Data percobaan.
Harga PI yang digunakan dalam percobaan ini adalah Data yang digunakan dalam percobaan ini
sebesar 2 stb/d/psi. Besarnya ID tubing yang digunakan adalah data yang terdapat dalam bahasan metodelogi.
adalah 1.998”. Dalam percobaan ini dilakukan koreksi perubahan PI

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 5


dikarenakan adanya kemiringan sumur. Koreksi dari adalah 2500 psi. Dan ID tubing optimal berubah
tiap-tiap kemiringan adalah seperti yang terdapat dalam menjadi 2.992”.
table 4.1. ID tubing yang digunakan adalah 1.995”.
Hasil Percobaan
Hasil Percobaan. Gambar 4.5 merupakan hasil percobaan.
Gambar 4.4 merupakan hasil percobaan.
ID tubing = 1.995"
2300
2000
Produksi, stb/d

1800 1800
1600
1300 1400

Produksi, stb/d
0
1200
800 30
1000
45
800
300 60
600
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
400
Q injk, mmscf/d
200
PI; 2 2.3 2.8 4 0
0 0.5 1 1.5
Gambar 4.2 GLPC dengan sensitivitas PI. Q injk, mmscf/d

Tabel 4.1 Koreksi perubahan PI sebagai akibat dari Gambar 4.4 GLPC dengan sensitivitas sudut
adanya kemirngan sumur pada interval produktif. kemiringan dimana dilakukan koreksi perubahan harga
PI, PI sumur tegak = 2 stb/d/psi, pada kondisi Ps=1500
Sudut PI, psi.
kerniringan stb/d/psi
Percobaan Pada kondisi tekanan reservoir tinggi, Ps
0 2
= 2500 psi.
30 2.3 Data percobaan.
45 2.8 Data yang digunakan dalam percobaan ini
60 4 adalah data yang terdapat dalam bahasan metodelogi.
Dalam percobaan ini dilakukan koreksi perubahan PI
dikarenakan adanya kemiringan sumur. Koreksi dari
2600 tiap-tiap kemiringan adalah seperti yang terdapat dalam
table 4.1. Tekanan Statik Reservoir, Ps, yang digunakan
Produksi, stb/d

2100
adalah 2500 psi. Dan ID tubing optimal berubah
1600 menjadi 2.992”.
1100
Hasil Percobaan
600
Gambar 4.5 merupakan hasil percobaan.
100
0 2 4 6 8 10
Pengujian pada harga PI tinggi, PI sumur tegak = 4
Q injk, mmscf/d
stb/d/psi.
1.995" 2.441" 2.992" 3.958" Data Percobaan.
Perubahan data dilakukan terhadap harga PI
Gambar 4.3 GLPC dengan sensitivitas ID tubing. sumur tegak menjadi 4 stb/d/psi. sehingga PI masing
sumur miring pada berbagai sudut kemiringan adalah
Percobaan Pada kondisi tekanan reservoir tinggi, Ps seperti yang terdapat dalam Tabel 4.2. perubahan PI ini
= 2500 psi. menyebabkan perubahan ID tubing optimal menjadi
Data percobaan. 2.441”.
Data yang digunakan dalam percobaan ini
adalah data yang terdapat dalam bahasan metodelogi. Hasil percobaan
Dalam percobaan ini dilakukan koreksi perubahan PI Gambar 4.6 merupakan hasil percobaan.
dikarenakan adanya kemiringan sumur. Koreksi dari
tiap-tiap kemiringan adalah seperti yang terdapat dalam
table 4.1. Tekanan Statik Reservoir, Ps, yang digunakan

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 6


Percobaan Pada kondisi harga Ps tinggi, 2500 psi ID tubing =3.958"
dan harga PI tinggi, PI sumur tegak = 4 stb/d/psi.
12000
Peubahan data sumur dilakukan terhadap 11000
harga Ps, menjadi 2500 psia, dan harga PI sumur tegak, 10000

Produksi, stb/d
mejadi 4 stb/d/psi. Perubahan data ini menyebabkan 9000 0
30
perubahan harga ID tubing optimal menjadi 3.958” data 8000
45
sumur lainya adalah seperti percobaan sebelumnya. 7000
60
6000
5000
Hasil Percobaan 4000
Gambar 4.7 merupakan hasil percobaan. 0 2 4 6 8
Q injk, mmscf/d

ID tubing = 2.992" Gambar 4.7 GLPC dengan sensitivitas sudut


6000
kemiringan dimana dilakukan koreksi perubahan harga
5500 PI, PI sumur tegak = 4 stb/d/psi, pada kondisi Ps=2500
5000 psi.
Produksi, stb/d

4500 0
30
4000
45 VII. PEMBAHASAN
3500

3000
60
Gambar 4.1 merupakan GLPC dengan
2500
kemiringan sebagai sensitivitasnya. Besarnya sudut
2000 kemiringan yang diteliti adalah 00, 300, 450, dan 600 .
0 1 2 3
Q injk, mmscf/d
4 5
Sudut kemiringan ini adalah sudut kemiringan yang
biasa digunakan pada sumur miring. Dari gambar 4.1
Gambar 4.5 GLPC dengan sensitivitas sudut dapat kita lihat bahwa semakin besar kemiringan tubing
kemiringan dimana dilakukan koreksi perubahan harga maka akan semakin kecil gas injeksi yang diperlukan
PI, PI sumur tegak = 2 stb/d/psi, pada kondisi Ps=2500 untuk mencapai laju injeksi optimal. Lebih sedikitnya
psi. gas injeksi optimal ini dikarenakan sumur miring
mendapat kehilangan tekanan yang lebih besar dari
ID tubing = 2.441" pada sumur tegak sehingga minyak yang melalui tubing
akan melepaskan gas yang lebih banyak daripada sumur
3500
tegak. banyaknya gas dalam tubing ini menyebabkan
3000
banyaknya gas optimal yang dapat dialirkan kedalam
2500
Produksi, stb/d

0 tubing menjadi lebih sedikit karena pola aliran anular


2000 30
45
lebih cepat dicapai pada penginjeksian gas pada sumur
1500
60 miring. Lebih sedikitnya gas yang dapat diinjeksikan
1000
kedalam tubing menyebabkan penurunan tekanan alir
500
pada titik injeksi menjadi lebih kecil, lebih kecilnya
0
0 0.5 1 1.5 2
penurunan tekanan di titik injeksi gas lift menyebabkan
Q injk, mmscf/d peningkatan produksi yang dihasilkan lebih sedikit.
Gambar 4.2 merupakan GLPC dengan PI
Gambar 4.6 GLPC dengan sensitivitas sudut
sebagai sensitivitasnya. Dari gambar tersebut, dapat kita
kemiringan dimana dilakukan koreksi perubahan harga
lihat bahwa perubahan PI akan memberikan perubahan
PI, PI sumur tegak = 4 stb/d/psi, pada kondisi Ps=1500
terhadap kinerja gas lift, dimana semakin besar PI suatu
psi.
sumur maka semakin besar peningkatan produksi yang
dihasilkan. Peningkatan produksi yang lebih besar ini
Tabel 4.2 Koreksi perubahan PI sebagai akibat dari
terjadi karena pada PI yang lebih besar, penurunan
adanya kemiringan sumur pada interval produktif.
tekanan Pwf yang sama akan menghasilkan peningkatan
produksi yang lebih besar.
Sudut PI,
Gambar 4.3 merupakan GLPC dengan ID
kerniringan stb/d/psi
tubing sebagai sensitivitasnya. Dari gambar tersebut
0 4 dapat kita lihat bahwa semakin besar ID tubing maka
30 4.6 akan semakin besar pula peningkatan produski yang
45 5.6 dihasilkan oleh suatu sumur gas lift. Lebih besarnya
60 8 peningkatan produksi yang diperoleh pada ID tubing
yang lebih besar dikarenakan pada ukuran ID tubing
yang lebih besar, kehilangan tekanan akibat friksi

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 7


berkurang dan gas dapat dinjeksikan lebih banyak dikarenakan adanya perubahan ID tubing yang
kedalam tubing sehingga peningkatan produksi yang meningkatkan kinerja sumur gas lift.
diperoleh menjadi lebih besar. Pengujian sensitivitas
kemiringan, PI, dan ID tubing perlu dilakukan karena

Peningkatan Produksi, stb/d


1120
nantinya dapat menjelaskan berbagai fenomena yang
1100
terjadi pada gas lift sumur miring.
1080
Seperti yang telah dijelaskan pada landasan
teori bahwa adanya kemiringan sumur pada interval 1060

produktif akan menyebabkan perubahan harga PI suatu 1040

sumur. Sehingga diperlukkan koreksi perubahan PI 1020

pada sumur miring. Tabel 4.1 memperlihatkan hasil 1000


0 20 40 60 80
koreksi perubahan PI pada berbagai kemiringan sumur
Inclinasi, derajat
yang diteliti pada percobaan ini. Persamaan yang
digunakan dalam perhitungan ini adalah persamaan 4
Gambar 5.1 Peningkatan produksi yang diperoleh
yang terdapat dalam landasan teori.
sumur gas lift pada berbagai sudut kemiringan. kondisi
Setelah dilakukan koreksi perubahan PI, maka
Ps= 1500 psi dengan koreksi perubahan PI akiabat
percobaan kinerja sumur gas lift pada berbagai
adanya Inclinasi, PI sumur tegak = 2 stb/d/psi.
kemiringan sumur dapat dilakukan. Gambar 4.3
merupakan GLPC hasil percobaanya. Sepeti yang telah

Peningkatan Produksi, stb/d


dijelaskan pada Bab Pendahuluan bahwa kinerja suatu 1300
gas lift dinilai dari seberapa besar peningkatan produksi 1250
yang dihasilkan. Berdasarkan ploting peningkatan 1200
1150
produksi terhadap besarnya kemiringan sumur
1100
menunjukkan bahwa peningkatan produksi cenderung 1050
menurun seiring dengan bertambahnya kemiringan 1000
sumur. Plot hasil peningkatan produksi terhadap 950
besarnya inclinasi dapat dilihat pada gambar 5.1. Dari 900
0 20 40 60 80
gambar tesebut juga dapat dilihat bahwa pada sekitar
sudut kemiringan 45, kapasitas peningkatan produksi Inclinasi, derajat

meningkat dibandingkan dengan peningkatan produksi


yang dihasilkan pada kemiringan lainya. Peningkatan Gambar 5.2 Peningkatan produksi yang diperoleh
ini diakibatkan oleh perubahan liquid hold-up sebagai sumur gas lift pada berbagai sudut kemiringan. kondisi
akibat dari perubahan inclinasi tubing. seperti yang Ps= 2500 psi dengan koreksi perubahan PI akiabat
dijelaskan pada Bab Landasan Teori bahwa liquid hold- adanya Inclinasi, PI sumur tegak = 2 stb/d/psi.
up mencapai harga maksimal pada kemiringan sekitar
450. Pada sudut kemiringan lebih besar dari 45 terjadi Pengujian Pada PI tinggi, PI sumur tegak = 4
penurunan peningkatan produksi. Ini terjadi karena stb/d/psi.
pada sudut kemiringan lebih besar dari 45 derajat Gambar 5.3 adalah grafik hubungan antara
terjadi penurunan liquid hold-up dan peningkatan peningkatan produksi terhadap sudut kemiringan. Pada
kehilangan tekanan yang membuat gas lebih banyak kondisi ini dapat kita lihat bahwa profil penurunan
dilepaskan yang membuat injeksi gas lebih sedikit peningkatan produksi yang tejadi adalah sama dengan
sehingga perolehan peningkatan produksi lebih hasil percobaan sebelumnya.
menurun.
Pengujian pada tekanan reservoir tinggi, Ps = 2500
Pengujian Pada Ps tinggi, 2500 psi. psi dan harga PI tinggi, PI sumur tegak = 4 stb/d/psi.
Perlu diingat bahwa peningkatan tekanan Pada kondisi tekanan statik reservoir tinggi,
reservoir membuat ukuran ID tubing optimal berubah 2500 psi, dan harga PI yang tinggi. Performance gas lift
menjadi 2.992”. Gambar 5.2 mempelihatkan besarnya pada sumur miring lebih baik dari pada sumur tegak.
peningkatan produksi yang dihasilkan pada berbagai Sedangkan pada kondisi lainya yang diujikan, kinerja
sudut kemiringan. Dari gambar 5.2 dapat kita lihat gas lift pada sumur tegak lebih baik jika dibandingkan
bahwa peningkatan produksi cenderung menurun pada sumur miring.
seiring dengan peningkatan inclinasi sumur. Meskipun Perubahan yang tinggi terhadap kondisi
pada kondisi ini penurunan yang terjadi tidak begitu tekanan reservoir dan PI, meyebabkan perubahan ID
segnifican. Perubahan yang tidak telalu segnifican ini tubing optimal menjadi sangat besar, 3.958”. Perubahan
ID tubing yang besar ini memberikan efek yang besar
pula terhadap kinerja gas lift. Sehingga pada kondisi ini

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 8


kinerja gas lift pada sumur miring lebih baik 5. Pada kondisi tekanan reservoir yang tinggi dan
dibandingkan dengan sumur tegak. harga PI yang tinggi, kenerja gas lift sumur
Dari beberapa sudut kemiringan yang diujikan, miring lebih baik dibandingkan sumur tegak.
sudut kemiringan 45, menunjukkan kinerja gas lift 6. Kinerja gas lift sumur miring terbaik terjadi
sumur miring terbaik. Karena dari semua sudut pada sudut kemiringan 45 derajat.
kemiringan yang diujikan menunjukkan peningkatan
produksi terbesar sumur miring gas lift terjadi pada 6.2 Saran
sudut kemiringan 45. Pada sumur miring yang ingin diterapkan
metode pengangkatan buatan, gas lift, sebaiknya dipilih
kemiringan sumur sebesar 450.
2100
Peningkatan Produksi, stb/d

2050
2000 VII. DAFTAR PUSTAKA
1950 1. Beggs, H. Dele: Production Optimation Using
1900 Nodal Analysis, OGCI Publiction, Tulsa,
1850
1800
1991.
1750 2. Brown K.E: The Technologi Artificial Lift
1700 Methods, Volume 2a, PennWell Publishing
0 10 20 30 40 50 60 Compeny, Tulsa, 1982
Inclinasi, derajat 3. Hendra H. P: Analisa Aliran Fluida dua fasa
pada sumur gas lift continyu, ITB, Bandung,
Gambar 5.3 Peningkatan produksi yang diperoleh 2006.
sumur gas lift pada berbagai sudut kemiringan. kondisi 4. Beggs, H. Dele, Brill, James P: A Study of
Ps= 1500 psi dengan koreksi perubahan PI akiabat Two Phase Flow in Incline Pipes, Tulsa, 1973
adanya Inclinasi, PI sumur tegak = 4 stb/d/psi.
Daftar Simbol
2400
Peningkatan Produksi,

PI =Kemampuan Suatu reservoir


2300
mengalirkan fluida dari Reservoir ke
2200 well bore.
stb/d

2100 TVD =Kedalaman sumur di ukur secara


2000
vertical.
GLPC =Kurva yang digunakan untuk
1900
0 10 20 30 40 50 60
mengatahui kinerja suatu sumur gas
Inclinasi, derajat
lift.
Q injk =Laju injeksi gas kedalam tubing,
Gambar 5.4 Peningkatan produksi yang diperoleh MMscf/d.
sumur gas lift pada berbagai sudut kemiringan. kondisi MD =Kedalaman sumur berdasarkan
Ps= 2500 psi dengan koreksi perubahan PI akiabat panjang tubing, ft.
adanya Inclinasi, PI sumur tegak = 4 stb/d/psi. k =Pemeabilitas.
h =Ketebalan interval produktif pada
sumur urus.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN h’ =Ketebalan interval produktif pada
6.1 Kesimpulan sumur miring.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan Pr =Tekanan reservoir
beberapa kesimpulan sebagai berikut: Ps =Tekanan statik reservoir.
1. Produktivitas Indek sumur miring lebih besar Pb =Tekanan gelembung
dibandingkan produktivitas indek sumur tegak. re =Jari-jari pengurasan reservoir.
2. Adanya kemiringan tubing menyebabkan gas rw =Jari-jari sumur.
yang dapat diinjeksikan kedalam tubing s =Parameter yang menyatakan
menjadi lebih sedikit. kerusakan suatu sumur.
3. Peningkatan Produktivity Indek membuat µ =Viskositas fluida.
kinerja gas lift semakin baik. Bo =Faktor yang menyatakan besarnya
4. Peningkatan ID tubing membuat kinerja gas perbandingan besarnya volume
lift semakin baik. minyak di reservoir dan dipermukaan.
Pwf =Tekanan alir dasar sumur.

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 9


θ =Kemiringan sumur.
(∆P)total =Total kehilangan tekanan yang
diakibatkan oleh elevasi, friksi,
acceration.
(∆P )elevation =Kehilangan tekanan akibat adanya
ketinggian.
(∆P ) friction =Kehilangan tekanan akibatnya
adanya gesekan.
(∆P )acceleration =Kehilangan tekanan akibat adanya
kecepatan.
ρm =Densitas campuran liquid dan gas.
g =Gravitasi.
∆z =Ketinggian secara vertical.
gc =Factor konversi ke English
engineering system.
f =Fanning factor.
d =Diameter pipa.
v =Kecepatan.
KOP =Kedalaman terjadinya kemiringan.
GOR =Perbandingan antara gas dengan
minyak.
SG gas =Perbandingan antara densitas gas
dengan densitas udara.
Water SG =Perbandingan antara densitas liquid
dengan densitas air.
API =Standar densitas minyak yang
digunakan dalam industri
perminyakan.
Well head =Kepala sumur.
ID =Diameter dalam suatu tubing.

Rizal Fakhri, 1220303, Sem1 2007/2008 10

Anda mungkin juga menyukai