Anda di halaman 1dari 4

PETERNAKAN HENDAK BERSIH, TIDAK BERBAU

Secara fisik, peningkatan mutu bisa dilakukan dengan melakukan filtrasi. Metode sederhana
yang bisa dilakukan yaitu menjernihkan air lewat pengendapan dan penyaringan bertingkat pada
media batu kerikil, pasir, ijuk dan karbon aktif yang disusun bertumpuk secara berlapis.

Penambahan tawas, kaporit atau klorin dilakukan sebagai bahan pengendap atau koagulan
partikel didalam air. Selain itu, klorin juga berperan untuk mengatasi keberadaan bakteri E. coli.

Ir Hadi Santosa
Tentu saja, perlakuan air tersebut dilakukan jika memang dibutuhkan, misalnya air dari sumber
yang terlalu dangkal dan dekat dengan tumpukan bahan organik, feses, septictank, rawa atau
sungai. Namun, untuk air yang bersumber dari air tanah dalam yang jernih dan berkualitas baik,
perlakuan khusus dilakukan jika dibutuhkan. Seperti yang dituturkan peternak ayam broiler asal
Blitar, Ir Hadi Santosa, kepada Infovet.

Untuk memenuhi kebutuhan peternakan ayam broiler-nya, Hadi mengambil air dari sumber air
tanah. “Sumber air dari air tanah dengan jalan mengebor hingga kedalaman 50 meter.
Selanjutnya, air dipompa masuk ke tandon air,” ungkapnya.

Menurut pria kelahiran Blitar ini, pada saat kualitas air jelek, air bisa disinar UV atau ditambah
klorin. Klorin diberikan Hadi hanya waktu ayam terkena pilek atau snot dengan dosis 1 kg untuk
5.000 liter air minum. Namun, dosis yang digunakan tidak boleh berlebih. “Perlu diperhatikan,
terlalu banyak klorin bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan ayam,” terangnya.

Mengelola Jumlah Kebutuhan Air


Mengingat kebutuhan air minum ayam sangat penting, pendistribusian air di peternakan perlu
pengelolaan yang baik. Hal ini untuk menghindari kejadian kurangnya kebutuhan air minum
ayam karena terpakai untuk keperluan lainnya.

Penyimpanan air yang memadai harus disediakan di peternakan jika sistem utama gagal.
Menurut Cobb, pasokan air ideal untuk peternakan sama dengan kebutuhan maksimal selama 48
jam. Namun, angka ini masih bisa dikompromikan sesuai potensi sistem yang ada di peternakan.

Sementara Hadi Santosa, memisahkan stok antara persediaan air minum untuk ayamnya yang
berjumlah 40.000 ekor tersebut dan kebutuhan peternakan lainnya. “Untuk populasi 40.000 ekor
ayam dibutuhkan air minum sebanyak 3.000 liter per hari. Air yang diambil dari sumber
langsung dipompa menuju tandon yang diletakkan dengan ketinggian 6 meter dan berkapasitas
5.000 liter. Pompa air disetel otomatis. Jika ketinggian permukaan air berkurang 30 cm, pompa
akan menyala secara otomatis,” papar Hadi.

Kapasitas tandon air minum ayam sengaja dibuat lebih dari kebutuhan harian dengan alasan
untuk mengantisipasi listrik mati atau pompa rusak. Dengan begitu, masih ada air cadangan
sebanyak 2.000 liter yang bisa diberikan sambil mengupayakan perbaikan instalasi air minum.

Adapun kebutuhan air untuk masak penjaga kandang dan kebutuhan kandang lainnya, Hadi
menyediakan tandon lain yang terpisah dengan tandon air minum ayam. Tandon untuk
kebutuhan lain ini berkapasitas lebih kecil, yaitu 500 liter.

Tak hanya memastikan ketersediaan air minum ayam, pemisahan tandon air minum ayam dan
kebutuhan peternakan lainnya penting untuk mengamati kondisi instalasi air minum dan kondisi
kesehatan ayam.

Berkurangnya stok air secara signifikan bisa disebabkan karena adanya kebocoran pada pipa air
atau tekanan yang terlalu tinggi pada nipple. Jika tidak terdeteksi, selain boros air, kebocoran ini
akan berpengaruh pada tingkat kebasahan litter, yang pada tingkat tertentu berakibat buruk bagi
kesehatan ayam.

Berkurangnya stok air minum di luar kebutuhan juga bisa disebabkan kondisi suhu kandang yang
terlalu tinggi. Penguapan yang cepat pada tubuh ayam akan merangsang peningkatan konsumsi
air pada ayam. Terlalu banyak minum akan menurunkan tingkat kosumsi pakan, sehingga
pertumbuhan bobot ayam menjadi lebih lambat. Dampak lainnya, feses ayam lebih cair dan
membuat litter menjadi lebih cepat basah.

Dalam panduan manajemen broilernya, Cobb menjelaskan adanya hubungan antara tingkat
konsumsi air minum dan pakan. Beberapa hubungan itu dijelaskan sebagai berikut:
• Konsumsi air minum pada ayam adalah 1,6-2 kali dari kebutuhan pakan. Namun, bervariasi
tergantung suhu lingkungan, kualitas pakan dan kesehatan ayam.
• Pada suhu antara 20-32°C, konsumsi air meningkat sebesar 6% untuk setiap kenaikan sebesar 1
derajat.
• Pada suhu antara 32-38°C, konsumsi air meningkat 5% untuk setiap peningkatan 1 derajat.
• Pada suhu di atas 20°C, konsumsi pakan akan menurun sebesar 1,23% untuk setiap kenaikan 1
derajat.

Lebih lanjut, hubungan antara suhu lingkungan dan rasio air-pakan pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hubungan suhu lingkungan dengan rasio air-pakan
Suhu ºC/ºF Perbandingan Air dan
Pakan
4°C/39°F 1,7 : 1
20°C/68°F 2:1
26°C/79°F 2,5 : 1
37°C/99°F 5:1

Singleton (2004).

Tak hanya untuk minum ayam, kebutuhan air di peternakan ayam broiler juga untuk memenuhi
kebutuhan lain seperti kebutuhan masak penjaga kandang, menyiram tanaman di sekitar kandang
atau membersihkan kandang setelah panen. Untuk kandang tipe closed house, kebutuhan air
untuk sistem pendingin, baik fogging maupun evaporatif, juga perlu mendapat perhatian. Contoh
kebutuhan air maksimum cooling pad pada ventilasi model tunnel yang beroperasi pada
kecepatan 3 m/s (600 fpm) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hubungan kebutuhan air cooling pad dengan lebar kandang, kecepatan udara,
kapasitas kipas dan jumlah kipas
Lebar Kecepatan Kapasitas Jumlah Kebutuhan
Kandang Udara Kipas Kipas Air
Tunnel (790 pada Cooling
3
m /menit Pad
atau
28.000
cfm)

12 m (40 3 m/s (600 6.456 8 45 l/min


ft) fpm) m3/min
(228.000
cfm)

15 m (50 3 m/s (600 8.093 10 53 l/min


ft) fpm) m3/min
(285.800
cfm)

18 m (60 3 m/s (600 9.684 12 64 l/min


ft) fpm) m3/min
(342.000
cfm)

20 m (66 3 m/s (600 10.653 13 72 l/min


ft) fpm) m3/min
(376.200
cfm)

Sumber: Cobb Broiler Management Guide-Revised (2012).

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen stok air pada peternakan
ayam broiler adalah laju air. Dengan mengetahui tingkat laju air yang dihasilkan, peternak bisa
memutuskan untuk memilih ukuran pipa air yang tepat sesuai populasi ayam untuk kebutuhan air
minum dan kebutuhan cooling pad sesuai kelembapan yang diinginkan. Perkiraan laju aliran
untuk berbagai ukuran pipa dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkiraan laju aliran berdasarkan ukuran pipa


Laju Aliran Ukuran Pipa
(l/min) (mm/inci)
20 l/min 20 mm/0,75”
38 l/min 25 mm/1”
76 l/min 40 mm or 1,5”
150 l/min 50 mm or 2”
230 l/min 65 mm or 2,5”
300 l/min 75 mm or 3”

Sumber: Cobb Broiler Management Guide-Revised (2012).

Pengelolaan Tandon (Water Storage)


Air yang segar tentu menjadi pilihan ayam broiler, begitu pula dengan para penjaga kandangnya.
Sebagaimana air yang aman untuk dikonsumsi ayam, begitu pula dengan kebutuhan konsumsi
penjaga kandangnya.

Menurut Cobb, meningkatnya suhu air minum bisa mengurangi tingkat konsumsi air. Adapun
suhu air ideal yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat konsumsi air yaitu 10-14°C (50-
57°F). Oleh karena itu, pada musim panas, tandon perlu diberi peneduh agar suhu air di
dalamnya bisa lebih terjaga.

Banyak tandon air yang bisa dijadikan pilihan, baik dari sisi harga maupun bahannya. Ada
tandonn yang terbuat dari bahan fiber, ada juga yang berbahan logam stainless steel. Bila
memungkinkan, pilih tandon yang anti-lumut. Kalau pun tidak, kebersihan tandong harus
dipantau secara berkala. Pengadaannya bisa disesuaikan antara kelebihan-kekurangannya dengan
anggaran yang ada, yang terpenting kebutuhan air ayam bisa dipenuhi secara optimal. (Rochim)

Anda mungkin juga menyukai