Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTE NATAL CARE (ANC)

Disusun Oleh :

ARFIANI RACHMAWATI
NIM. P27220018229

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI NERS
2018
A. Definisi Antenatal Care (ANC)
Menurut Manuaba (2010) kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan.
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan
terhadap individu yang bersifat preventive care untuk mencegah terjadinya
masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal
merupakan upaya kesehatan perorangan yang memperhatikan precisi dan
kualitas pelayanan medis yang diberikan.
Antenatal care (ANC) adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama
masa kehamilan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir
(Sarwono, 2007).
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
1. Trimester I: dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan kehamilan.
2. Trimester II: dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan kehamilan.
3. Trimester III: dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002)

B. Tujuan Antenatal Care (ANC)


Tujuan dilakukan antenatal bagi ibu hamil adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan janin.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
C. Tanda dan Gejala Antenatal Care (ANC)
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign (subyektif)
1) Amenorhoe ( tidak mendapat haid).
2) mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
3) Letih dan sakit kepala.
4) Merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama.
5) Perubahan pada mamae.
6) Frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada
organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan,
tekanan uterus pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga
BAK.
7) Lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan
suplay darah ke pelvic.
b. Probabilitas (objektif)
1) Pembesaran uterus
- Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan
menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
- Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell’s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual.
- Tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, bayi menjauh
kemumudian ke posisi semula.
- Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin
terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
2) Perubahan warna kulit oleh
- Chloasma
Warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung hidung
dan kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal
ini disebabkan oleh stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating
Hormone).
- Striae gravidarum
Regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
3) Hcg (Human Chronic Gonadotropin) meningkat.
2. Tanda positif kehamilan
1) Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada
minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat
didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160
kali permenit.
2) Adanya gerakan janin pada palpasi.
3) Teraba bagian janin pada palpasi.
4) Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus
pada pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray.
3. Tes Kehamilan
Tes hCG (hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone hCG dalam urin. Kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu
0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.

D. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan


1. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan.
Menurut George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil
antara lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata
pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan
progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi
miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan peningkatan yang nyata
dari jaringan elastin dan akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur
dinding uterus menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.
Hipertrofi myometrium juga disertai dengan peningkatan vaskularisasi
dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema
jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan
berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan
Hegar.
Menurut spiegelberg, mengukur TFU dari simfisis:
1. Kehamilan 22 - 28 minggu : 24 - 25 cm dari simfisis
2. Kehamilan 28 minggu : 26,7 cm dari simfisis
3. Kehamilan 30 minggu : 29,5 - 30 cm dari simfisis
4. Kehamilan 34 minggu : 31 cm dari simfisis
5. Kehamilan 36 minggu : 32 cm dari simfisis
6. Kehamilan 38 minggu : 33 cm dari simfisis.
7. Kehamilan 40 minggu : 37,7 cm dari simfisis
Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat
saling sentuh.
Tanda Piskacek: Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim
bentuknya tidak sama.
Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan progesteron
berubah konsentrasinya sehingga progesteron mengalami penurunan.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh
plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan
membesar), pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya chorionic
gonadotropin (hCG) digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan.
Chorionic somatotropin (Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan
laktogenik akan merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam
payudara dan berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi
sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada
payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan
sensitif terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan),
pembesaran puting susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau
dapat diekspresikan sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu).
Hipertrofi kelenjar sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel
disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan.
Pembesaran berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi (garis-
garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain membesar, dapat pula
terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit terjadi
akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon
estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami
hiperpigmentasi adalah puting susu dan areola disekitarnya serta
umumnya pada linea mediana abdomen, payudara, bokong dan paha.
Chloasma gravidarum adalah hiperpigmentasi pada area wajah (dahi,
hidung, pipi dan leher). Area atau daerah kulit yang mengalami
hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal setelah kehamilan
berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area hiperpigmentasi
akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwarna
putih keperakan.
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan
dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan
atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat
dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab
metabolik lain dapat pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis
pada kehamilan digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari
trimester pertama.
1) Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda
disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap
saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan.
Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester
kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari
keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik
saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh
sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke posisi
yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit
beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada
biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang
timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah normal. Hal
ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada
peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.
2) Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan
melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1
cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim
sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda
tapi pada kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada
kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal
ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus
selama kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa
kembung dan tidak nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi
selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang
membesar dan juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi
otot saluran cerna sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih
cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang
tidak diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu
khawatir dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan
hilang setelah bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di
perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi.
Hal ini karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan
rahim yang semakin membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa
menit dan bersifat tidak menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan
trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah
menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh
tubuh termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan
akan menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan
lunak. Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat
gigi. Keluhan ini akan hilang setelah melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena
melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis
kecoklatan mulai dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra.
Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan.
Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya vitamin folat. Strecth
mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada
paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat
menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya.
Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah
persalinan. Kulit muka juga akan menjadi lebih berminyak sehingga
dapat menimbulkan jerawat
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan
yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan
semakin berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul
disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan
hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan
hormon yang menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester
kedua akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama
terlihat pada kaki bagian bawah dan pergelangan kaki.
Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri
yang terlalu lama.
3) Perubahan Fisik pada Trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
memengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke arah
tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim
yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran
darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil
akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan
rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma. Setelah
kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum
persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan
lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya
juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul
akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena
menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir
kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul
yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi faktor
keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk
atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut edema,
yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan
retensi cairan.

2. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil


Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil
menurut trimester adalah:
a. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau bahkan merahasiakannya
Berikut ini adalah perubahan-perubahan psikologis lain yang dapat
terjadi:
1) Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well
being” menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
2) Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat
diterima.
3) Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan
janin, internalisasi dan fantasi.
4) Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
5) Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan
ibunya yang membutuhkan support.
6) Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak
dengan janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang
rutin”.
7) Body image
Janin merupakan bagian yang tidak terpisah dari ibu, tanda-tanda
kehamilan mulai dapat diobservasi.
8) Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya,
ibu mungkin menarik diri dari orang lain.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone
yang tinggi
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3) Merasakan gerakan anak
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5) Libido meningkat
6) Menuntut perhatian dan cinta
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
c. Perubahan Psikologis pada Trimester IIII
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6) Merasa kehilangan perhatian
7) Perasaan mudah terluka (sensitif)
8) Libido menurun
Berikut ini adalah perubahan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dan
ayah selama trimester III:
1) Perubahan Psikologis Ibu
a. Penerimaan terhadap janin meningkat
b. Fantasi terhadap perubahan peran
c. Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
d. Fokus perhatian pada persalinan
e. Menaruh perhatian pada persalinan
2) Perubahan Psikologis Ayah
a. Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan,
personal freedom, covvod sindrom berat
b. Parent hood, fantasi, bicara dengan calon ayah lain
E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-
juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran
telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian
pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi
= fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta)
jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan
plasenta, (Handerson 2006)

F. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu,
jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eklampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1) Penyakit Jantung
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat
kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).

G. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan
sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2
orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-
eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita
tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan
tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti
diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun
kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan
volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang
meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai
kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita
hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun
tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan
bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang
lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka
dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
3. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I
dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan
kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah
ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
4. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan
untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi
dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/
ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya
yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit
yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita
hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2002).
5. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu
plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil.
Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam
rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan
perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).
6. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan
dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila
kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis,
oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun,
dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka
dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan
giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
7. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus.
Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk
wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak
membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk
pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin
dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta
hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari
itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua
kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan
terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid
tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
8. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan
utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang
yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong
payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali
dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan.
Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu
dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air
sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini
diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).

H. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)


Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar
pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal
dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2009):
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan.
I. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat
ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk
memeriksakan kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: HPHT (Hari Pertama Haid
Terakhir), Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada
perubahan), Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk
pengelihatan kabur), Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan,
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan), Kekhawatiran-
kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
 Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu,
persalinan premature, keguguran atau kegagalan kehamilan,
persalinan dengan tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi
atau operasi caesar)
 Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska
persalinan
 Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong, Riwayat hipertensi, Melahirkan
janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg, Nifas dan laktasi, Bayi yg
dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau mati,
bila mati umur berapa & penyebabnya, Masalah-masalah lain yg
dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau
HIV/AIDS, malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit
menular, dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi: Status perkawinan,
Riwayat KB, Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini,
Dukungan keluarga, Pengambil keputusan dalam keluarga,
Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi, Kebiasaan hidup sehat meliputi
kebiasaan merokok, minum obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga,
Beban kerja & kegiatan sehari-hari, Tempat melahirkan & penolong
yg diinginkan
Menentukan Taksiran Persalinan
 Untuk siklus 28 hari:
HPHT (+7), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
 Untuk siklus 35 hari:
HPHT (+14), bulan (-3), tahun (+1) = tanggal persalinan
Rumus tersebut tidak dapat digunakan apabila:
1. Ibu mempunyai riwayat haid yang tidak teratur atau tidak haid
2. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum pernah haid lagi
3. Ibu hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB dan belum haid lagi
b. Pengkajian Fisik pada Ibu Hamil
1) Pemeriksaan Luar
a) Pemeriksaan umum
 Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran
 Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
 Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut
nadi, dan pernapasan, Oedema
 TB, BB, Reflek
 Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar
Hb, golongan darah dan urine rutin
b) Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
 Kepala dan leher
 Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan
putting susu (simetris atau tidak), keluarnya kolostrum
(dilakukan pemeriksaan setelah usia kehamilan >28 minggu)
 Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan
perut, linea alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi
rahim, striae gravidarum, & bekas luka operasi
 Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan
condyloma
 Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
 Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
 Letak janin dalam rahim
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian,
yaitu: (Manuaba, 1998)
Leopold 1
 Pemeriksa menghadap ke arah
muka ibu hamil
 Menentukan tunggi fundus uteri
dan bagian janin dalam fundus
 Konsistensi fundus

Leopold 2
 Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
 Menentukan letak punggung janin
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala
janin
Leopold 3
 Menentukan bagian terbawah janin
 Apakah bagian terbawah tersebut sudah
masuk atau masih goyang

Leopold 4
 Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
 Bisa juga menentukan bagian terbawah
janin apa dan berapa jauh janin sudah mask
pintu atas panggul

Mengukur usia kehamilan dengan TFU:


TFU (cm) = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm

Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi
jantung janin, bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi
aorta, dan bising usus.
2) Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama
pemeriksaan antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada
kehamilan trimester III untuk menentukan keadaan panggul

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


a) Trimester I
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Ansietas
3) Perubahan pola eliminasi urin
4) Perubahan pola seksual
5) Kekurangan volume cairan
6) Perubahan proses keluarga
7) Koping individu tidak efektif
b) Trimester II
1) Gangguan citra tubuh
2) Gangguan pola nafas
3) Kurang pengetahuan
4) Resiko cidera janin
c) Trimester III
1) Nyeri akut
2) Perubahan eliminasi urin
3) Gangguan pola tidur
4) Intoleransi aktifitas
5) Kelebihan volume cairan

3. Intervensi Keperawatan
Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Trimester I Tujuan : Manajemen Nutrisi
Perubahan Setelah dilakukan intervensi 1. Anjurkan masukan kalori
nutrisi keperawatan selama 2x24 sesuai kebutuhan
kurang dari jam kekurangan nutrisi klien 2. Ajari klien tentang diet yang
kebutuhan tercukupi benar sesuai kebutuhan
Kriteria hasil : tubuh
 Nafsu makan klien 3. Monitor catatan makanan
meningkat yang masuk atas
 Klien tidak mual dan kandungan gizi dan jumlah
muntah kalori
 Nilai laboratorium 4. Timbang berat badan
(transferin, albumin, dan secara teratur
elektrolit) dalam batas 5. Anjurkan penambahan
normal intake protein, zat besi dan
vit C yang sesuai
6. Pastikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi untuk
mencegah sembelit
7. Beri makanan protein
tinggi, kalori tinggi dan
makanan bergizi yang
sesuai
8. Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.

Ansietas NOC: kontrol kecemasan dan Penurunan kecemasan


coping, setelah dilakukan Aktifitas:
perawatan selama 2x24 jam 1. Bina Hub. Saling percaya
cemas ps hilang atau 2. Libatkan keluarga
berkurang dg: 3. Jelaskan semua Prosedur
Indikator: 4. Hargai pengetahuan ps
Ps mampu: tentang penyakitnya
 Mengungkapkan cara 5. Bantu ps untuk
mengatasi cemas mengefektifkan sumber
 Mampu menggunakan support
coping 6. Berikan reinfocement untuk
 Dapat tidur menggunakan Sumber
 Mengungkapkan tidak ada Coping yang efektif
penyebab fisik yang dapat
menyebabkn cemas

Kekurangan Kebutuhan volume cairan 1. Tentukan frekuensi /


volume terpenuhi. Setelah dilakukan beratnya mual / muntah.
cairan tindakan keperawatan selama 2. Tinjau ulang riwayat
2 x 24 jam dengan kriteria hasil kemungkinan masalah
: medis lain (ex ; ulkus
 Tidak ada mual muntah peptikum, gastritis,
 Turgor kulit DBN kolesistitis)
 Tidak ada tanda dehidrasi 3. Kaji suhu dan turgor kulit,
 Pasien mau makan dan membrane mukosa, TD,
minum suhu, masukan/haluran.
 TTV dalam batas normal 4. Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin
dan penurunan BB setiap
hari.
5. Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan enam
kali sehari dengan jumlah
yang sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat (popcorn,
roti kering sebelum bangun
tidur.
Trimester II Setelah dilakukan tindakan Airway management
Gangguan keperawatan selama 1x24 1. Posisikan klien untuk
pola nafas jam, diharapkan : memaksimalkan ventilasi
 Tidak ada retraksi dinding 2. Identifikasi klien perlunya
dada pemasangan alat jalan
 Tidak menggunkan otot nafas buatan
bantu pernafasan 3. Lakukan fisioterpi dada jika
 Bunyi paru vasikuler perlu
 Menunjukkan jalan nafas 4. Keluarkan sekret
yang paten RR 16-20 x/m 5. Dengan batuk atau suction
6. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
Trimester III Klien dapat toleransi terhadap Manajemen energi
Intoleransi aktivitas setelah dilakukan 1. Observasi kemampuan klien
aktivitas tindakan keperawatan 1 x 24 2. Bantu klien dalam
jam , dengan kriteria hasil pemenuhan ADL
 Klien mampu memenuhi 3. Ajarkan pada keluarga
aktivitas sehari-hari tentang pentingnya
 Pasien mengerti akifitas perawatan diri
apa saja yang boleh 4. Observasi TTV sebelum dan
dilakukan selama sesudah aktivitas
kehamlan 5. Kolaborasi pada keluarga
 Ttv dalam batas normal pemberian pengawasan
 Hb dalam batas normal ekstra
 Tidak ada anemis 6. tentukan siklus tidur bangun
yang normal dan komitmen
terhadap pekerjaan,
keluarga, komunitas dan diri
sendiri.
7. Anjurkan tidur siang 1
sampai 2 jam setiap hari.
8. Pantau kadar Hb. Jelaskan
peran zar besi dalam tubuh ;
anjurkan mengkonsumsi
suplemen zat besi setiap
hari, sesuai indikasi.

Kelebihan Kelebihan volume cairan 1. Pantau berat badan secara


volume teratasi setelah dilakukan teratur.
cairan tindakan keperawatan 2 x 24 2. Kaji adanya tanda-tanda
jam , dengan kriteria hasil : HAK, perhatikan tekanan
 Indeks massa tubuh dalam darah, pantau lokasi/luasnya
batas normal edema, masukan atau
 TTV dalam batas normal haluaran cairan.
 Tidak ada tanda-tanda Hak 3. Berikan informasi tentang
diet (mis ; peningkatan
protein, tidak menambahkan
garam meja, menghindari
makanan dan minuman
tinggi natrium).
4. Anjurkan meninggikan
ekstremitas secara periodic
selama sehari.

Perubahan Pasien mengerti akan terjadi 1. Berikan informasi tentang


eliminasi urin perubahan eliminasi urin perubahan perkemihan
selama kehamilan , Setelah sehubungan dengan
dilakukan tindakan trimester ketiga.
keperawatan 2. Berikan informasi
Dengan kriteria hasil : mengenaia perlunya
 Klien mengerti tentang masukan cairan 6 – 8 gelas
perubahan perkemihan sehari.
selama kehamilan denga 3. Berikan informasi mengenai
trimester III bahaya menggunakan
 Pasien mengerti perlunya diuretic dan penghilangan
masukan cairan sesuai natrium dan diet.
kebutuhan 4. Anjurkan klien untuk
melakukan posisi miring kiri
saat tidur, perhatikan
keluhan-keluhan nokturia.
5. Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak
atau supine dalam waktu
yang lama.

4. Implementasi Keperawatan
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun.

5. Evaluasi Keperawatan
Dilakukan sesuai dengan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
berdasarkan SOAP (Subject, Objective, Assesment, and Planning).
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan kebidanan : masa kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. 2000. Obstetri Fisiology.


Bandung: Elemen.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.


http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdf. Diakses tanggal 1 Novemberi 2018.

Dongoes, R. E. 2001. Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.

George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-


online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal 1
November 2018.

Hadi, R. A. 2009. Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan. Ungaran: Vivo Publisher.

Haen, F. 2009. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC.

Handerson, C. 2006. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta: EGC.

Manuaba. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
EGC.

Muchtar R. 2008. Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014. Jakarta: EGC.

Wilkinson & Judith, M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai